Kelompok 4
Emiliya 17110002
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
panulisan makalah ini yang berjudul “Hak Asasi Manusia (HAM)”.
Selawat beriringkan salam juga tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi kita Muhammad
SAW, karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat menuntut ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan
maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat berkarya dengan lebih baik di masa
yang akan datang.
Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya.
Amiin Yarabbal ‘alamin.
Pensusun Kelompok 4
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Identifikasi Masalah....................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................5
D. Metode Penulisan Makalah..........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................6
A. Makna Sila Kelima (Keadilan Sosial bagi Seluruh Indonesia).................................6
B. Pengertian Dan Hakikat HAM...................................................................................7
C. Sejarah Dan Perkembangan HAM.............................................................................10
D. Macam Macam Bentuk HAM..................................................................................11
E. Islam Dan HAM.......................................................................................................14
F. Pelanggaran Dan Pengadilan HAM.........................................................................16
G. Peraturan Perundang-Undangan Tentang Perlindungan HAM di Indonesia...........17
H. Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan HAM.........................................17
I. Tantangan dan Hambatan Dalam Penegakan HAM................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jelaskan pengertian dasar tentang hak. Secara defenitif “hak” merupakan unsur normatif
yang berfungsi sebagai pedoman berprilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta
menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya. Hak
mempunyai unsur sebagai berikut : a. Pemlilik hak; b. Ruanglingkup penerapan; dan c.
Pihak yang bersedia dalam penerapan hak (James W. Nickel, 1996) ketiga unsur tersebut
menyatu dalam pengertian dasar tentang hak. Dengan demikian hak merupakan unsur
normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada
ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara
individu atau dengan instansi.
Hak asasi manusia merupakan hak dasar, pemberian Tuhan dan dimiliki manusia
selama hidup dan sesudahnya serta tidak dapat dicabut dengan semena-menanya tanpa
ketentuan hukum yang ada, jelas, adil. Dan benar sehingga harus di hormati, dijaga dan
dilindungi oleh individu, masyarakat dan negara. Karena hak asasi manusi tersebut
merupakan pemberian Tuhan, maka dapat dikatakan bahwa hak asasi manusia bukan
merupakan pemberian dari negara dan hukum. Untuk mempertahankan ataupun
meraihnya, memerlukan perjuangan bersama lewat jalur konstitusional dan politik yang
ada.
Tiap manusia mempunyai hak hidup, hak kawin, hak berkeluarga, hak milik, hak
nama baik, hak kemerdekaan, hak berpikir bebas, hak kemerdekaan berbicara, hak
keselamatan dan sebagainya. Hak-hak itulah yang mempengaruhi sikap tindakannya.
Dipandang dari satu segi, motif laku perbuatan manusia dapat dipulangkan kepada hak-hak
itu. Karena individu mempunyai hak itu, adalah kewajiban bagi individu lain untuk
menghormatinya. Kewajiban seorang individu terhadap hak individu lain, dibalas oleh
individu lain itu dengan kewajiban pula terhadap hak-hak individu tersebut.
Terkait tentang hakikat hak asasi manusia, maka sangat penting sebagai makhluk
ciptaan Tuhan harus saling menjaga dan menghormati hak asasi masing-masing individu.
Namun pada kenyataannya, kita melihat perkembangan HAM di Negara ini masih banyak
bentuk pelanggaran HAM yang sering kita temui. Melanggar HAM seseorang
bertentangan dengan hukum yang berlaku di indonesia. Hak asasi manusia memiliki
wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas
HAM.
B. Identifikasi Masalah
1. Pengertian HAM
C. Tujuan Penulisan
3. Agar mahasiswa tidak salah persepsi mengenai makna HAM itu sendiri
4. Agar mahasiswa mengerti dan memahami dan menerapkan HAM dalam kehidupan
sehari hari
melalui studi pustaka dan bahan bacaan dari media lainnya yang bertujuan untuk
melengkapi materi atau data-data dalam penyusunan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Inti sila kelima yaitu “keadilan” yang mengandung makna sifat-sifat dan
keadaan Negara Indonesia harus sesuai dengan hakikat adil, yaitu pemenuhan hak dan
wajib pada kodrat manusia. Hakikat keadilan ini berkaitan dengan hidup manusia, yaitu
hubungan keadilan antara manusia satu dengan lainnya, dalam hubungan hidup manusia
dengan tuhannya, dan dalam hubungan hidup manusia dengan dirinya sendiri
(notonegoro). Keadilan ini sesuai dengan makna yang terkandung dalam pengertian sila
kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya hakikat adil sebagaimana
yang terkandung dalam sila kedua ini terjelma dalam sila kelima, yaitu memberikan
kepada siapapun juga apa yang telah menjadi haknya oleh karena itu inti sila keadilan
sosial adalah memenuhi hakikat adil.
