Anda di halaman 1dari 1

Nama : Syiva Dea Arinda

No : 35
Kelas : X MIPA 4
Biografi Ir. Soekarno
Ir. Soekarno lahir di Bliatar, Jawa Timur, 6 Juni 1901. Dengan nama asli Kusno
Sosrodiharjo, karena sering sakit yang mungkin disebabkan karena namanya tidak sesuai maka
kemudian berganti nama menjadi Soekarno. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodiharjo,
seorang guru di Surabaya. Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai berasal dari Buleleng, Bali.
Ketika hidup Soekarno pernah menikah 9 orang wanita, mereka adalah Oetari, Fatmawati, Hartini,
Ratna, Haryati, Yurike Sanger, Kartini Manopo dan Heldy Djafar. Dari pernikahannya tersebut
Soekarno dikaruniai 11 orang anak.
Pada usia 14 tahun, seorang kawan ayahnya yang bernama Oemar Said Tjokroaminato
mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan di Hoogere Burger School (H.B.S),
setelah lulus pada tahun 1920, Ia melanjutkan ke Technische Hoge School (Sekarang menjadi
ITB) di Bandung. Ia mengenyam pendidikan disana selama 6 tahun kemudian mendapatkan gelar
Insinyur pada tanggal 25 Mei 1926.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo),
kemudian didaulat sebagai pimpinan Partindo namun Ia kembali ditangkap oleh Belanda dan
kemudian diasingkan ke Flores dan empat tahun kemudian dibuang ke Bengkulu. Soekarno baru
kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Pada saat masa penjajah Belanda, Soekarno bertemu dengan Mohammad Hatta yang
akan menjadi teman seperjuangnnya yang kemudian keduanya akan memproklamasikan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarna-Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang dimana pada tanggal tersebut
juga diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia dan Pancasila kemudian dibentuk oleh
Soekarno sebagai dasar dari Negara Indonesia. Soekarno bersama dengan Mohammad Hatta
diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama di Indonesia dalam sejarah bangsa
Indonesia.
Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak ia berpisah dengan Mohammad Hatta
pada tahun 1956, akibat pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikkan Indonesia. Ditambah
dengan sejumlah pemberotakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia dan
puncaknya, pemberontakan G 30 S/PKI membuat Soekarno didalam masa jabatannya tidak dapat
“memenuhi” cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.
Setelah jabatannya sebagai Presiden berakhir, ia kemudian banyak menghabiskan
waktunya di Istana Bogor, lama-kelamaan kesehatannya semakin menurun sehingga Ia
mendapatkan perawatan oleh tim dokter kepresidenan hingga tepat tanggal 21 Juni 1970 Soekarno
menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Jenazahnya kemudian
dibawa ke Wisma Yaso, Jakarta. Setelah itu jenazahnya dibawa ke Blitar, Jawa Timur untuk
dikebumikan dekat dengan makam Ibunya dan kini menjadi ikon kota tersebut.
Pemikirannya tentang demokrasi dan kebebasn berkebangsaan selain itu namanya juga
dikenang dengan salah satu nama lapangan sepak bola, yaitu Gelora Bung Karno. Selain di
Indonesia, di Bangkok Soekarno dihormati oleh Mus Madame Tussadus sehingga dibuatkan
patung lilin menyerupai sosok Soekarno. Patung ini dibuat sebagai salah satu bentuk
penghormatan kepadanya sebagai salah satu proklamator dan sebagai bapak bangsa Indonesia
serta peranan Soekarno bagi dunia Internasional selama menjabat sebagai Presiden.
Soekarno mempunyai sifat nasionalisme yang tinggi. Sudah sepantasnya sosok beliau
dihormati dan dikenang jasa serta perjuangannya oleh orang Indonesia maupun penjuru dunia.
Karena atas berkat perjuangannya Indonesia kini dapat “Berdiri di atas kaki sendiri”.

Anda mungkin juga menyukai