Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bukittinggi,25 September 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN 4
a) Latar Belakang 4
b) Rumusan masalah 4
c) Tujuan 4

BAB 2 PEMBAHASAN 4
a) Pengertian pola makan 5
b) Nutrisi bagi neonates 5
c) Nutrisi bagi infant 7
i. nutrisi bagi usia sekolah 9
ii. nutrisi pada remaja 10
iii. nutrisi pada dewasa 11
iv. nutrisi pada lansia 15

BAB 3 PENUTUP 19

a) Kesimpulan 19
b) Saran 19

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi
semua makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang buruk bagi tubuh tiga kali sehari
selama puluhan tahun akan menjadi racun yang menyebabkan penyakit dikemudian hari.
Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi
dalam tubuh kita, sehingga bisa menyebabkan penyakit/terkena gizi buruk. Oleh karena itu kita
harus memperbanyak nutrisi. Namun kebutuhan nutrisi juga harus disesuaikan dengan
kebutuhan pada masing-masing usia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pola makan ?

C. Tujuan
Tujuan Umum :
-    Untuk memahami tentang konsep nutrisi pada tiap tahapan usia

3
BAB II
PEMBAHASAN
a) Pengertian Pola Makan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pola diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja
atau usaha untuk melakukan sesuatu (Depdiknas, 2001). Dengan demikian, pola makan yang
sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk melakukan kegiatan makan secara
sehat. Sedangkan yang dimaksud pola makan sehat dalam penelitian ini adalah suatu cara atau
usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit.
Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan
kebiasaan makan setiap harinya. (Ramadan, 19 Januari 2008).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan seseorang, antara lain faktor
budaya, agama/kepercayaan, status sosial ekonomi, personal preference ( rasa suka atau tidak
suka), rasa lapar, nafsu makan, rasa kenyang, dan kesehatan.

b) Nutrisi Bagi Neonates


Kebutuhan bayi akan zat-zat gizi adalah yang paling tinggi bila dinyatakan dalam satuan
berat badan karena bayi sedang ada dalam periode pertumbuhan yang sangat pesat.
Kebutuhan bayi akan energi adalah 100-110 kal/kg berat badan sehari dan kebutuhannya akan
protein adalah 3-4 gram/kg berat badan sehari. Bayi mulai disusukan sedini mungkin, langsung
setelah lahir. Waktu dan lama menyusui disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand)
untuk pertumbuhan tulang kerangka, kebutuhan kalsium (Ca) dan posfor (P) harus sangat
diperhatikan. Di daerah tropik, kebutuhan vitamin D bagi pertumbuhan bayi tidak merupakan
persoalan, asal bayi tersebut cukup terkena sinar matahari tersebut.
Ketika dilahirkan, bayi tidak cukup dibekali cadangan vitamin A dan vitamin K sehingga
harus diberi vitamin ini sejak umur dini postnatal. Juga unsur Fe termasuk yang cepat menyusut
pada neonatus. Usus neonatus masih steril tidak mengandung flora, sampai mengkonsumsi
makanan (ASI) pertama dari luar. Flora usus ini sanggup mensintesa berbagai vitamin B-
kompleks dan vitamin K. Terutama vitamin K harus diberikan pada neonatus, untuk
menghindarkan hemorrhagia neonatorum karena kekurangan vitamin K tersebut. Sudah jadi
prosedur standar di banyak rumah sakit untuk memberikan suntikan depot vitamin K pada anak
yang baru lahir, sebagai tindakan profilaksis.