Realisasi keadilan dalam praktek kenegaraan secara kongkrit keadilan sosial ini
mengandung cita-cita kefilsafatan yang bersumber pada sifat kodrat manusia monodualis ,
yaitu sifat kodrat manusia sebagai individu dan makhluk sosial. Hal ini menyangkut
realisasi keadilan dalam kaitannya dengan Negara Indonesia sendiri (dalam lingkup
nasional) maupun dalam hubungan NegaraIndonesiadengan Negara lain (lingkup
internasional)
Dalam lingkup nasional realisasi keadilan diwujudkan dalam tiga segi (keadilan segitiga)
yaitu:
2. Keadilan bertaat (legal), yaitu hubungan keadilan antara warga Negara terhadap
Negara. Jadi dalam pengertian keadilan legal ini negaralah yang wajib memenuhi
keadilan terhadap negaranya.
3. Keadilan komulatif, yaitu keadilan antara warga Negara yang satu dengan yang
lainnya, atau dengan perkataan lain hubungan keadilan antara warga Negara.
Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar
yangyang harus diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk
mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh
warganya serta melindungi seluruh warganya dan seluruh wilayahnya,
mencerdaskan seluruh warganya. Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut
sebagai dasar dalam pergaulan antar negara sesama bangsa didunia dan
prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan
antar bangsa di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi
setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama
(keadilan sosial).
Selain itu secara kejiwaan cita-cita keadilan tersebut juga meliputi seluruh unsur
manusia, jadi juga bersifat monopluralis . sudah menjadi bawaan hakikatnya hakikat
mutlak manusia untuk memenuhi kepentingan hidupnya baik yang ketubuhan maupun
yang kejiwaan, baik dari dirinya sendiri-sendiri maupun dari orang lain, semua itu dalam
realisasi hubungan kemanusiaan selengkapnya yaitu hubungan manusia dengan dirinya
sendiri, hubungan manusia dengan manusia lainnya dan hubungan manusia dengan
Tuhannya.
menggambarkan standar tertentu dari perilaku manusia, dan dilindungi secara teratur
sebagai hak-hak hukum dalam hukum kota dan internasional. Mereka umumnya dipahami
sebagai hal yang mutlak sebagai hak-hak dasar "yang seseorang secara inheren berhak
karena dia adalah manusia, " dan yang" melekat pada semua manusia " terlepas dari
bangsa, lokasi, bahasa, agama, asal-usul etnis atau status lainnya. Ini berlaku di mana-
mana dan pada setiap kali dalam arti yang universal, dan ini egaliter dalam arti yang sama
bagi setiap orang. HAM membutuhkan empati dan aturan hukum dan memaksakan
kewajiban pada orang untuk menghormati hak asasi manusia dari orang lain. Mereka tidak
harus diambil kecuali sebagai hasil dari proses hukum berdasarkan keadaan tertentu.
misalnya, hak asasi manusia mungkin termasuk kebebasan dari penjara melanggar hukum ,
penyiksaan, dan eksekusi. (wikipedia)
HAM adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang
berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Sebagai warga
negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membedakan
status, golongan, keturunan, jabatan, dan sebagainya.
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki setiap manusia sajak lahir
sebagai anugrah dari Tuhan YME; bukan dari pemberian manusia atau lembaga
kekuasaan. Hak dasar meliputi hak hidup, hak merdeka dan hak milik. Hak yang dimiliki
manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya, singga sifatnya
suci.
