Anda di halaman 1dari 6

SOP HIV DAN PAL, KONSELING HIV, VCT

(VOLUNTARY CONSELING AND TESTING)

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANISA

NIM : 2018610007

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGGADEWI MALANG

2020
1. SOP HIV dan PAL
A. Pengertian
Luka tusuk pada petugas, karena adanya benda tajam/jarum bekas pasien
HIV/AIDS tanpa disengaja.
B. Tujuan
Mencegah resiko penularan dan penderita ke petugas kesehatan yang
berhubungan dengan pekerjaan petugas kesehatan karena luka tusuk akibat
benda tajam/jarum bekas pasien HIV/AIDS
C. Kebijakan
Memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja
D. Prosedur
1. Persiapan alat
- Nacl 0,9 %
- Air bersih
- Sabun atau larutan antiseptic
2. Langkah-langkah
a. Bila terjadi luka tusuk jangan panic, atasi dengan prosedur dalam waktu
4 jam
b. Segera cuci bagian tubuh yang tertusuk dengan air mengalir dan sabun
atau antiseptic, luka jangan dipencet-pencet
c. Percikan pada mukosa atau kulit segera dibilas dengan guyuran air
d. Mata di irigasi, menggunakan larutan NacCL 0,9%
e. Segera laporkan kepada tim HIV/AIDS dan tim Pengendali infeksi RS
f. Segera ikuti penetalaksanaan profilaksasi pasca pajanan.
3. Hal yang harus diperhatikan
- Ketenangan dalam bertindak
- Cermat dan teliti
E. Unit terkait
SMF
2. SOP Konseling HIV
A. Pengertian
Suatu proses konsultasi untuk membantu pasien mempelajari situasi mereka,
mengenali dan malakukan pemecahan masalah terhadap keterbatasan yang
diberikan lingkungan
B. Tujuan
1. Menyediakan dukungan psikologik
2. Mencegah penularan HIV
3. Menyediakan informasi tentang perilaku berisiko
4. Membantu mengembangkan keahlian pribadi yang diperlukan untuk
menjalani kebiasaan hidup aman
5. Memastikan pengobatan yang efektif termasuk pemecahan masalah dengan
menangani isu
C. Kebijakan
1. Konseling diberikan oleh konselor yang terlatih
2. Ruang konseling harus aman, nyaman serta perlu menjaga kerahasiaan
3. Syarat-syarat konselur dirumah sakit
- Harus terlatih melalui pelatihan atau pendidikan formal
- Menyediakan diri dan waktunya untuk membantu pasien melalui
konseling
- Dapat berempati dan mendengarkan dengan perhatian
- Memahami proses infeksi HIV dan infeksi oportunistik
- Dapat menyimpan rahasia
D. Prosedur
a. Alat dan bahan
- Leaflet
- Ruang konseling
- Meja dan kursi untuk petugas dan pasien
b. Langkah-langkah
1. Konseling pencegahan
a. Pemahaman HIV/AIDS dan berdampak fisik serta psikososial
b. Cara penularan dan pencegahan
c. Pemahaman perilaku hidup sehat
d. Mendorong perubahan perilaku kearah hidup sehat
2. Konseling pre test
a. Motivasi pelaksanaan test sukarela
b. Interpretasi hasil yang meliputi :
 Penapisan dan konfimasi
 Tanpa gejala dan gejala nyata
 Pemahaman infeksi HIV dan dampaknya, HIV tidak dapat
sembuh namun dapat tetap produktif
 Infeksi oportunistis dapat diobati
a. Estimasi hasil
- Kesiapan mental dan emosional penerimaan hasil pemeriksaan
- Mengkaji factor resiko
- Periode jendela
- Membuat rencana jika didapatkan hasil
- Apa yang dilakukan jika hasil positif atau negative
- Memperkirakan dukungan dari orang dekat/sekitar pasien. Memabngun
pemahaman hidup sehat dan mendorong perilaku sehat
- Membuat keputusan melakukan tes/tidak
3. Konseling pasca test
a. Menilai situasi psikososial terkini, mendukung mental emosional
pasien
b. Menilai pemahaman pasien
c. Membacakan hasil
d. Mendukung emosi klien, ventilasi dan mendorong klien bicara
lebih lanjut
e. Manajemen pemecahan masalah : gali masalah, pahami dan
jelaskan pada klien, susun rencana. Membantu membuat rencana
menghadapi kehidupan pasca pemberitahuan hasil dengan
perubahan kearah perilaku sehat.
4. Konseling menghadapi kematian
a. Pemahaman akan makna hidup
b. Pemahaman akan makna meninggal dunia
c. Cita-cita yang sudah tercapai
d. Cita-cita yang belum tercapai
e. Bagaimana dengan cita-cita yang belum tercapai kepada siapa mau
disampaikan
5. Konseling kepatuhan berobat
a. Pemahaman jenis, cara dan proses pengobatan
b. Pemahaman dampak putus obat
c. Dukungan untuk mengurangi beban psikolog yang membuat pasien
merasa sakit/cacat/tidak berdaya, taka da harapan menghadapi
kehidupan karena ia harus menggunakan obat dalam jangka waktu
panjang
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Tahap penerimaan pasien
2. Respon pasien
3. Kerahasiaan pasien
E. Unit terkait
SMF, IRNA
3. SOP VCT (Voluntary Conseling and Testing)
A. Pengertian
Konseling dan test suka rela selanjutnya disebut VCT (Voluntary Counseling and
Testing) adalah kegiatan konseling yang bersifat sukarela dan rahasia antara konselor
dan tim penanggulangan HIV/AIDS puskesmas dengan orang yang ingin mengetahui
status HIV nya atau orang yang beresiko tertular HIV.
Disebut telah menjalani VCT apabila menjalani : koseling pre test, testing, dan
konseling pasca test.

