Anda di halaman 1dari 9

BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa Corona Virus Disease 19 (COVID – 19) adalah
sumber ketakutan dan kekhawatiran kita pada masa ini. Tak usah di bayangkan jika
angka kematian manusia setiap harinya kian bertambah dan memang itu benar adanya.
Lantas, apa kabar Indonesia ? apa kabar dunia ? apa kabar semesta ? tentu saja dunia
sedang di landa keterpurukan.
Saya ucapkan terima kasih yang sebanyak – banyak nya kepada para tenaga medis
serta jajarannya, dan juga kepada tenaga kesehatan yang lainnya yang telah membantu
kami agar terhindar dari penyebaran virus ini. Dan juga saya ucapkan terima kasih yang
sebanyak – banyaknya kepada para aparatur Negara yang tidak bisa saya sebutkan
namanya satu persatu yang telah membantu kami agar terhindar dari maraknya berita
hoax yang tengah beredar di masyarakat.
Saya juga menghimbau kepada seluruh warga Indonesia yang membaca artikel ini
bisa tetap berdiam diri di rumah dan ikuti anjuran dari pemerintah setempat.
Lantas, apa itu konspirasi ? adakah jaminan yang bermutu ketika sebuah
konspirasi memang benar adanya ? dengan begitu kita kupas tuntas dengan adanya artikel
ini.
B. Rumusan masalah
 Mengetahui apa itu Teori Konspirasi.
 Adakah kaitan antara teori konspirasi dengan Covid – 19.
 Peran warga Negara terkait dengan maraknya berita hoax.
C. Tujuan penulisan
 Antusias dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Menambah wawasan dan pengalaman saya pribadi dan orang lain.
 Meningkatkan kewaspadaan masyarakat sedini mungkin.
D. Tema
“Perangi Covid – 19 Dengan Diam di Rumah.”
E. Subtema
“Politik, Sosial dan Humaniora.”

Bab II

Pembahasan

A. Teori Konspirasi
Conspiracy Theory ( Bhs. Inggris ) bisa di sebut juga dengan Teori Konspiarsi /
teori persekongkolan adalah teori yang mencoba dan berusaha untuk menjelaskan bahwa
penyebab tertinggi dari satu atau serangkaian peristiwa ( pada umumnya peristiwa politik,
sosial atau sejarah ) adalah suatu rahasia, dan sering kali memperdaya, direncanakan
diam – diam oleh sekelompok rahasia orang – orang oleh organisasi yang berkuasa atau
berpengaruh. Banyak teroti konspirasi yang mengklaim bahwa peristiwa – peristiwa
besar dalam sejarah telah di dominasi oleh konspirator belakang layar dan memanipulasi
kejadian – kejadian politik. Dengan kata lain menjadikan sesuatu sebagai alternatif demi
mencapai tujuan yang telah di rancang.
Teori ini ada di seputaran gerak dunia global dan merambah hampir ke semua
ranah kehidupan manusia, dari urusan politik sampai makanan. Orang yang tidak percaya
selalu menganggap semua hanya olok – olok, menyia – nyiakan waktu, kurang kerjaan
dan sebagainya. Bagi para penganutnya, teori itu tidak serta – merta muncul mendunia
tanpa ada yang menciptakan polanya.
Berbicara tentang Teori Konspirasi, pencetus teori ini selalu berusaha untuk
menyampaikan sesuatu yang berbeda dari yang telah diketahui oleh umum. Semua itu
hanya akan menjadi teori selama belum bisa di buktikan. Jika sudah terbukti, maka teori
itu bisa di anggap suatu kebenaran.
Dalam menghadapi teori konspirasi ini biasanya akan muncul dua golongan yang
berbeda pendapat. Golongan pertama adalah orang yang menolak gagasan yang du
kemukakan oleh sebuah teori konspirasi. Orang – orang ini biasanya selalu
mengedepankan logika dalam merencanakan sesuatu. Tanpa adanya dukungan
argumentasi yang kuat, data analisis yang akurat, dan pendapat yang dapat di verifikasi
kebenarannya, golongan ini sulit untuk meyakini kebenaran teori konspirasi.
