Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

DISUSUN OLEH:

Santiani Rena Dedu (2017610090)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2020
1 . Saat kunjungan rumah ditemui anak berusia 1 tahun ibunya mengatakan anaknya sering
batuk semenjak pindah ke rumah baru beberapa bulan yang lalu. Ibu klien mengatakan
anaknya sudah dibawa ke puskesmas dan mendapat obat namun batuknya berulang kembali
setelah obat habis.
Apakah kompenen pengkajian yang perlu dilakukan pada kasus tersebut?

Jawaban E. Lingkungan rumah

Pembahasan :
Batuk merupakan respon alami tubuh untuk mengeluarkan benda asingdari sistem
pernapasan kasus. Frekuensi batuk meningkat setelah pindah ke lingkungan yang baru. Hal
ini merupakan petunjuk untuk melakukan pengkajian lebih mendalam pada lingkungan
sekitar anak(rumah baru) yang dapat memicu terjadinya batuk sehingga jawaban yang paling
tepat adalah E.

Strategi :
Data batuk semenjak pindah ke rumah baru merupakan data yang perlu diperhatikan batuk
merupakan reaksi tubuh jika ada alergi terhadap sistem pernapasan dan lingkungan baru
dapat menjadi pencetus baik secara fisik maupun psikologis. Oleh karna itu pada kasus.
Pengkajian terhadap lingkungan rumah merupakan opsi pilihan yang paling tepat adalah
jawaban E.

1. Saat kunjungan rumah didapatkan seorang perempuan berusia 39 thn mengeluh


akhir-akhir ini merasa makin lemah,kadang sulit tidur,BB turun,dan demam.Suami klien
meninggal 3 bulan yang lalu karena batuk yang lama dan sulit disembuhkan. Hasil observasi
didapatkan : rumah terasa lembab,pencahayaan redup,jendela hanya ada diruang tamu, TD
110/70 mmHg, frekuensi nadi 60x/menit, frekuensi napas 30x/menit.

Apakah pengkajian yang tepat dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?

Jawaban C. Pemeriksaan sputum

Pembahasan: :
Data pada kasus yang perlu diperhatikan suami klien yang meninggal 3 bulan yang lalu
karena batuk yang lama dan sulit disembuhkan perawat perlu mencurigai terajdinya
tuberculosis (TBC) pada suami klien. Lingkungan rumah juga mendukung terjadinya
penyakit TBC. Oleh larena itu perawat perlu melakukan pemeriksaan sputum karena klien
menunjukkan gejala terjadinya TBC.

Strategi :

Penularan tbc dapat terjadi melalui udara. Gejala TBC meliputi batuk lebih dari 3 minggu,
penurunan berat badan, demam, dan berkeringat di malam hari walaupun tidak beraktifitas.
Namun gejala tersebut tidak khas pada setiap penderita. Pada kasus klien menunjukkan
beberapa gejala TBC disamping suami klien meninggal karena kondisi yang di duga adalah
TBC. Lingkungan tempat tinggal klien juga mendukung terjadinya penularan TBC serumah.

3. Seorang perawat melakukan kunjungan pertama pada sebuah keluarga dengan suami yang
sedang menjalani rawat jalan setelah terkena serangan stroke 2 bulan lalu, Ibu mengatakan, “
Saya mulai kuatir memikirkan masa depan keluarga sebab kalau kondisi suami saya seperti
ini terus pasti akan diberhentikan dari pekerjaan”. Hasil pemeriksaan fisisk klien; hemiplagia
ekstramitas kanan, asfiksia, TD 140/90 mmHg.

Apakah pengkajian lanjutan yang tepat dilakukan pada kasus tesebut ?

Jawaban C. Stress adaptasi dan koping keluarga

Pembahasan :

Pada kasus, data yang paling menonjol adalah kekuatiran istri klien terhadap kehidupan
keluarga akibat penurunan kondisi kesehatan klien. Tekanan darah klien termasuk stabil.
Klien merupakan tulang punggung keluarga. Pengkajian yang mendalam untuk menggali
tingkat stress serta kemampuan keluarga beradaptasi dan menerapkan koping perlu
dilakukan.

