Anda di halaman 1dari 5

“SRIKANDI JAWARA”

SKRINING DETEKSI DINI KESEHATAN JIWA ANAK DAN REMAJA


========================================
l. Tujuan
Penggunakan Internet berlebihan berdampak buruk pada kesehatan mental
seseorang. Dampak buruk penggunaan interlebihan pada kesehatan mental anak dan
remaja, antara lain, perubahan perilaku, kecemasan hingga depresi. Mereka juga
menjadi agresif. Mudah tersinggung jika orang tua tidak memberi akses menggunakan
ponsel. Iritabilitas juga mempengaruhi keterampilan lainnya, seperti menahan diri,
berpikir, dan mengendalikan emosi.
Hasil survei RSJ Menur pada April 2019 di Banyuwangi mengungkapkan dari 350
responden siswa SMU sebanyak 54% persen mengalami kecemasan ringan. Mereka itu
rata-rata bermain gadget 6 jam/hari. Data juga mengungkap 22,5% mengalami gejala
depresi.
Dengan fenomena tersebut RSJ Menur melahirkan Inovasi SRIKANDI JAWARA
(Skrining Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja). SRIKANDI JAWARA
merupakan inovasi pelayanan publik RSJ Menur yang bertujuan, antara lain:
1. Mencegah gangguan jiwa sedini mungkin terhadap anak dan remaja;
2. Mencegah dampak gadget terhadap kesehatan jiwa anak dan remaja;
3. Solusi kecanduan gadget dan zat adiktif lainnya bagi anak dan remaja;
4. Meningkatkan produktifitas anak dan remaja;
5. Menyelamatkan generasi muda dari dampak kemajuan tehnologi digital.
ll. Kesesuaian dengan kategori yang dipilih
SRIKANDI JAWARA merupakan inovasi deteksi dini pada anak dan remaja.
Sebab, mereka ini rentan dampak buruk penggunaan gadget yang berlebihan. Melalui
layanan inklusif kelompok anak dan remaja kami memilih kategori 7 (Responsif
Gender)sebagai pilihan kategori.
Inovasi SRIKANDI JAWARA salah satu bukti kehadiran Pemerintah dalam layanan
kesehatan jiwa pada masyarakat. Khususnya, layanan pada pencegahan dan Deteksi
Dini gangguan kesehatan jiwa pada Anak dan Remaja. Rumah Sakit Jiwa Menur sebagai
satu satu RS milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bergerak di bidang layanan
kesehatan jiwa melahirkan Inovasi SRIKANDI JAWARA.
lll. Signifikansi (Arti Penting)
Inovasi Srikandi Jawara ditemuka pada 2015. Tim Srikandi Jawara
Berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, antara lain, Dinas Pendidikan, Kelompok
masyarakat dan sekolah inklusi di Surabaya.
Adapun tahapan pelaksanaan Inovasi sebagai berikut:
1.Menyiapkan Regulasi dan kebijakan, antara lain:
 Menyusun SK TIM.
 Menyusun Pedoman, Panduan dan Format skrening 1) Skoring Derajat adiksi
internet; 2) pengukuran skala kecemasan 3) pengukuran skala Depresi.
 Menyiapkan draft MOU dengan pemangku kepentingan lain.
2. Penguatan SDM
Sumber Daya Manusia (SDM) terdiri atas Psikiater, Psikolog, Perawat, Fisio therapy, dan
relawan. Mereka mendatangi lembaga/sekolah yang jadi sasaran untuk screening.
Sebelum melaksanakan tugasnya, mereka dibekali pelatihan dan materi materi untuk
meningkatkan kompetensi.

3. Sarana dan Prasarana.


 Menyiapkan sarana Klinik khuisus untuk menerima rujukan jiwa anak dan
remaja.
 Tim menyiapkan satu Unit kendaraan Khusus untuk operasional.
4. Gerakan Jemput Bola.
Sebelum Tim terjun kelapangan, RSJ Menur mengadakan MOU dengan mitra lembaga
pendidikan dan Dinas Kesehatan. Melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang disepakati
tim bekerja sesuai tugas pokok fungsinya.
Dengan terjadwal Tim Srikandi Jawara berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan
Dinas Kesehatan mendatangi sekolah sekolah, dan kelompok masyarakat, serta karang
taruna untuk screening deteksi dini gangguan jiwa.

lV. Inovatif ( Kebaruan/Keunikan/keaslian)