Sebaliknya golongan kedua adalah mereka yang percaya bahwa suatu hal itu
mungkin dan pasti ada yang merancangkannya. Mereka biasanya menghubungkan
dengan mitos, kepercayaan, legenda, kekuatan supranatural,dan lain sebagainya.
Golongan inilah yang biasanya cenderung percaya dengan pendapat yang di kemukakan
oleh teori konspirasi. Para peneliti juga mengklaim bahwa orang yang memiliki
keinginan tinggi tampil unik itu lebih cenderung percaya pada teori konspirasi.
Sepanjang sejarah kita telah mendengar banyak sekali teori konspirasi yang
beredar dan dipercaya oleh banyak orang. Dari sekian banyak teori tersebut, ada sebagian
yang dapat dibuktikan kebenarannya, namun banyak pula yang masih menjadi misteri
hingga saat ini. Teori konspirasi yang lebih banyak muncul biasanya berkaitan dengan
politik, sejarah,  dan sosial. Beberapa teori konspirasi yang paling terkenal dan diyakini
banyak orang adalah tentang kelompok iluminati, keberadaan alien dan UFO, dan
konspirasi bumi datar. Terlepas dari apapun motivasi dari para pencetus teori konspirasi
itu. Entah karena hal itu dapat menguntungkan diri dan kelompoknya, atau memang
hanya ingin tampil beda dengan pandangan umum, selama masih ada yang
mempercayainya, teori konspirasi akan tetap bermunculan.
Di satu sisi hal tersebut merupakan hal yang positif, karena itu berarti masih ada
orang-orang kritis yang tidak serta merta menerima begitu saja terjadinya suatu peristiwa.
Mereka akan selalu berusaha untuk mencari kebenarannya sekalipun sepertinya sangat
sukar untuk dipercaya. Tapi sebaliknya, terlalu terobsesi dan mengamini suatu teori
konspirasi berisiko membuat kita kehilangan akal sehat dan cenderung paranoid. Apalagi
kalau sampai membenci pihak tertentu karena alasan yang belum dapat dibuktikan
kebenarannya. Kebijaksanaan kita lah yang menentukannya.
B. Kaitan antara Teori Konspirasi dengan Covid – 19
Tentunya sedang di bicarakan di dunia maya terkait adanya hubungan antara teori
konspirasi dengan Covid – 19. Hubungan adalah suatu keterkaitan adanya interaksi dua
hal atau lebih dimana dua hal tersebut menimbulkan suatu kesimpulan yang signifikan.
Lantas, apa hubungannya antara Teori Konspirasi dengan Covid – 19 ?. Saya
mengutip contoh berdasarkan berita yang di liput dari kumparan.com yang telah di akses
pada tanggal 20 april 2020 yang berisikan bahwa Teori Konspirasi sebut Bill Gates
sebagai pencipta virus Corona. Menurut data yang di kumpulkan dari The New York
Times dan Zignal Labs, sebuah perusahaan yang menganalisis sumber – sumber media.
Teori Konspirasi yang mencatut Bill Gates dengan virus corona disebutkan mencapai 1,2
juta kali di TV dan media sosial dalam periode Februari hingga April 2020.
Zignal Labs melaporkan bahwa adalah hoax antara hubungan Bill Gates dengan
virus corona ditemukan 33 persen lebih sering daripada teori konspirasi paling populer ke
– dua yang menghubungkan jaringan 5G dengan Covid – 19. Dalam suatu hari di bulan
April, teori konspirasi yang mencatut nama Gates bisa muncul sebanyak 18 ribu.
Berita hoax yang di arahkan pada Bill Gates hampir di semua platform media
sosial, seperti YouTube, Facebook dan Twitter. Teori Konspirasi itu menuding Bill Gates
sebagai pencipta virus corona. Hal ini membuat pandangan Gates yang awalnya sosok
dermawan jadi di anggap sebagai salah satu penyebab adanya virus corona.
