Makalah Pleno 1 KDK Kel.4
Makalah Pleno 1 KDK Kel.4
Makalah Pleno 1 KDK Kel.4
KELALAIAN PERAWAT
Dosen Pengajar :
Ns. Indah Mawarti, S.Kep., M.Kep
Oleh : Kelompok 4
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah -Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
kelalaian.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Jambi, 7 November 2018
Penyusun
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................1
Daftar isi............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
A. Definisi kelalaian..........................................................................................................5
B. Pendapat para ahli tentang kelalaian.............................................................................5
C. Hubungan malpraktik dan kelalaian dalam keperawatan..............................................6
D. Jenis-jenis dalam kelalaian keperawatan......................................................................6
E. Liabilitas dalam praktek keperawatan...........................................................................7
F. Dasar hukum UU praktek keperawatan tentang masalah kelalaian..............................7
G. Tanggung jawab profesi perawat..................................................................................8
H. Bentuk kelalaian dalam keperawatan............................................................................9
I. Dampak dari kelalaian.................................................................................................10
J. Upaya pencegahan terhadap masalah kelalaian..........................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................15
A. Step 1...........................................................................................................................15
B. Step 2...........................................................................................................................16
C. Step 3...........................................................................................................................16
D. Step 4...........................................................................................................................19
E. Step 5...........................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini :
1. Tujuan Umum
mahasiswa dapat memahami kelalaian dalam bidang keperawatan dilihat dari dimensi
etik dan dimensi hukum.
2. Tujuan khusus
mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian, kriteria dan unsur-unsur terjadinya
kelalaian, disamping itu juga dapat menjelaskan dampak yang terjadi dengan adanya
kelalaian serta bagaimana mencegah terjadinya kelalaian dalam praktek keperawatan.
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan para mahasiswa
keperawatan,agar dapat lebih mengetahui dan mengerti tentang bahaya malpraktik dan
neglected (kelalaian) dalam keperawatan keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi kelalaian
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi elalaian termasuk dalam arti
malpraktek, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu unsur kelalaian. Kelalaian
adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar sehinnga dapat
mengakibatkan cedera/kerugian orang lain (sampurno, 2005)
Sedangkan menurut amir dan hanafiah (1998) yang dimaksud dengan kelalaian
adalah sikap kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap
hati-hati melakukannya dengan wajar, atau sebaiknya melakukan apa yang seseorang
dengan sikap hati-hati tidak akan melakukan nyadalam situasi tersebut. Kelalaian
dapat berupa omission (kelalaian sesuatu secara tidak hati-hati). (Tonia 1994)
Perawat adalah salah satu pekerjaan yang memiliki ciri atau sifat yang sesuai
dengan ciri-ciri profesi. Saat ini Indonesia sudah memiliki pendidikan profesi
keperawatan yang sesuai dengan undang-undang sisdiknas, yaitu pendidikan
keprofesian yang diberikan pada orang yang telah memiliki jenjang S1 di bidang
keperawatan, bahkan sudah ada pendidikan spesialis keperawatan. Organisasi profesi
keperawatan telah memiliki standar profesi walaupun secara luas sosialisasi masih
berjalan lamban. Karena Tanggung jawab dapat dipandang dalam suatu kerangka
sistem hirarki, dimulai dati tingkat individu, tingkat institusi/profesional dan tingkat
sosial (Kozier,1991)
Profesi perawat telah juga memiliki aturan tentang kewenangan profesi, yang
memiliki dua aspek, yaitu kewenangan material dan kewenangan formil. Kewenagan
material diperoleh sejak seseorang memperoleh kompetensi dan kemudian ter-
registrasi, yang disebut sebagai Surat ijin perawat (SIP) dalam kepmenkes 1239.
sedangkan kewenangan formil adalah ijin yang memberikan kewenangan kepada
perawat (penerimanya) untuk melakukan praktek profesi perawat, yaitu Surat Ijin
Kerja (SIK) bila bekerja didalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP)
bila bekerja secara perorangan atau kelompok. (Kepmenkes 1239, 2001)
Didalam setting Rumah Sakit, pidana kelallaian yang dapat dituntutkan kepada
profesi perawat dapat berupa kelalaian dalam melakukan asuhan keperawatan maupun
kelalaian dalam melakukan tindakan medis sebagai pelaksana delegasi tindakan
medis. Kelalaian dapat berupa kelalaian dalam mencegah kecelakaan di Rumah Sakit
(jatuh), kelalaian dalam mencegah terjadinya decubitus atau pencegahan infeksi,
kelalaian dalam melakukan pemantauan keadaan pasien, kelalaian dalam merespon
suatu kedaruratan, dan bentuk kelalaian lainnya yang juga dapat terjadi pada
pelayanan profesi perorangan.