4
Derajat penguapan cairan badan pada bayi relatif tinggi, sehingga pemberian air kepada
bayi harus diperhatikan khusus. Makanan bayi yang alamiah adalah ASI (Air Susu Ibu).
Tidaklah benar kalau ada yang mengadvertensikan susu kaleng cair maupun bubuk sama
baiknya dengan ASI. Salah satu sifat yang tidak pernah akan terdapat pada susu kaleng ialah
adanya kandunganimmunoglobulin yang memberi daya tahan (pertahanan tubuh) kepada bayi,
berasal dari tubuh ibunya. Sampai umur enam bulan bayi cukup diberikan ASI dapat pula
ditambah suplemen sari buah sejak 1- 1,5 bulan postnatal. Di Indonesia di anjurkan untuk
memberikan ASI kepada anak sampai umur sekitar 2 tahun.
 ASI dianjurkan untuk bayi karena :

1)    Nilai, komponen yang terkandung didalamnya sangat sesuai untuk bayi.
2)    Mengandung antibody, yaitu kolostrum.
3)    Kebutuhan psikologis dapat dipenuhi
4)    Praktis, selalu segar dan ekonomis.
 Manfaat ASI bagi bayi :
1)    Perlindungan terhadap infeksi dan diare.
2)    Perlindungan terhadap alergi.
3)    Mempererat hubungan antara Ibu dengan Bayi.
4)    Memperbagus gigi dan bentuk rahang.
5)    Mengurangi kegemukan.
 Manfaat ASI bagi Ibu :
1)    Memberi kepuasan
2)    Praktis dan murah
3)    Mengembalikan bentuk tubuh
4)    Menunda masa subur

 Nilai Gizi ASI :


1)    Protein
2)    Karbohidrat
3)    Lemak

5
4)    Vitamin
5)    Mineral
 Zat-zat kekebalan ASI :

                  Macam Khasiat
Immunoglobulin – melindungi dari infeksi
Zat anti stapilococcus – menghambat pertumbuhan Stapilococcus
Lysosime – menghancurkan dinding sel bakteri
Lactoperondase – membunuh streptococcus
Lactoperin – membunuh beberapa jenis organisme
Sel darah putih           – membuat C3 dan C4 , lactoperin Ig. D

c) Nutrisi Bagi Infant


Pada usia ini bayi dapat diberikan buah–buahan (pisang) atau biscuit sejak usia 2 bulan
sedangkan pemberian makanan lumat sampai lembik (bubur susu) pada usia 3 – 4 bulan,
sesuai keperluan bayi masing – masing. Bayi akan lapar dan menangis terus bila ASI kurang
dan hal ini juga akan terlihat dari pertumbuhan bayi yang tidak memuaskan.

Untuk mengatasi pertumbuhan, bayi perlu ditimbang secara berkala, yaitu bila mungkin
dilakukan stiap hari pada munggu pertama, selanjutnya setiap minggu sampai akhir bulan
pertama, kemudian setiap 2 minggu dalam bulan kedua dan ketiga dan seterusnya setiap
bulan. Pada bulan keempat biasanya dimulai pemberian makanan padat, yaitu makanan lumat,
misalnya bubur susu yang dapat dibuat dari tepung (beras, jagung atau  havermouth), susu dan
gula. Waktu yang untuk memberikan makanan lumat dapat dipilih yang sesuai, misalnya sekitar
jam 09.00 dengan memperhatikan bahwa kira – kira 2 jam sebelumnya tidak diberikan apa–
apa. Dengan demikian bayi menyusui dengan kebutuhannya, diberi bubur susu satu kali dan
buah – buahan satu kali. Pada umur ini dapat pula diberikan telur ayam, akan tetapi perlu
waspada terhadap kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi hal ini, pemberian
telur ditangguhkan. Biasanya setiap bayi sudah tahan terhadap telur pada usia 7 bulan keatas.
Pada bayi umur 5 – 6 bulan dapat diberikan 2 kali makanan bubur susu sehari, buah – buahan
dan telur. Bayi umur 6 – 7 bulan  dapat mulai diberikan nasi tim yang merupakan makanan
lunak dan juga merupakan makanan campuran yang lengkap karena dapat dibuat dari beras,
bahan makanan sumber protein hewani (hati, daging cincang, telur atau tepung ikan) dan
bahan makanan sumber protein nabati yaitu tahu, tempe, sayuran hijau (bayam), buah tomat
dan wortel. Dengan demikian nasi tim merupakan makanan yang mengandung nutrien yang
lengkap bila dibuat dengan bahan – bahan tersebut. Selama masa bayi makan nasi tim harus

6
disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak banyak mengandung serat –
serat yang dapat mempersulit pencernaan.