Strategi :

Paska stroke merupakan suatu kondisi yang umumnya menjadi sumber stress keluarga.
Penyebab stroke yang paling utama adalah hipertensi, jika terdapat anggota keluarga yang
mengalami stroke maka keluarga diharapkan memiliki kemampuan untuk memberikan
perawatan dirumah. Namun, jika tingkat stress keluarga tinggi maka perawatan yang
diberikan menjadi tidak efektif. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk mengkaji tingkat
stress keluarga dan kemampuan keluarga mengelola stress yang terjadi.
4. Pada kunjungan rumah didapatkan laki-laki berusia 43 tahun mengatakan pundaknya terasa
berat dan dirasakan sejak klien banyak berkerja menggunakan komputer. Klien mengurangi
keluhan dengan minum obat penghilang nyeri yang dijual bebas. Hasil pemeriksan TD
160/100 mmHg, frekuensi nadi 110x / menit.

Apakah pengkajian yang harus diperdalam pada kasus tersebut ?

Jawaban A . Kebiasaan berkerja di depan komputer.

Pembahasan :

Data pada kasus menunjukkan TD pada klien yang meningkat klien merasakan gejala
hipertensi berupa rasa berat dipundak dan kebiasaan minum obat yang tidak adekuat. Perawat
perlu mengkaji banyak hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi. Pada kasus
yang paling relevan untuk dikaji adalah kebiasaan berobat.

Strategi :

Hipertensi dapat disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat. Umumnya kebiasaan makan,
kebiasaan melakukan olahraga dan pemenuhan kebutuhan tidur menjadi pemicu terjadinya
hipertensi selain itu masyarakat awam yang tidak melakukan pemeriksaan tekanan darah
secara teratur cenderung menganggap gejala hipertensi sebagai kondisi yang dapat diatasi
dengan obat nyeri yang di jual bebas akibatnya hipertensi tidak teratasi dengan baik.

5. Saat kunjungan rumah didapatkan data anak laki2 berusia 1 tahun mengalami diare dan
tampak lemas. Keluarga mengalami BAB warna kuning kehijauan, tercampur lendir, encer,
frekuensi lebih dari 5 kali / hari selama 2 hari. Keluarga mengatakan anak tidak nafsu makan
dan anak pernah muntah saat diberi minum. Hasil pengkajian : berat badan 6 kg, turgot kulit
kembali lambat, suhu 37/8 % c. Frekuensi nadi 100x / menit.

Apakah data perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut ?

Jawaban A . Banyak cairan yang dikeluarkan setiap buang air besar


Pembahasan :

Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare yang ditemukan dikeluarga pada anak
antara lain. Frekuensi, lama diare kondisi klinis perawat perlu menindak lanjuti pengkajian
faktor penyebab dari kejadian diare dan hal yang memperberat status kesehatan anak .

Strategi :

Diare merupakan kondisi kesehatan yang sering terjadi pada usia perkembangan balita yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti
dehidrasi yang dapat lebih berat apabila tidak ditangani.

6. Saat berkunjung rumah didapatkan klien perempuan berusia 2,5 tahun dan terlihat rewel.
Keluarga mengatakan sudah 6 hari anak diare BAB warna kuning, encer, frekuensi lebih dari
3 kali, kalau diberi makan atau minum dimuntahkan. Hasil pemeriksaan fisik : BB 8,5 kg,
Turbok kulit kembali lambat, suhu 37,5 % c, frekuensi nadi 112 x / menit.

Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut ?

Jawaba E. Cara membersihkan pada anak diare.

Pembahasan :

Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare yang ditemukan dikeluarga pada klien
antara lain : frekuensi, lama diare dan kondisi klinis sekunder akibat diare yang sering perlu
menindak lanjuti pengkajian faktor penyebab dari dampak sekunder tersebut terkait perang
keluarga.

Stategi :

Diare merupakan kondisi kesehatan yang sering terjadi pada perkembangan balita yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan selain
dehidrasi juga permasalahan sekunder akibat diare yang serig.

7. Saat berkunjung rumah didapatkan klien anak laki-laki berusia 13 tahun, diare sudah 3 hari.
Klien mengatakan diare setelah jajan di kantin sekolah, perut dirasakan melilit dan nyeri,
BAB lebih dari 5 kali sehari, cair dan ada darah. Hasil pemeriksaan : TD 110 / 90 mmHg,
suhu 37 %c, nadi : 100x / menit .
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut ?

Jawaban A. Kebersiahan dan penyajian makanan di komsumsi.