Pelayanan kesehatan saat ini menunjukkan kemajuan yang cepat, baik dari segi
pengetahuan maupun teknologi, termasuk bagaimana penatalaksanaan medis dan
tindakan keperawatan yang bervariasi. Sejalan dengan kemajuan tersebut kejadian
kelalaian juga terus meningkat sebagai akibat kompleksitas dari bentuk pelayanan
kesehatan khususnya keperawatan yang diberikan dengan standar
keperawatan. (Craven & Hirnle, 2000).
4. Kelalaian di ruang operasi: Sering ditemukan kasus adanya benda atau alat
kesehatan yang tertinggal di tubuh pasien saat operasi. Kelalaian ini juga kelalaian
perawat, dimana peran perawat di kamar operasi harusnya mampu mengoservasi
jalannya operasi, kerjasama yang baik dan terkontrol dapat menghindarkan
kelalaian ini.
5. Timbulnya Kasus Decubitus selama dalam perawatan: Kondisi ini muncul karena
kelalaian perawat, kondisi ini sering muncul karena asuhan keperawatan yang
dijalankan oleh perawat tidak dijalankan dengan baik dan juga pengetahuan
perawat terdahap asuhan keperawatan tidak optimal.
Kelalaian yang dilakukan oleh perawat akan memberikan dampak yang luas,
tidak saja kepada pasien dan keluarganya, juga kepada pihak Rumah Sakit, Individu
perawat pelaku kelalaian dan terhadap profesi. Selain gugatan pidana, juga dapat
berupa gugatan perdata dalam bentuk ganti rugi. (Sampurna, 2005).
a. Perawat tidak dipercayai oleh pasien, keluarga dan juga pihak profesi sendir,
karena telah melanggar prinsip maral/etik keperawatan, antara lain:
Benificience
Veracity
Avoiding killing
Fidelity
b. Perawat akan menghadapi tuntutan hukum dari keluarga pasien dang anti rugi
atas kelalaiannya, sesuai KUHP.
c. Terdapat unsur kelalaian dari perawat, maka perawat akan mendapatkn
peringatan baik atasannya (kepala ruang-direktur RS) dan juga organisasi
profesinya.
4. Bagi profesi
a. Kepercayaan masyarakat terhadap perawat berkurang, karena menganggap
organisasi profesi tidak menjamin kepada masyarakat bahwa perawat yang
melakukan asuhan keperawatan adalah perawat yang sudah kompeten dan
memenuhi standar keperawatan.
b. Masyarakat dan keluarga pasien akan mempertanyakan mutu dan standarisasi
perawat yang telah dihasilkan oleh pendidikan keperawatan.
Bila dilihat dari segi etika praktek keperawatan, bahwa kelalaian merupakan
bentuk dari pelanggaran dasar moral praktek keperawatan baik bersifat pelanggaran
autonomy, justice, nonmalefence, dan lainnya. (Kozier, 1991) dan penyelesainnya
dengan menggunakan dilema etik. Sedangkan dari segi hukum pelanggaran ini dapat
ditujukan bagi pelaku baik secara individu dan profesi dan juga institusi
penyelenggara pelayanan praktek keperawatan, dan bila ini terjadi kelalaian dapat
digolongan perbuatan pidana dan perdata (pasal 339, 360 dan 361 KUHP).
J. Upaya pencegahan terhadap masalah kelalaian
1. Bagi perawat secara individu harus melakukan tindakan dengan kecermatan dan
ketelitian tidak ceroboh.
2. Perlunya standarisasi praktek keperawatan yang dibuat oleh organisasi profesi
dengan jelas dan tegas.
3. Perlunya suatu badan dan konsil keperawatan yang menyeleksi perawat yang
sebelum bekerja pada pelayanan keperawatan dan melakukan praktek
keperawatan.
4. Memberlakukan segala ketentuan/perundangan yang ada kepada perawat/praktisi
keperawatan sebelum memberikan praktik keperawatan sehingga dapat
dipertanggung jawabkan baik secara administrasi dan hukum, missal:SIP
dikeluarkan dengan sudah melewati proses-proses tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti
malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian. Dapat
dikatakan bahwa kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan pada
tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan dibawah standar
yang telah ditentukan.
Kelalaian praktek keperawatan adalah seorang perawat tidak mempergunakan
tingkat ketrampilan dan ilmu pengetahuan keperawatan yang lazim dipergunakan dalam
merawat pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama.
