Anda di halaman 1dari 62

1

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini merupakan penjelasan dari latar belakang penulisan Tugas , dengan beberapa perumusan masalah yang akan
dipecahkan agar tujuan dari penulisan Tugas ini tercapai. Juga terdapat sistematika penulisan dan lokasi studi dimana studi tersebut
dilakukan. Dan untuk memudahkan penyelesaian studi dibuat beberapa batasan yang akan diuraikan dalam bab ini juga. Berikut ini
merupakan penjelasan dari beberapa sub bab dari Bab I Pendahuluan.

1.1. Latar Belakang


Angkutan umum sangat dibutuhkan di wilayah perkotaan. Hal ini disebabkan penduduk di wilayah kota umumnya relatif
lebih padat, sehingga mempunyai mobilitas yang tinggi dalam kegiatan sehari-hari. Sebagai pelayanan kepada masyarakat,
pemerintah Kabupatan Jember menyelenggarakan pengangkutan orang dengan kendaraan bermotor umum jenis suzuki carry dalam
trayek tetap dan teratur.
Jika meninjau hal tersebut maka diperlukan jumlah kendaraan angkutan umum yang memadai sesuai dengan trayeknya,
sehingga mampu memenuhi kebutuhan pengguna angkutan umum. Penentuan jumlah kendaraan angkutan umum dalam suatu trayek
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna angkutan umum sangat vital peranannya.
Hal tersebut dikarenakan apabila penentuan jumlah kendaraan angkutan umum yang terlalu sedikit dapat membuat pelayanan
terhadap angkutan umum tersebut tidak optimal sehingga dapat merugikan pengguna angkutan umum. Dan apabila jumlah kendaraan
angkutan umum terlalu banyak maka tidak efektif sehingga dapat merugikan pemilik dan operator angkutan umum tersebut.
Penentuan jumlah kendaraan angkutan umum yang efektif sesuai dengan trayeknya tergantung pada besarnya permintaan
(demand) angkutan umum berdasar pada trayek yang ditinjau. Dalam tugas akhir ini nantinya akan dilakukan studi tentang jumlah
kendaraan angkutan umum dengan studi kasus Lyn E trayek Terminal Tawang Alun - Terminal Pakusari di Kabupaten Jember.
Dikarenakan trayek Lyn E tersebut merupakan trayek koridor utama (trayeknya melewati jalan arteri) di Kabupaten Jember, yang
mana trayek tersebut sebagian juga merupakan trayek angkutan umum lainnya. Dengan mengacu pada kondisi trayek Lyn E tersebut
dan seiring dengan menurunnya permintaan (demand) angkutan umum khususnya Lyn E di Kabupaten Jember (Operator Lyn E,
2007), apakah jumlah kendaraan angkutan umum Lyn E di Kabupaten Jember masih efektif. Hal tersebut itulah yang nantinya akan
dibahas dalam tugas ini.
2

Dan diharapkan hasil akhir dari studi ini dapat digunakan sebagai masukan kepada inatansi yang terkait mengenai penentuan
jumlah kendaraan angkutan umum Lyn E yang beroperasi, juga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran oleh mahasiswa
khususnya mahasiswa teknik sipil dalam hal menentukan jumlah kendaraan angkutan umum yang efektif sesuai dengan trayeknya
berdasar pada permintaan (demand) trayek yang ditinjau tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Dengan latar belakang seperti dijabarkan diatas, maka timbul permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan dalam
Tugas ini, permasalahan-permasalahan yang dimaksud adalah :
1. Berapakah permintaan (demand) harian terhadap Lyn E trayek Terminal Tawang Alun - Terminal Pakusari di Kabupeten
Jember ?
2. Berapakah waktu antara (head way) untuk Lyn E beradasar pada permintaan (demand) harian Lyn E tersebut ?
3. Berapakah jumlah kendaraan angkutan umum untuk trayek Lyn E yang semestinya disediakan untuk melayani kebutuhan
masyarakat ?

1.3. Tujuan Penulisan


Permasalahan-permasalahan yang ada dalam Tugas ini nantinya akan dipecahkan dengan beberapa tujuan yang akan dicapai,
yaitu sebagai berikut
1. Menghitung permintaan (demand) harian Lyn E trayek Tawang Alun - Pakusari di Kabupaten Jember.
2. Menghitung waktu antara (head way) untuk Lyn E berdasar pada permintaan (demand) harian Lyn E.
3. Menghitung jumlah kendaraan angkutan umum Lyn E di Kabupaten Jember yang sesuai untuk melayani kebutuhan
masyarakat.

1.4. Batasan Masalah


Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Tugas akhir ini hanya membahas perhitungan jumlah kendaraan angkutan umum Lyn D trayek Tawang Alun - Kampus di
Kabupaten Jember, berdasar studi pada literatur yang digunakan dalam tugas akhir ini.
3

2. Perhitungan demand angkutan umum Lyn D di Kabupaten Jember menggunakan survey naik turun penumpang angkutan
umum dengan metode On Bus Survey selama 1 (satu) hari, tanggal 11 Januari 2020. Dengan pembagian waktu survey pada
pagi (05.00-selesai), siang (11.00-selesai) dan sore (16.00-selesai) .
3. Penentuan faktor pengali pendistribusian demand berdasarkan survey pengamatan lapangan (dilakukan di terminal Tawang
Alun) untuk pengguna Lyn D di Kabupaten Jember selama 1 (satu) hari pada tanggal 11 Januari 2020. Dengan waktu survey
mulai jam 05.00-21.00 .
4. Penentuan pengoperasionalan kendaraan Lyn D berdasar pada survey wawancara dengan operator Lyn D.
5. Penentuan jumlah kendaraan Lyn D yang beroperasi hariannya diperoleh dari bagian penyiaran Terminal Tawang Alun
Kabupaten Jember.
6. Penentuan waktu sirkulasi dalam tugas akhir ini berdasar pada waktu tunggu dan waktu tempuh yang diperoleh dari survey.
7. Tidak melakukan analisa peramalan mengenai kebutuhan jumlah kendaraan Lyn D (analisa penentuan jumlah kendaraan Lyn
D hanya berdasar pada kondisi demand pada saat survey dilakukan)

1.5. Sistematika Penulisan


Secara garis besar, tugas ini akan disusun dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut.
BAB I – PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah yang berisi pokok pikiran yang melatar belakangi penelitian ini.
Kemudian dilanjutkan dengan perumusan masalah yang akan diangkat berdasarkan uraian latar belakang. Berikutnya akan
dikemukakan pula tujuan penulisan, batasan masalah, sistematika penulisan serta lokasi studi.
BAB II – STUDI LITERATUR
Pada bab ini akan menguraikan tentang pengetahuan umum dan landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian ini
meliputi : defini angkutan umum, perencanaan transportasi angkutan umum, pelayanan angkutan umum, survey, penentuan
demand penumpang angkutan umum dan penentuan jumlah armada angkutan umum.
BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan tentang metodologi yang akan dipakai dalam penyelesaian tugas ini, meliputi metodologi pengerjaan
tugas dan metodologi survey serta dilengkapi dengan diagram alirnya.
BAB IV – PENGOLAHAN DATA
4

Pada bab ini berisi tentang penjelasan dan pengolahan data-data dari data-data yang telah dikumpulkan dalam tugas ini, baik
data primer (melalui survey) maupun data sekunder (dari instansi pemerintah). Data-data tersebut diolah sehingga mudah
untuk dilakukan analisa.
BAB V – ANALISA DATA
Pada bab ini berisi tentang perhitungan demand penumpang angkutan umum lyn D di Kabupaten Jember, perhitungan
Headway dan perhitungan jumlah armada angkutan umum lyn D. Analisa yang dilkukan berdasarkan pada data hasil
pengolahan pada bab sebelumnya.
BAB VI – KESIMPULAN
Pada bab ini akan merumuskan hasil akhir dari analisa data. Yang nantinya akan dibandingkan dengan kondisi di lapangan
sehingga dapat diambil kesimpulan mengenai hal yang akan di bahas dalam tugas ini. Juga terdapat saran dari penulis.
5

1.6. Lokasi Studi


Kabupaten Jember- Jawa Timur
6

Gambar 1.1. Letak Kabupaten Jember (ditunjukkan tanda panah)

Trayek Lyn D (Tawang alun – Kampus) di Kabupaten jember


7

Gambar 1.2. Trayek Lyn E di Kabupaten Jember


TRAYEK LYN A
JALAN ARTERI
8

BAB II
STUDI LITERATUR

Pada bab ini akan menguraikan tentang pengetahuan umum, landasan


teori, peraturan dan perumusan. yang akan digunakan dalam tugas akhir ini. Studi
literatur tersebut pada Bab II Studi Literatur adalah sebagai berikut ini.

2.1. Definisi Angkutan Umum


Menurut Munawar (2005) angkutan dapat didefinisikan sebagai
pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan kendaraan. Sementara kendaraan umum adalah setiap kendaraan
bermotor yang disediakan untuk digunkan oleh umum dengan dipungut bayaran.
Kendaraan angkutan umum dapat berupa mobil penumpang, bus kecil, bus sedang
dan bus besar. Mobil penumpang yang digunkan untuk mengangkut penumpang
umum disebut dengan mobil penumpang umum (MPU).
Aset berupa kendaraan mobil/MPU yang dipertanggungjawabkan
perusahaan, baik yang dalam keadaan siap guna maupun dalam konservasi disebut
dengan armada, yang tidak lagi dioperasikan untuk pelayanan penumpang umum
karena bus/MPU dalam keadaan rusak berat atau tidak jalan. Wilayah yang
melingkupi beroperasinya angkutan umum dapat disebut dengan wilayah trayek,
sedangkan kumpulan trayek yang menjadi satu kesatuan pelayanan angkutan
orang disebut dengan jaringan trayek. Sedangkan biaya yang dibebankan kepada
penumpang kendaraan angkutan umum disebut dengan tarif, dan dinyatakan
dalam rupiah.

2.2. Perencanaan transportasi angkutan umum


Menurut Tamin (2000), sistem transportasi secara menyeluruh dapat
dibagi menjadi beberapa sub sistem mikro yang saling terkait dan saling
mempengaruhi seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1

SISTEM SISTEM
KEGIATAN JARINGAN

SISTEM KELEMBAGAAN
Gambar 2.1 Sistem Transportasi
SISTEM Makro (Tamin; 2000)
PERGERAKAN
9

Sistem mikro tersebut meliputi :


a. Sistem kegiatan (Transport Demand)
b. Sistem jaringan (Prasarana transportasi / transport supply)
c. Sistem pergerakan (Lalu lintas / Traffic)
d. Kelembagaan.
Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan akan menghasilkan
suatu pergerakan manusia dan atau barang dalam bentuk pergerakan kendaraan
dan atau orang/pejalan kaki. Suatu sistem pergerakan yang aman, cepat, nyaman,
murah dan sesuai dengan lingkungannya akan dapat tercipta jika pergerakan
tersebut diatur oleh suatu sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas yang baik.
Sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem pergerakan akan saling mem
pengaruhi satu dengan yang lainnya seperti pada Gambar 2.1. Perubahan pada
sistem kegiatan akan mempengaruhi sistem jaringan melalui suatu perubahan pada
tingkat pelayanan pada sistem pergerakan. Demikian juga perubahan pada sistem
jaringan akan mempengaruhi sistem kegiatan melalui peningkatan mobilitas dan
aksesibilitas dari sistem pergerakan tersebut. Untuk menjamin terwujudnya suatu
sistem pergerakan yang aman, nyaman, cepat, murah dan sesuai dengan
lingkungannya, maka dalam sistem transportasi makro terdapat suatu sistem
mikro tambahan lainnya yang disebut dengan sistem kelembagaan yang terdiri
dari beberapa individu, kelompok, lembaga, instansi pemerintah serta swasta yang
terlibat dalam masing-masing mikro tersebut.

