Jtptunimus GDL Wahyunengs 5324 2 Bab2 PDF
Jtptunimus GDL Wahyunengs 5324 2 Bab2 PDF
membentuk asam dan kadang gas dari glukosa dan manosa, biasanya
pada media BAP tidak menyebabkan hemolisis, pada media Mac Concey
waktu yang lama, bakteri ini resisten terhadap bahan kimia tertentu
85
(misalnya hijau brillian, sodium tetrathionat, sodium deoxycholate) yang
sampel feses.
berikut:
8 6
Tabel 1. Perbedaan Karakteristik Salmonella sp.
B. Patogenesis
utama pada manusia, bakteri ini selalu masuk melalui jalan oral, biasanya
C. Cara Penularan
(mulut, esofagus, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar). S typhi,
dan sebagian kuman masuk ke usus halus. Dari usus halus kuman
87
beraksi sehingga bisa ” menjebol” usus halus. Setelah berhasil
2009).
Aliran darah yang membawa bakteri juga akan menyerang liver, kantong
empedu, limfa, ginjal, dan sumsum tulang dimana bakteri ini kemudian
D. Demam Tipoid
8
tifoid merupakan masalah kesehatan utama di negara berkembang, tidak
hanya karena insiden dan angka kematiannya yang tinggi, tetapi juga
karena waktu yang diperlukan agar penderita " fully recover " dapat
(Purwanto, 2009).
1. Kultur Gal
9
8
Pengambilan spesimen darah sebaiknya dilakukan pada minggu
2. Widal
dalam darah (antigen O muncul pada hari ke 6-8, dan antibodi H muncul
sampel biakan positif penyakit tifus, sehingga hasil tes Widal negatif
baik karena akan memberikan hasil positif bila terjadi: infeksi berulang
3. TubexRTF
10
8
Pemeriksaan ini sangat bermanfaat untuk deteksi infeksi akut
lebih dini dan sensitive, karena antibodi IgM muncul paling awal yaitu
setelah 3-4 hari terjadinya demam sensitivitasnya > 95% (Prasetyo, dkk,
2009).
melacak antibodi IgG, IgM dan IgA terhadap antigen LPS O9, antibodi
typhi. Uji ELISA yang sering dipakai untuk mendeteksi adanya antigen S.
pada sampel darah, 73% pada sampel feses dan 40% pada sampel
sumsum tulang.
5. Pemeriksaan Dipstik
dan uji Widal (35.6%). Kendala yang sering dihadapi pada penggunaan
positif palsu yang terjadi bila prosedur teknis tidak dilakukan secara
811
cermat, adanya bahan-bahan dalam spesimen yang bisa menghambat
proses PCR antara lain hemoglobin dan heparin dalam spesimen darah
serta bilirubin dan garam empedu dalam spesimen feses, biaya yang
cukup tinggi dan teknis yang relatif rumit (Prasetyo, dkk., 2009).
12
8