INTERVENSI
KATA PENGANTAR………………………………………………...2
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………….……….3
1.1 Pendahuluan…………………………………………….....3
1.2 Rumusan masalah………………………………………….3
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………5
BAB 3 KASUS……………………………………………………….10
BAB 4 PENUTUP…………………………………………………....11
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta Hidayah
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “intervensi”. Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah konsep dasar keperawatan. Makalah
ini telah penulis susun dengan maksimal. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada anggota kelompok yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Ns. Yuliana,S.Kep.,M.Kep selaku
dosen pengampu mata kuliah KDK untuk makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusun bahasanya maupun segi lainya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan
terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah kami dikemudian hari
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam dunia keperawatan dikenal proses keperawatan, langkah ketiga dari proses
keperawatan adalah rencana (intervensi) keperawatan. Intervensi diidentifikasi untuk
memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien. Intervensi mempunyai maksud
mengindividualkan perawatan dengan memenuhi kebutuhan spesifik pasien serta harus
menyertakan kekuatan – kekuatan pasien yang telah diidentifikasi bila memungkinkan.
Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang
sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah (Kozier et al 1995).
1.3 TUJUAN
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
3
3.Menjelaskan syarat intervensi
4
BAB II
PEMBAHASAN
INTERVENSI
2.1 Pengertian
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994). Intervensi keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang perawat lakukan
atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang diprakarsai oleh perawat, dokter, atau
intervensi kolaboratif (McCloskey & Bulechek, 1994).
Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses keperawatan
sebab perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang ingin
dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan, dan siapa yang akan
melakukan tindakan keperawatan. Karenanya, dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan untuk klien, keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan secara maksimal.
Tahap perencanaan ini memiliki beberapa tujuan penting, diantaranya sebagai alat
komunikasi antara sesama perawat dan tim kesehatan lainnya; meningkatkan kesinambungan
asuhan keperawatan bagi klien; serta mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan
keperawatan yang ingin dicapai.
Unsur terpenting pada tahap perencanaan ini adalah membuat prioritas urutan
diagnosis keperawatan, merumuskan tujuan, merumuskan kriteria evaluasi dan merumuskan
intervensi keperawatan.
Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu intervensi yang diprakarsai oleh
perawat, dokter dan intervensi kolaboratif. Kategori pemilihan didasarkan pada kebutuhan
klien. Satu klien mungkin membutuhkan semua dari ketiga kategori, sementara klien lainnya
mungkin hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai oleh perawat dan dokter.
5
2.3 Intervensi Perawat
Intervensi perawat adalah respon perawat terhadap kebutuhan perawatan kesehatan dan
diagnnosa keperawatan klien. Tipe intervensi ini adalah “Suatu tindakan autonomi
berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk kepentingan klien dalam cara yang
diprediksi yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan klien” (Bulechek &
McCloskey, 1994).
Intervensi ini tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari orang lain. Sebagai contoh,
intervensi untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi yang adekuat atau aktivitas
kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan higiene adalah tindakan keperawatan
mandiri.
Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dokter atau profesi lainnya. Dokter
seringkali dalam instruksi tertulisnya mencakup intervensi keperawatan mandiri. Namun
demikian berdasarkan undang – undang praktik keperawatan di sebagian besar negara bagian,
tindakan keperawatan yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan sehari – hari, penyuluhan
kesehatan, promosi kesehatan, dan konseling berada dalam dominan praktik keperawatan.
Intervensi dokter didasarkan pada respon dokter terhadap dioagnosa medis, dan perawat
menyelesaikan instruksi tertulis dokter (Bulechek & McCloskey, 1994). Memberikan
medikasi, mengimplementasikan suatu prosedur invasif, mengganti balutan dan menyiapkan
klien untuk pemeriksaan diagnostik adalah contoh – contoh dari intervensi tersebut.
Intervensi ini tidak selalu berada dalam praktik legal keperawatan bagi perawat untuk
meresepkan atau menginstruksikan tindakan ini, tetapi intervensi tersebut berada dalam
praktik keperawatan bagi perawat untuk menyelesaikan instruksi tersebut dan untuk
mengkhususkan pendekatan tindakan.
Sebagai contoh, Tn. J adalah pria yang berusia 78 tahun yang mengalami hemiplegia
akibat stroke dan juga mempunyai riwayat demensia lama. Fungsi kognitifnya terbatas, ia
6
beresiko mengalami masalah yang berhubungan dengan kerusakan sensasi dan mobilitas, dan
tidak mampu secara mandiri menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari – hari. Dengan tujuan
agar Tn. J mempertahankan tingkat kesehatannya saat ini, ia membutuhkan intervensi
keperawatan spesifik untuk mencegah luka dekubitus; intervensi terapi fisik untuk mencegah
perubahan muskuloskeletal akibat imobilitas; dan intervensi terapi okupasi untuk makan dan
kebutuhan higiene. Perawatan klien ini membutuhkan koordinasi intervensi kolaboratif dari
berbagai profesional perawatan kesehatan yang semuanya diarahkan pada tujuan jangka
panjang untuk mempertahankan tingkat kesehatan Tn. J saat ini.