2.3. Pelayanan angkutan umum


Dalam undang-undang No.14 Tahun 1992 (pasal 37) tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan disebutkan bahwa pelayanan angkutan orang dengan
kendaraan umum dalam trayek tetap dan teratur dilaksanakan dalam jaringan
trayek dengan tujuan untuk mengendalikan pelayanan angkutan dengan kendaraan
umum agar tercapai keseimbangan antara kebutuhan jasa angkutan dengan
penyediaan jasa angkutan, serta untuk menjamin kualitas pelayanan angkutan
penumpang.
Jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu
kesatuan pelayanan angkutan orang. Jaringan trayek ditetapkan dengan
memperhatikan :
a. Kebutuhan angkutan
b. Kelas jalan yang sama dan atau yang lebih tinggi
c. Tinggi keselamatan angkutan
d. Tingkat pelayanan jalan
e. Tersedianya terminal angkutan barang
f. Rencana umum tata ruang
g. Kelestarian lingkungan
2.3.1. Wilayah pelayanan penumpang angkutan umum
Menurut Munawar (2005) wilayah pelayanan angkutan penumpang umum
perlu ditetapkan atau ditentukan untuk merencanakan sistem angkutan penumpang
umum serta menetapkan kewenangan penyediaan, pengeloalaan dan pengaturan
pelayanan angkutan penumpang umum. Penentuan batas wilayah angkuatn
penumpang umum akan mencakup beberapa hal berikut ini.
10

1. Perencanaan jaringan trayek


Dalam perencanaan jaringan trayek angkutan umum harus diperhatikan
parameter sebagai berikut ini :

a. Pola tata guna lahan


Pelayanan angkutan umum diusahakan mampu menyediakan
aksesbilitas yang baik. Untuk memenuhi hal tersebut lintasan trayek
angkutan umum diusahakan melewati tata guna lahan dengan potensi
permintaan yang tinggi. Demikian juga lokasi-lokasi yang menjadi
potensial menjadi tujuan berpergian diusahakan menjadi prioritas
pelayanan.
b. Pola pergerakan penumpang angkutan umum
Rute angkutan umum yang baik adalah arah yang mengikuti pola
pergerakan pengguna jasa angkutan umum (penumpang angkutan)
sehingga tercipta pergerakan yang lebih efisien.
Trayek angkutan umum harus dirancang sesuai dengan pola
pergerakan pendudukyang terjadi, sehingga transfer moda yang terjadi
pada saat penumpang mengadakan perjalanan dengan angkutan umum
dapat diminimumkan.
c. Kepadatan penduduk
Salah satu faktor yang menjadi prioritas pelayanan angkutan umum
adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, yang pada
umumnya merupakan wilayah dengan potensi permintaan tinggi.
Trayek angkutan umum yang ada diusahakan sedekat mungkin
menjangkau wilayah tersebut.
d. Daerah pelayanan
Pelayanan angkutan umum, selain memperhatikan wilayah-wilayah
potensial pelayanan, juga menjangkau semua wilayah perkotaan yang
ada. Hal itu sesuai dengan konsep pemerataan pelayanan terhadap
penyediaan fasilitas angkutan umum.
e. Karakteristik jaringan jalan
Kondisi jaringan jalan akan menentukan pola pelayanan trayek
angkutan umum. Karakteristik jaringan jalan meliputi : konfigurasi,
klasifikasi, fungsi, lebar jalan dan tipe operasi jalur. Operasi angkutan
umum sangat dipengaruhi oleh jaringan jalan yang ada.
2. Penentuan wilayah pelayanan angkutan penumpang umum
Wilayah pelayanan angkutan penumpang umum kota dapat ditentukan
setelah diketahui batas-batas wilayah terbangun yang ditentukan oleh
aspek-aspek berikut ini.
a. Batas wilayah terbangun kota, yakni wilayah kota yang pengguna
lahanya didominasi oleh bangunan-bangunan yang membentuk satu
kesatuan. Batas wilayah ini dapat diketahui dengan melihat peta
penggunaan lahan kota dan foto udara.
b. Pelayanan angkutan umumpenumpang kota, yang dicari dengan
menentukan titik terjauh pelayanan angkutan umum penumpang kota.
11

Dilakukan dengan beberapa cara, yaitu menghitung besarnya


permintaan pelayanan angkutan umum penumpang kota pada
kelurahan-kelurahan yang terletak pada wilayah terbangun kota,
menghitung jumlah penumpang minimal untuk mencapai titik impas
pengusaha angkutan umum serta menentukan batas wilayah pelayanan
kota dengan menghubungkan titik-titik terluar tersebut diatas.
c. Struktur jaringan jalan
d. Koridor
Yakni denganmelihat panjang koridor lahan dan kesempatan kerja
sepanjang 400m di kanan dan kiri.
Proses perencanaan juga harus mengacu pada kebijaksanaan angkutan
umum dengan melihat peraturan yang sudah ada dan berlaku, kebijakan
pemerintah daerah khususnya dalam sektor publik serta ketetapan wilayah operasi
angkutan bus kota dan interaksinya dengan jenis angkutan yang lalu.
Tahapan perencanaan meliputi proses berikut ini.
a. Analisis permintaan
Proses analisis permintaan ini dilakukan dengan cara : menelaah
rencana pembangunan kota, menalaah data penduduk, inventarisasi
data perjalanan dan menelaah pertumbuhan penumpang masa lalu dan
beberapa pertumbuhan paremeter lain seperti pemilikan kendaraan dan
pendapatan.
b. Analisis kinerja rute dan Operasi
Parameter yang digunakan adalah faktor muat (load factor), jumlah
penumpang yang diangkut, waktu antara (Headway), waktu tunggu
penumpang, kecepatan perjalanan, ketersediaan angkutan dan tingkat
konsumsi bahan bakar.
Pengumpulan data dilakukan dengan survey diatas kendaraan (On
Bus Survey), pengamatan langsung dan wawancara. Parameter diatas
dapat digunakan sebagai alat untuk melihat efektifitas dan efisiensi
pengoperasionalan kendaraan dan penentuan jumlah armada.
c. Analisis Kinerja Prasarana
Proses ini mengkaji aspek-aspek : fasilitas tempat perhentian bus dan
halte, kemungkinan aplikasi langkah prioritas bus, sistem informasi
dan inventarisasi jaringan jalan termasuk dimensi, kondisi, kapasitas
serta volume lalu lintas.
d. Penysunan rencana
Rencana pengembangan angkutan umum didasarkan pada permintaan
dan kebijakan yang berlaku. Penyusunan ini juga menyangkut
permasalahan pengembangan sarana dan prasarana angkutan umum
sesuai dengan permintaan dan peraturan.
2.3.2. Produksi pelayanan angkutan umum
Parameter produksi pelayanan angkutan umum mempunyai tiga alternatif
besaran yang dapat ditinjau, yaitu :
1. Jumlah seat-trip per satuan waktu
Seat-trip adalah besaran yang menunjukkan jumlah tempet duduk trip tersedia
dari suatu pelayanan angkutan umum persatuan waktu. Besaran ini pada
12

dasarnya hanya menunjukkan kapasitas angkut yang dapat diberikan oleh


suatu sistem angkutan umum per satuan waktu. Besaran ini tidak tergantung
pada kondisi penumpang, karena besaran ini pada dasarnya hanya
menunjukkan kapasitas, bukan kondisi faktual tingkat pengisian. Jika suatu
sistem angkutan umum pada suatu rute mengoperasikan moda dengan
kapasitas angkut sebesar M tempat duduk (seat) dan sistem angkutan umum
dimaksud dapat melakukan trip sebanyak N kali setiap tahunnya, maka
besarnya produksi pelayanan angkutan umum pertahunnya dengan besaran
seat-trip adalah :

Total Seat-trip = Kapasitas angkut x jumlah trip per tahun

.........(2.1)
Untuk menghitung total seat-trip ini diperlukan kapasitas kendaraan dan
jumlah trip yang dapat dilakukan persatuan waktu.
2. Jumlah penumpang-kilometer per satuan waktu
Adalah besaran yang menunjukkan karakteristik penumpang yang terangkut
dari suatu pelayanan umum. Karakteristik dimaksud meliputi karakteristik
panjang perjalanan dan juga karakteristik jumlah penumpang. Dengan
sendirinya, karena tiap rute mempunyai karakteristik panjang perjalanan yang
berbeda, maka besaran produksi perjalanan angkutan umum dengan dimensi
ini sangat bervariasi untuk setiap rutenya, karena tergantung jumlah dan
panjang perjalanan penumpang. Untuk menghitung besaran total produksi
pelayanan angkutan umum dengan menggunakan dimensi penumpang-
kilometer ini perlu dibuat profil pengisian (loading profil) angkutan dalam
satu trip. Profil pengisian ini merupakan grafik yang akan menggambarkan
besar kecilnya penumpang didalam kendaraan pada setaip pemhentian untuk
satu trip. Sedangkan jumlah penumpang didalam kendaraan bertambah apabila
terdapat penumpang yang naik pada suatu perhentian, dan akan bertambah
kecil apabila ada penumpang turun. Nilai penumpang-kilometer ini diperoleh
dengan menghitung luas grafik profil pengisian yang terbentuk pada setiap
tripnya. Untuk mempermudah perhitungan, maka luas grafik tersebut dapat
dihitung dengan mengalikan jumlah penumpang di dalam kendaraan (On
Board) dengan jarak rata-rata antar perhentian (link).
3. Jumlah penumpang-trip
Adalah besaran yang menunjukkan produksi pelayanan angkutan umum yang
karakteristik perjalanan penumpangnya tidak dipresentasikan. Jadi besaran ini
hanya menunjukkan banyaknya penumpang terangkut dari suatu pelayanan
angkutan umum tanpa memperhatikan sama sekali panjang perjalanan dari
masing-masing penumpang. Jika suatu angkutan umum mengangkut
penumpang pada perhentian awal sebanyak 15 orang dan tak satupun dari
penumpang yang turun sampai perhentian akhir, maka jumlah produksi
penumpang-trip yang dihasilkan adalah 15 orang penumpang-trip. Besaran
produksi pelayanan angkutan umum ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik
rute yang dilayani. Untuk rute yang penumpangnya naik turun jumlahnya
13

cukup banyak di perjalanan, meskipun tingkat pengisian kendaraan tinggi


menghasilkan total produksi pelayanan angkutan umum yang kecil.
Sedangkan untuk rute yang penumpangnya tidak turun, kecuali diperhentian
akhir akan menghasilkan total produksi pelayanan angkutan umum yang
besar. Jadi besaran total produksi pelayanan angkutan umum ini sangat
tergantung pada loading-profile dari rute yang dimaksud.
2.4. Survey
Pada umumnya survey yang akan dilakukan bertujuan untuk mendapatkan
informasi mengenai sesuatu hal, sehingga informasi yang dihasilkan dari survey
tersebut dapat untuk dianalisa (Tamin, 2000).
2.4.1. Jenis Survey
Menurut Ofyar Tamin dalam bukunya yang berjudul “Perencanaan dan
Pemodelan Transportasi” Th.2000, jenis survey secara umum dibagi berdasarkan
kebutuhan dari survey tersebut. Jenis survey tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengenai sistem prasarana transportasi
Survey seharusnya direncanakan untuk dapat mengetahui seluruh
informasi fasilitas sistem prasarana transpotasi yang dimiliki serta
informasi kinerjanya dalam berbagai kondisi arus lalu lintas. Kebutuhan
akan data juga sangat ditentukan oleh sasaran dan tujuan kajian.
a. Inventarisasi prasarana jalan
Rincian data inventarisasi yang hasur dikumpulkan untuk jalan
perkotaan meliputi : Desain Geometrik, Pengendalian lalu lintas,
Tataguna lahan dan fasilitas jalan lainnya.
b. Inventarisasi kinerja angkutan umum
Hal tersebut meliputi : Rute bus, Jumlah armada, Tarif, Frekuensi,
lokasi terminal dan halte, jenis kendaraan (termasuk
kapasitasnya) dan survey naik-turun penumpang dalam bentuk
profil pembebanan dalam satu rute.

c. Inventarisasi fasilitas dan kebutuhan parkir


Meliputi survey inventarisasi ruang parker dan survey kebutuhan
parker.
d. Inventarisasi waktu tempuh
Meliputi informasi waktu tempuh (dapat dilakukan dengan survey
metode pengamat bergerak dan survey pengamat statis), Waktu
berhenti, Waktu bergerak dan Kecepatan bergerak.
2. Mengenai sistem tata guna lahan
Survey yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan informasi tata guna
lahan, meliputi jenis dan intensitasnya serta karakteristik pergerakan.
Contoh data tata guna lahan adalah populasi, tenaga kerja, produksi
berbagai sector misalnya pertanian, industri, pertambangan, perikanan dan
kehutanan.
2.4.2. Survey dalam tugas akhir ini
Survey yang digunakan dalam tugas akhir ini menggunakan literatur
Thesis Pasca Sarjana Teknik Sipil ITS Surabaya atas nama Akhmad Rubama Th.
2003, dengan judul “Evaluasi Tarif Angkutan Umum Kota Palangka Raya (Studi
14

Kasus Trayek Terminal Mihing Manasa-Kereng Bangkirai, Palangka Raya,


Kalimantan Tengah)”.
Survey-survey tersebut adalah sebagai berikut ini :
1. Survey naik turun penumpang dengan metode On Bus Survey
Survey naik turun penumpang memiliki beberapa metode salah satunya adalah
dengan Metode On Bus Survey (Metode yang digunakan dalam tugas akhir
ini). Metode On Bus Survey adalah metode survey yang proses pelaksanaan
surveynya dilakukan didalam kendaraan yang akan disurvey. Survey tersebut
dilakukan untuk mencari demand penumpang kendaraan angkutan umum yang
disurvey, baik per rit maupun per trip dari trayek yang ditinjau.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan On Bus Survey adalah :
a. Pembuatan form survey
Form survey haruslah mudah dipahami oleh surveyor dan juga nantinya
mudah untuk diolah datanya. Form survey untuk naik turun penumpang
angkutan umum sebagai berikut :
Nama surveyor : Izul
Rute : Tawang Alun - Kampus
Jam : 05.00-09.00
Tanggal : 11 Januari 2020
LOKASI PENUMPANG PENUMPANG
NO
NAIK/TURUN NAIK TURUN

(1) (2) (3) (4)

Tabel 2.1 Form survey naik-turun penumpang dengan metode On Bus


Survey (Sumber : Rubama, 2003)
Keterangan :
(1) : Berisikan nomer lokasi naik turun penumpang
(2) : Berisikan lokasi naik turun penumpang (diisikan berdasar pada
jalan yang dilalui trayek Lyn tersebut)
(3) : Berisikan jumlah penumpang yang naik pada tiap lokasi naik/turun
(4) : Berisikan jumlah penumpang yang turun pada tiap lokasi
naik/turun
 Form tersebut dibuat atas dasar kebutuhan data dan juga untuk
kepentingan penggunaan data untuk keperluan studi lainnya.
b. Penentuan dan briefing surveyor
Penentuan berapa jumlah surveyor yang dibutuhkan dalam proses
pelaksanaan survey dan pemberitahuan bagaimana proses pelaksanaan
survey tersebut. Hal tersebut dilakukan agar proses pelaksaan survey tidak
mengalami hambatan dan lebih lancar.
c. Pelaksaanan survey naik turun penumpang
Pelaksanaan survey dilakukan pada jam operasi kendaraan angkutan
umum.
 Dalam naik turun penumpang Lyn D tersebut juga terdapat survey
mengenai waktu tempuh dan waktu tunggu untuk Lyn D dengan cara
15

mencatat waktu dengan jam atau stopwatch pada saat diatas kendaraan
angkutan umum.
 Catatan : Dalam survey naik turun menggunakan metode On Bus Survey
perhitungan jumlah penumpang dalam kendaraan apabila kondisi di dalam
kendaraan penuh maka surveyor juga diikutkan dalam perhitungan
tersebut. Apabila dengan kondisi kendaraan tidak penuh maka surveyor
tidak diikutkan dalam perhitungan jumlah penumpang.