Kelalaian merupakan bentuk pelanggaran yang dapat dikategorikan dalam pelanggaran
etik dan juga dapat digolongan dalam pelanggaran hukum, yang jeas harus dilihat dahulu
proses terjadinya kelalaian tersebut bukan pada hasil akhir kenapa timbulnya kelalaian.
Harus dilakukan penilaian terlebih dahulu atas sikap dan tindakan yang dilakukan atau
yang tidak dilakukan oleh tenaga keperawatan dengan standar yang berlaku.
Penyelesaian kasus kelalaian harus dilihat sebagai suatu kasus profesional bukan
sebagai kasus kriminal, berbeda dengan perbuatan/kegiatan yang sengaja melakukan
kelalaian sehingga menyebabkan orang lain menjadi cedera dll. Disini perawat dituntut
untu lebih hati-hati, cermat dan tidak cerobah dalam melakukan praktek keperawatannya.
Sehingga pasien terhindar dari kelalaian.
B. SARAN
1. Standar profesi keperawatan dan standar kompetensi merupakan hal penting untuk
menghindarkan terjadinya kelalaian, maka perlunya pemberlakuan standar praktek
keperawatan secara Nasional dan terlegalisasi dengan jelas.
2. Perawat sebagai profesi baik perorangan dan kelompok hendaknya memahami dan
mentaati aturan perundang-undangan yang telah diberlakukan di Indonesia, agar
perawat dapat terhindar dari bentuk pelanggaran baik etik dan hukum.
3. Pemahaman dan bekerja dengan kehati-hatian, kecermatan, menghindarkan bekerja
dengan cerobah, adalah cara terbaik dalam melakukan praktek keperawatan sehingga
dapat terhindar dari kelalaian/malpraktek.
4. Rumah Sakit sebagai institusi pengelola layanan praktek keperawatan dan asuhan
keperawatan harus memperjelas kedudukannya dan hubungannya dengan
pelaku/pemberi pelayanan keperawatan, sehingga dapat diperjelas bentuk tanggung
jawab dari masing-masing pihak
5. Penyelesaian terbaik dalam menghadapi masalah kelalaian adalah dengan jalan
melakukan penilaian atas sikap dan tindakan yang dilakukan atau yang tidak dilakukan
oleh tenaga perawat dan dibandingkan dengan standar yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Amir & Hanafiah, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi ketiga:
Jakarta: EGC.
Craven & Hirnle. (2000). Fundamentals of nursing. Philadelphia. Lippincott
Huston, C.J, (2000). Leadership Roles and Management Functions in Nursing; Theory
and Aplication; third edition: Philadelphia: Lippincott.
Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. Philadelphia.
Addison Wesley.
Kepmenkes RI Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001, Tetang Resgistrasi Praktik Perawat.
Leah curtin & M. Josephine Flaherty (1992). Nursing Ethics; Theories and
Pragmatics: Maryland: Robert J.Brady CO.
Priharjo, R (1995). Pengantar etika keperawatan; Yogyakarta: Kanisius.
Redjeki, S. (2005). Etika keperawatan ditinjau dari segi hukum. Materi seminar tidak
diterbitkan.
Staunton, P and Whyburn, B. (1997). Nursing and the law. 4th ed.Sydney: Harcourt.
Soenarto Soerodibroto, (2001). KUHP & KUHAP dilengkapi yurisprodensi Mahkamah
Agung dan Hoge Road: Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.
Tonia, Aiken. (1994). Legal, Ethical & Political Issues in Nursing. 2ndEd. Philadelphia.
FA Davis.
LAMPIRAN
Step 1
1. Hemiparase
2. Apatis
3. Extremitas
4. Bicara pelo
5. Stoke iskemik
6. Sinistra
7. Advice
8. Obat nicardipine
9. Injeksi cardipine
10. Side drill
11. Intra muskuler
Jawab :
STEP 3
2. Bicara pelo disebabkan oleh kelemahan otot-otot yang berperan penting dalam
berbicara seperti otot bibir, lidah, dan rongga mulut. Kelemahan otot tersebut
disebabkan oleh adanya gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan terkenanya
bagian pengontrol gerakan otot rongga mulut di otak. Bicara pelo akibat kelemahan
otot dapat membaik dalam beberapa hari atau minggu, tapi dapat pula menetap.
Disartria merupakan komplikasi stroke yang memiliki gejala bicara pelo. Diasartria
dapat membuat artikulasi menjadi tidak jelas, memengaruhi kualitas dan kekerasan
suara, serta kemampuan berbicara secara normal.