Pembahasan :

Pada kasus yang sudah dijelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan dikeluarga pada
klien antara lain. Frekuensi lama diare dan kondisi klinis perawat perlu menindak lanjuti
pengkajian faktor penyebab terjadinya diare yang sering pada anak sekolah adalah makanan
yang tercemar.

Strategi :

Diare merupakan kondisi kesehatan yang sering terjadi pada usia anak sekolah akibat
berbagai faktor terutama makanan yang di komsumsi.

8. Saat berkujung dirumah didapatkan data anak laki-laki berusia 12 tahun mengalami diare
sudah 2 hari dan tampak lemas. Keluarga mengatakan BAB warna kuning, BAB cair,
frekuensi lebih dari 5 x. Keluarga mengatakan anak tidak nafsu makan dan kalo minum sering
dimuntahkan. Hasil pengkajian : Turgor kulit kembali sangat lambat, suhu 38 %c. Frekuensi
nadi 88x / menit. Klien belum dibawa ke pelayanan kesehatan.

Apakah diagnosa keperawatan pada kasus tersebut ?

Jawaban E. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

Pembahasan :

Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare pada klien usia sekolah antara lain.
Frekuensi lama diare dan kondisi klinis yang di perberat dengan klien muntah setiap minum.
Masalah keperawatan yang dapat dirumuskan pada kasus adalah kekuatan data yang ada pada
kasus antara lain campak klinis akibat dehidrasi.

Strategi :

Rumusan masalah yang spesifik pada kasus diare sesuai dengan data mayor menjadi acuan
dalam penanganan masalah utama cairan tubuh yang kurang dan tidak tergantikan melalui
makanan dan meminum akibat muntah.
9. Saat kunjungan rumah didapatkan data perempuan berusia 13 tahun diare sudah 4 hari. Klien
mengatakan diare setelah jajan di kantin sekolah. BAB lebih dari 5 x / hari. Hasil pengkajian
TD 110/90 mmHg, suhu 37,8 %c, nadi 100x / menit. Keluarga mengatakan anak-anaknya
banyak jajan dan jarang makan dirumah dan anggota keluarga lain juga sering diare. Klien
belum di bawah ke pelayanan kesehatan dan belum pernah mendapatkan informasi kesehatan.

Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut ?

Jawaban D. Manajemen kesehatan tidak efektif

Pembahasan :

Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare yang ditemukan pada klien dan anggota
keluarga antara lain. Frekuensi lama diare dan kondisi klinis serta kejadian berulang dalam
keluarga masalah keperawatan yang dapat dirumuskan ada kasus adalah kekuatan data yang
ada pada kasus antara tampak klinis akibat perihal yang tidak sehat.

Strategi :

Rumusan masalah yang spesifik pada kasus diare sesuai dengan data mayor yang ditunjukkan
kejadian diare bukan hanya pada klien tetapi juga anggota kelurga lainnya menjadi acuan
penanganan masalh utama.

10. Pada kunjungan rumah didapatkan laki-laki berusia 45 tahun yang telah mulai pengobatan
TBC Paru sejak 1 bulan yang lalu. Hasil anamnesis : klien tidak minum obat sejak 4 hari lalu
karena merasa sudah sehat. Keluarga mengatakan nasehat keluarga untuk tetap minum obat
diabaikan.

Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut ?

Jawaban E. Ketidakpatuhan

Pembahasan :

Data menunjukkan penyengkalan klien untuk minum obat karena merasa sudah sehat. Paket
obat anti TBC (OAT) tidak mengandung obat yang dapat menurunkan gejala. Efek OAT yang
tepat adalah berkurangnya gejala yang umumnya terjadi pada bulan pertama sampe ke masa
pengobatan. Diagnosis keperawatan ketidakpatuhan merupakan jawaban yang paling tepat
klien menunjukkan penolakan untuk minum OAT karena merasa sudah sehat.

Strategi :

Pada data kasus menunjukkan klien tidak minum obat selama 4 hari karena telah merasa sehat
kondisi ini menunjukkan penolakan terhadap terapi yang diberikan atau ketidakpatuhan pada
TBC. Ketidakpatuhan menjadi salah satu diagnosis yang paling sering terjadi dan perlu di
antipasi atau di cegah.

