Anda di halaman 1dari 21

Administrator - Survei Reguler - -

Standar No urut

ARK.1 1
2

6
ARK.1.1 1

2
3
4

ARK.1.2 1

ARK.1.3 1

ARK.2 1

2
3
4

5
6
7
ARK.2.1 1
2
3

ARK.2.2 1
2

ARK.2.3 1

2
3

ARK.3 1

ARK.3.1 1

2
3

ARK.3.2 1
2

ARK.3.3 1
2

3
4
5
6
7
8

ARK.4 1
2

ARK.4.1 1

ARK.4.2 1

2
3

6
ARK.4.2.1 1
2
3

ARK.4.3 1

2
3

ARK.4.4 1

ARK.4.4.1 1

3
ARK.5 1
2

ARK.5.1 1

3
4

ARK.5.2 1

2
3

ARK.6 1

3
4
tor - Survei Reguler - -

Elemen Penilaian Nilai

Ada regulasi untuk proses skrining baik di dalam maupun di luar rumah sakit termasuk
pemeriksaan penunjang yang diperlukan/spesifik untuk menetapkan apakah pasien diterima atau 10
dirujuk. (R)
Ada pelaksanaan proses skrining baik di dalam maupun di luar rumah sakit. (D,W) 10
Ada proses pemeriksaan penunjang yang diperlukan/spesifik untuk menetapkan apakah pasien 10
diterima atau dirujuk. (D,W)
Berdasarkan hasil skrining ditentukan apakah kebutuhan pasien sesuai dengan kemampuan rumah 10
sakit (lihat juga TKRS 3.1, EP.1). (D,W)
Pasien diterima bila rumah sakit dapat memberi pelayanan rawat jalan dan rawat inap yang 10
dibutuhkan pasien.(D,O,W)
Pasien tidak dirawat, tidak dipindahkan atau dirujuk sebelum diperoleh hasil tes yang dibutuhkan 10
tersedia.(D,O,W)
Ada regulasi tentang proses triase berbasis bukti. (R) 10
Ada pelaksanaan penggunaan proses triase berbasis bukti yang digunakan untuk memprioritaskan 10
pasien sesuai dengan kegawatannya.(D,W)
Staf sudah terlatih menggunakan kriteria. (D,W,S) 10
Pasien dengan kebutuhan mendesak diberikan prioritas. (D,W,S) 10
Ada regulasi tentang skrining pasien masuk rawat inap untuk menetapkan kebutuhan pelayanan 10
preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. (R)
Ada pelaksanaan skrining pasien masuk rawat inap untuk menetapkan kebutuhan pelayanan 10
preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. (D,W)
10
Temuan diproses skrining menentukan pelayanan atau tindakan kepada pasien. (D,O,W)
10
Prioritas diberikan pada pelayanan terkait preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. (D)
Ada regulasi tentang penundaan dan kelambatan pelayanan di rawat jalan maupun rawat inap 10
yang harus disampaikan kepada pasien. (R)

Pasien diberi tahu alasan penundaan dan kelambatan pelayanan dan diberi informasi tentang 10
alternatif yang tersedia sesuai kebutuhan klinis pasien dan dicatat di rekam medis. (D,W)

Ada regulasi tentang proses pendaftaran pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien gawat
darurat, proses penerimaan pasien gawat darurat ke unit rawat inap, menahan pasien untuk 10
observasi dan mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur pada unit yang dituju maupun di
seluruh rumah sakit. (R)
10
Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien rawat inap dan pendaftaran rawat jalan. (D,W)
Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien gawat darurat ke unit rawat inap. (D,W) 10
Ada pelaksanaan proses menahan pasien untuk observasi. (D,W) 10
Ada pelaksanaan proses mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur pada unit yang dituju 10
maupun di seluruh rumah sakit. (D,W)
Staf memahami dan melaksanakan semua proses sesuai dengan regulasi. (D,W) 10
Ada pelaksanaan sistem pendaftaran rawat jalan dan rawat inap secara online. (D,W) (lihat juga 10
MIRM 1)
Penjelasan termasuk rencana asuhan didokumentasikan. (D,W) 10
Penjelasan termasuk hasil asuhan yang diharapkan dan didokumentasikan. (D,W) 10
Penjelasan termasuk perkiraan biaya yang ditanggung pasien atau keluarga. (D,W) 10

10
Penjelasan yang diberikan dipahami oleh pasien atau keluarga untuk membuat keputusan. (W)
Ada regulasi yang mengatur tentang proses untuk mengatur alur pasien di rumah sakit termasuk 10
elemen a) sampai dengan g) di maksud dan tujuan. (R)
Ada pelaksanaan pengaturan alur pasien untuk menghindari penumpukan. (D,W) 10
Dilakukan evaluasi terhadap pengaturan alur pasien secara berkala dan melaksanakan upaya 0
perbaikannya. (D,O,W)