Menurut Carpenito dan Moyet (2007), ada dua tipe intervensi keperaawatan :
1. Intervensi perawat, yaitu intervensi yang dibuat oleh perawat dan akan dilaksanakan
oleh tim perawat lain.
2. Intervensi medis / intervensi delegasi, yaitu intervensi yang dibuat oleh medis /
perawat senior dan akan dilaksanakan oleh tim perawat lain. Intruksi dokter bukan
merupakan intruksi untuk perawat, melainkan untuk klien yang akan dibantu oleh
perawat jika ada indikasi.
Sedangkan menurut Potter dan Perry (1997) ada tiga tipe intervensi keperawatan :
Tanggal penulisan rencana penting untuk evaluasi, tinjauan dan rencana yang akan
datang. Tanda tangan perawat menunjukkan tanggung gugat terhadap pasien dan terhadap
profesi keperawatan karena keefektifan tindakan keperawatan dapat dievaluasi.
Misalnya, tulis “Ubah posisi dan perbaiki posisi q2h” bukan “Ubah posisi dan
perbaiki posisi pasien setiap 2 jam”.
Spesifik
Perawat kini bekerja dalam sif dengan lama waktu yang berbeda, sebagian bekerja dalam
sif 12 jam dan dalam sif 8 jam,sehingga penting untuk menyebutkan dengan spesifik waktu
intervensi diharapkan.
Rujuk ke buku prosedur atau sumber informasi lain, bukan mencantumkan semua
langkah pada rencana tertulis.
Sesuaikan rencana dengan karakteristik unit pasien dengan memastikan bahwa pilihan
pasien, seperti pilihan tentang waktu perawatan dan metode yang digunakan,
dicantumkan.
Pastikan bahwa rencana keperawatan menggabungkan aspek pencegahan dan
pemeliharaan kesehatan serta aspek pemulihan.
Pastikan bahwa rencana berisi intervensi untuk pengkajian pasien yang
bersinambungan (Misal, inspeksi insisi q8h).
Sertakan aktivitas kolaboratif dan kordinasi dalam rencana.
Misalnya, perawat dapat menulis program untuk menanyakan ahli gizi atau ahli terapi
fisik tentang aspek khusus perawatan pasien.
8
Perawat perlu melakukan konsultasi dan membuat pengaturan bersama perawatan
komunitas, petugas dinas sosial, dan lembaga khusus yang menyediakan informasi dan
peralatan yang diperlukan pasien.
Demikian juga dalam tehnik penulisan rencana intervensi keperawatan, ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan oleh perawat antara lain:
Kalimat yang ditulis harus berupa kalimat instruksi, berfungsi untuk menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan. Instruksi dibuat secara ringkas, tegas, tepat dan kalimat
mudah dimengerti.
Dapat dijadikan alat komunikasi antar anggota keperawatan/ tim kesehatan lain untuk
kesinambungan asuhan keperawatan yang akdiberikan kepada klien.
Memuat informasi yang selalu baru.
Didokumentasikan pada tempat / kolom yang ditentukan sebagai pertanggung-
jawaban dan pertanggunggugatan perawat terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan rencana intervensi keperawatan adalah:
9
BAB 3
KASUS
3.1 Kasus
Pasien A datang ke RS mengatakan bahwa sudah lima hari tidak bisa BAB. Pasien
tersebut jarang minum dan makan sayur. TD 140 / 90 mmHg, suhu 38,7 °C, dan denyut
nadinya 100 x / menit
Interverensi;
-kolaborasi pemberian
analgetik
-pengecekan ttv
10
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang
diharapkan.
Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu, intervensi yang diprakarsai oleh
perawat, dokter, dan intervensi kolaboratif. Kategori pemilihan didasarkan pada kebutuhan
klien. Satu klien mungkin membutuhkan semua dari ketiga kategori, sementara klien lainnya
mungkin hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai oleh perawat dan dokter.
Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Asmad 2008. Konsep Dasar Keperawatan. https://books.google.co.id/books?
id=O3y5bNnwND0C&pg=PA177&d
intervensi keperawatan
https://books.google.co.id/books?
id=g6SCcVhmbMkC&pg=PA76&dq=intervensi+kperawatan&hl=en&sa=X&ved=0CCEQ6
AEwATgKahUKEwjB94vvZ7HAWCBo4KHVzPCyM#v=onepage&q=intervensi
%20keperawatan&f=false
http://lindanurcahyani.blogspot.com/2012/11/intervensi-keperawatan.html
12