DISUSUN OLEH:
TLM 02-A
Syarifatun Umniyyati / NIM: P27903118045
DASAR TEORI : Makanan seperti pentol, tahu, ikan asin pada dasarnya mengandung
protein serta kadar air yang tinggi yang apabila disimpan lama, maka
akan mempercepat proses pembusukan dan jika disimpan di suhu dan
tempat yang kurang bak pun juga mempercepat pertumbuhan bakteri dan
jamur. Oleh sebab itu, dewasa ini produsen makanan banyak mensiasati
bagaimana agar makanan yang mereka jual awet, tahan lama, dan juga
masih layak djual agar mereka tidak mengalami kerugian dengan
menambahkan formalin pada bahan makanan. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Tahun 2012 No. 033 menyatakan bahwa, formalin
dilarang sebagai Bahan Tambahan Pangan[2]. Alasan produsen/industr
makanan melakukan hal yang curang dan merugikan itu dikarenakan
demi meraih keuntungan yang lebih besar dengan menambahkan zat-zat
berbahaya ke dalam makanan yang mereka jual[5].
Sifat fisik larutan formaldehida adalah merupakan cairan jernih, tidak
berwarna atau hampir tidak berwarna, bau menusuk, uap merangsang
selaput lendir hidung dan tenggorojan dan jika disimpan ditempat dingin
dapat menjadi keruh. Biasanya disimpan dalam wadah tertutup,
terlindung dari cahaya dengan suhu tempat penyimpanan di atas 20C
(Depkes RI, 1995).
ALAT DAN BAHAN : ALAT BAHAN
1. Lumpang dan Alu 1. Sampel (Tahu)
2. Neraca Analitik 2. Asam Fosfat (H3PO4) Pekat
3. Spatula 3. Lar. Jenuh Asam Kromatopat
4. Batang Pengaduk 500 mg Chromatofit acid
5. Kaca Arloji dilarutkan dalam 100 mL
6. Erlenmeyer H2SO4 72%
7. Hot Plate 4. Aquadest
8. Tabung Reaksi
9. Rak Tabung
10. Beaker Glass
11. Gelas Ukur
12. Pipet Tetes
13. Pipet Ukur dan Bulb
14. Penjepit Tabung
15. Kapas dan Tisu
SKEMA KERJA :
SIAPKAN SAMPEL
HALUSKAN
ALAT DAN DITIMBANG
SAMPEL
BAHAN SEBANYAK 10
GRAM
TAMBAHKAN MASUKKAN KE
100 ML DALAM
AQUADEST ERLENMEYER
DITETESKAN
HOMOGENKAN 2 TETES
H3PO4
DITAMBAHKAN DILAKUKAN
5 ML ASAM DESTILASI
KROMATOPAT SAMPAI 1 ML
HOMOGENKAN
DI DIDIHKAN
AMATI
SELAMA 15
HASILNYA
MENIT
Didihkan selama
HASIL PENGAMATAN :
15 menit
1. Khaira, Kuntum. “Pemeriksaan Formalin pada Tahu yang Beredar di Pasar Batusangkar
Menggunakan Kalium Permanganat (KmnO4) Dan Kulit Buah Naga”. Jurnal Sains dan
Teknologi. 2015. 7(1).
2. Permenkes RI, Tentang Bahan Tambahan Pangan, Permenkes RI No. 033 Tahun 2012.
3. Widyaningsih, TD. 2006. Alternatif Pengganti Formalin pada Produk Pangan. Surabaya:
Penerbit Trubus Agrisarana.
4. Windholz. 1976. The Merck Index an Encyclopedia of Chemicals and Drugs. Ninth
Edition. Rahway USA: Merck and Co. Inc.
5. Yuliarti N. Awasi Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2007.
LAMPIRAN