Pada bayi umur 8 – 12 bulan bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi
tim, yaitu, pada pagi hari sebagai makan pagi, misalnya jam 09.00, pada siang hari sebagai
makan siang sekitar jam 13.00 dan pada sore hari sebagai makan malam sekitar jam 17.00 –
18.00.

Bila bayi disusukan sesuai dengan anjuran yaitu melebihi masa 1 tahun, perlu
diperhatikan kemingkinan timbulnya anoreksia terhadap makanan lin, sehingga anak akan
kekurangan protein dan kalori, dan pada akhirnya menderita penyakit Malnutrisi Energi Protein
(MEP). Pengaturan makan bayi yang berhasil pada masa bayi akan mempermudah kelancaran
pengaturan makan pada usia selanjutnya.

Pada akhir masa bayi telah dibiasakan bayi menerima makanan 3 kali sehari, yaitu pada
waktu pagi (makan pagi), siang (makan siang), dan sore atau malam (makan malam). Selama
masa bayi telur cukup diberikan sekali sehari, bila bayi tidak alergi. Telur dapat dimakan
tersendiri setelah dimasak matang atau setengah matang atau dimakan bersama – sama
dengan nasi tim.

Gangguan kesehatan yang terjadi apabila bayi mengalami gangguan atau kekurangan nutrisi:

Energi : malnutrisi, kurus, pendek, obesitas (kegemukan)

Protein : penurunan massa otot, menurunkan kekebalan tubuh

Lemak : penurunan asam lemak esensial, menghambat pertumbuhan otak si kecil

Besi : anemia, lemah, letih, lesu

Vitamin D dan kalsium : riketsia dan osteomalasia, gangguan kekebalan tubuh

Seng, vitamin A, C, dan E : gangguan penyembuhan luka

Seng : gangguan indera pengecap dan selera makan

Vitamin K : gangguan pembekuan darah

i. Nutrisi Pada Usia Sekolah

7
Pertumbuhan anak tidak banyak mengalami perubahan yang berarti, sehingga
kebutuhan kalori anak usia sekolah adalah 85 kkal/kg berat badan. Kelompok anak sekolah
pada umumnya mempunyai kondisi yang lebih baik daripada kelompok Balita, karena kelompok
umur sekolah ini sudah mudah dijangkau oleh berbagai upaya perbaikan gizi yang dilakukan
oleh pemerintah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), maupun oleh kelompok swasta
berupa program suplementasi makanan tambahan di sekolah atau Program Makan Siang
Sekolah (School Lunch Program).
Meskipun demikian masih terdapat berbagai kondisi gizi anak sekolah yang tidak
memuaskan, misalnya berat badan yang kurang, anemia defisiensi Fe, defisiensi vitamin C, dan
di daerah-daerah tertentu juga defisiensi Iodium. Keluhan yang banyak disuarakan oleh kaum
ibu mengenai kelompok umur sekolah ini bahwa mereka kurang nafsu makan, sehingga sulit
sekali disuruh makan yang cukup dan teratur.
Sebenarnya kelompok anak sekolah ini merupakan kelompok yang mudah menerima
upaya pendidikan gizi melalui sekolahnya, dan dapat dipergunakan untuk mempengaruhi
pendapat keluarga mengenai hal ini. Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :
a.       Anak dapat mengatur pola makannya sendiri.

b.      Adanya pengaruh teman atau jajanan di lingkungan sekolah dan di lingkungan luar rumah
serta adanya reklame atau iklan makanan tertentu di televisi yang dapat mempengaruhi pola
makan atau keinginannya untuk mencoba makanan yang belum dikenalnya.

c.       Kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsur – angsur hilang.

d.      Pengaruh aktivitas beramain dapat menyeababkan keinginan yang lebih besar pada
aktivitas bermain dari pada makan.
 Kebutuhan Nutrisi
1. Kebutuhan kalori harian  pada usia ini menurun berhubungan dengan ukuran tubuh.
Anak usia sekolah membutuhkan rata-rata 2400 kalori / hari.
2. Pengasuh / orangtua harus tetap menekankan kebutuhan terhadap diet seimbang
sesuai dengan piramida makanan : tubuh menyimpan cadangan makanan sebagai sumber
kebutuhan pertumbuhan yang meningkat saat remaja.