2. Survey Pengamatan Lapangan


Survey pengamatan lapangan adalah survey dengan cara mengamati dan
melakukan pencatatan terhadap objek yang akan disurvey, dengan berdasarkan
tentang kebutuhan data yang akan digunakan. Survey pengamatan lapangan
dalam tugas akhir ini dilakukan untuk mendapatkan faktor pengali
pendistribusian demand, yang mana faktor pengali tersebut digunakan untuk
mendapatkan demand penumpang kendaraan angkutan umum yang ditinjau
perjamnya sehingga dapat dicari demand perjamnya yang terbesar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam survey pengamtan lapangan adalah
sebagai berikut ini.
a. Pembuatan form survey
Form survey haruslah mudah dipahami oleh surveyor dan juga nantinya
mudah untuk diolah datanya. Form survey untuk pengamatan lapangan di
terminal angkutan umum adalah sebagai berikut :
Terminal :
JAM JUMLAH PENUMPANG

(1) (2)

Tabel 2.2 Form Survey Pengamatan lapangan


Keterangan sebagai berikut :
(1) : Berisikan tentang jam-jam pengoperasionalan kendaraan
angkutan umum (dapat ditentukan berdasarkan jam-jam aktif
pengoperasionalan kendaraan ).
(2) : Berisikan jumlah penumpang perjamnya terhadap kendaraan
angkutan umum yang ditinjau (pada terminal yang ditentukan).
b. Penentuan lokasi pengamatan lapangan
Lokasi pengamatan lapangan dilakukan di terminal yang sesuai dengan
trayek yang ditinjau.
c. Penentuan waktu survey
Waktu survey adalah waktu pengoperasionalan kendaraan angkutan umum
yang ditinjau. Waktu tersebut dapat ditentukan berdasarkan kondisi
pengoperasionalan kendaraan angkutan umum yang ditinjau.
3. Survey wawancara
Survey wawancara tersebut dilakukan dengan bertanya langsung kepada pihak
yang berkaitan dengan kebutuhan data yang diperlukan. Dalam tugas akhir ini
survey wawancara dilakukan dengan operator angkutan umum yang ditinjau
untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, dalam hal ini data-data
16

mengenai pengeperasionalan kendaraan angkutan umum yang ditinaju


tersebut.
 Survey wawancara tersebut dalam tugas akhir ini diikut sertakan dalam
survey naik turun penumpang untuk mempermudah jalannya survey.

2.5. Penentuan Demand Penumpang Angkutan Umum


Penentuan permintaan (demand) penumpang angkutan umum dalam tugas
akhir ini juga menggunakan literatur Thesis Pasca Sarjana Teknik Sipil ITS
Surabaya atas nama Akhmad Rubama Th. 2003, dengan judul “Evaluasi Tarif
Angkutan Umum Kota Palangka Raya (Studi Kasus Trayek Terminal Mihing
Manasa-Kereng Bangkirai, Palangka Raya, Kalimantan Tengah)”. Analisa
penentuan demand penumpang angkutan umum merupakan tahap lanjutan dari
suvey yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga analisanya menggunakan data-
data dari survey tersebut. Analisa Penentuan demand tersebut adalah sebagai
berikut.
2.5.1. Penentuan demand harian kendaraan angkutan umum.
Data-data yang diperlukan dalam penentuan demand (permintaan) harian
kendaraan angkutan umum adalah :
a. Data jumlah rata-rata penumpang angkutan umum
baik untuk rit dan trip (P-P) hariannya. Data-data tersebut dapat
diperoleh dari suvey naik turun penumpang angkutan umum dengan
metode On Bus Survey.
b. Data jumlah rata-rata trip (P-P) harian. Data tersebut
dapat diperoleh dari survey wawancara dengan operator angkutan
umum yang di tinjau.
c. Data jumlah kendaraan yang beroperasi (harian). Data
tersebut dapat diperoleh dari publikasi instansi pemerintah.
 Secara matematis perumusan yang digunakan
untuk mencari demand harian (rata-rata) berdasarakan literatur tersebut
adalah :
Demand Harian (untuk Rit)
= Jumlah rata-rata penumpang (rit) x Jumlah rata-rata
rit x Jumlah kendaraan angkutan umum yang
beroperasi. ………....................................…………………….(2.2)
Demand Harian
= Jumlah rata-rata penumpang (Trip) x Jumlah rata-
rata trip x Jumlah kendaraan angkutan umum yang
beroperasi...................................................................................(2.3)

2.5.2. Penentuan demand perjam kendaraan angkutan umum


Penentuan demand harian (untuk perjamnya) dari kendaraan angkutan
umum adalah :
a. Penentuan faktor pengali pendistribusian demand
Penentuan demand perjam menggunakan faktor pengali
pendistribusian demand dilakukan karena demand perjamnya untuk
17

penggunaan kendaraan angkutan umum berlainan ada kondisi puncak


ataupun kondisi sepi. Dan penggunaan faktor pengali pendistribusian
demand yang diperoleh dari penggunaan kendaraan angkutan umum
yang ditinjau dapat mencerminkan kondisi demand penumpang dari
angkutan umum di lapangan (perjamnya).
Dalam penentuan faktor pengali tersebut data yang diperlukan adalah
data penggunaan kendaraan angkutan umum di terminal. Data tersebut
diperoleh dari survey pengamatan di terminal yang ditinjau. Data
tersebut nantinya dapat diolah menjadi faktor pengali pendistribusian
demand dengan rumus :
Faktor pengali = Penumpang per jam
Total penumpang survey.................................(2.4)

b. Penentuan demand perjam dari kendaraan angkutan umum


Setelah faktor pengali pendistribusian demand diperoleh maka analisa
penentuan demand perjam dapat dilakukan. Demand perjam dari
kendaraan angkutan umum dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Demand perjam = Faktor pengali pendistribusian
demand x demand penumpang
harian............................................................(2.5)

2.6. Penentuan Jumlah Kendaraan Angkutan Umum


Pada dasarnya, pengguna kendaraan angkutan umum menghendaki adanya
tingkat pelayanan yang cukup memadai, baik waktu tempuh, waktu tunggu
maupun keamanan dan kenyamanan yang terjamin selama dalam perjalanan.
Tuntutan akan hal tersebut dapat dipenuhi bila penyediaan armada angkutan
umum berada pada garis seimbang dengan permintaan jasa angkutan.
Jumlah armada yang “tepat” sesuai dengan kebutuhan sulit dipastikan,
yang dapat dilakukan adalah jumlah yang mendekati besarnya kebutuhan. Ketidak
pastian itu disebabkan oleh pola pergerakan penduduk yang tidak merata
sepanjang waktu, misalnya pada saat jam-jam sibuk permintaan tinggi dan pada
saat sepi permintaan rendah.
Dasar-dasar perhitungan meliputi aspek-aspek berikut ini :
a) Faktor muat (load factor) merupakan perbandingan antara kapasitas terjual
dan tersedia untuk satu perjalanan yang biasa dinyatakan dalam persen.
Load factor (Lf) = Kapasitas terjual
Kapasitas tersedia.........................................(2.6)
b) Kapasitas kendaraan adalah daya muat penumpang pada setiap kendaraan
angkutan umum, baik yang duduk maupun berdiri. Daya muat dapat
dilihat pada tabel 2.3.
kapasitas kendaraan kapasitas
Jenis angkutan
duduk berdiri total penumpang/hari/kendaraan
mobil penumpang umum 11 - 11 250-300
bus kecil 14 - 14 300-400
bus sedang 20 10 30 500-600
18

bus besar lantai tunggal 49 30 79 1000-1200


bus besar lantai ganda 85 35 120 1500-1800
Tabel 2.3. Kapasitas Kendaraan (Munawar; 2005)
Catatan : angka-angka kapasitas kendaraan bervariasi tergantung pada susunan
tempat duduk pada kendaraan.
c) Demand penumpang angkutan umum.
Demand penumpang angkutan umum untuk perencanaan diambil pada
seksi atau periode tersibuk (pada jam-jam puncak) dari angkutan umum
yang ditinjau.
d) Waktu sirkulasi (circulation time).
Waktu sirkulasi adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah kendaraan
angkutan umum untuk melakukan satu kali perjalanan (satu trip), dalam
artian waktu yang diperlukan kendaraan angkutan umum untuk memulai
perjalanan dari terminal awal menuju terminal akhir dan kembali lagi ke
terminal awal dan memulai perjanan kembali. Jadi waktu sirkulasi tersebut
merupakan penjumlahan antara waktu tempuh dan waktu tunggu
kendaraan angkutan umum dalam melakukan satu kali perjananan (satu
rit). Waktu sirkulasi dihitung dengan rumus berikut ini.
CTABA = (TAB + TBA) + (TTA + TTB)..........................................................(2.7)
Dengan satuan umumnya digunakan dalam menit, (Munawar,2005)
Keterangan :
CTABA = waktu sirkulasi dari A ke B, kembali ke A
TAB = waktu perjalanan (waktu tempuh) rata-rata dari A ke B
TBA = waktu perjalanan (waktu tempuh) rata-rata dari B ke A
TTA = waktu henti (waktu tunggu) rata-rata kendaraan di A
TTB = waktu henti (waktu tunggu) rata-rata kendaraan di B
Berdasarkan hal-hal diatas dapat dihitung Waktu antara (Headway)
kendaraan angkutan umum. Headway adalah jarak waktu (selang waktu) yang
diperlukan oleh sebuah kendaraan angkutan umum untuk memulai perjalanan dari
titik awal (terminal awal) setelah kendaraan yang didepannya telah berangkat
terlebih dahulu. Menurut Munawar (2005) Waktu antara ditetapkan berdasarkan
rumus sebagai berikut ini :
60.C.Lf
H= ..................................................................................(2.8)
P
Keterangan :
H = waktu antara (menit)
P = jumlah penumpang per jam pada seksi terpadat
C = kapasitas kendaraan (penumpang)
Lf = faktor muat, diambil 100%
 Contoh waktu antara (Headway)
Hideal = 5-10 menit
Hpuncak = 2-5 menit
Setelah perhitungan Headway kendaraan angkutan umum, maka dapat
dilakukan perhitungan Jumlah kendaraan angkutan umum. Menurut Munawar
(2005), jumlah kendaraan angkutan umum yang diperlukan dapat dihitung dengan
formula sebagai berikut:
19

CTaba
K= …………………………………………………………….
H
(2.9)
Keterangan :
K = Jumlah kendaraan
CT aba = Waktu sirkulasi (menit)
H = Waktu antara (menit)
20

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penyelesaian Tugas ini dengan judul “Studi Jumlah Kendaraan Angkutan


Umum (Studi Kasus Lyn E Trayek Tawang Alun - Pakusari di Kabupaten
Jember)” nantinya akan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

3.1. Identifikasi masalah


Permasalahan yang timbul sesuai dengan latar belakang kondisi yang
ditinjau. Perumusan masalah dalam tugas ini adalah:
1. Berapakah demand harian penumpang angkutan umum Lyn E di
Kabupaten Jember.
2. Berapakah Head Way angkutan umum Lyn E yang sesuai dengan demand
harian Lyn E tersebut .
3. Berapa jumlah angkutan umum Lyn E yang yang semestinya disediakan
untuk melayani kebutuhan masyarakat .

3.2. Studi literatur


Menjelaskan tentang pengetahuan umum, dasar-dasar teori, peraturan dan
perumusan. Literatur yang digunakan dalam tugas ini adalah :
1. Definisi angkutan umum.
2. Perencanaan transportasi angkutan umum.
3. Pelayanan angkutan umum.
4. Survey.
5. Penentuan demand penumpang angkutan umum.
6. Penentuan jumlah armada angkutan umum.

3.3. Pengumpulan data


Menjelaskan tentang pengumpulan data yang digunakan dalam tugas ini,
baik data primer dan data sekunder.
3.3.1. Pengumpulan data primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dilapangan dengan cara
survey. Metode yang survey yang digunakan dalam tugas ini adalah:
1. Survey dengan melakukan perhitungan naik turun penumpang diatas
angkutan umum dengan metode On Bus Survey.
2. Survey pengamatan di Terminal.
3. Survey wawancara kepada operator angkutan umum Lyn D.
Sebelum proses pelaksanaan survey diperlukan persiapan survey.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan survey dalam tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :
1. Survey awal lokasi studi.
2. Pembuatan form survey.
21

3. Uji form survey.


Sedangkan untuk metodologi survey dapat dilihat pada gambar 3.2. Dan
data-data yang diperoleh dari survey sebagai berikut :

 Data naik turun penumpang angkutan umum Lyn D di


Kabupaten Jember.
 Data pengoperasionalan kendaraan
 Data penggunaan Lyn D di terminal
3.3.2. Pengumpulan data sekunder
Merupakan data yang bersumber dari publikasi instansi pemerintah, yakni
instansi pemerintah yang terkait dengan pengelolahan angkutan umum di wilayah
Kabupaten Jember. Data sekunder yang dibutuhkan dalam tugas ini meliputi data-
data sebagai berikut :
 Karakteristik angkutan kota trayek lyn D
 Karakteristik trayek lyn E (Tawang Alun - Pakusari)
 Data jumlah kendaraan kendaraan angkutan umum Lyn D yang
beroperasi per harinya.

3.4. Pengolahan data


Pada tahap ini dilakukan pengolahan data-data hasil survey. Pengolahan
data dilakukan secara bertahap dengan menyusun data-data yang ada sedemikian
rupa, sehingga dapat dengan jelas untuk dianalisa.