Hak asasi manusia ini tertuang dalam undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang
HAM, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberdaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugarah-Nya yang
wajib di hormati dan di junjung tinggi dan lindungi oleh Negara hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia
Konsep dasar hak asasi manusi menurut Franz Magnis-Suseno mempunyai dua
demensi yaitu :
1. Dimensi universalitas, yakni subsitansi hak-hak asasi manusia itu pada hakikatnya
bersifat umum. Hak asasi manusia akan selalu di butuhkan oleh siapa saja dan dalam
aspek kebudayaan di manapun itu berada, entah itu dalam kebudayaan Barat maupun
Timur. Dimensi hak asasi manusia seperti ini, pada hakikatnya akan selalu dibutuhkan
dan menjadi sarana bagi individu untuk mengekspresikan dirinya secara bebas dalam
ikatan kehidupan kemasyarakatan. Dengan kata lain hak asasi manusia itu ada karena
yang memiliki hak-hak itu adalah manusia sebagai manusia, jadi sajauh mana manusia
itu spesies homo sapiens, dan bukan karena ciri-ciri tertentu yang dimiliki.
2. Dimensi kontektualitas, yakni menyangkut penerapan hak asasi manusia bila ditinjau
dari tempat berlakunya hak asasi manusia tersebut. Maksudnya adalah ide-ide hak
asasi manusia dapat diterapkan secara efektif. Sepanjang tempat ide-ide hak asasi
manusia itu memberikan suasana kondusif untuk itu. Dengan kata lain, ide-ide hak
asasi manusia akan dapat dipergunakan secara efektif dan menjadi landasan etik
dalam pergaulan manusia, jikalau struktur kehidupan masyarakat entah itu di Barat
maupun di Timur sudah tentu tidak memberikan tempat bagi terjaminnya hak-hak
individu yang ada didalamnya.
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli maupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia
secara otomatis;
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamni, ras, agama,
pandangan politik atau asal usul sosial dan bangsa;
c. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM ( Mansour Fakih, 2003 ).
Revolusi Perancis tahun 1789 dalam Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen
artinya hak hak asasi manusia dan warga negar Prancis. Dalam revolusi tersebut terkenal
dengan seboyan liberte, egalite dan fraternite.
Latar belakang sejarah hak asasi manusia pada hakikatnya muncul karena adanya
keinsyafan manusia terhadap harga diri, harkat dan martabat kemanusiaan sebagai akibat
tindakan sewenang-wenang dari penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan dan
kezaliman yang hampir melanda seluruh umat manusia. Sejarah perkembangan hak asasi
manusia sebagai berikut:
Perjuangan Nabi Ibrahim melawan kezaliman Raja Namruds. Nabi Musa memerdekan
bangsa Yahudi dari perbudakan raja Fir’un agar bebas dari kesewenangan hukum
hamurabi pada masyarakat Babilonia yang menentapkan ketentuan hukum yang
menjamin keadilan bagi warga negaranya.
Kaisar Romawi Flanvius Anacius, justianu, melakukan peraturan hukum modern yang
termodifikasi yaitu Corpus Iuris sebagai jaminan kedilan dan hak asasi manusia.
4. Socrates (469-399 SM), Plato (429-374 SM), dan Aristoteles (384-322 SM) sebagai
filsuf Yunani peletak dasar diakuinya hak asasi manuisa. Mereka mengajarkan untuk
mengkritik pemerintah yang tidak berdasarkan keadilan, cita-cita, dan kebijaksanaan
5. Tahun 30 SM
Kitab injil di bawa Nabi Isa Al Masih sebagai peletak dasar tingkah laku manusia agar
senantiasa hidup dalam cinta kasih terhadap Tuhan atau sesama manusia.
6. Tahun 600
Perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk membebaskan para bayi wanit dari
penindasan bangsa Quraisy. Kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW banyak mengajarkan tentang toleransi,berbuat adil, tidak boleh
memaksa, bijaksana, menerapkan kasih sayang dan sebagainya.
8. Tahun 1679
Lahir piagam ham, yaitu Hobeas corpus Act yang isinya jaminan kebebasan warga
negara dan mencegah penjarahan sewenang-wenang terhadap rakyat.
9. Tahun 1689
Lahir piagam Bill of Rights di Britania Raya, yaitu berisi tetntang undang-undang
tentang hak-hak asasi kebebasan warga negara. Adapun pengaturan HAM yang terdapat
dalam piagam tersebut adalah:
Hak personal, hak legal, hak sipil, dan politik yang terdapat dalam pasal 3 -21 dalam
DUHAM tersebut memuat :
Hak bebas dari penangkapan penahanan atau pembuangan yang sewenang- wenang
Hak bebas dari campur tangan yang sewenang-wenang terhadap kekuasaan pribadi,
keluarga, tempat tinggal, maupun surat-surat
Hak bergerak
Hak untuk mengambil bagian dalam pemerintahan dan hak atas akses yang sama
terhadap pelayanan masyarakat.