ii. Nutrisi Pada Remaja


Kelompok umur remaja juga menunjukkan fase pertumbuhan yang pesat, yang disebut
“adolescense growth spurt”, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar jumlahnya.
Pada remaja laki-laki kegiatan jasmani sangat, karena biasanya pada umur inilah perhatian

8
untuk sport sedang tinggi-tingginya, seperti atletik, mendaki gunung, sepak bola, hiking dan
sebagainya. Bila konsumsi berbagai zat gizi tidak ditingkatkan, mungkin terjadi defisiensi relatif
terutama defisiensi vitamin-vitamin.
Pada remaja perempuan mulai terjadi menarche dan menses disertai pembuangan sejumlah
Fe. Remaja putri kelompok ini sangat sadar akan bentuk badannya, sehingga banyak yang
membatasi konsumsi makanannya. Bahkan banyak yang berdiit tanpa pengawasan atau
nasihat seorang ahli kesehatan dan gizi. Penyuluhan dan bimbingan gizi yang benar dan jelas
sangat diperlukan oleh golongan remaja ini.
·         Kebutuhan Nutrisi
1. Kebutuhan nutrisi harian  pada usia ini harus seimbang di antara berbagai kelompok
makanan.

2. Rata-rata kebutuhan asupan kalori harian bervariasi sesuai dengan gender & usia :
*        Perempuan
-          usia 11 – 14 tahun membutuhkan kalori 48 kkal/kgBB/hari
-          usia 15 – 18 tahun membutuhkan kalori 38 kkal/kgBB/hari
*        Laki-laki
-          usia 11 – 14 tahun membutuhkan kalori 60 kkal/kgBB/hari
-          usia 15 – 18 tahun membutuhkan kalori 42 kkal/kgBB/hari
·         Pola dan pilihan makanan
1. Remaja biasanya makan ketika mereka memiliki waktu luang di antara aktivitas mereka,
makanan siap saji yang bergizi membantu mempertahankan diet yang seimbang.

2. Mempertahan kualitas dan kuantitas asupan harian yang adekuat mungkin sulit karena
beberapa faktor seperti jadwal yang sibuk, pengaruh teman sebaya dan kemudahan
mendapatkan makanan cepat saji berlemak tanpa kalori.
3. Pola makan keluarga terbentuk selama masa sekolah dan tetap berlanjut
mempengaruhi pilihan remaja terhadap makanan.
4. Remaja perempuan sangat rentan terhadap prilaku makan yang negatif.

iii. Nutrisi Pada Dewasa


Istilah dewasa menggambarkan segala organisme yang telah matang, tapi lazimnya
merujuk pada manusia, orang yang bukan lagi anak-anak dan telah
menjadi pria atau wanitadewasa.
Pada orang dewasa, dimana pertumbuhan tidak lagi terjadi kebutuhan zat-zat gizi lebih
tergantung pada aktivitas fisiknya. Umumnya laki-laki lebih memerlukan energi ini disebabkan

9
karena secara fisik laki-laki lebih banyak bergerak tetapi pada aktivitasnya juga memerlukan
energi banyak. Semakin tinggi dan semakin berat badan seseorang maka kebutuhan energinya
juga perlu ditambahkan.
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan adalah aktivitas fisik angka
kecukupan gizi energi untuk dewasa 2000-2200 kkal ( untuk perempuan ) dan untuk laki-laki
antara 2400-2800 kkal setiap hari. Energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber
karbohidrat.
a.                   Klasifikasi dewasa berdasarkan usia :

ü  Masa dewasa  muda (21-30 th)