3.5. Analisa data


Dalam tahap ini dilakukan analisa terhadap hasil dari pengolahan data.
Analisa tersebut adalah sebagai berikut.

3.5.1. Analisa Demand Harian Angkutan Umum Lyn D


Data-data mengenai demand rata-rata penumpang pulang-pergi (trip)
harian yang didapat dari survey naik-turun penumpang angkutan umum Lyn D
dengan metode On Bus Survey, data mengenai pengoperasionalan kendaraan
(harian) dan data mengenai jumlah kendaraan yang beroperasi (harian) dapat
dihitung demand harian (rumus 2.3) dari tiap hari operasi.
3.5.2. Analisa Headway Angkutan Umum Lyn D
Berdasarkan hasil perhitungan demand tersebut digunakan analisa
terhadap demand harian pada kondisi normal yakni kondisi dimana demand
harian yang tidak terlalu besar maupun terlalu kecil.
Berdasar analisa tersebut, dicari demand harian untuk rit (rumus 2.2) dari
tiap hari-hari operasi yang telah dianalisa pada kondisi normal, dan digunakan
demand harian per rit yang terbesar. Hasil tersebut nantinya didistribusikan pada
tiap jam operasional dengan terlebih dahulu mengalikannya dengan faktor pengali
pendistribusian demand (rumus 2.5). Sehingga didapatkan demand perjam, yang
nantinya diambil demand per rit yang terbesar. Demand terbesar perjam
digunakan untuk menghitung headway (rumus 2.8) dengan load faktor dan
kapasitas yang telah ditentukan.
3.5.3. Analisa Jumlah Kendaraan Angkutan Umum Lyn D
22

Dari hasil analisa headway tersebut dilakukan penentuan jumlah


kendaraan angkutan umum (rumus 2.9). Dengan waktu sirkulasi didapatkan dari
data waktu tempuh rata-rata dan waktu tunggu rata-rata pada hari operasi yang
telah ditentukan pada trayek tersebut (rumus 2.7).
3.6. Kesimpulan
Pada bab ini akan merumuskan hasil akhir dari analisa data dan terdapat
pula saran oleh penulis. Kesimpulan yang dapat diambil dari analisa yang
dilakukan adalah sebagai berikut ini.
1. Demand harian angkutan umum lyn D trayek Tawang Alun - Kampus di
Kabupaten Jember.
2. Waktu antara (Head Way) angkutan umum Lyn D trayek Tawang Alun -
Kampus di Kabupaten Jember berdasar pada analisa demand Lyn D.
3. Jumlah kendaraan angkutan umum Lyn D yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Dan hasil tersebut akan dibandingkan dengan jumlah
kendaraan angkutan umum Lyn D dilapangan, apakah jumlah kendaraan di
lapangan tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dalam bab kesimpulan ini juga terdapat saran dari penulis mengenai studi yang
dilakukan

Latar Belakang

Identifikasi Permasalahan

Studi Literatur

Pengumpulan data

DATA PRIMER DATA SEKUNDER


Pengolahan data

Analisa Data
23

Analisa penentuan Penentuan Analisa Penentuan


demand harian Headway jumlah kendaraan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Bagan Alir Metodologi

PERSIAPAN
SURVEY

ON BUS SURVEY SURVEY SURVEY


Dilakukan di dalam PENGAMATAN WAWANCARA
angkutan umum LAPANGAN
Penentuan Penentuan lokasi & Penentuan lokasi
surveyor surveyor wawancara
Surveyor 1 orang Di terminal Tawang Alun Di terminal Tawang Alun dan
Waktu pelaksanaan
&1 orang surveyor
Waktu pelaksanaan WaktuPakusari
pelaksanaan
survey survey survey
Tanggal 11 Januari 2020 Tanggal 11 Januari Mengikuti survey naik turun
pagi (05.00-selesai) 2020 penumpang Lyn E
siang (11.00-selesai) JamHasil
05.00survey
– 21.00 Hasil survey
soreHasil survey
(16.00-selesai) Data pengoperasionalan
Demand penumpang Jumlah pengunaan Lyn kendaraan
Waktu tempuh A per jamnya
Waktu tunggu

Gambar 3.2 Bagan Alir Survey


24

BAB IV
PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini berisi tentang pengetahuan umum mengenai studi kasus yang
ditinjau, penjelasan mengenai pengumpulan data serta pengolahan data-data yang
telah dikumpulkan dalam penulisan tugas ini, baik data primer (melalui survey)
maupun data sekunder (dari instansi pemerintah). Data-data tersebut diolah
sedemikian hingga sehingga mudah untuk dilakukan analisa pada Bab V (Analisa
Data). Pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut ini.

4.1. Kondisi umum angkutan umum Lyn D di Kabupaten Jember


Pola pergerakan pengoperasionalan angkutan umum perkotaan di
Kabupaten Jember hingga saat studi ini berlangsung menetapkan pola operasi
berbasisis terminal, yakni kendaraan angkutan umum beroperasi sesuai dengan
rute trayeknya bermula dari terminal awal ke terminal akhir begitu pula
sebaliknya. Namun jika melihat kondisi di lapangan ada beberapa pergerakan
kendaraan angkutan umum yang tidak mengikuti pola pengoperasionalan
kendaraan angkutan umum. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan sedikitnya
penggunaan kendaraan angkutan umum yang melalukan pergerakan kearah
terminal. Dalam pelaksanaan sistem angkutan umum khususnya Lyn D trayek
Tawang Alun - Pakusari pemerintah Kabupaten Jember menetapkan waktu
operasional angkutan umum yaitu 24 jam sehari, tetapi di lapangan banyak
operator kendaraan Lyn D yang berhenti beroperasi di kisaran jam 21.00 WIB
(hanya beberapa operator yang masih beroperasi), dikarenakan sedikitnya demand
Lyn D. Biasanya kendaraan angkutan umum yang masih beroperasi antara jam
tersebut menetapkan trayek bebas (berdasarkan penumpang). Kemudian operator
angkutan umum tersebut biasanya memulai pengoperasionalan kendaraan
angkutan umum secara normal kembali dikisaran jam 05.00 WIB (Operator Lyn
D, 2007).
Berdasarkan hal tersebut maka pada tugas ini untuk perhitungan demand
hariannya berdasar kondisi tersebut.
25

GAMBAR 4.1. Antrian lyn di terminal Tawang Alun

Sistem pengelolaan usaha angkutan umum yang ada di Kabupaten Jember


yakni angkutan umum dikelola oleh umum (pemilik kendaraan angkutan umum)
dengan ijin yang diperoleh oleh pemerintah Kabupaten Jember.
Sistem pengoperasian angkutan umum oleh operator angkutan umum Lyn
E di Kabupaten Jember pada umumnya menggunakan sistem shift, yakni operator
kendaraan angkutan umum mengoperasikan kendaran secara bergantian dalam
satu hari kerja. Biasanya setiap kendaraan angkutan umum terdiri dari 2 operator
angkutan umum.
26

GAMBAR 4.2. Antrian Lyn E di terminal Tawang Alun

4.2. Data Sekunder


Merupakan data yang berasal dari instansi pemerintah yang terkait dengan
angkutan umum di Kabupaten Jember dalam hal ini adalah Dinas Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan (bagian penyiaran pada Terminal Tawang Alun) dan Primkoveri
Kabupaten Jember. Adapun data-data yang diperoleh tersebut akan dijelaskan
pada bagian-bagian berikut ini.

4.2.1. Data Karakteristik angkutan umum di Kabupaten Jember


Sesuai dengan penjelasan undang-undang Republik Indonesia nomor 14
Th 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan pasal 37 ayat 1, bahwa pengertian
dari trayek tetap dan teratur adalah pelayanan angkutan yang dilakukan dalam
jaringan trayek secara tetap dan teratur dengan jadwal tetap ataupun tidak
berjadwal. Sedangkan pengertian dari trayek tidak tetap dan teratur dalam trayek
adalah pelayanan angkutan yang dilakukan dengan tidak terkait dalam jaringan
trayek tertentu dengan jadwal pengangkutan tidak teratur.
Sifat pelayanan angkutan umum kota yang beroperasi di Kabupaten
Jember adalah dengan trayek tetap dan teratur. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
jaringan trayek, ketentuan waktu operasi dan batasan-batasan wilayah operasi
yang ditentukan oleh pemerintah Kabupaten Jember.
 Karakteristik kendaraan angkutan umum di Kabupaten Jember
Kendaraan angkutan umum di Kabupaten Jember pada dasarnya sama
dengan kendaraan angkutan umum yang digunakan di kota-kota lainya di
Indonesia, yaitu jenis Mikrolet. Di Kabupaten Jember umumnya kendaraan yang
digunakan adalah merek Suzuki (Carry) dengan warna yang seragam yakni
kuning.
 Jumlah hari operasi
Hari operasi dalam satu tahun angkutan umum ada 365 hari, tapi tidak
seluruh hari tersebut dimanfaatkan oleh operator atau pengusaha jasa angkutan
27

umum kota untuk mengoperasikan kendaraan angkutan umum. Hal ini disebabkan
karena selama 1 (satu) tahun ada hari-hari libur tertentu sehingga operator tidak
beroperasi ataupun pemilik kendaraan angkutan umum tidak mengoperasikan
kendaraannya misalnya pada hari raya atau hari besar lainnya. Selain karena hari
libur juga ada hari-hari tertentu tidak beroperasinya kendaraan angkutan umum,
misalnya karena adanya perbaikan pada kendaraan (service kendaraan) dan
sebagainya.
 Struktur dan besaran tarif yang berlaku
Tarif angkutan umum adalah besarnya biaya yang harus ditanggung atau
dibayar oleh penumpang angkutan umum yang nilai besar kecilnya sudah
ditentukan oleh pemerintah Kabupaten Jember. Tarif angkutan umum yang
berlaku di Kabupaten Jember adalah merupakan tarif seragam, karena besarnya
tarif yang dikenakan terhadap penumpang adalah seragam besarnya baik untuk
jarak jauh ataupun jarak pendek untuk satu perjalan trayek penuh yakni dari
terminal awal sampai terminal akhir sesuai dengan rute trayeknya begitu pula
sebaliknya.
Penetapan tarif angkutan umum di Kabupaten Jember, yakni besarnya tarif
angkutan untuk umum dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :
KETERANGAN
KARAKTERISTIK TARIF BESARAN TARIF
PENUMPANG
TARIF SERAGAM UMUM Rp. 5000
(Jauh dekat sama besarnya) PELAJAR Rp. 2000

Tabel 4.1. Stuktur dan besaran tarif (Primkoveri, 2007)

4.2.2. Karakteristik trayek angkutan umum Lyn E di Kabupaten Jember


Trayek angkutan umum Lyn E di Kabupaten Jember dilayani oleh 32 unit
kendaraan angkutan umum Lyn E yang aktif beroperasi dengan rute trayek yang
telah ditetapkan pemerintah Kabupaten Jember (Tabel 4.2).
KODE JUMLAH
TRAYEK
TRAYEK KENDARAAN
E Tawang Alun - Pakusari 32
Tabel 4.2. Karakteristik angkutan umum lyn E (DLLAJ Bagian penyiaran pada
Terminal Arjasa Kabupaten Jember, 2007)

Panjang rute trayek lyn E adalah 17 Km dari Terminal Tawang Alun ke


Terminal Pakusari. Dan 18 Km panjang rute trayek lyn E dari Terminal Pakusari
menuju Terminal Tawang Alun, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Dan sifat Angkutan umum di Kabupaten Jember bersifat melayani mobilitas
masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
PANJANG
SEGMEN RUTE TRAYEK
(Km)
1 Tawang Alun - Darmawangsa 0,0
2 Darmawangsa - Brawijaya 2,9
3 Brawijaya - Hayam Wuruk 2,2
28

4 Hayam Wuruk - Gajah Mada 3,2


5 Gajah Mada - Sultan Agung (kota) 0,7
6 Sultan Agung (kota) - Ahmad Yani 1,9
7 Ahmad Yani - Letjen Panjaitan 0,8
8 Letjen Panjaitan - Letjen S Parman 3,5
9 Letjen S Parman - Letjen MT Hariyono 1,5
10 Letjen MT Hariyono - Pakusari 0,3
11 Pakusari - Letjen MT Hariyono 0,0
12 Letjen MT Hariyono - Letjen S Parman 0,3
13 Letjen S Parman - Letjen Panjaitan 1,5
14 Letjen Panjaitan - Ahmad Yani 3,5
15 Ahmad Yani - Sultan Agung 0,8
16 Sultan Agung - Gajah Mada 1,6
17 Gajah Mada - Hayam Wuruk 0,9
18 Hayam Wuruk - Brawijaya 1
19 Brawijaya - Darmawangsa 0,6
20 Darmawangsa - Tawang Alun 2,7
TOTAL 35
Tabel 4.3. Panjang trayek Lyn E (Survey; 2007)

4.2.3 Data Jumlah kendaraan angkutan umum Lyn E yang beroperasi per
harinya.
Data mengenai jumlah kendaraan Lyn E yang beroperasi per harinya
didapatkan dari publikasi instansi pemerintah, yakni instansi pemerintah yang
terkait dengan pengelolahan angkutan umum di wilayah Kabupaten Jember.
Dalam hal ini adalah Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Jember
bagian penyiaran di Terminal Tawang Alun. Dan berdasar sumber tersebut selama
pelaksanaan survey naik turun penumpang Lyn E terhitung pada tanggal 11
Januari 2020, jumlah kendaraan yang beroperasi tiap harinya sama dengan jumlah
kendaraan angkutan umum Lyn E yang terdaftar oleh Organda 2007, yakni 32
kendaraan angkutan umum Lyn E trayek Tawang Alun – Pakusari di Kabupaten
Jember. (Tabel 4.4)

HARI SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU

JUMLAH
KENDARAAN 32 32 32 32 32 32 32
(beroperasi)