3. Jika pasien tidak diberi obat ini maka otak, jantung, ginjal tidak bekerja secara
normal, dan akan menyebabkan serangan jantung dan gagal jantung karena obat
nicardipine ini untuk mengobati penderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Apabila
tidak diberikan maka akan terjadi stroke, serangan jantung, dan masalah ginjal.
c. Embolektomi kateter
Jika obat-obatan gagal mengurai penyumbatan darah, dan jika stroke berpusat pada
satu area (akut), dokter mungkin menggunakan kateter untuk meraih penyumbatan
dan mengangkatnya secara manual menggunakan alat khusus. Kateter dilewatkan
melalui pembuluh darah menuju area tempat terjadinya penyumbatan.
Penyumbatan tersebut kemudian diangkat menggunakan alat yang mirip pembuka
tutup botol win e yang dipasang di ujung kateter, atau dengan obat pengurai
sumbatan yang diberikan lewat kateter.
d. Kraniotomi dekompresi
Stroke yang parah dapat menyebabkan pembengkakan yang serius pada otak.
Intervensi melalui operasi mungkin harus dilakukan jika obat-obatan tidak dapat
mengurangi pembengkakan ini. Tujuan dari kraniotomi dekompresi adalah untuk
mencegah tekanan di dalam tengkorak membesar sampai tingkat yang
membahayakan. Dalam prosedur ini, ahli bedah akan membuka sebagian kecil
tengkorak pada area pembengkakan. Saat tekanan sudah hilang, bukaan ini akan
dikembalikan.
5. Tidak ada tindakan caring yang dilakukan pada kasus ini, karena caring adalah sikap
peduli perawat terhadap pasien. Di dalam kasus tidak ada perawat yang melakukan
tindakan caring.
6. Bertentangan karena yang dilakukan oleh perawat itu termasuk kelalaian dimana arti
kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar
sehingga mengakibatkan cidera/kerugian orang lain (Sampurno, 2005).
Beberapa bentuk Kelalaian dalam Keperawatan, salah satu contoh menurut kasus :
Kelalaian terhadap keamanan dan keselamatan Pasien: Contoh yang sering ditemukan
adalah kejadian pasien jatuh yang sesungguhnya dapat dicegah jika perawat
memperhatikan keamanan tempat tidur pasien. Beberapa rumah sakit memiliki aturan
tertentu mengenai penggunaan alat-alat untuk mencegah hal ini.
8. Dapat, karna perawat tersebut melakukan kecerobohan, yaitu tidak membaca instruksi
terlebih dahulu sehingga perawat tersebut memberikan injeksi/tindakan yang tidak
sesuai dengan SOP.
STEP 4
Ny. U 51 th
pengkajian
Stroke iskemik
Tindakan perawat
kelalaian
STEP 5
1. menurut anda bagaimanakah sikap perawat dalam melakukan praktek keperawatan seperti
kasus diatas ?
2. apakah kasus ini merupakan bentuk pelanggaran yang dialakukan oleh perawat?
Alasannya
3. bentuk pelanggaran apa yang dilakukan dari prinsip legal etik keperawatan ?
4. apakah perawat melakukan kelalaian atau melpraktek,berikan alasannya?
JAWABAN :
1. Menurut saya sikap perawat pada kasus ini adalah perawat melakukan kelalaian
karena terburu-buru dan lupa membaca intruksi sehingga perawat memberikan injeksi
cardipine Hcl melalui intra musculer.Dan perawat tersebut tidak bertanggung jawab
karena setelah melakukan injeksi perawat tidak memasang side drill tempat tidur
pasien lagi sehingga menyebabkan pasien terjatuh dan tidak sadarkan diri,sikap
perawat yang lainnya adalah acuh tak acuh kepada pasien dan perawat tidak berhati-
hati sehingga merugikan pasien.dan sikap perawat seperti ini telah melanggar kode
etik keperawatan,karena dapat membahayakan dan merugikan pasien.
3. Bentuk pelanggaran yang dilakukan perawat dalam prinsip legal etik keperawatan
yaitu prinsip:
Beneficience : Melakukan tindakan terbaik dan tidak merugikan orang
lain dan tidak membahayakan kondisi atau keadaan orang
lain.
Non Malficience : Setiap tindakan yang dilakukan seorang perawat tidak
menimbulkan kerugian pada pasien baik fisikmaupun
mental. Pada kasus tersebut perawat telah melanggar prinsip-
prinsip tersebut.
4. Pada kasus ini perawat melakukan kelalaian,karena tindakan yang dilakukan perawat
dilakukan tanpa ada motif kesengajaan.pada kasus ini perawat melakukan tugasnya
tidak teliti, tergesa-gesa, acuh tak acuh .