Kebutuhan nutrisi pada usia ini untuk proses pertumbuhan, proses pemeliharaan dan
pebaikan tubuh, mempertahankan keadaan gizi.
ü  Masa dewasa (31-45 th)
Masa dewasa masa produktif khususnya terkait dengan aktifitas fisik, karena umur ini
merupakan puncak untuk aktivitas hidup terutma dalam aktifitas bekerja. Kebutuhan nutrisi
dibedakan antara tingkat pekerjaan ringan, berat, sedang.
ü  Dewasa tua (46 th keatas)
Kebutuhan unsur-unsur gizi sudah jauh berkurang, pada usia lanjut maka BMR akan
berkurang 10-30%. Maka aktifitas mengalami degenerative.
ü  Wanita masa kehamilan menyusui
Wanita hamil dan ibu menyusui sangat memerlukan makanan yang baik  dan cukup.
Sebagai bahan pertimbangan untuk dapat menghasilkan 1 liter ASI harus menyediakan kalori
sebanyak 150 kal sedangkan ASI mengandung 75 kal, 12 gr protein, 45 gr lemak laktosa
vitamin dll.
*         Kebutuhan gizi untuk ibu hamil dan menyusui :
Jenis kebutuhan     Ibu hamil         Ibu menyusui
Kalori                    2500 gr             300 gr
Protein                   85gr                 100 gr
Calsium                 1,5 gr                2 gr
Ferum                    15 gr                 15 gr
Vit A                     8000 U.I           8000 U.I
Vit B                     1,8 mg               2,8 mg
Vit C                     100 mg              150 mg
Riboflavin             2,5 mg               3 mg
Vit D                    400-800 U.I       400-800 U.I

10
Air                        6-8 gelas            6-8 gelas
b.         Pengelompokkan Zat Gizi

1. Karbohidrat

Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan adalah aktivitas fisik angka
kecukupan gizi energi untuk dewasa 2000-2200 kkal ( untuk perempuan ) dan untuk laki-laki
antara 2400-2800 kkal setiap hari. Energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber
karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah beras, terigu, umbi-umbian, jagung dan gula.

2. Protein

Pada akhir remaja kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan karena
perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein dewasa adalah 48-62 gr/hari untuk perempuan
dan pada laki-laki8 55-66 gr/hari. Berbagai sumber protein diantaranya daging merah, susu,
tempe, dan kacang-kacangan.

3. Kalsium

Lebih kurang dari 20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa
dicapai pada masa remaja, kalsium untuk orang dewasa adalah 600-700 mg. Bagi laki-laki
dewasa kebutuhan mineral akan kalsium cukup 0,45 gram sehari. Bahwa kebutuhan kalsium
7,7,5 mg perkilogram berat badan adalah kurang lebih sama dengan 0,5-0,7 gram sehari bagi
orang dewasa normal. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu, sumber kalsium lainnya
adalah ikan, kacang, sayuran.

4. Zat Besi

Setelah dewasa, kebutuhan gizi menurun, status besi dalam tubuh juga mempengaruhi
hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan akan anemia besi dibandingkan laki-laki. Jumlah
seluruh besi didalam tubuh orang dewasa terdapat sekitar 3,5 g, dimana 70 persennya terdapat
dalam hemoglobin, 25 persennya merupakan besi cadangan. Rata-rata besi simpanan 1000 mg
pada orang dewasa. Status besi dalam tubuh juga mempengaruhi efisiensi penyerapan besi
yang dapat mengakibatkan penyerapan besi antara lain yaitu cafein, fitat, zicn, dll. Makanan
yang mengandung zat besi antara lain hati, daging merah, daging putih (ayam,ikan), kacang-
kacang dan sayuran hijau.

5. Vitamin

11
Kebutuhan juga meningkat selama dewasa muda karena pertumbuhan dan
perkembangan cepat terjadi, karena energi yang meningkat, maka pertumbuhan kebutuhan
beberapa vitamin pun meningkat antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat
menjadi energi seperti : vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, dan niacin. Untuk pertumbuhan
tulang diperlukan vitamin D yang cukup, vitamin A, dan C, E.