Tabel 4.4 Jumlah kendaraan yang beroperasi harian (DLLAJ, +++2007)


4.3. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dilapangan dengan cara
survey. Metode yang survey yang digunakan dalam tugas ini adalah:
29

1. Survey dengan melakukan perhitungan naik turun penumpang diatas


angkutan umum (On Bus Survey).
2. Survey pengamatan di Terminal.
3. Survey wawancara kepada operator angkutan umum Lyn E.
Pengolahan data primer (dari hasil survey) untuk angkutan umum Lyn E
trayek Terminal Tawang Alun – Terminal Pakusari di Kabupaten Jember akan
disusun berdasarkan kebutuhan data untuk tiap-tiap analisa yang akan dilakukan
pada Bab V (Analisa Data). Adapun penyusunan data tersebut adalah sebagai
berikut ini :
4.3.1. Data untuk analisa perhitungan demand harian penumpang angkutan
umum Lyn E Trayek Terminal Tawang Alun – Terminal Pakusari di
Kabupaten Jember.
Data yang diperlukan untuk melakukan analisa demand penumpang harian
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Data demand penumpang Lyn E
Data mengenai demand penumpang Lyn E di Kabupaten Jember diperoleh
dari survey naik turun penumpang langsung diatas kendaraan angkutan
umum yang ditinjau (On bus survey) selama 1 hari pada tanggal 11 Januari
2020. Waktu pelaksanaan survey naik turun penumpang Lyn E, yakni
pada Pagi (jam 05.00-selesai), siang (jam 11.00-selesai) dan sore (jam
16.00-selesai). Dengan prosedur pelaksanaan survey, penulis memulai
survey dari terminal Tawang Alun sedangkan surveyor memulai survey
dari terminal Pakusari.
Dan data yang diperoleh dari survey tersebut berupa data demand per trip
dan per rit penumpang Lyn E di Kabupaten Jember. Kemudian berdasar
pada data tersebut diolah untuk mendapatkan demand rata-rata.
Hasil rekapitulasi data demand rata-rata penumpang (trip) (pulang-pergi)
Lyn E per hari-nya dapat dilihat pada Tabel 4.5 sampai Tabel 4.11. Dan
rekapitulasi data demand rata-rata (rit) harian dapat dilihat pada Tabel 4.12
sampai Tabel 4.13 berikut ini.
30

SURVEY NAIK TURUN PENUMPANG ( METODE ON BUS SURVEY) LYN A DI KABUPATEN JEMBER
HARI : SENIN, 23-04-2007

PAGI (07.00-SELESAI) SIANG(11.00-SELESAI) SORE(16.00-SELESAI)


1 2 3 4 5 6
LOKASI penumpang penumpang penumpang penumpang penumpang penumpang
naik turun naik turun naik turun naik turun naik turun naik turun total naik
Tawang Alun 9 6 3 4 2 3 27
Brawijaya 1 1 1 2
Hayam Wuruk 1 2 1 1 3
Gajah Mada 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 5
Sultan Agung (kota) 2 2 1 1 2 1 2 3 11
PB Sudirman 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 8
Moch seruji 2 1 2 1 1
Selamet Riyadi 2 2 2 0
Supriyadi 2 1 0
Sultan Agung (kec. Arjasa) 2 1 1 1 0
Arjasa 6 3 2 2 3 0
jumlah 12 12 11 11 8 8 10 10 7 7 9 9 57
Arjasa 6 7 3 2 2 8 28
Sultan Agung (kec. Arjasa) 2 1 2 5
Supriyadi 1 1 2
Selamet Riyadi 2 2
Moch seruji 2 1 1 3 1 7
PB Sudirman 2 2 2 1 1 1 1 3 6
Jend A Yani 1 1 1
Trunojoyo 1 3 1 2 2 2 1 1 1 1 3 6
Cokro Aminoto 1 1 0
Gajah Mada 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 6
Hayam Wuruk 1 1 0
Brawijaya 2 1 1 2 0
Tawang Alun 4 7 3 4 3 1 0
jumlah 11 11 14 14 10 10 9 9 8 8 11 11 63
total penumpang 23 25 18 19 15 20
RATA-RATA 20.00
TABEL 4.5 Rata-rata penumpang (trip) hari Senin (SUMBER : hasil survey 2007)
31

SURVEY NAIK TURUN PENUMPANG ( METODE ON BUS SURVEY) LYN A DI KABUPATEN JEMBER
HARI : SELASA, 24-04-2007

PAGI (07.00-SELESAI) SIANG(11.00-SELESAI) SORE(16.00-SELESAI)


1 2 3 4 5 6
LOKASI penumpang penumpang penumpang penumpang penumpang penumpang
naik turun naik turun naik turun naik turun naik turun naik turun total naik
Tawang Alun 3 5 2 3 2 2 17
Brawijaya 3 1 2 1 7
Hayam Wuruk 1 1 1 3
Gajah Mada 1 3 2 1 2 1 2 2 2 1 12
Sultan Agung (kota) 2 5 2 2 2 1 1 2 2 1 10
PB Sudirman 2 1 2 1 2 1 2
Moch seruji 1 1 1 1 2
Selamet Riyadi 1 1 1 3 1
Supriyadi 1 1 1 1
Sultan Agung (kec. Arjasa) 2 1 1 2 1 0
Arjasa 2 5 3 3 1 3 0
jumlah 11 11 10 10 9 9 7 7 9 9 9 9 55
Arjasa 4 2 3 2 11
Sultan Agung (kec. Arjasa) 2 2 2 1 2 9
Supriyadi 3 1 1 2 1 8
Selamet Riyadi 2 1 3
Moch seruji 1 1 2 3
PB Sudirman 1 1 1 2 2 6
Jend A Yani 1 2 2 1 1 1 4
Trunojoyo 1 3 2 2 1 3 1 1 3 1 11
Cokro Aminoto 1 2 1 1 0
Gajah Mada 3 3 1 2 1 3 0
Hayam Wuruk 1 3 2 0
Brawijaya 2 0
Tawang Alun 3 2 2 6 3 0
jumlah 10 10 12 12 9 9 9 9 8 8 7 7 55
total penumpang 21 22 18 16 17 16
RATA-RATA 18.33
TABEL 4.6 Rata-rata penumpang (trip) hari Selasa (SUMBER : hasil survey 2007)
32

SURVEY NAIK TURUN PENUMPANG ( METODE ON BUS SURVEY) LYN A DI KABUPATEN JEMBER
HARI : RABU,25-04-2007

PAGI (07.00-SELESAI) SIANG(11.00-SELESAI) SORE(16.00-SELESAI)


1 2 3 4 5 6
LOKASI penumpang penumpang penumpang penumpang penumpang penumpang
naik turun naik turun naik turun naik turun naik turun naik turun total naik
Tawang Alun 3 1 2 2 5 3 16
Brawijaya 2 3 1 3
Hayam Wuruk 2 3 2 1 1 2 2 9
Gajah Mada 3 2 1 2 3 3 1 7
Sultan Agung (kota) 1 1 2 3 1 4 1 1 2 8
PB Sudirman 2 2 1 1 2 1 1 2 6
Moch seruji 1 2 1 1 1 2
Selamet Riyadi 2 1 2 2 1 2 1 8
Supriyadi 3 1 1 0
Sultan Agung (kec. Arjasa) 1 1 1 0
Arjasa 4 3 2 2 2 2 0
jumlah 14 14 11 11 5 5 9 9 11 11 9 9 59
Arjasa 3 1 4 1 9
Sultan Agung (kec. Arjasa) 2 1 2 5
Supriyadi 2 1 3
Selamet Riyadi 2 1 3 1 1 6
Moch seruji 2 1 1 1 3
PB Sudirman 1 1 1 1 2 2 5
Jend A Yani 2 3 1 1 4
Trunojoyo 3 1 1 2 1 3 2
Cokro Aminoto 1 1 1 3
Gajah Mada 1 1 1 2 3 3 3 1 1 6
Hayam Wuruk 2 1 1 0
Brawijaya 2 1 3 1 1 1 3
Tawang Alun 1 3 2 1 1 2 0
jumlah 8 8 10 10 6 6 10 10 7 7 8 8 49
total penumpang 22 21 11 19 18 17
RATA-RATA 18.00
TABEL 4.7 Rata-rata penumpang (trip) hari Rabu (SUMBER : hasil survey 2007)
33

SURVEY NAIK TURUN PENUMPANG ( METODE ON BUS SURVEY) LYN A DI KABUPATEN JEMBER
HARI : KAMIS, 26-04-2007

PAGI (07.00-SELESAI) SIANG(11.00-SELESAI) SORE(16.00-SELESAI)


1 2 3 4 5 6
LOKASI penumpang penumpang penumpang penumpang penumpang penumpang
naik turun naik turun naik turun naik turun naik turun naik turun total naik
Tawang Alun 4 5 1 4 3 17
Brawijaya 2 3 1 2 8
Hayam Wuruk 1 2 3
Gajah Mada 2 1 4 2 3 1 1 2 1 2 12
Sultan Agung (kota) 2 2 3 1 1 2 1 2 4 13
PB Sudirman 3 2 2 1 2 1
Moch seruji 2 1 3 1 3
Selamet Riyadi 1 1 2 1 2 1 0
Supriyadi 1 1 1 1 1 1
Sultan Agung (kec. Arjasa) 1 3 1 2 1 0
Arjasa 2 1 3 2 3 2 0
jumlah 10 10 11 11 10 10 9 9 10 10 8 8 58
Arjasa 4 2 1 2 5 14
Sultan Agung (kec. Arjasa) 1 3 2 6
Supriyadi 2 1 1 3
Selamet Riyadi 2 1 3
Moch seruji 2 2
PB Sudirman 2 1 1 1 1 0
Jend A Yani 1 2 1 1 1 1
Trunojoyo 3 1 2 1 4 1 2 1 2 2 14
Cokro Aminoto 1 1 1 1
Gajah Mada 2 2 2 1 1 2 2 5
Hayam Wuruk 2 1 2 2 1 0
Brawijaya 1 1 1 1 0
Tawang Alun 4 2 3 1 1 0
jumlah 11 11 9 9 8 8 8 8 6 6 7 7 49
total penumpang 21 20 18 17 16 15
RATA-RATA 17.83
TABEL 4.8 Rata-rata penumpang (trip) hari Kamis (SUMBER : hasil survey 2007)
34

SURVEY NAIK TURUN PENUMPANG ( METODE ON BUS SURVEY) LYN A DI KABUPATEN JEMBER
HARI : JUMAT, 27-04-2007

PAGI (07.00-SELESAI) SIANG(13.00-SELESAI) SORE(16.00-SELESAI)


1 2 3 4 5 6
LOKASI penumpang penumpang penumpang penumpang penumpang penumpang
naik turun naik turun naik turun naik turun naik turun naik turun total naik
Tawang Alun 4 3 1 4 1 13
Brawijaya 2 2 1 2 2 1 6
Hayam Wuruk 1 1 1 1 1 4
Gajah Mada 2 2 1 3 1 2 3 8
Sultan Agung (kota) 2 2 3 1 2 2 7
PB Sudirman 2 2 1 1 2 2 5
Moch seruji 1 1 2 1 2 1
Selamet Riyadi 1 2 3 1 1 2 1 3
Supriyadi 1 0
Sultan Agung (kec. Arjasa) 1 1 0
Arjasa 2 2 2 3 0
jumlah 10 10 11 11 8 8 5 5 7 7 6 6 47
Arjasa 2 5 3 1 8 19
Sultan Agung (kec. Arjasa) 3 1 4
Supriyadi 1 2 1 1 4
Selamet Riyadi 2 1 1 2 1 1 1 6
Moch seruji 1 0
PB Sudirman 1 2 2 1 4
Jend A Yani 1 1 1 1 1
Trunojoyo 2 1 2 2 1 1 2 2 5
Cokro Aminoto 1 1 1
Gajah Mada 1 2 2 2 1 1 2 2 1 5
Hayam Wuruk 2 1 2 1 2 3
Brawijaya 2 3 1 2 3
Tawang Alun 3 4 2 3 1 4 0
jumlah 11 11 13 13 7 7 9 9 6 6 9 9 55
total penumpang 21 24 15 14 13 15
RATA-RATA 17.00
TABEL 4.9 Rata-rata penumpang (trip) hari Jumat (SUMBER : hasil survey 2007)
35

SURVEY NAIK TURUN PENUMPANG ( METODE ON BUS SURVEY) LYN A DI KABUPATEN JEMBER
HARI : SABTU, 28-04-2007

PAGI (07.00-SELESAI) SIANG(11.00-SELESAI) SORE(16.00-SELESAI)


1 2 3 4 5 6
LOKASI penumpang penumpang penumpang penumpang penumpang penumpang
naik turun naik turun naik turun naik turun naik turun naik turun total naik
Tawang Alun 4 2 2 3 4 15
Brawijaya 1 1 1 3
Hayam Wuruk 2 2 1 2 1 1 7
Gajah Mada 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 8
Sultan Agung (kota) 1 1 1 1 1 2 1 3
PB Sudirman 2 1 2 3 1 1 1 2 7
Moch seruji 2 2 1 2 4
Selamet Riyadi 2 2 4 1 1 5
Supriyadi 1 1 1 0
Sultan Agung (kec. Arjasa) 1 1 0
Arjasa 3 1 5 2 7 0
jumlah 11 11 7 7 8 8 9 9 8 8 9 9 52
Arjasa 2 6 2 2 12
Sultan Agung (kec. Arjasa) 1 2 3
Supriyadi 1 1 2
Selamet Riyadi 2 1 1 1 5
Moch seruji 1 1 1 1
PB Sudirman 1 4 2 1 1 1 6
Jend A Yani 1 2 1 0
Trunojoyo 2 2 3 1 3 2 1 2 11
Cokro Aminoto 1 2 2 1 2 2
Gajah Mada 1 2 2 1 3 1 2 4
Hayam Wuruk 1 1 1 2 2
Brawijaya 1 1 0
Tawang Alun 2 5 2 1 4 0
jumlah 9 9 14 14 5 5 7 7 5 5 8 8 48
total penumpang 20 21 13 16 13 17
RATA-RATA 16.67
TABEL 4.10 Rata-rata penumpang (trip) hari Sabtu (SUMBER : hasil survey 2007)
36