2. Secara umum hak-hak asasi manusia dapat dikelompokkan menjadi enam macam:
Hak menikah
4. Sementara itu secara operasional beberapa bentuk ham yang terdapat dalam UU No.39
tahun 1999 tentang HAM sebagai berikut:
Hak wanita;
Hak anak.
manusia tanpa pandang bulu. Sebagai agama kemanusiaan, Islam meletakkan manusia
pada posisi yang sangat mulia. Manusia di gambarkan Al-Qur’an sebagai makhluk yang
paling sempurna dan harus di muliakan. Bersandar dari pandangan kitap suci ini,
perlindunga dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam islam tidak lain
merupakan tuntutan ajaran islam yang wajib di laksanakan oleh setiap pemeluknay. Dalam
islam, sebagai mana dinyatakan oleh Abu A’la-Maududi, HAM adalah kodrati yang di
anugrahkan Allah SWT kepada setiap manusia dan tidak dapat dicabut atau di kurangi
oleh kekuasaan atau badan apapun. Hak-hak yang di berikan Allah itu bersifat permanen
dan kekal.
Manurut kalangan ulama Islam, terdapat dua konsep hak dalam islam; hak manuis
(haq al insan) dan hak Allah. Satu dan lainnya saling terkait dan saking melandasi. Hak
Allah melandasi hak manusia demikian juga sebaliknya, sehingga dalam praktiknya tidak
dapat satu sari yang lainnya. Misalnya, dalam pelaksanaan hak Allah berupa shalat,
seorang muslim yang taat memiliki kewajiban untuk mewujudkan pesan moral ibadah
shalat dalam kehidupan sosialnya.
Adapun hak manusia, sebagai hak kepemilikan, setiap manusia berhak untuk
mengelola harta yang dimilikinya. Namun demikian, Islam menekankan bahwa pada
setiap hak manusia terdapat hak Allah; meskipun seorang berhak memanfaatkan
hartanya, tetapi ia tidak boleh menggunakan harta keluarganya untuk tujuan yang
bertentangan dengan ajaran Allah. Keadilan sebagai inti ajaran islam, islam menekan
bahwa hak kepemilikan harus memiliki nilai sosial.
Terdapat tiga bentuk HAM dalam islam. Pertama, hak dasar (hak daruri), sesuatu
yang dianggap dasar apabila hak itu dilanggar, bukan hanyan membuat manusia menjadi
sengsara, tetapi juga hilang eksistensinya, bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Contoh
sederhana hak ini diantaranya hak untuk hidup, hak atas keamanan, dan hak untuk
memiliki harta benda kedua, hak sekunder, yakni hak-hak yang apabila tidak di penuhi
akan berakibat pada hilangnya hak dasarnya sebagai manusia. Misalnya, jika seseorang
haknya untuk memperoleh sandang pangan yang layak, maka akan berkibat hilangnya hak
hidup. Ketiga, hak tersier, yakni yang tingkatnya lebih rendah dari hak primer dan
sekunder.
1. Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama-sama dengan jaminan bahwa
hak ini tidak kami dicampuri, kecuali dengan alasan-alasan yang sah dan ilegal.
Konsepsi Islam tentang HAM dapat di jumpai dalam sumber utama Islam, Al-Qur’an
dan Hadits. Adpaun implementasi HAM dapat dirujuk pada praktik kehidupan sehari-hari
Nabi Muhammad SAW, yang dikenal dengan sebutan sunnah Nabi Muhammad. Tonggak
sejarah peradaban Islam sebagai agama HAM adalah lahirnya deklarasi Nabi Muhammad
di Madinah yang biasa dikenal dengan Piagam Madinah.
Terdapat dua prinsip pokok HAM dalam piagam Madinah. Pertama, semua pemeluk
islam satu umat walaupun mereka berbeda suku bangsa. Kedua, hubungan antara
komunitas Muslim dengan nonmuslim didasarkan pada prinsip-prinsip :
4. Saling menasihati
Pelanggaran HAM dikelomokkan pada dua bentuk, yaitu: (1) pelanggaran HAM
berat; dan (2) pelanggaran HAM ringan. Pelanggaran HAM berat meliputi kejahatan
genosida dan kejahatan kemanusiaan. Sedangkan, bentuk pelanggaran HAM ringan selain
dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat tersebut.