11. Saat kunjungan rumah ditemui seorang perempuan usia 36 tahun. Hasil anemnesis : salah satu
anggota keluarga penderita batuk lebih dari 3 minggu, batuk berdahak dan mengeluarkan
darah, berat badan terus menurun dan keluar keringat dingin pada malam hari. Keluarga
beranggapan penyakit yang di alami adalah batuk biasa sehingga membeli obat bebas.

Apakah diagnosis keperawatan utama pada kasus tersebut ?

Jawaban B. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Pembahasan :

Data pada kasus menunjukkan bahwa keluarga belum memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan untuk memastikan masalah kesehatan yang di alami kebiasaan keluarga
menggunakan obat bebas menunjukkan bagimana cara keluarga memelihara kesehatannya.

Strategi :

Upaya keluarga pada kasus menunjukkkan cara mempertahankan kesehatan. Keluhan


kesehatan berupa dahak disertai batuk yang mengeluakan darah. Namun keluarga tidak
menanggapi keluhan dengan perhatian seius. Kondisi ini merupakan gambaran cara keluarga
memilihara kesehatan pada kasus juga terdapat data kebiasaan menggunakan obat bebas dan
klien belum ke fasyankes walaupun keluhan kesehatan tidak berlangsung selama 3 minggu .
12. Saat kunjungan rumah di dapatkan seorang laki-laki berusia 25 tahun. Hasil pengkajian klien
mengatakan sudah 2 bulan minum OAT. Sesak mulai berkurang, sering lupa minum obat dan
tidak nyaman jika mmakai masker. Klien tunggal bersama istri dan dua anak dengan usia 3
tahun dan 5 tahun . rumah terlihat lembab, jendela di ruang tamu tidak dapat dibuka, kamar
tidur tidak berjendela.

Apakah diagnosis keperawatan yang tepat pada kasus tersebut ?

Jawaban E. Ketidakpatuhan

Pembahasan pada kasus terdapat data sesak mulai berkurang dan sering lupa minum obat. Hal
ini menunjukkan klien tidak patuh minum OAT yang dapat mengakibatkan klien tidak
sembuh total. Diagnnosis koping individu maupun koping keluarga tidak efektif tidak dapat di
tegakkan karena tidak ada data validasi. Data frekuensi nafas juga tidak ada. Sehingga
jawaban D tidak dapat dipilih, obsi jawaban ketidakpatuhan adalah jawaban yang paling tepat.

Strategi :

Kasus menggambarkan keperawatan keluarga level satu yaitu keperawatan yang diberikan
pada individu di dalam keluarga. Pada kasus terdapat data klien sering lupa minum obat. Hal
ini menunjukkan rendahnya efikasi diri atau keyakinan klien untuk sembuh sehingga minum
OAT belum menjadi aktivitas prioritas yang harus selalu dilakukan.

13. Hasil kunjungan rumah di dapatkan data seorang perempuan berusia 35 tahun mengatakan
sudah 6 hari diare, BAB warna kuning, encer, frekuensi lebih dari 3 kali, mengeluh mual dan
muntah saat makan atau minum. Kaki terasa keram atau merasa sakit. Hasil pengkajian BB 45
kg, turgor kulit kembali lambat, suhu 37,5 %c, frekuensi nadi 86 x / mnit, RR 18 x / menit.

Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut ?

Jawaban C. Resiko ketidakseimbangan elektrolit.


Pemabahasan :

Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare yang ditemukan di keluarga pada klien
antara lain. Frekuensi lama diare dan kondisi klinis, masalah perawatan yang dapat
dirumuskan pada kasus adalah kekuatan data yang ada pada kasus antara dampak klnis akibat
dehidrasi.

Strategi :

Rumusan masalah yang spesifik pada kasus diare dengan data mayor menjadi acuan dalam
penanganan dalam masalah utama.

14. Pada kunjungan rumah seseorang permpuan 50 tahun mengalami kesulitan berjalan,
mengeluh kaki terasa kaku, nyeri pada kedua kaki bila di gerakkan dengan skala nyeri 7 dari
rentang 10. Klien menggunakan tongkat sebagai alat bantu jalan. Nilai hasil pengkajian bartel
indeks 80 ( ketergantungan sebagian). Klien mempunyai riwayat post stroke 2 kali, hasil
pemeriksaan fisik TD 150 / 100 mmHG, nadi 80x / menit, suhu normal, RR 30x / menit.

Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut ?

