Anda di halaman 1dari 4

MODUL IV

BRIKET TEMPURUNG KELAPA

TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui proses pembuatan briket tempurung kelapa.
2. Meningkatkan nilai guna tempurung kelapa menjadi briket tempurung kelapa

1. Pendahuluan
Tempurung kelapa merupakan bagian buah kelapa yang fungsinya secara biologis
adalah pelindung inti buah dan terletak di bagian sebelah dalam serabut. Tempurung kelapa
yang selama ini hanya menjadi limbah atau diolah sebagai arang kelapa. Kini Tempurung
Kelapa banyak dikembangkan menjadi briket. Briket adalah bahan bakar padat yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah. Jenis-jenis briket
berdasarkan bahan baku penyusunnya terdiri dari Briket Batubara, Briket Bio-Batubara dan
Biobriket.
Briket tempurung kelapa tersebut mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan arang
batok. Briket arang dari tempurung kelapa mempunyai beberapa keistimewaan. Berbeda
dengan briket batubara, briket arang dari tempurung kelapa merupakan produk yang tidak
berbau dan tidak mengeluarkan asap. Jadi briket arang sangat cocok digunakan untuk
memasak.
Proses pembakaran tempurung kelapa secara sederhana untuk menjadi arang
menggunakan drum. Teknologi ini sangat sederhana, murah dan praktis bagi masyarakat
pedesaan. Arang tempurung yang sudah dihancurkan dan diayak dapat dibentuk menjadi briket
dengan bahan perekat. Penggunaan briket ini dapat menghemat bahan bakar minyak (BBM)
dan meningkatkan pemanfaatan tempurung kelapa.
Arang tempurung kelapa adalah produk pembakaran tidak sempurna terhadap
tempurung kelapa. Sebagai bahan bakar, arang lebih menguntungkan dibanding kayu bakar.
Arang memberikan kalori pembakaran yang lebih tinggi dan asap lebih sedikit. Arang dapat
diolah menjadi briket dalam berbagai bentuk. Briket lebih praktis dibanding kayu bakar.
Pembakaran tidak sempurna pada tempurung menyebabkan senyawa karbon kompleks
tidak teroksidasi menjadi karbondioksida. Proses ini disebut pirolisis. Pembakaran arang
menggunakan drum lebih hemat, hasilnya banyak, lebih kering dan tidak bercampur tanah.
Arang dimasukkan perlahan-lahan (hingga penuh sekitar 80-90 kilogram) dan jika muncul api
maka bagian atas drum harus ditutup sehingga hanya ada bara api dalam drum. Setelah itu
arang ditambah lagi.
Selama pembakaran tidak boleh ada nyala api. Setelah delapan jam, diperkirakan drum
sudah dipenuhi dengan arang hasil pembakaran. Drum tersebut lalu didinginkan semalaman
(sekitar 12 jam). Selama pendinginan semua lubang ditutup rapat dan tidak boleh ada asap
putih dari dalam drum. Jika masih ada asap maka arang tersebut akan menjadi abu. Setelah
dingin, arang yang sudah dikeluarkan perlahan-lahan dari drum tersebut harus dipilah-pilah
untuk dihancurkan. Arang yang sudah dihancurkan kemudian disaring dengan ayakan kawat
lalu dicampur bahan perekat (sebaiknya kanji).
Campuran tersebut siap dicetak menjadi briket sesuai kebutuhan. Briket dikeringkan beberapa
jam dan selanjutnya siap dipakai. Alat untuk mencetak briket tersebut pun bermacam-macam
dan dapat diproduksi secara sederhana. Hanya saja memerlukan ukuran-ukuran tertentu
sehingga sesuai dengan kebutuhan tungku memasak.
Tahapan dalam pembakaran bahan bakar padat adalah sebagai berikut:
1. Pengeringan. Dalam proses ini bahan bakar mengalami proses kenaikan temperatur
yang akati mengakibatkan menguapnya kadar air yang berada pada permukaan bahan
bakar tersebut, sedangkan untuk kadar air yang berada didalam akan menguap melalui
pori-pori bahan bakar tersebut.
2. Devolatilisasi. Yaitu proses bahan bakar mulai mengalami dekomposisi setelah terjadi
pengeringan.
3. Pembakaran Arang. Sisa dari pirolisis adalah arang (fix carbon) dan sedikit abu,
kemudian partikel bahan bakar mengalami tahapan oksidasi arang yang memerlukan
70%-80% dari total waktu pembakaran.

2. Metode Praktikum

Metode Praktikum terdiri dari:


1.1 Alat-alat

Alat yang digunakan:


1. Penumbuk;
2. Alat pencetak briket
3. Ayakan Aluminium
4. Ember; dan
5. Kaleng untuk membakar tempurung kelapa.

1.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan:
1. Tempurung kelapa;
2. Tepung kanji;
3. Air; dan
4. Minyak tanah

2.3. Prosedur Praktikum


1. Bakar tempurung kelapa sampai menjadi arang;
2. Tumbuk arang hingga halus; lalu diayak
3. Buat adonan dari tepung kanji (air dicampur dengan tepung kanji);
4. Campur arang halus dengan adonan kanji;
5. Bentuk hasil campuran dengan menggunakan alat pencetak; dan
6. Jemur hasil di bawah terik matahari kurang lebih satu hari (sampai benar-benar
kering).

LEMBAR DATA PENGAMATAN

Percobaan : Briket Sampah Tempurung Kelapa


Tanggal Percobaan : ………………………………………….
Nama Praktikan : 1. ………………………………………..
2. ………………………………..………
3. ………………………………………..
4. ………………………….…………….
Pembimbing Praktikum : …………………………………………

Catatan:
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………

Menyetujui
Pembimbing Praktikum,

(Meylinda Mulyati)

Anda mungkin juga menyukai