Ada regulasi tentang kriteria masuk dan keluar intensive unit care (ICU), unit spesialistik lain, ruang 10
perawatan paliatif termasuk bila digunakan untuk riset atau program-program lain untuk
memenuhi kebutuhan pasien berdasar atas kriteria prioritas, diagnostik, parameter objektif, serta
kriteria berbasis fisiologi dan kualitas hidup (quality of life). (R)
Staf yang kompeten dan berwenang dari unit intensif atau unit spesialistik terlibat dalam 0
menentukan kriteria. (D,W)
Staf terlatih untuk melaksanakan kriteria. (D,W) 5
Catatan medis pasien yang diterima masuk di atau keluar dari unit intensif atau unit spesialistik 10
memuat bukti bahwa pasien memenuhi kriteria masuk atau keluar. (D,W)

Rumah sakit menetapkan proses penyusunan perencanaan pemulangan pasien (P3), dimulai pada 10
asesmen awal rawat inap dan menetapkan kriteria pasien yang membutuhkan P3. (R)
Proses P3 dan pelaksanaannya dicatat direkam medis sesuai regulasi RS.(D,W) (Lihat AP 2 dan ARK 10
4)

Ada regulasi tentang proses dan pelaksanaan untuk mendukung kesinambungan dan koordinasi
asuhan, termasuk paling sedikit i) sampai dengan m) di dalam maksud dan tujuan, sesuai regulasi 10
rumah sakit (lihat juga TKRS 10). (R)

Ada penunjukkan MPP dengan uraian tugas antara lain dalam konteks menjaga kesinambungan 10
dan koordinasi pelayanan bagi individu pasien melalui komunikasi dan kerjasama dengan PPA dan
pimpinan unit serta mencakup butir a) sampai dengan h) di maksud dan tujuan. (D,W)
Pasien diskrining untuk kebutuhan pelayanan manajemen pelayanan pasien (D,W) 10
Pasien yang mendapat pelayanan MPP, pencatatannya dilakukan dalam Form MPP selalu 10
diperbaharui untuk menjamin komunikasi dengan PPA. (D,W)

Kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan didukung dengan menggunakan perangkat 10


pendukung, seperti rencana asuhan PPA, catatan MPP, panduan, atau perangkat lainnya. (D,O,W)
10
Kesinambungan dan koordinasi dapat dibuktikan di semua tingkat/fase asuhan pasien. (D,O,W)

Ada regulasi tentang dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) yang bertanggung jawab
melakukan koordinasi asuhan dan bertugas dalam seluruh fase asuhan rawat inap pasien serta 10
teridentifikasi dalam rekam medis pasien. (R)
Regulasi juga menetapkan proses pengaturan perpindahan tanggung jawab koordinasi asuhan
pasien dari satu dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) ke DPJP lain, termasuk bila terjadi 10
perubahan DPJP Utama. (R)
10
DPJP yang ditetapkan telah memenuhi proses kredensial, sesuai peraturan per UUan. (D,W)
Bila dilaksanakan rawat bersama ditetapkan DPJP Utama sebagai koordinator asuhan pasien. 10
(D,W)
Ada regulasi tentang transfer pasien antar unit pelayanan di dalam rumah sakit dilengkapi dengan 10
form transfer pasien. (R)
Form tersebut memuat indikasi pasien masuk dirawat. (D) 10

10
Form tersebut memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik. (D)
Form tersebut memuat setiap diagnosis yang dibuat. (D) 10
Form tersebut memuat setiap prosedur yang dilakukan. (D) 10
Form tersebut memuat obat yang diberikan dan tindakan lain yang dilakukan. (D) 10
Form tersebut memuat keadaan pasien pada waktu dipindah (transfer). (D) 10
Ketentuan tersebut dilaksanakan. (D,O,W) 10

Ada regulasi tentang pemulangan pasien disertai kriteria pemulangan pasien dan pasien yang 10
rencana pemulangannya kompleks (discharge planning) untuk kesinambungan asuhan sesuai
dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien. (R)
Ada bukti pemulangan pasien sesuai dengan kriteria pemulangan pasien. (D,W) 10
Ada regulasi yang menetapkan kriteria tentang pasien yang diizinkan untuk keluar meninggalkan 10
rumah sakit selama periode waktu tertentu. (R)
Ada bukti pelaksanaan tentang pasien yang diizinkan untuk keluar meninggalkan rumah sakit 10
selama periode waktu tertentu. (D,W)

Ada bukti pemulangan pasien yang rencana pemulangannya kompleks (discharge planning)
dimulai sejak awal pasien masuk rawat inap melibatkan semua PPA terkait serta difasilitasi oleh 10
MPP, untuk kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan
pasien. (D,W)

Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat ditujukan kepada fasilitas kesehatan
baik perorangan ataupun institusi yang berada di komunitas dimana pasien berada yang bertujuan 10
untuk memberikan bantuan pelayanan.(D)
10
Ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik. (D)
10
Ringkasan pulang memuat indikasi pasien dirawat inap, diagnosis, dan komorbiditas lain. (D)
Ringkasan pulang memuat prosedur terapi dan tindakan yang telah dikerjakan. (D) 10
Ringkasan pulang memuat obat yang diberikan termasuk obat setelah pasien keluar rumah sakit. 10
(D)
Ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan pasien (status present) saat akan pulang dari rumah 10
sakit. (D) (EP 5 untuk IGD dan transfer)
10
Ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut dan dijelaskan kepada pasien dan keluarga. (D)
Ringkasan pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang. (D,W) 10
Satu salinan ringkasan diberikan kepada pasien dan bila diperlukan dapat diserahkan kepada 10
tenaga kesehatan yang bertanggung jawab memberikan kelanjutan asuhan. (D,W)
Satu salinan ringkasan yang lengkap ditempatkan di rekam medis pasien. (D) 10
Satu salinan ringkasan diberikan kepada pihak penjamin pasien sesuai dengan regulasi rumah 10
sakit. (D)