Jawaban E. Gangguan rasa nyaman nyeri

Pembahasan : Data pada kasus menunjukkan tingkat klien tinggi (7 dari 10). Efek stroke dapat
mempengaruhi fungsi musculosketal berupa menurunnya kemampuan klien melakukan
pemenuhan kebutuhan dasar sampe menurunnya mobilisasi klien. Selain itu stroke

Juga mempengaruhi kemampuan klien berinteraks. Pada kasus data yang perlu diperhatikan
adalah nyeri.

Straategi :

Stroke diakibatkan oleh hipertensi. Dampak stroke terlihat secara fisik, psikologis dan sosial.

Diagnosis keperawatan menyebabkan panduan dalam memberikan keperawatan. Pada kasus


klien memilki riwayat 2 kali stroke dan masih mengalami nyeri. Oleh karena itu diagnosis
keperawatan nyeri lebih relefan pada kasus.
15. Saat kunjungan rumah ditemui pria berusia 25 tahun hasil anamnesis klien mengatakan
mendapat obat anti tuberculosis OAT tapi mual kalau di minum. Keluarga mengatakan tidak
tau apa yang harus dilakukan agar klien mau minum OAT.

Apakah tujuan keperawatan keluarga yang harus di lakukan ?

Jawaban C. Meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien dengan OAT.

Pembahasan :

Tujan perawatan mengacu pada penyelesain eteologi dari diagnsosis keperawatan yang di
tegakkan. Perumusan tujuan pada asuhan perawatan keluarga harus menggambarkan
kemampuan dan tanggung jawab keluarga terhadap 5 tugas kesehatan keluarga.

Strategi :

Perumusan tujuan pada asuhan keperawatan keluarga merujuk pada 5 tugas kesehatan
keluarga.

16. Dalam kunjungan rumah di temui seorang pria 55 tahun mengeluh batuk dalam sebulan
terakhir, nafsu makan berkurang, berat badan turun 5 kg dalam 1 bulan dan merasa demam.
Hasil observasi di dapatkan data klien membuang ludah sembarang tidak ada jendela di kamar
klien pertukaran udara hanya dari sumber pintu masuk. Keluarga mengatakan klien batuk
darah sudah batuk 3 kali dalam seminggu ini dan tidak tahu harus melakukan apa.

Apakah intervensi yang perlu segera di lakukan pada kasus tersebut ?

Jawaban D. Menganjurkan memerika dahak BTA .

Pembahasan :

Gejala batuk lebih dari 3 minggu, berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan dan
mersa demam merupakan tanda dan gejala TBC yang perlu diwaspadai.

Strategi :

Prinsip menegakkan diagnsosis TBC adalah hasil BTA positif dan pemeriksaan sputum. Pada
kasus terinformasi jika keluarga tidak tau harus melakukan apa padahal klien sudah 3 kali
batuk darah dalam seminggu ini. Hal ini menjadi dasar untk menganjurkan keluarga
pemeriksaan dahak BTA.

17. Saat kunjungan ditemui laki-laki 38 tahun. Hasil anamnesis klien di diagnosis TBC Paru.
Hasil observasi klien tampak lemah sehingga tidak mampu berkerja. Istrinya mengatakan
malu dengan tetangga karena suaminya sakit sakitan dan tidak mau berhungan seksual karena
takut ketularan.

Apakah intervensi utama yang perlu dilakukan pada kasus tersebut ?

Jawaban C. Berikan informasi cara penularan TBC.

Pemabahasan :

Data menunjukkan ketakutan istri tertular TBC. Hal ini menunjukkan pemahaman kelurga
tentang proses penularan belum benar. Stigma juga ditunjukkan oleh keluarga.

Strategi :

TBC Paru sebagai penyakit menular sering menjadi mitos di masyarakat. Seringkali
penderita TBC mendapat stigma baik dari keluarga maupun masyarakat. Stigma TBC
dipengaruhi oleh pengetahuan tentang proses penularan oleh karena itu pemberian informasi
terkait penularan TBC Paru dilakukan.

18. Pada kunjungan rumah ditemui seorang laki-laki usia 56 tahun setelah di diagnosis TBC Paru
sejak 4 bulan yang lalu klien mengatakan kalau berjalan atau melakukan aktivitas sesaknya
berkembang. Klien tersebut sangat tergangu dengan keluhannya itu .