Pada dasarnya, penganut teori konspirasi itu mungkin membenarkan atas apa
yang mereka gagaskan, dan bukan berarti harus di percaya begitu saja. Manusia awam
juga mempunyai tingkat kewaspadaan yang sama. Dan juga bukan berarti menyalahkan
dari gagasan teori konspirasi ini. Lantas, sebetulnya apa fakta dibalik hubungan antara
Bill Gates dengan Covid – 19 ?. Dikutip dari mediatekno.com yang di akses pada tanggal
28 Januari 2020 bahwa Beberapa informasi yang juga disebar melalui media sosial dan
situs-situs penyebar teori konspirasi menuding bahwa yayasan Bill and Melinda Gates
Foundation meraup untung dari merebaknya virus Corona.
Informasi itu berdasar pada adanya hubungan keuangan antara yayasan pendiri
Microsoft tersebut dengan Pirbright Institute dan terkait sebuah acara yang digelar
yayasan tersebut pada Oktober 2019 lalu.
"Bill and Melinda Gates Foundation, John Hopkins Bloomberg School of Public
Health, dan World Economic Forum menggelar sebuah acara di New York, di mana
mereka membuat simulasi merebaknya wabaha virus Corona," ulas website Intellihub,
yang terkenal sering menyebar hoaks.
Artikel itu sendiri aslinya berasal dari InfoWars, sebuah website yang dikelola
oleh Alex Jones, salah satu penggila teori konspirasi, biang hoaks di Amerika Serikat dan
pendukung Presiden Donald Trump. Faktanya, simulasi wabah itu memang benar terjadi
dan dokumen pajak menunjukkan bahwa yayasan keluarga Gates memang pernah
berdonasi ke Pirbright Institute. Dukungan yayasan Gates itu bukan berarti mereka
meraup untung dari wabah virus Corona, tetapi sumbangan diberikan sebagai agar
lembaga tersebut terus berkarya menciptakan obat-obatan pencegah wabah penyakit.
Selain itu, masyarakat juga pasti akan mempunyai alas an sendiri mengapa
banyak yang mempercayai tentang Teori Konspirasi ini. Sebagai contoh saya mengutip
dari kompas.com yang di akses pada tanggal 20 April 2020, berikut dibawah ini alasan
masyarakat mempercayai Teori Konspirasi Virus Corona :
a. Kendali Informasi Ditengah Pandemi
Keyakinan bahwa seseorang mengetahui rahasia pengetahuan terlarang
seolah menawarkan kepastian dan kendali di tengah krisis yang telah
menggegerkan dunia. Selain itu, berbagai pengetahuan dapat memberi orang
sesuatu yang sulit didapat selama masa lockdown akibat pandemi ini.
Para psikolog mengatakan rumor dan klaim yang jelas-jelas tidak dapat
dipercaya disebarkan setiap hari oleh orang-orang yang memiliki kemampuan
kritis di tengah rasa bingung dan ketidak – berdayaan masyarakat di tengah
pandemi corona.
b. Akses Informasi Yang Luas
Teori Konspirasi semuanya membawa pesan umum, yakni satu-satunya
perlindungan datang dari mereka yang memiliki kebenaran rahasia yang tidak
ingin mereka dengar. Perasaan aman dan kontrol yang ditawarkan rumor
semacam itu mungkin hanya ilusi, tetapi dampaknya sangat besar terhadap
rusaknya kepercayaan publik.
Berkembangnya ekosistem dengan informasi keliru dan ketidakpercayaan
publik ini telah membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperingatkan adanya infodemik di tengah pandemi virus corona global
saat ini.
c. Daya Pikat Pengetahuan Rahasia
Dr Douglas menambahkan orang-orang tertarik pada konspirasi karena
kepuasan akan motif psikologis tertentu. Paling penting bagi mereka adalah
kekuasaan fakta, otonomi atas kesejahteraan seseorang dan rasa kontrol. Jika
kebenaran tidak memenuhi kebutuhan itu, manusia memiliki kapasitas yang
luar biasa untuk dapat menciptakan cerita. Bahkan, saat sebagian dari kita
tahu bahwa itu salah.