SURVEY NAIK TURUN PENUMPANG ( METODE ON BUS SURVEY) LYN A DI KABUPATEN JEMBER
HARI : MINGGU, 29-04-2007

PAGI (07.00-SELESAI) SIANG(11.00-SELESAI) SORE(16.00-SELESAI)


1 2 3 4 5 6
LOKASI penumpang penumpang penumpang penumpang penumpang penumpang
naik turun naik turun naik turun naik turun naik turun naik turun total naik
Tawang Alun 2 1 4 1 6 14
Brawijaya 2 1 3
Hayam Wuruk 1 1 2 1 3
Gajah Mada 2 2 2 1 1 2 3 1 2 7
Sultan Agung (kota) 4 1 1 6
PB Sudirman 1 2 1 2 1 4 1 3 10
Moch seruji 2 1 0
Selamet Riyadi 1 1 4 0
Supriyadi 1 1 0
Sultan Agung (kec. Arjasa) 1 0
Arjasa 1 1 2 5 3 3 0
jumlah 6 6 6 6 7 7 8 8 6 6 10 10 43
Arjasa 3 8 1 2 8 22
Sultan Agung (kec. Arjasa) 1 1 2
Supriyadi 1 1
Selamet Riyadi 4 1 2 4
Moch seruji 1 2 1 1 2 2
PB Sudirman 2 1 1 1 1 4
Jend A Yani 1 1 1 1
Trunojoyo 1 1 5 1 1 2 1 3 4
Cokro Aminoto 0
Gajah Mada 3 1 2 1 1 1 5
Hayam Wuruk 1 3 3 1 1
Brawijaya 2 2 1 0
Tawang Alun 1 3 1 2 0
jumlah 8 8 9 9 4 4 9 9 7 7 9 9 46
total penumpang 14 15 11 17 13 19
RATA-RATA 14.83
TABEL 4.11 Rata-rata penumpang (trip) hari Minggu (SUMBER : hasil survey 2007)
37

RATA-RATA PENUMPANG (RIT)


SURVEY NAIK TURUN PENUMPANG ( METODE ON BUS SURVEY) LYN A DI KABUPATEN JEMBER
DARI TAWANG ALUN - ARJASA
HARI : SENIN - MINGGU, 23-29 APRIL 2007

SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU


SURVEY
(penumpang/rit) (penumpang/rit) (penumpang/rit) (penumpang/rit) (penumpang/rit) (penumpang/rit) (penumpang/rit)
1 12 11 14 10 10 11 6
2 11 10 11 11 11 7 6
3 8 9 5 10 8 8 7
4 10 7 9 9 5 9 8
5 7 9 11 10 7 8 6
6 9 9 9 8 6 9 10
RATA-RATA 9.50 9.17 9.83 9.67 7.83 8.67 7.17
TABEL 4.12 Rata-rata penumpang rit (harian) untuk Tawang Alun –Arjasa (SUMBER : hasil survey 2007)
38

RATA-RATA PENUMPANG (RIT)


SURVEY NAIK TURUN PENUMPANG ( METODE ON BUS SURVEY) LYN A DI KABUPATEN JEMBER
DARI ARJASA - TAWANG ALUN
HARI : SENIN - MINGGU, 23-29 APRIL 2007

SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU


SURVEY
(penumpang/rit) (penumpang/rit) (penumpang/rit) (penumpang/rit) (penumpang/rit) (penumpang/rit) (penumpang/rit)
1 11 10 8 11 11 9 8
2 14 12 10 9 13 14 9
3 10 9 6 8 7 5 4
4 9 9 10 8 9 7 9
5 8 8 7 6 6 5 7
6 11 7 8 7 9 8 9
RATA-RATA 10.50 9.17 8.17 8.17 9.17 8.00 7.67
TABEL 4.13 Rata-rata penumpang rit (harian) untuk Arjasa– Tawang Alun (SUMBER : hasil survey 2007)
39

2. Jumlah trip (pulang-pergi) rata-rata per hari angkutan umum Lyn E


Data mengenai pengoperasionalan kendaraan angkutan umum yakni
jumlah P-P (trip) harian pada waktu pengoperasionalan sesuai dengan
trayeknya. Data tersebut didapatkan dari wawancara dengan operator Lyn
E di Kabupaten Jember. Pelaksanaan survey wawancara tersebut
bersamaan dengan survey naik turun penumpang (On bus survey), yakni
juga selama 1 hari pada tanggal 11 Januari 2020. Data tersebut
merupakan data perkiraan penggunaan Lyn E oleh operator Lyn E
(harian). Dari data tersebut didapatkan jumlah rata-rata trip (pulang-pergi)
harian yang biasa dioperasikan oleh operator angkutan umum Lyn E
tersebut. Hasil rekapitulasi jumlah trip rata-rata perhari Lyn E di
Kabupaten Jember dapat dilihat pada Tabel 4.14 sebagai berikut ini.
Catatan : Survey pengoperasionalan kendaraan angkutan umum Lyn E di
Kabupaten Jember dalam tugas ini melakukan survey terhadap
pengoperasionalan kendaraan per trip. Penentuan tersebut adalah untuk
untuk mempermudah proses pelaksanaan (wawancara dengan operator
Lyn E) survey. Dikarenakan data mengenai pengoperasionalan kendaraan
angkutan umum Lyn E (jumlah P-P harian) merupakan data perkiraan
penggunaan Lyn E oleh operator Lyn E (harian) dan istilah yang biasa
digunakan oleh operator Lyn E di lapangan adalah istilah P-P.
40

RATA-RATA TRIP (PULANG-PERGI) HARIAN


SURVEY WAWANCARA PENGEMUDI LYN A DI KABUPATEN JEMBER
HARI : SENIN - MINGGU, 23-29 APRIL 2007

RATA-RATA TRIP
HARI SURVEY TRIP PER HARI
PER HARI

1 7
2 8
3 7
SENIN 7
4 6
5 6
6 8
1 7
2 6
3 7
SELASA 7
4 6
5 7
6 6
1 8
2 8
3 7
RABU 7
4 6
5 6
6 8
1 9
2 7
3 7
KAMIS 7
4 5
5 6
6 6
1 8
2 6
3 9
JUMAT 7
4 8
5 6
6 6
1 7
2 6
3 6
SABTU 7
4 8
5 7
6 8
1 8
2 8
3 6
MINGGU 7
4 7
5 7
6 8
TABEL 4.14 Rata-rata trip harian (SUMBER : hasil survey 2007)
41

4.3.2. Data untuk perhitungan Head Way kendaraan angkutan umum Lyn E
Trayek Terminal Tawang Alun – Terminal Pakusari di Kabupaten
Jember.
Data primer yang diperlukan untuk perhitungan Head Way angkutan
umum Lyn E tersebut adalah data pengamatan penggunaan Lyn E diterminal dan
kapasitas kendaraan angkutan umum Lyn E. Sedangkan Load Faktor (Lf)
angkutan umum Lyn E ditentukan dalam tugas ini.
Lf = 1 (100%)
 Faktor muat tersebut digunakan untuk perencanaan headway dikarenakan
perencanaan jumlah kendaraan kendaraan angkutan umum dengan Lf = 1
lebih efisien.
Pengolahan data untuk perhitungan Head way kendaraan angkutan umum
Lyn E trayek Terminal Tawang Alun – Terminal Pakusari di Kabupaten Jember
adalah sebagai berikut :
1. Data pengamatan penumpang Lyn E di Terminal Tawang Alun per
jamnya
Data tersebut diperoleh dengan mencatat jumlah penumpang perjamnya di
salah satu terminal yang digunakan dalam trayek tersebut (dalam tugas
akhir ini digunakan terminal Tawang Alun).
Pencatatan tersebut dilakukan pada hari sabtu tanggal 11 Januari 2020
antara jam 05.00-21.00 WIB, dasar pemilihan waktu tersebut adalah :
1) Dikarenakan pencatatan demand Lyn E di terminal Tawang
Alun diluar waktu tersebut sudah tidak lagi mencerminkan kondisi
demand di lapangan oleh Lyn E tersebut.
2) Dikarenakan penggunaan Lyn E di terminal Tawang Alun
diluar waktu yang telah ditentukan tidak lagi sesuai dengan trayek
yang seharusnya.
i. Kedua dasar pengambilan keputusan tersebut sesuai
dengan kondisi umum pengoperasionalan kendaraan angkutan umum
Lyn E di Kabupaten Jember.
Dan data pengamatan tersebut digunakan untuk mendapatkan faktor
pengali pendistribusian jumlah penumpang angkutan umum Lyn E trayek
Terminal Tawang Alun – Terminal Pakusari di Kabupaten Jember. Faktor
pengali tersebut didapat dengan perhitungan matematis biasa (Rumus 2.4).
Tujuan dari faktor pengali pendistribusian demand adalah untuk
mendapatkan demand penumpang per jam dari Lyn E, yang nantinya
digunakan sebagai demand untuk menghitung Headway angkutan umum
Lyn E. Hasil rekapitulasi data dapat dilihat pada Tabel 4.15 beserta Grafik
4.1 sebagai berikut.
42

FAKTOR PENGALI PENDISTRIBUSIAN DEMAND


SURVEY PENGAMATAN LAPANGAN DI TERMINAL ARJASA
HARI : SELASA, 01-05-2007

JUMLAH FAKTOR
JAM
PENUMPANG PENGALI
05.00-06.00 14 0.0406
06.00-07.00 47 0.1362
07.00-08.00 36 0.1043
08.00-09.00 23 0.0667
09.00-10.00 20 0.0580
10.00-11.00 24 0.0696
11.00-12.00 22 0.0638
12.00-13.00 25 0.0725
13.00-14.00 27 0.0783
14.00-15.00 24 0.0696
15.00-16.00 21 0.0609
16.00-17.00 14 0.0406
17.00-18.00 12 0.0348
18.00-19.00 18 0.0522
19.00-20.00 11 0.0319
20.00-21.00 7 0.0203
TOTAL 345 1
TABEL 4.15 Faktor pengali pendistribusian demand
(SUMBER : hasil survey 2007)
43

GRAFIK FAKTOR PENGALI

0.1600
0.1400
0.1200
Faktor pengali

0.1000
0.0800
0.0600
0.0400
0.0200
0.0000
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 .0 7.0 8.0 9.0 0 .0 1.0 2.0 3 .0 4 .0 5 .0 6.0 7.0 8 .0 9 .0 0.0 1.0
-0 -0 -0 -0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -2 -2
.00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jam

GRAFIK 4.1 Faktor pengali pendistribusian demand per jam (SUMBER : hasil survey 2007)
44

2. Kapasitas Kendaraan
Dalam tugas akhir ini perhitungan kapasitas kendaraan angkutan umum
kota tidak menggunakan standar kapasitas yang tercantum pada literatur
(Tabel 2.3) yakni 11 tempat duduk penumpang angkutan umum, tetapi
kapasitas kendaraan angkutan umum di Kabupaten Jember, khususnya
Lyn E adalah untuk 13 orang penumpang (angka tersebut nantinya penulis
gunakan dengan alasan dengan kapasitas tersebut penumpang angkutan
umum masih dapat terangkut dengan posisi duduk).
Rincian pengaturan tempat duduk untuk penumpang angkutan umum
tersebut adalah sebgai berikut :
 Tempat duduk yang berada di depan pintu masuk belakang
angkutan umum digunakan untuk 6 (enam) penumpang.
 Tempat duduk berada disamping pintu masuk belakang angkutan
umum digunakan untuk 4 (empat) penumpang.
 Tempat duduk berada dekat dengan pintu belakang dengan posisi
menghadap kebelakang kendaraan angkutan digunakan untuk 2 (dua)
penumpang.
 Tempat duduk disamping tempat duduk pengemudi angkutan
umum digunakan untuk 1 (satu) penumpang.
Penentuan kapasitas kendaraan angkutan umum tersebut untuk pengemudi
angkutan umum tidak dihitung.