Kecukupan gizi yang dianjurkan untuk orang dewasa perhari :

1.      Energi (Kcal) Perempuan (20-45) tahun: 2.200 Laki-laki ( 20-45 ) tahun : 2.800

2.      Protein Perempuan (20-45) tahun : 48 Laki-laki ( 20-45 ) tahun : 55

3.      Kalsium Perempuan (20-45) tahun : 600 Laki-laki ( 20-45 ) tahun : 500

4.      Besi Perempuan (20-45) tahun : 26 Laki-laki ( 20-45 ) tahun : 1,3

5.      Vitamin A (RE) Perempuan (20-45) tahun : 500 Laki-laki ( 20-45 ) tahun : 700

6.      Vitamin E (mg) Perempuan (20-45) tahun : 8 Laki-laki ( 20-45 ) tahun : 10

7.      Vitamin B (mg) Perempuan (20-45) tahun : 1,0 Laki-laki ( 20-45 ) tahun : 1,2

8.      Vitamin C (mg) Perempuan (20-45) tahun : 60 Laki-laki ( 20-45 ) tahun : 60

9.      Folat (mg) Perempuan (20-45) tahun : 150 Laki-laki ( 20-45 ) tahun : 70

c.         Pedoman Mempertahankan Status Gizi

Ada beberapa peran dasar yang diharapkan dapat digunakan oleh orang dewasa dan
sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman guna
mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal :

1.      Makanlah aneka makanan yang segar

2.      Konsumsilah makanan yang baik guna untuk kebutuhan energi

3.      Makanlah makanan yang karbohidratnya cukup

4.      Gunakan garam beryodium

5.      Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya

6.      Lakukan olahraga secara teratur

12
7.      Hindari minuman beralkohol

8.      Makanlah makanan yang sehat dan aman bagi kesehatan

9.      Jangan lupa bacalah label yang dikemas.

d.         Dampak-Dampak Gizi pada Orang Dewasa

1.      Dampak kekurangan gizi pada orang dewasa

a)      Anemia, Hal ini disebabkan kekurangan mengkonsumsi makanan sumber zat besi

b)      Gondok, Kurangnya mengkonsumsi yodium

c)      Kebutaan, Hal ini disebabkan kurangnya mengkonsumsi vitamin A

o   Penyebab dari dampak kekurangan gizi :

·         Kemiskinan

·         Kurangnya pengetahuan tentang gizi

·         Kebiasaan makan

2.      Dampak kelebihan gizi pada orang dewasa

Dampak masalah gizi lebih pada orang dewasa tampak dengan semakin meningkatnya
penyakit degeneratif seperti :

·         Jantung koroner

·         Diabetes melitus

·         Hipertensi

·         Penyakit hati

iv. Nutrisi Pada Lansia


a. Definisi Lansia
·         Manusia lanjut usia à mereka yang telah berumur 65 tahun ke atas. Durmin (1992) membagi
lansia menjadi young  elderly (65 – 74 tahun) dan older elderly (75 tahun)
b. kekurangan dan kelebihan gizi pada lansia