Seperti studi yang baru-baru ini dilakukan, menemukan orang-orang
ternyata lebih suka berbagi informasi virus corona palsu daripada yang
mereka yakini. Keyakinan bahwa seseorang memiliki akses ke informasi
rahasia dapat membantu mereka merasa memiliki keuntungan.
Seiring waktu, penelitian menemukan, perdagangan konspirasi tidak
hanya gagal dalam memenuhi kebutuhan psikologis. Akan tetapi juga
cenderung memperburuk perasaan takut atau tidak berdaya. Kondisi tersebut
dapat mengarahkan orang untuk mencari penjelasan yang lebih ekstrem
tentang kebenaran dari teori-teori konspirasi di tengah pandemi virus corona
saat ini.
Dengan demikian, Teori Konspirasi ini bisa di anggap tidak benar. Mengapa saya
berkata seperti itu ? Karena pada dasarnya arti dari kata teori adalah suatu serangkaian
hal, definisi, dalil yang saling berkesinambungan hingga menghasilkan sebuah
pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antarvariabel,
dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Berbicara tentang konspirasi, bisa di katakan bahwa makna dari sebuah teori
konspirasi adalah membenarkan opini dengan segala cara agar menjadi sebuah fakta
dimana hasilnya berbanding terbalik dengan fakta sebenarnya. Dan inilah awalan dari
penyebab penyebaran berita hoax yang beredar di masyarakat Indonesia, bahkan
mendunia.
C. Peran Warga Negara Terkait Dengan Maraknya Berita Hoax
Tentu saja ada kaitannya antara teori konspirasi dengan berita hoax. Dikutip dari
vivanews.com dengan contoh “Teori Konspirasi, Senjata Biologi Rahasia”. Sebelum
membahas lebih lanjut, berdasarkan beberapa informasi yang beredar coba bayangkan
Covid – 19 di sebabkan oleh peng-konsumsi-an kelelawar di China, atau Kebocoran
Senjata Biologi di Wuhan, China, atau juga Covid – 19 ini di cipitakan oleh Bill Gates,
bahkan ada yang menyebutkan bahwa Vaksin Covid – 19 ini terdapat chipset yang akan
di implankan ke dalam tubuh manusia. Betapa gila nya sebuah Teori Konspirasi ini.
Apakah ini berita Hoax ? Jika memang iya, fakta nya apa ? dan bagaimana peran
masyarakat terutama kaum muda guna menanggulangi maraknya berita hoax ini ?
Dilansir dari www.unja.ac.id dengan judul Peran Pemuda Sebagai Agen
Pencegahan Berita Hoax yang di akses pada tanggal 13 Februari 2019, sebagai berikut.
Di era digital seperti saat ini. Penyebaran informasi kian bertumbuh dan
perkembangannya semakin tak terelakan lagi. Keberadaan alat telekomunikasi seperti
handphone, turut memancing bermunculannya media sosial dalam berbagai jenis. Tidak
hanya itu, portal-portal pemberitaan online pun turut menjamur. Setiap hari selalu ada
berita-berita yang tersebar dengan bebas tanpa memiliki batasan dalam mengaksesnya.
Berita yang menjadi bahasa bagi individu ataupun kelompok dalam
menyampaikan informasi. Sekarang penyebarannya bisa dilakukan kapanpun dan
dimanapun hanya dengan media sosial, serta jaringan internet yang memadai. Namun
kenyataanya, media sosial yang mulanya menjadi alat dalam mempermudah akses
seseorang untuk berinteraksi sosial. Kini dibalik fungsikan sebagai alat penebar
kebohongan berupa informasi hoax. Seperti kasus teranyar yang dilakukan oleh Ratna
Sarumpaet, melalui bahasa lisan serta tulisan yang di buatnya mampu menggiring
pemikiran masyarakat hingga terjebak pada satu kebohongan publik. Masyarakat
khususnya pemuda yang tidak memahami bahasa kebohongan ini, akan lebih mudah
terjerumus pada satu alat penghancur karakter bangsa ini.
