Anda di halaman 1dari 3

Nama : Artha Venia

Nim : 1703067
Prodi : S1 Keperawatan A

Analisa Kasus
A. Manajemen Pelayanan Kesehatan
Sejak awal tahun 2020, Indonsia telah merespon cepat kasus COVID-19
dengan mengaktifkan dan menyiagakan seluruh Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota,
kantor kesehatan pelabuhan, balai besar teknik kesehatan, lingkungan dan
penegendalian penyakit, dan seluruh rumah sakit rujukan nasional dan regional.
Menyiagakan kembali 100 rumah sakit yang pernah disiapkan dalam
menghadapi flu burung serta berkoordinasi dengan Kementriandan Lembaga terkait
untuk menguji kesiapsiagaan melalui pelaksanaan simulasi Tabletop Exercise
COVID-19.
Pada wabah COVID-19 Indonesia memiliki pedoman kesiapsiagaan
menghadapi COVID-19 yang meliputi survailan dan respon, manajemen klinis,
pemeriksaan laboratorium, dan komunikasi resiko.
Dalam dua dekade terakhir, Indonesia telah mengalami peningkatan
infrastruktur kesehatan termasuk layanan kesehatan primer dan fasilitas rujukan.
Jumlah tempat tidur rumasakit pemerintah dan swasta serta puskesmas telah
meningkat.
B. Manajemen Pemberdayaan Masyarakat Saat Wabah
Pada awal Maret 2020 Presiden Jokowi secara resmi menyampaikan kasus
pertama virus corona di Indonesia. Dari penyampaian tersebut, perkembangan
informasi mengenai virus corona di berbagai media mendapat tanggapan yang
beragam dari publik. Tindakan yang diambil masyarakat pun juga demikian, ada yang
tidak melakukan tindakan apapun dan ada beberapa masyarakat yang terlihat panik.

Bukti kepanikan di tengah masyarakat antara lain sulit ditemukannya masker


dan hand sanitizer serta beberapa ramuan rempah yang semakin banyak dicari di
berbagai kota. Penyebab kepanikan tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan
dan informasi yang didapat masyarakat. Informasi menjadi penting karena mampu
memengaruhi keadaan sikap dan perilaku masyarakat dalam mengambil keputusan,
sehingga hal ini perlu dikelola dengan baik melalui manajemen bencana oleh
pemerintah.

Perlu diingat bahwa bencana bukan hanya meliputi banjir, tanah longsor,
kebakaran lahan, gempa bumi, dan tsunami saja, tetapi wabah penyakit juga termasuk
dalam kategori bencana. Oleh karena itu kejadian ini juga memerlukan mitigasi dan
skenario penanganan yang matang terkait wabah penyakit yang mungkin saja bisa
muncul di masa mendatang dan bisa ditangani dengan baik.

Sebelum masuk ke Indonesia, fenomena virus corona telah lama diketahui


masyarakat. Jangka waktu tersebut seharusnya dapat diantisipasi oleh pemerintah agar
siap sewaktu-waktu sampai ke Indonesia dengan melakukan mitigasi penyebarannya.

Mitigasi merupakan suatu kegiatan mengurangi risiko bencana agar tidak


muncul kepanikan ataupun korban. Setiap upaya mitigasi memerlukan persepsi yang
sama dari semua pihak, baik jajaran pemerintah maupun unsur masyarakat. Oleh
karena itu perlu adanya pedoman dalam penyelenggaraan mitigasi bencana yang dapat
dituangkan dalam bentuk standar pelaksanaan atau kebijakan.

Penyelenggaraan mitigasi bencana dapat dilakukan dengan beberapa langkah


teknis yang perlu disampaikan ke masyarakat agar fenomena ini teratasi secara tepat
dan tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Pertama, pemetaan wilayah.
Melakukan pemetaan untuk daerah mana saja yang memungkinkan masuknya virus
corona.

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan akses masuk yang sangat


terbuka lebar. Mulai dari udara, darat dan laut, sehingga melalui pintu masuk tersebut
dilakukan mitigasi yang sesuai dengan keadaan disana. Lebih baik lagi jika ada
pembatasan bagi orang yang datang dari luar negeri.

Kedua, pemantauan. Setelah mengetahui saluran masuknya virus ini, langkah


selanjutnya adalah memantau perkembangan mobilisasi penduduk yang melakukan
perjalanan keluar negeri. Indonesia sudah memiliki alat pendeteksi yang sudah
terintegrasi dengan sistem, fasilitas, laboratorium yang memadai dan terstandar, hal
ini juga sudah didukung oleh SDM yang dapat mengoperasikannya, sehingga dari sini
tinggal kemauan pemerintah untuk melakukannya
Ketiga, penyebaran informasi. Hal ini menjadi perlindungan masyarakat dari
risiko ancaman bahaya jika informasi tersebut akurat dari sumber terpercaya
disampaikan secara cepat dan tepat pada masyarakat. Sumber yang terpercaya
diperlukan untuk menghindari informasi yang menyesatkan. Sedangkan penyampaian
secara cepat dan tepat sangat diperlukan agar masyarakat memiliki cukup waktu
untuk meningkatkan kewaspadaan. Penyebaran informasi dapat dilakukan dalam
bentuk penyebaran poster atau leaflet yang disebar melalui akun media sosial atau
bekerja sama dengan media cetak dan online. Konten-konten dari informasi tersebut
berupa latar belakang dan tindakan apa yang diperlukan saat sebelum atau saat virus
tersebut menyerang kita.

Keempat, sosialisasi dan penyuluhan. Pemerintah melalui Kementerian


Kesehatan dapat meneliti dan menganalisis gejala dari wabah ini dan hasilnya bisa
diinformasikan kepada lembaga-lembaga kesehatan dan juga bisa dikoordinasikan
dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kemudian informasi yang
diterima dapat disampaikan dan disosialisasikan kepada masyarakat, bisa melalui
pendidikan dan kegiatan-kegiatan sosialisasi dari dinas-dinas terkait.

C. Manajemen Sistem Pendidikan


Dampak pandemi COVID-19 kini mulai merambah kedunia pendidikan, pemerintah
pusat hingga daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga
pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegah meluasnya penularan COVID-
19

Anda mungkin juga menyukai