13
c. Terjadi kekurangan gizi pada lansia oleh karena sebab-sebab yang bersifat primer
maupaun sekunder. Sebab-sebab primer meliputi ketidaktahuan isolasi sosial, hidup seorang
diri, baru kehilangan pasangan hidup, gangguan fisik, gangguan indera, gangguan mental,
kemiskinan dan iatrogenik. Sebab-sebab sekunder meliputi gangguan nafsu makan/selera,
gangguan mengunyah, malabsorpsi, obat-obatan, peningkatan kebutuhan zat gizi serta
alkoholisme.
Kondisi kekurangan gizi pada lansia dapat terbentuk KKP (kurang kalori protein) kronik,
baik ringan sedang maupun berat. Keadaan ini dapat dilihat dengan mudah melalui
penampilan umum, yakni adanya kekurusan dan rendahnya berat badan seorang lansia
dibanding dengan baku yang ada. Kekurangan zat gizi lain yang banyak muncul adalah
defisiensi besi dalam bentuk anemia gizi, defisiensi B1 dan B12.   
Kelebihan gizi pada lansia biasanya berhubungan dengan afluency dengan gaya hidup
pada usia sekitar 50 tahun. Dengan kondisi ekonomi yang membaik dan tersedianya berbagai
makanan  siap saji yang enak dan kaya energi. Utamanya sumber lemak, terjadi asupan makan
dan zat-zat gizi melebihi kebutuhan tubuh. Keadaan kelbihan gizi yang dimulai pada awal usia
50 tahun-an ini akan membawa lansia pada keadaan obesitas dan dapat pula disertai dengan
munculnya berbagai penyakit metabolisme seperti diabetes mellitus dan dislipidemia.
c. Pedoman Umum Gizi Seimbang Untuk Lansia
Khusus untuk Indonesia, Departemen Kesehatan telah menerbitkan Pedman Umum Gizi
Seimbang (PUGS) (DepKes, 1995) yang berisi 13 pesan dasar gizi seimbang bagi lansia
dengan dasar PUGS dan dengan memeprtimbangkan pengurangan berbagai resiko pentyakit
degenerasi yang dihadapi para lansia.
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah sumber karbohidrat kompleks (serealia dan umbi)
3. Batasi minyak dan lemak secar berlebihan
4. Makanlah sumber zat besi secara bergantian antara sumber hewani dan nabati.
5. Minumlah air yang bersih, aman, dan cukup jumlahnya dan telah didihkan.
6. Kurangi konsumsi makanan jajanan dan minuman yang tinggi gula murni dan lemak.
            7. Perbanyak frekuensi makan hewani laut dalam menu harian.
  8. Gunakanlah garam berodium, namaun batasilah penggunaan garam secar berlebihan,
kurangi konsumsi makanan dengan pengawet

d. Kebutuhan Gizi Pada Lansia

1.      Kalori

14
Kebutuhan akan kalori menurun sejalan dengan pertambahan usia, karena metabolisme
seluruh sel dan kegiatan otot berkurang
2.      Protein
Gersovitz (1982) menganjurkan asupan protein sebesar 1,0 g/kg berat badan/hari untuk
mempertahankan keseimbangan protein, Kebutuhan akan protein meningkat sebagai
tanggapan atas stress fisiologis seperti infeksi, luka baker, patah tulang dan pembedahan
3.      Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah sekitar 55 – 60% dari kalori total
4.      Lemak
Asupan lemak dibatasi, batas maksimal 20 – 25% dari energi total. Kelebihan dan
kekurangan lemak diwujudkan dalam bentuk kadar kolesterol darah
5.      Serat
6.      Vitamin
Meskipun tampak sehat, kekurangan sebagian vitamin dan mineral tetap berlangsung
pada lansia, dianjurkan untuk meningkatkan asupan vitamin B6, B12, vitamin D dan asam folat.
Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk Lansia dalam sehari :

15
Komposisi       Laki-Laki Perempuan
Energi (kal) 1960 1700
Protein (gram) 50 44
Vitamin A (RE) 600 700
Thiamin (mg) 0,8 0,7
             
Riboflavin (mg) 1,0 0,9
e.
Niasin (mg) 8,6 7,5
Faktor –
Vitamin B12 (mg) 1 1
faktor Yang
Asam folat (mcg) 170 150
Vitamin C (mg) 40 30
Kalsium (mg)           500 500
Fosfor (mg) 500 450
Besi (mg) 13 16
Seng (mg) 15 15
Iodium (mcg) 150 150

Mempengaruhi Gizi Pada Lansia


1.   Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau  ompong.
2.   Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin,
asam, dan pahit.
3.   Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
4.   Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
5.   Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.
6.   Penyerapan makanan di usus menurun.                    

16
BAB 3
PENUTUP

a) Kesimpulan
Nutrisi adalah zat yang diperlukan tubuh untuk membentuk energi dan berlangsungnya fungsi
organ tubuh secara normal. Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan
kebutuhan fital bagi semua makhluk hidup.
Pada tiap tahapan usia memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda, sehingga diperlukan
pola makan dan menu yang seimbang sesuai dengan kebutuhan pada tahapan usia masing-
masing.
b) Saran

Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya untuk
melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan
dengan gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal
tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa
terserang penyakit akibat imunt tubuh yang menurun.

17

Anda mungkin juga menyukai