Bahasa yang mulanya menjadi komponen utama terbentuknya sebuah informasi,
mengalami pergeseran fungsi dari yang semestinya. Bahasa kini mulai dipergunakan
masyarakat sebagai alat mencaci maki, menghujat, saling mendiskriminasi terhadap satu
informasi yang belum diketahui kebenarannya. Jika kita melihat definisi bahasa menurut
Walija (1994:4) mengatakan bahwa, bahasa adalah komunikasi paling lengkap dan
efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang
lain. Tetapi fakta yang ada, masyarakat terutama pemuda tidak bisa mengendalikan diri
hingga terseret arus negatif dari penyalahgunaan bahasa ini.
Pemuda sebagai generasi yang dianggap memiliki kecerdasan intelektual tinggi,
serta pemikiran yang terbuka. Sudah seharusnya menjadi promotor terdepan dalam
menangkal tersebar luasnya hoax. Sesuai data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik,
terhitung pada tahun 2016 jumlah pemuda di Indonesia mencapai 62.061.400 jiwa. Ini
seharusnya menjadi peluang emas bagi pemuda Indonesia untuk saling bergandengan
tangan, serta berkomitmen dalam menghancurkan hoax. Permasalahan yang sudah
mengakar hingga menjadi perbincangan internasional ini, tidak akan bisa jika hanya
diselesaikan oleh satu pihak. Untuk itulah perlunya peran pemuda sebagai agen
pencegahan berita hoax.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan pemuda sebagai langkah
antisipasi, yaitu :
1. Budayakan berinternet yang beretika.
Kebebasan dalam mengakses media sosial, bukan berarti kita juga
bisa melakukan apapun dengan bebas. Termasuk menyalahgunakan fungsi
dari bahasa sebagai penyalur informasi itu sendiri. Kebebasan berinternet
selayaknya diimbangi dengan etika dalam penggunaannya. Seperti
menggali serta memperoleh informasi yang bermanfaat, menggunakan
internet sebagai media untuk belajar, sehingga pemuda lebih banyak
menggunakan waktu berinternetnya untuk sesuatu yang positif.
2. Meningkatkan kualitas diri.
Pemuda Indonesia, yang dinilai sebagai generasi penerus serta
agen perubahan. Diharuskan untuk selalu mengupgrade diri, dengan ilmu-
ilmu pengetahuan yang bisa menguatkan karakter serta pengetahuan
mereka. Dengan ilmu yang dimiliki diharapkan menjadi tameng
penghalang ketika hendak berbuat negatif.
3. Menjadi filterasi informasi.
Bahasa yang digunakan sebagai alat penyebar luasan informasi ini
tidak selamanya memuat kebenaran sesuai dengan fakta yang ada.
Informasi yang dibagikan bisa berupa informasi kebohongan. Pemuda
diharapkan bisa menjadi filterasi informasi dengan cara yang bijak. Ketika
memperoleh suatu informasi, seharusnya kita membaca dengan seksama
berita yang ada. kemudian mengecek portal media dari berita yang
diperoleh, serta mengecek kebenaran berita sebelum menyebarluaskannya.
Begitulah peran bahasa yang tidak hanya sebagai sumber informasi positif.
Jika disalah artikan, bahasa juga bisa menjadi alat penghancur karakter
bangsa yang mematikan. Untuk itu, alangkah baiknya jika kita yang
mengaku sebagai pemuda Indonesia yang berkarakter. Memberi tameng
diri dengan pemahaman-pemahaman akan tujuan bahasa yang sebenarnya,
demi mewujudkan negeri yang damai tanpa kebohongan.

Anda mungkin juga menyukai