B. Tujuan
1. membantu terduga HIV dan atau ODHA untuk melakukan perubahan perilaku kea
rah lebih sehat dan aman melalui :
a. memberikan dukungan psikologis bagi pasien dan keluarga
b. mencegah penularan HIV dengan
- menyampaikan informasi tentang perilaku berisiko
- membantu mengembangkan kahlian pribadi yang diperlukan untuk mendukung
perilaku hidup sehat
2. memastikan pengobatan ayng efektif sedini mungkin termasuk alternative
pemecahan berbagai masalah

C. Kebijakan
1. pelaksanaan pelayanan VCT adalah konselor dari tim penanggulangan HIV/AIDS
2. Biaya pelaksanaan pelayanan VCT adalah sesuai dengan ketentuan puskesmas
tentang biaya klinik rawat jalan dan biaya pemeriksaan laboratorium.

D. Prosedur
1. klien atau pasien yang akan menjalani VCT dating sendiri atau dikirim oleh
petugas medis terlebih dahulu mendaftar di tempat pendaftaran
2. klien menjalani konseling
3. apabila setuju untuk diperiksa tes HIV, klien/pasien menandtangani Informed
Consent yang disediakan
4. klien menjalani tes di laboratorium
5. untuk pembukaan hasil tes anti HIV, klien/pasien menjalani konseling pasca test
6. bagi pasien yang belum setuju untuk menjalani tes pada saat itu dianjurkan untuk
kunjungan ulang pada waktu yang disepakati.

E. Dokumen terkait
1. Pedoman Nasional perawatan dukungan dan pengobatan bagi ODHA, Dirijen
pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan DEPKES RI tahun 2005.
2. Pedoman pelayanan konseling dan testing HIV/AIDS secara sukarela, dirijen
pengendalian penyakit menular dan penyehatan lingkungan, DEPKES RI 2005
3. Modul VCT, DEPKES, 2004
4. Ketentuan tentang biaya pelayanan rawat jalan dan rawat inap
5. Formulir Informed Consent
6. Formulir laporan pajanan

Anda mungkin juga menyukai