Ditetapkan kriteria pasien rawat jalan dengan asuhan yang kompleks atau yang diagnosisnya
kompleks diperlukan Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) yang sesuai dengan regulasi rumah 10
sakit. (R)
Ada regulasi yang menetapkan bahwa proses PRMRJ mudah ditelusur (easy to retrieve) dan 10
mudah di-review. (R)
Informasi penting yang dimasukkan ke dalam PRMRJ diidentifikasi oleh DPJP. (R,D) 10
Proses tersebut dievaluasi untuk memenuhi kebutuhan para DPJP dan meningkatkan mutu serta 5
keselamatan pasien. (D,W)

Ada regulasi untuk mengelola pasien rawat jalan dan rawat inap yang menolak rencana asuhan
medis termasuk keluar rumah sakit atas permintaan sendiri dan pasien yang menghendaki 10
penghentian pengobatan. (R)
Ada bukti pemberian edukasi kepada pasien tentang risiko medis akibat asuhan medis yang belum 10
lengkap. (D,O,W)
Pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri, tetapi tetap mengikuti proses pemulangan 10
pasien. (D)
Dokter keluarga (bila ada) atau dokter yang memberi asuhan berikutnya dari pasien diberitahu 10
tentang kondisi tersebut. (D)

Ada dokumentasi rumah sakit melakukan pengkajian untuk mengetahui alasan pasien keluar
rumah sakit atas apakah permintaan sendiri, menolak asuhan medis, atau tidak melanjutkan 0
program pengobatan. (D)
Ada regulasi yang mengatur pasien rawat inap dan rawat jalan yang meninggalkan rumah sakit 5
tanpa pemberitahuan (melarikan diri). (R)
Rumah sakit melakukan identifikasi pasien menderita penyakit yang membahayakan dirinya 10
sendiri atau lingkungan. (D,W)
Rumah sakit melaporkan ke pada pihak yang berwenang bila ada indikasi kondisi pasien yang 5
membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan. (D,W)
Ada regulasi tentang rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (R) 10
Rujukan pasien dilakukan sesuai dengan kebutuhan kesinambungan asuhan pasien. (D) 10
Rumah sakit yang merujuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan yang menerima dapat 10
memenuhi kebutuhan pasien yang dirujuk. (D,W)
Ada kerjasama rumah sakit yang merujuk dengan rumah sakit yang menerima rujukan yang sering 10
dirujuk. (R)

Ada staf yang bertanggung jawab dalam pengelolaan rujukan termasuk untuk memastikan pasien 5
diterima di rumah sakit rujukan yang dapat memenuhi kebutuhan pasien. (D,W)
Selama proses rujukan ada staf yang kompeten sesuai dengan kondisi pasien yang selalu 10
memonitor dan mencatatnya dalam rekam medis. (D,W)
Selama proses rujukan tersedia obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan, dan peralatan 10
medis sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien. (D,O,W)
Ada proses serah terima pasien antara staf pengantar dan yang menerima. (D,O,W) 10

10
Pasien dan keluarga dijelaskan apabila rujukan yang dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan. (D)
Dokumen rujukan berisi nama dari fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima dan nama orang 10
yang menyetujui menerima pasien. (D)
Dokumen rujukan berisi alasan pasien dirujuk, memuat kondisi pasien, dan kebutuhan pelayanan 10
lebih lanjut. (D)
Dokumen rujukan juga memuat prosedur dan intervensi yang sudah dilakukan. (D) 10

0
Proses rujukan dievaluasi dalam aspek mutu dan keselamatan pasien. (lihat PMKP.7) (D,O.W)

Ada regulasi untuk proses transportasi pasien sesuai dengan kebutuhannya yang meliputi asesmen
kebutuhan transportasi, obat, bahan medis habis pakai, serta alat kesehatan dan peralatan medis 10
sesuai dengan kebutuhan pasien. ?

Berdasar atas hasil asesmen, alat transportasi yang digunakan untuk rujukan harus sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan pasien dan memenuhi ketentuan keselamatan transportasi termasuk 10
memenuhi persyaratan PPI. (D,O,W)

Bila alat transportasi yang digunakan terkontaminasi cairan tubuh pasien atau pasien dengan 10
penyakit menular harus dilakukan proses dekontaminasi. (lihat juga PPI 7.2) (D,O,W)
Ada mekanisme untuk menangani keluhan proses transportasi dalam rujukan. (D,W) 5
Capaian ARK
90.20%

Anda mungkin juga menyukai