Apakah intervensi keperawatan yang dapat di lakukan ?

Jawaban E. Melatih relaksasi nafas dalam.

Pembahasan :

Pada kasus TBC kebutuhan dasar yang tergangu adalah fungsi respirasi. Teknik relaksasi
bertujuan untuk meningkatkan ventilasi alveoli. Mencegah avelektasi paru dan memilihara
pertukaran gas pada kasus. Klien merasa sesak saat melakukan aktivitas.

Strategi :
Sesak merupakan data yang menunjukkan tidak terpenuhinya kebutuhan respirasi seseorang
dengan TBC pemberian intervensi keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan fungsi
pernafasan adalah latihan relaksasi nafas dalam.

19. Seorang perawat menggunakan media slide dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang
resiko penularan TBC Paru pada sebuah keluarga. Pada slide tampak ilustrasi foto anak yang
mengalami TBC Paru. Wajah anak tersebut terlihat jelas tampak disamarkan atau di tutupi.
Prinsip etika manakah yang di langgar perawat dalam kasus ?

Jawaban B. Konfidentiality

Pembahasan : Kerahasiaan atau konfidentiality merupakan prinsip etik yang harus dilakukan
perawat untuk menjaga privasi klien dan keluarga. Pilihan jawaban lain tidak terkait
menjaga privasi.

Strategi :

Kaidah dasar etik terdiri dari beneficience, konfidentiality, non malafincence, anonity,dan
justice. Konfidentiality merupakan prinsip etik dari dari beneficience yang bertujuan untuk
melindungi privasi klien.

20. Pada kunjungan rumah didapatkan perempuan usia 56 tahun. Hasil pengkajian didapatkan
data klien mengatakan pundaknya terasa berat, TD 160/100 mmHG, nadi 127 x /menit.
Klien sudah melakukan pengobatan selama 5 tahun sejak dinyatakan menderita hipertensi.
Klien meminumkan air yang sudah dibacakan doa.

Apakah tindakan yang dilakukan pada kasus diatas ?

Jawaban D. Menjelaskan penyebab hipertensi, perawatan dan terapi yang di perlukan klien.

Pemabahsan :

Pada kasus di sampaikan data maladaftif terkait pengelolaan hipertensi pada pasien. Tanda-
tanda fital lain juga tidak dalam normal klien dan keluarga belum menggunakan fasilitas
kesehatan untuk mengatasi hipertensi yang dialami. Perwat perlu memberikan informasi
terkait hipertensi dan cara perawatan yang tepat tanpa menanggung perasaan keluarga.

Strategi :
Pemberian tindakan keperawatan perlu di dasari dengan penerapan kaidah dasar biotik. Pada
kasus, perawat diharapkan dapat menerapkan kaidah benifience perawat diharapkan mampu
memberikan pelayanan yang meningkatkan kemanfaatannya untuk klien dan keluarga ada
kasus, keluarga belum menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini menunjukkan
bahwa keluarga belum mengetahui penyakit hipertensi dan cara mengatasinya.

21. Pada kunjungan rumah perawat mendapatkan bahwa keluarga telah menyiapkan pengobatan
nonformakologi untuk klien. Keluarga klien menjelaskan bahwa mereka ingin
mengomsumsi herbal untuk membantu menurunkan tekanan darah klien.

Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat ?

Jawaban D. Anjurkan keluarga untuk mendiskusikan penggunaan herbal dengan dokter.

Pembahasan :

Data pada kasus menunjukkan bahwa keluarga menggunakan obat alternatif berupa herbal
untuk mengatasi hipertensi. Pengobatan dengan herbal belum dapat dibuktikan efektif
menurunkan tekanan darah berdasarkan penelitian. Namun demikian perawat harus
menghargai keinginan keluarga dengan tetap mengarahkan untuk menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan. Perawat juga tidak dibenarkan mengajarkan klien melakukan
pengukuran tekanan darah karena interpretasi hasil pengukuran memerlukan pengetahuan
klinis tentang hipertensi.

Strategi :

Hipertensi adalah suatu kondisi kesehatan yang memerlukan pemantauan dari petugas
kseshatan agar dampak yang lebih buruk dapat di cegah. Namun demikian upaya
pengendalian hipertensi dengan cara nonfarmakologi masyarakat tanpa di batasi perawat dan
kontsribusi dalam pengelolaan hipertensi dengan upaya mengarahkan penggunaan fasilitas
pelayanan kesehatan.