4.3.3.Data perhitungan Jumlah kendaraan angkutan umum umum Lyn E


Trayek Terminal Tawang Alun – Terminal Pakusari di Kabupaten
Jember.
Data primer yang diperlukan untuk perhitungan jumlah kendaraan
angkutan umum Lyn E tersebut adalah waktu tempuh dan waktu tunggu
(Digunakan untuk mencari waktu sirkulasi/circulation time Lyn E tersebut).
Pengolahan data untuk perhitungan jumlah kendaraan angkutan umum lyn E
trayek Terminal Tawang Alun – Terminal Pakusari di Kabupaten Jember adalah
sebagai berikut.
1. Waktu tempuh Lyn E (Harian)
Data mengenai waktu tempuh tersebut diperoleh dengan proses yang
pelaksanaannya mengikuti survey naik turun penumpang langsung diatas
kendaraan angkutan umum yang ditinjau (On bus survey) selama 1 hari
pada tanggal 11 Januari 2020. Yakni dengan mencatat berapa lama waktu
yang dibutuhkan (dengan alat bantu stop watch dan jam) angkutan umum
tersebut.
Waktu tempuh dalam hal ini adalah waktu yang dibutuhkan kendaraan
angkutan umum Lyn E untuk melakukan perjalanan dari terminal asal
sampai terminal tujuan sesuai dengan trayeknya (waktu untuk
menyelesaikan tiap ritnya). Hasil rekapitulasi data waktu tempuh angkutan
umum Lyn E dari Terminal Tawang Alun sampai Terminal Pakusari,
begitu juga dengan sebaliknya dapat dilihat pada Tabel 4.16.
45

WAKTU TEMPUH PADA TRAYEK LYN A DI KABUPATEN JEMBER


HARI : SENIN - MINGGU, 23-29 APRIL 2007

WAKTU TEMPUH
HARI SURVEY TAW ANG ALUN-ARJASA ARJASA-TAWANG ALUN
(menit) (menit)
1 35 30
2 28 30
3 45 50
SENIN
4 55 45
5 52 45
6 60 55
1 31 33
2 30 31
3 53 60
SELASA
4 50 55
5 57 50
6 55 50
1 30 26
2 30 33
3 48 45
RABU
4 57 52
5 45 56
6 45 41
1 30 32
2 29 30
3 62 57
KAMIS
4 52 49
5 50 54
6 50 55
1 31 32
2 30 30
3 35 52
JUMAT
4 40 45
5 45 48
6 50 47
1 31 35
2 25 30
3 48 55
SABTU
4 40 55
5 55 57
6 50 43
1 30 33
2 28 30
3 47 51
MINGGU
4 60 48
5 53 44
6 54 57
TABEL 4.16 Waktu tempuh Lyn A (SUMBER : hasil survey 2007)

2. Waktu tunggu Lyn E di Terminal


Data mengenai waktu tunggu tersebut diperoleh dengan proses yang
pelaksanaannya juga mengikuti survey naik turun penumpang langsung
diatas kendaraan angkutan umum yang ditinjau (On bus survey) selama 1
46

hari pada tanggal 11 Januari 2020. Yakni dengan mencatat berapa lama
waktu yang dibutuhkan (dengan alat bantu stop watch dan jam) angkutan
umum tersebut. Waktu tunggu tersebut dalam hal ini adalah waktu henti
kendaraan angkutan umum Lyn E mulai sampai tujuan sampai memulai
perjalanan kembali. Dan biasanya disebut sebagai waktu antrian kendaraan
angkutan umum di terminal. Hasil rekapitulasi data waktu tunggu
angkutan umum Lyn E di Terminal Tawang Alun dan Pakusari dapat
dilihat pada Tabel 4.17.
Catatan: Mengingat kondisi pola pergerakan angkutan umum di Kabupaten
Jember khususnya angkutan umum Lyn E yang terkadang tidak melakukan
pergerakan sebagaimana semestinya. Maka penentuan waktu tempuh dan waktu
tunggu (pada waktu survey) disesuaikan berdasar pada kondisi tersebut.
Hal tersebut dapat terjadi kemungkinan dikarenakan kurangnya pengawasan
terhadap pola pergerakan angkutan umum di Kabupaten Jember oleh instansi
pemerintah yang berkaitan dengan hal tersebut.
Kondisi tersebut tidak dibahas dalam tugas ini, tugas ini hanya membahas
penentuan jumlah kendaraan angkutan umum Lyn E di Kabupaten Jember.
47

WAKTU TUNGGU PADA TRAYEK LYN A DI KABUPATEN JEMBER


HARI : SENIN - MINGGU, 23-29 APRIL 2007

WAKTU TUNGGU
HARI SURVEY TAWANG ALUN ARJASA
(menit) (menit)
1 5 5
2 3 4
3 15 25
SENIN
4 11 13
5 12 15
6 15 15
1 4 7
2 5 6
3 12 13
SELASA
4 15 10
5 9 11
6 12 13
1 3 5
2 5 6
3 15 15
RABU
4 18 15
5 25 15
6 15 17
1 7 5
2 4 6
3 16 14
KAMIS
4 18 11
5 20 13
6 16 12
1 5 8
2 7 5
3 18 5
JUMAT
4 12 15
5 13 12
6 7 15
1 4 8
2 5 5
3 15 10
SABTU
4 15 12
5 12 11
6 20 15
1 4 6
2 5 5
3 18 14
MINGGU
4 20 10
5 15 21
6 25 20
TABEL 4.17 Waktu tunggu Lyn A (SUMBER : hasil survey 2007)

AB V
48

ANALISA DATA

Pada bab ini membahas analisa terhadap data-data yang telah diolah pada
Bab IV (Pengolahan data) dengan menggunakan metodologi analisa data yang
telah diuraikan pada Bab III (Metodologi) dan perumusan pada Bab II (Studi
Literatur) dalam tugas ini. Analisa data tersebut adalah sebagai berikut ini.

5.1. Analisa demand Harian Angkutan Umum Lyn E


Untuk mendapatkan demand harian trayek Lyn E di Kabupaten Jember,
dalam tugas ini penulis menggunakan data-data yang didapatkan dari survey naik
turun penumpang angkutan umum dengan metode On Bus Survey pada tanggal 11
Januari 2020. Data tersebut berupa data jumlah penumpang trip (pulang-pergi)
dari angkutan umum Lyn E di Kabupaten Jember. Data tersebut kemudian dirata-
rata sehingga menghasilkan rata-rata jumlah penumpang per-trip untuk tiap hari
operasional (Bab IV Pengolahan Data, Tabel 4.5 sampai Tabel 4.11). Dan
selanjutnya data tersebut dikalikan dengan rata-rata trip(pulang-pergi) untuk tiap
hari operasional yang didapatkan dari survey wawancara dengan operator
angkutan umum yang ditinjau (Bab IV Pengolahan Data, Tabel 4.14). Selanjutnya
juga dikalikan dengan jumlah kendaraan yang aktif beroperasi dari tiap hari
operasional pada trayek tersebut (Bab IV Pengolahan Data, Tabel 4.4).

Penjabaran Analisa demand harian angkutan umum trayek Lyn E di


Kabupaten Jember tersebut secara matematis sesuai dengan perumusan (2.3) pada
Bab II Studi Literatur mengenai penentuan demand angkutan umum dengan
rumus berikut ini :
Permintaan (Demand) harian
= Jumlah rata-rata penumpang (Trip) x Jumlah rata-
rata trip x Jumlah kendaraan angkutan umum yang
beroperasi.
(Sumber: Rubama, 2003)

Berdasar pada rumus diatas demand harian angkutan umum trayek Lyn E di
Kabupaten Jember dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan Grafik 5.1. Analisa tersebut
adalah sebagai berikut.
49

JUMLAH PENUMPANG HARIAN PADA TRAYEK LYN A DI KABUPATEN JEMBER


Jumlah penumpang harian (trip)
HARI : SENIN - MINGGU, 23-29 APRIL 2007

HARI
KETERANGAN
SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU

RATA-RATA JUMLAH
20.00 18.33 18.00 17.83 17.00 16.67 14.83
PENUMPANG PER TRIP

RATA-RATA TRIP 7 7 7 7 7 7 7

JUMLAH KENDARAAN
32 32 32 32 32 32 32
YANG BEROPERASI

JUMLAH PENUMPANG
HARIAN 4480 4107 4032 3995 3808 3733 3323
(PENUMPANG/HARI)
TABEL 5.1 Analisa Demand Harian Lyn A di Kabupaten Jember
50

GRAFIK JUMLAH PENUMPANG HARIAN LYN A

5000

4500

4000
Jumlah penumpang

3500

3000

2500

2000

1500

1000

500

0
SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU

Hari

Grafik 5.1 Grafik Demand Harian Lyn A di Kabupaten Jember


51

5.2. Analisa Headway Angkutan Umum Lyn E


Analisa Headway angkutan umum Lyn E di Kabupaten Jember berdasar
pada permintaan (demand) harian dilakukan secara bertahap sebagai berikut ini.
1. Berdasar pada Tabel 5.1 dan Grafik 5.1 (Demand harian
Lyn E), maka penentuan hari yang digunakan sebagai dasar perhitungan
adalah hari Sabtu (hari-hari pada kondisi normal).
 Hari-hari tersebut merupakan hari dimana demand penumpang
angkutan umum yang ditinjau sesuai dengan kondisi normal, dimana
kondisi normal merupakan kondisi dimana demand harian tidak
terlalu kecil ataupun terlalu besar.
2. Selanjutnya dari analisa diatas dicari demand penumpang
harian untuk per-rit dari angkutan umum Lyn E di Kabupaten Jember
dari hari-hari yang telah ditentukan (pada kondisi normal).
Analisa demand harian untuk rit angkutan umum trayek Lyn E di
Kabupaten Jember tersebut secara matematis sesuai dengan perumusan
(2.2) pada Bab II Studi Literatur mengenai penentuan demand angkutan
umum dengan rumus berikut :
Permintaan (Demand) harian untuk Rit
= Jumlah rata-rata penumpang (Rit) x Jumlah rata-
rata rit x Jumlah kendaraan angkutan umum yang
beroperasi.
(Sumber: Rubama, 2003)
Berdasar pada rumus 2.2 (demand harian untuk rit) dan menggunakan
Tabel 4.12 - 4.13 (jumlah demand rata-rata per-rit), Tabel 4.14 (pada
Tabel ini juga dapat diketahui jumlah rata-rata rit per-hari), Tabel 4.4
(jumlah kendaraan yang aktif beroperasi tiap hariya) pada Bab IV
Pengolahan Data. Sehingga analisa demand angkutan umum trayek Lyn
E di Kabupaten Jember sebagai berikut :
 Analisa demand penumpang harian (rit) dari Terminal Tawang Alun
– Terminal Pakusari, dapat dilihat pada Tabel 5.2 dan Grafik 5.2
 Analisa demand penumpang harian (rit) dari Terminal Pakusari –
Terminal Tawang Alun, dapat dilihat pada Tabel 5.3 dan Grafik 5.3

3. Selanjutnya berdasar pada analisa diatas dicari demand


harian per-rit yang terbesar dari angkutan umum Lyn E di Kabupaten
Jember (angka warna merah dalam Tabel 5.2).
Catatan : Perencanaan Headway menggunakan demand harian per-rit
yang terbesar, supaya angkutan umum yang ditinjau tersebut mampu
melayani permintaan (demand) dalam kondisi tersebut . Dalam hal ini
apabila angkutan umum Lyn E menentukan Headway sesuai dengan
perencanaan Headway berdasar pada demand harian per-rit yang
terbesar, maka angkutan umum Lyn E mampu melayani permintaan
(demand) harian dalam kondisi tersebut.
52

JUMLAH PENUMPANG HARIAN (RIT) PADA TRAYEK LYN A


DI KABUPATEN JEMBER

Jumlah penumpang harian untuk rit (tawang alun-arjasa) pada hari-hari Kondisi Normal
HARI : SELASA-KAMIS, 24-26 APRIL 2007

HARI
KETERANGAN
SELASA RABU KAMIS
RATA-RATA JUMLAH
PENUMPANG PER 9.17 9.83 9.67
RIT
RATA-RATA RIT 7 7 7

JUMLAH
KENDARAAN YANG 32 32 32
BEROPERASI
JUMLAH
PENUMPANG
2053 2203 2165
HARIAN (RIT)
PENUMPANG/HARI
TABEL 5.2 Analisa Demand Harian (rit: tawang alun-arjasa) pada hari-hari normal untuk
Lyn A di Kabupaten Jember

GRAFIK JUMLAH PENUMPANG HARIAN (RIT)


(TAWANG ALUN - ARJASA) LYN A
2250

2200

2150
Jumlah penumpang

2100

2050

2000

1950
SELASA RABU KAMIS

Hari

Grafik 5.2 Grafik Demand Harian (Tawang Alun - Arjasa) pada hari-hari normal untuk Lyn
A di Kabupaten Jember
53

JUMLAH PENUMPANG HARIAN (RIT) PADA TRAYEK LYN A


DI KABUPATEN JEMBER

Jumlah penumpang harian untuk rit (arjasa - tawang alun) pada hari-hari Kondisi Normal
HARI : SELASA-KAMIS, 24-26 APRIL 2007

HARI
KETERANGAN
SELASA RABU KAMIS
RATA-RATA JUMLAH
9.17 8.17 8.17
PENUMPANG PER RIT

RATA-RATA RIT 7 7 7

JUMLAH KENDARAAN
32 32 32
YANG BEROPERASI
JUMLAH PENUMPANG
HARIAN (RIT) 2053 1829 1829
PENUMPANG/HARI
TABEL 5.3 Analisa Demand Harian (rit: arjasa-awang alun) pada hari-hari normal untuk Lyn A
di Kabupaten Jember

GRAFIK JUMLAH PENUMPANG HARIAN (RIT)


(ARJASA - TAWANG ALUN) LYN A
2100

2050

2000

1950
Jumlahpenumpang

1900

1850

1800

1750

1700
SELASA RABU KAMIS

Hari

Grafik 5.3 Grafik Demand Harian ( Arjasa-Tawang Alun) pada hari-hari normal untuk Lyn A di
Kabupaten Jember

4. Pada tahapan selanjutnya demand harian per-rit yang


terbesar tersebut didistribusikan kepada demand per-jam, untuk
mendapatkan demand terbesar per-jam waktu pengoperasionalan
kendaraan angkutan umum Lyn E tersebut. Analisa penentuan demand
per-jam angkutan umum trayek Lyn E di Kabupaten Jember tersebut
secara matematis sesuai dengan perumusan (2.5) pada Bab II Studi
54

Literatur mengenai penentuan demand per jam angkutan umum dengan


rumus berikut :
Permintaan (Demand) Per jam
= faktor pengali pendistribusian demand x demand
penumpang harian

Berdasar pada rumus 2.5 (demand per jam untuk rit) dan menggunakan
Tabel 4.15 (Faktor pengali pendistribusian demand) pada Bab IV
Pengolahan Data. Maka analisa demand per jam terbesar angkutan
umum trayek Lyn E di Kabupaten Jember dapat dilihat pada Tabel 5.4
(angka warna merah) dan Grafik 5.4
Catatan : Penentuan demand harian per-jam yang terbesar tersebut
dalam perencanaan dilakukan supaya penumpang angkutan umum Lyn E
di Kabupetan Jember tetap dapat terangkut walaupun pada kondisi
demand per-jam terbesar .
55