4. PP No. 2 tahun 2002 tentang tata cara perlindungan terhadap korban dan saksi dalam
pelanggaran HAM yang berat
5. PP No. 3 tahun 2002 tentang kompensansi restitusi dan rehabilitasi terhadap korban
perlanggaran HAM yang berat
Berikut beberapa langkah penegakan dan perjuangan HAM bagi masyarakat, bangsa
dan negara indonesia adalah:
2. Pendidikan HAM
Dalam rangka internalisasi nilai-nilai hak asasi manusia perlu dikembangkan dalam
kehidupan sehari-hari manusia sejak dini, pada sekolah, kampus, dan media massa.
3. Advokasi HAM
Adalah dukungan, pembelaan, atau upaya, dan tindakan yang terorganisir dengan
menggunakan peralatan demokrasi untuk menegakkan dan melaksanakan hukum dan
kebijakan yang dapat menciptakan masyarakat yang adil dan sederajat
4. Kelembagaan
Dalam rangka menegakkan hak asasi manusia, maka pemerintah membentuk komisi
nasional hak asasi manusia (KOMNASHAM). Komisi ini dimaksudkan untuk
membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia
guna mendukung terwujudnya pembangunan nasional.
Keberhasilan penguasaan dan pemberdayaan hak asasi manusia suatu bangsa sangat
ditentukan oleh pemantapan budaya hak-hak asasi manusia dan bangsa tersebut
melalui usaha-usaha secara sadar kepada seluruh masyarakat.
6. Pemberdayaan hukum
Untuk menegakkan hak asasi manusia harus ada kesiapan struktural dan kultur politik
yang lebih demokratis.
7. Rekonsiilasi nasional
Cara lain yang di tempuh untuk menegakkan hak asasi manusia adalah membentuk
komisi kebendaharaan dan rekonsiliasi yang di bentuk berdasarkan undang-undang.
Komisi ini berfungsi lembaga ekstra yuridis untuk menegakkan kebenaran
mengungkap penyalahgunaan kekerasan dan pelanggaran HAM dimasa lampau demi
kepentingan bangsa dan negara.
Rendahnya kesadaran akan hak-hak asasi manusia yang di miliki orang lain
Kurang berfungsinya lembaga penegak hukum seperti polisi, jaksa, dan pengadilan.
Adanya stratifikasi dan status sosial (tingkat pendidikan usia, pekerjaan, dan
sebagainya)
Norma adat dan budaya lokal yang kadang bertentangan dengan HAM
Letaak geografis Indonesia yang luas, sulitnya komunikasi antar daerah sarana dan
prasarana komunikasi dan informasi yang belum terbangun baik, sistem informal
untuk kepntingan sosialisasi yang terbatas.
Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang perlunya HAM,
adakalanya demi kepentingan stabilitas nasional persoalan HAM diabaikan.
Masih ada aparat yang secara pribadi mengabaikan prosedur kerja yang sesuai
dengan HAM tingkat penididkan dan kesejahteraan sering membuka peluang “jalan
pintas” untuk memperkaya diri masih terjadi adanya penyimpangan (KKN)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai anugrah dari Tuhan yang harus dihormati, dijaga dan
dilindungi oleh setiap individu.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang
perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam
kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap
bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi
atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM
menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
B. Saran
Adapun saran dari pada kami:
1. Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM
kita sendiri.
2. Kerjasama antara Pemerintah daerah dan warga masyarakat Daerah perlu ditingkatkan.
3. Kita harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita
melakukan pelanggaran HAM dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-
injak oleh orang lain
4. Pemerintah khususnya pihak kepolisian harus bisa menjadi sarana dalam menyelesaikan
masalah pelanggaran HAM.
5. Pemerintah harus bisa bekerjasama dengan masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan
rakyat.
6. Pelanggaran hak asasi manusia di negara Indonesia seharusnya ditanggapi dengan cepat
dan tanggap oleh pemerintah dan disertai peran serta masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.docs.google.com
http://en.wikipedia.org
http://www.slideshare.net
http://www.academia.edu
http://www.scribd.com
https://deluk12.wordpress.com/makalah-ham/