22. Pada kunjungan rumah di temui seorang perempuan 59 tahun mengeluh pusing. Klien
menderita penyakit hipertensi 5 tahun yang lalu dan saaat ini tinggal bersama cucunya yang
berusia 18 tahun. Karena orang tuanya meinggal, klien masih sering ke sawah, jarang
memeriksakan diri di puskesmas karena keterbatasan biaya. Hasil pemeriksaan fisik TD
150/80 mmHg, nadi 75x / menit.

Apakah tindakan yang paling tepat pada kasus tersebut :

Jawaban D. Memantau klien secara rutin dengan kunjungan rumah.

Pembahasan :

Data yang menonjol pada kasus adalah rendahnya akan pelayanan kesehatan karena faktor
ekonomi. Tanda-tanda vital masih dalam atas normal. Tindakan yang paling tepat adalah
mendekatkan pelayanan kesehatan pada klien.

Stategi :

Akses ke pelayanan kesehatan merupakan salah satu penyebab rendahnya kemampuan


masyarakat untuk mempertahankan kesehatannya. Upaya yang dilakukan perawat adalah
mendekatkan layanan kesehatan yaitu dengan melakukan kunjungan rumah secara rutin.

23. Kunjungan rumah di dapatkan klien perempuan umur 10 tahun. Klien sudah 2 hari diare
BAB cair, frekuensi lebih dari 3 kali / hari mengeluh mual dan muntah saat makan dan
minum. Hasil pemeriksaan turbug kulit lambat , suhu 37,5 % c, nadi 18 x / menit. Klien
pelayanan kesehatan, keluarga mengatakan cukup diberikan minuman herbal. Perawat
memberi dampak penyuluhan dampak diare pada kesehatan.

Apakah evaluasi pada tindakan perawat tersebut ?

Jawaban B. Keluarga membawa pasien ke pelayanan kesehatan.

Pembahasan : Pada kasus sudah dijelaskan kondisi klinis klien yang mengalami diare dan
intervensi yang sudah dilakukan perawat yang perlu di tindak lanjuti oleh keluarga yang
dapat di evaluasi baik pengetahuan sikap dan tindakan yang di pengaruhi pemberian
tindakan dalam kasus ini yang diharapkan adalah tindakan keluarga dalam membawa klien
ke pelayanan kesehatan dengan kondisi klinis seperti kasus yang hanya di berikan terapi
alternative.

Strategi :
Evaluasi sumatif dan evaluasi formatif terhadap tindakan keperawatan untuk mengetahui
sejauh mana efektivitas intervensi dan tindak lanjut proses perawatan yang akan di berikan
kepada klien terkait pengetahuan sikap dan tindakan.

24. Saat kunjugan rumah di dapatkan data perempuan berusia 1 tahun anus dan daera sekitar
lecet terlihat cengeng, keluarga mengatakan sudah 6 hari anak diare BAB warna kuning,
encer, lebih dari 3 kali tiap BAB anak di bersihkan menggunakan tisu anak maupun makan
dan minum, sudah di bawa ke pelayanan kesehatan, Hasil pengkajian turbug kulit kembali
lambat, suhu 37,5 %c, nadi 112x / menit. Perawat melatih cara membersihkan apakah anak
BAB.

Apakah evaluasi pada tindakan keperawatan tersebut ?

Jawaban B. Keluarga dapat membersihkan anak saat BAB dengan benar.

Pembahasan :

Pada kasus sudah dijelaskan kondisi klien yang mengalami diare dan intervensi yang sudah
dilakukan perawat yang perlu di tindak lanjuti oleh keluarga yang dapat di evaluasi baik
pengetahuan sikap dan tindakan kasus apa yang ada dalam peran keluarga yang sakit yang
dapat di laksanakan secara mandiri oleh keluarga.

Strategi :

Evaluasi secara prinsip adalah evaluasi sumatif dan fornatif terhadap tindakan keperawatan
untuk mengetahui sejauh mana efektivitas intervensi dan tindak lanjut proses keperawatan
yang akan di berikan pada klien terkait pengetahuan tindakan. Hasil pemeriksaan keluarga di
harapkan mampu bertindak atau keterampilan psikomotor.

Anda mungkin juga menyukai