JUMLAH PENUMPANG PER JAM PADA TRAYEK LYN A DI KABUPATEN JEMBER


Jumlah penumpang perjam untuk rit (rute : tawang alun-arjasa)
HARI : RABU, 25 APRIL 2007

JUMLAH DEMAND DEMAND


JAM FAKTOR PENGALI
PENUMPANG (penumpang/hari) (penumpang/jam)
05.00-06.00 14 0.0406 2203 89
06.00-07.00 47 0.1362 2203 300
07.00-08.00 36 0.1043 2203 230
08.00-09.00 23 0.0667 2203 147
09.00-10.00 20 0.0580 2203 128
10.00-11.00 24 0.0696 2203 153
11.00-12.00 22 0.0638 2203 140
12.00-13.00 25 0.0725 2203 160
13.00-14.00 27 0.0783 2203 172
14.00-15.00 24 0.0696 2203 153
15.00-16.00 21 0.0609 2203 134
16.00-17.00 14 0.0406 2203 89
17.00-18.00 12 0.0348 2203 77
18.00-19.00 18 0.0522 2203 115
19.00-20.00 11 0.0319 2203 70
20.00-21.00 7 0.0203 2203 45
TOTAL 345 1 2203
TABEL 5.4 Analisa Demand per jam Lyn A di Kabupaten Jember

Catatan : Demand penumpang harian untuk rit yang terbesar menurut analisa terjadi pada hari Rabu,
25 April 2007 untuk rute Terminal Tawang Alun menuju Terminal Arjasa
56

GRAFIK DEMAND PER JAM LYN A


DI KABUPATEN JEMBER
350

300

250
Demand

200

150

100

50

0
05.00- 06.00- 07.00- 08.00- 09.00- 10.00- 11.00- 12.00- 13.00- 14.00- 15.00- 16.00- 17.00- 18.00- 19.00- 20.00-
06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00
Jam

GRAFIK 5.4 Grafik Demand per jam Lyn A di Kabupaten Jember


57

5. Berdasarkan analisa tersebut maka Analisa penentuan


Headway (Waktu antara) angkutan umum Lyn E di Kabupaten Jember
dapat diketahui. Analisa penentuan demand Headway angkutan umum
trayek Lyn E tersebut secara matematis sesuai dengan perumusan (2.8)
pada Bab II Studi Literatur mengenai penentuan Headway angkutan
umum dengan rumus berikut :
60.C.Lf
H=
P
Dengan :
H = waktu antara (menit)
P = jumlah penumpang per jam pada seksi terpadat (pada Tabel 5.4
didapatkan 300 penumpang perjam)
C = kapasitas kendaraan Lyn A ( 13 penumpang )
Lf = faktor muat, untuk perencanaan diambil 100%
(Sumber : Munawar, 2005)
Analisa waktu antara (Headway) sesuai dengan rumus diatas didasarkan
pada kebutuhan jumlah kendaraan angkutan umum pada waktu periode
tersibuk. Dan analisa untuk Head way angkutan umum Lyn E di
Kabupaten Jember adalah sebagai berikut :
H = 60 . 13 . 1
300
H = 2.6 menit

5.3. Analisa Jumlah Kendaraan Angkutan Umum Lyn E


Analisa jumlah kendaraan angkutan umum Lyn E di Kabupaten Jember
yang yang semestinya disediakan untuk melayani kebutuhan masyarakat
dilakukan secara bertahap sebagai berikut ini.
1. Penentuan waktu tempuh rata-rata kendaraan angkutan umum Lyn E
Analisa penentuan waktu tempuh Lyn E tersebut berdasar pada waktu
tempuh Lyn E pada saat demand kondisi puncak (jam-jam puncak).
Kondisi tersebut terjadi antara jam 06.00-08.00 (pagi hari), hal tersebut
dianalisa berdasar Tabel 5.4 dan Grafik 5.4 (Penentuan demand per-jam).
Berdasar pada analisa diatas tersebut maka waktu tempuh yang digunakan
dalam analisa penentuan waktu sirkulasi adalah waktu tempuh pada pagi
hari, dalam hal ini waktu tempuh yang digunakan (diperoleh dari survey,
Tabel 4.16) pada pagi saja. Analisa waktu tempuh rata-rata kendaraan
58

angkutan umum Lyn E di Kabupaten Jember sebagai berikut.


WAKTU TEMPUH
HARI TAW ANG ALUN-ARJASA ARJASA-TAW ANG ALUN

(menit) (menit)
31 33
SELASA
30 31
30 26
RABU
30 33
30 32
KAMIS
29 30
RATA-RATA 30 31
JUMLAH 61
Tabel 5.5 Waktu tempuh Lyn E (kondisi demand puncak)
2. Penentuan waktu tunggu rata-rata kendaraan angkutan umum Lyn E.
Analisa penentuan waktu tunggu Lyn E tersebut berdasar pada waktu
tunggu Lyn E juga pada saat demand kondisi puncak (jam-jam puncak).
Kondisi tersebut terjadi antara jam 06.00-08.00 (pagi hari), hal tersebut
dianalisa berdasar Tabel 5.4 dan Grafik 5.4 (Penentuan demand per-jam).
Berdasar pada analisa diatas tersebut maka waktu tunggu yang digunakan
dalam analisa penentuan waktu sirkulasi adalah waktu tunggu pada pagi
hari, dalam hal ini waktu tunggu yang digunakan (diperoleh dari survey,
Tabel 4.16) pada pagi saja. Analisa waktu tunggu rata-rata kendaraan
angkutan umum Lyn E di Kabupaten Jember sebagai berikut.
WAKTU TUNGGU
HARI TAWANG ALUN ARJASA
(menit) (menit)
4 7
SELASA
5 6
3 5
RABU
5 6
7 5
KAMIS
4 6
RATA-RATA 5 6
JUMLAH 11
Tabel 5.6 Waktu tunggu Lyn E (kondisi demand puncak)
Catatan : Waktu tunggu angkutan umum Lyn E di Kabupaten jember di
Terminal pada waktu jam-jam puncak tidak terlalu lama dikarenakan
operator Lyn E tidak perlu menunggu lama diterminal untuk mendapatkan
penumpang (banyaknya penumpang dijalan).

3. Penentuan Waktu Sirkulasi (circulation time)


59

Waktu sirkulasi (circulation time) merupakan waktu yang dibutuhkan


kendaraan angkutan umum untuk melakukan perjalanan mulai titik awal
sampai titik tujuan kemudian kembali ketitik awal lagi (pulang-pergi) dan
memulai perjalan kembali.
Dalam hal ini waktu sirkulasi di dapatkan dari penjumlahan antara waktu
tunggu (pada terminal awal dan terminal tujuan) dan waktu dan waktu
tempuh (pulang-pergi).
Didalam analisa ini digunakan waktu tempuh rata-rata dan waktu tunggu
rata-rata kendaraan angkutan umum Lyn E di Kabupaten jember pada
waktu demand kondisi puncak. Analisa waktu sirkulasi (dihitung dengan
rumus 2.7) sebagai berikut ini.
CTABA = (TAB + TBA) + (TTA + TTB)
Dengan satuan umumnya digunakan dalam menit.
Katerangan :
CTABA = waktu sirkulasi dari A ke B, kembali ke A
TAB = waktu perjalanan (waktu tempuh) rata-rata dari A ke B
TBA = waktu perjalanan (waktu tempuh) rata-rata dari B ke A
TTA = waktu henti (waktu tunggu) rata-rata kendaraan di A
TTB = waktu henti (waktu tunggu) rata-rata kendaraan di B
Jadi berdasar rumus diatas dan Tabel 5.5 - Tabel 5.6, waktu sirkulasi
(circulation time) Lyn A di Kabupaten Jember adalah :

CTABA = (TAB + TBA) + (TTA + TTB)


= 61 menit + 11 menit
= 72 menit
4. Berdasar pada waktu sirkulasi dan Headway, maka jumlah armada
angkutan umum Lyn E di Kabupaten Jember yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dapat diketahui dengan rumus 2.9 (Munawar, 2005)
sebagai berikut :
CTaba
K=
H
Keterangan :
K = Jumlah kendaraan angkutan umum
CTaba = Waktu sirkulasi (menit)
H = Headway (menit)

Analisa jumlah kendaraan angkutan umum Lyn A di Kabupaten Jember


berdasar rumus diatas adalah :
CTaba
K=
H
= 72 menit
2.6 menit
= 27,69 ≈ 28 Unit kendaraan angkutan umum Lyn A
 Perhitungan tersebut berdasar pada permintaan (demand) terbesar
perjam = 300 penumpang/jam
60

Catatan :
Perkiraan kebutuhan demand lyn A berdasar pada jumlah kendaraan yang
aktif beroperasi saat ini, agar jumlah kendaraan yang aktif beroperasi saat ini
tersebut menjadi Efektif dalam hal jumlah ketersediaan kendaraan.
Analisa demand angkutan umum Lyn A di Kabupaten Jember yang
semestinya tersedia dilakukan secara bertahap sebagai berikut ini.
1. Jumlah kendaraan angkutan umum Lyn A yang aktif beroperasi saat ini
adalah 32 unit kendaraan.
2. Penentuan Headway berdasar pada Rumus 2.9 adalah sebagai berikut :
CTaba
H=
K
=
72 menit
32
= 2.25 menit
3. Penentuan demand perjam terbesar (terjadi pada jam puncak) sesuai
dengan Rumus 2.8 adalah sebagai berikut :
60.C.Lf
P=
H
= 60 . 13 . 1
2.25
= 347 penumpang/jam
 Jumlah penumpang tersebut adalah jumlah penumpang yang
semestinya tersedia agar jumlah kendaraan angkutan umum Lyn A yang
saat ini beroperasi menjadi Efektif.
BAB VI
KESIMPULAN

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari Tugas Akhir dengan judul
Studi Jumlah Kendaraan Angkutan Umum (studi kasus Lyn A trayek Tawang
Alun – Arjasa di Kabupaten Jember), di dalam Bab ini juga terdapat saran dari
penulis. Isi Bab VI Kesimpulan adalah sebagai berikut ini.

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam tugas akhir ini sesuai dengan hasil analisa data pada
Bab V adalah sebagai berikut :
1. Permintaan (demand) harian penumpang Lyn A di Kabupaten Jember
berdasakan hasil analisa pada Bab V adalah :
HARI
KETERANGAN
SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU

JUMLAH PENUMPANG
4480 4107 4032 3995 3808 3733 3323
(PENUMPANG/HARI)

Tabel 6.1 Demand harian Lyn A di Kabupaten Jember.


61

2. Waktu antara (headway) untuk Lyn A di kabupaten Jember berdasar pada


analisa permintaan (demand) harian tersebut adalah 2,6 menit (Pada waktu
kondisi puncak).

3. Jumlah kendaraan angkutan umum untuk trayek Lyn A yang semestinya


disediakan untuk melayani kebutuhan masyarakat berdasarkan hasil
analisa pada Bab V adalah 28 unit kendaraan Lyn A. Berdasar pada
demand terbesar perjamnya adalah 300 penumpang/jam.
Jumlah tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah kendaraan
yang aktif beroperasi di lapangan yang berjumlah 32 unit kendaraan.
Berdasarkan penjabaran diatas maka dapat disimpulkan jumlah kendaraan
angkutan umum Lyn A di Kabupaten Jember yang beroperasi saat ini
tidak efektif.
Jumlah kendaraan yang aktif beroperasi saat ini dapat menjadi Efektif
apabila jumlah demand terbesar perjamnya adalah 347 penumpang/jam.
6.2 Saran
Saran dari penulis adalah sebagai berikut :
1. Perlu adanya studi-studi lainnya selain studi ini, yang berkaitan dengan
angkutan umum di Kabupaten Jember (baik mengenai evaluasi ataupun
perencanaan). Yang mana studi studi tersebut bertujuan untuk
pegembangan angkutan umum di masa yang akan datang ataupun sebagai
masukan kepada instansi pemerintah yang berkaitan dengan angkutan
umum agar pengelolaan angkutan umum menjadi lebih baik.
2. Data yang didapat dari survey naik turun penumpang dengan metode On
Bus Survey terhadap Lyn A dalam tugas akhir ini dapat dimanfaatkan
untuk studi-studi lainnya tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Tamin, Ofyar z. (2000), “Perencanaan dan Pemodelan Transportasi”, edisi ke-2,


penerbit ITB, Bandung
Rubama, Akhmad. (2003), “Evaluasi Tarif Angkutan Umum Kota Palangka Raya
(Studi Kasus Trayek Terminal Mihing Manasa-Kereng Bangkirai,
Palangka Raya, Kalimantan Tengah)”, Thesis Pasca Sarjana Teknik Sipil
ITS, ITS Surabaya
Munawar, Ahmad. (2005), “Dasar-dasar Teknik Transportasi”, penerbit Beta
Offset, Yogyakarta
62

Anda mungkin juga menyukai

  • Surat Penilaian PKL
    Surat Penilaian PKL
    Dokumen4 halaman
    Surat Penilaian PKL
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Dokumentasi Gambar
    Dokumentasi Gambar
    Dokumen6 halaman
    Dokumentasi Gambar
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen22 halaman
    Bab Iv
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Daftar Gambar PKL
    Daftar Gambar PKL
    Dokumen1 halaman
    Daftar Gambar PKL
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan PKL
    Lembar Pengesahan PKL
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pengesahan PKL
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Absen PKL
    Absen PKL
    Dokumen1 halaman
    Absen PKL
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Minggu Ke 7
    Minggu Ke 7
    Dokumen10 halaman
    Minggu Ke 7
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen5 halaman
    Bab 3
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • PRESENTASI
    PRESENTASI
    Dokumen35 halaman
    PRESENTASI
    habib fadil
    Belum ada peringkat