Inovasi SRIKANDI JAWARA merupakan hasil pengembang biakan (proliferasi)
inovasi Home Program-Solusi anak berkebutuhan khusus. Keunikan inovsi
SRIKANDI JAWARA ini adalah Tim Srikandi Jawara mendatangi langsung ke masyarakat
untuk screening deteksi dini gangguan jiwa di sekolah-sekolah, mall, karang taruna,
atau even pameran.
SRIKANDI JAWARA merupakan gagasan asli dari RSJ Menur. Belum pernah ada
inovasi serupa di instansi atau lain tempat. Selain itu banyaknya pemangku kepentingan
yang terlibat untuk menjalankan inovasi ini menjadikan SRIKANDI JAWARA memiliki
memiliki kekhasan dan keunikan.
Di v. Tranferabilitas (Sifat dapat diterapkan pada konteks/tempat lain)
Gangguan jiwa pada anak dan remaja ditemukan dimana saja. Karena itu butuh
pencegahan cepat efektif dan efisien. Inovasi SRIKANDI JAWARA merupakan model
kemitraan saling sinergi dengan beberapa stakeholder. Tentunya inovasi ini dapat
diterapkan di daerah lain sesuai dengan manfaat dan kebutuhannya.
Vll. Sumber Daya dan Keberlanjutan…
a. Sumber daya keuangan
Untuk menjalankan Inovasi SRIKANDI JAWARA, RSJ Menur melakukan langkah
langkah, antara lain, mengalokasikan anggaran dari APBD Jawa Timur 2018 sebesar
Rp. 56.000.000. Dana tersebut untuk biaya operasional Tim SRIKANDI JAWARA saat
melakukan screening deteksi dini. Tim dikoordinir Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat.
b. Sumber daya Manusia (SDM).
RSJ Menur juga menyiapkan SDM berkompeten. Mereka adalah Psikiater, dokter
umum, psikolog, Perawat, dan petugas medis lainnya. Sumber daya lain yang
dibutuhkan adalah sarana kendaraan Unit Layanan Anak dan Remaja, seperangkat alat
test skala depresi, kecemasan dan tingkat kecanduan gadget, dan webb RS
c. Sumber daya Regulasi/Kebijakan.
Agar Inovasi Srikandi Jawara berjalan maksimal Direktur RSJ Menur sebagai
penanggung jawab utama inovasi menerbitkan Surat Keputusan Tim Srikandi Jawara
Nomor: 2167/305/lV/2019. Berikutnya agar pelaksanaan Inovasi berjalan efektif RSJ
Menur mendeklarasikan Komitmen Bersama. Regulasi dan komitmen bersama menjadi
garansi (jaminan) bahwa Inovasi SRIKANDI JAWARA dapat berkelanjutan.
VIII. Dampak
1.Tehadap Pemerintahan
a. Terjalin kemitraan strategis antar stakeholder seperti RSJ Menur dengan
Dinas Pendidikan lewat sekolah inklusi.
b. Menekan sampai 50% biaya layanan kesehatan jiwa dari total anggaran yang
dikeluarkan untuk pengobatan gangguan jiwa. Sebab jauah lebih murah
mencegah daripada mengobati.
2. Masyarakat
a. Mendekatkan jarak layanan ke masyarakat yang ingin mengikuti screening
kesehatan jiwa.
b. Ekonomis
Masyarakat yang peserta screeening SRIKANDI JAWARA tidak dikenakan
biaya apapun.
c. Masyarakat tidak perlu jauh jauh datang ke RSJ Menur untuk memeriksakan
kejiwaan anaknya.

IX.Keterlibatan Pemangku Kepentingan (Menekankan kerja sama/Kolaborasi,


keterlibatan, kemitraan, dan inklusif)
RSJ Menur sebagai pemangku kepentingan utama berkolaborasi dengan beberapa
stakeholder, baik lembaga Pemerintah maupun swasta. Antara lain:
1. Dinas Pendidikan Nasional Kota Surabaya sebagai pemangku kepentingan
utama atas para peserta didik di sekolah-sekolah di Surabaya sangat antusias
menjalin kerja sama dengan Tim SRIKANDI JAWARA.
2. Dinas Kesehatan Jawa Timur sebagai leading sector kesehatan jiwa di wilayah
Provinsi Jawa Timur ikut terlibat membuat kebijakan dan menentukan target
sasaran.
3. Dinas Kesehatan Kota Surabaya menjadi mitra RSJ Menur untuk screening di
Puskesmas wilayah Surabaya;
4. Biro Organisasi Provinsi Jawa Timur yang menyelenggarakan pameran
pelayanan publik, sehingga melalui even tersebut RSJ Menur menjaring
pengunjung anak dan remaja untuk di screening.
5. Sekolah inklusi di Surabaya yang bekerja sama dengan RSJ Menur dalam
pelaksanaan screening.
6. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sebagai tuan rumah pameran pelayanan
publik, pada even tersebut RSJ Menur mengadakan screening arena
pameran.

X. Pelajaran yang dipetik


Beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari pelaksanaan inovasi SRIKANDI JAWARA
adalah:
1. Mencegah lebih baik daripada mengobati.
2. Permasalahan jika ditangani dengan kolaboratif hasilnya lebih maksimal;
3. Mengurangi stigma negatif RSJ Menur.
Sebelumnya masyarakat mendengar kata “Rumah Sakit Jiwa” konotasinya
menyeramkan. Image-nya jorok, penuh dengan orang sakit jiwa dsb. Melalui
Inovasi SRIKANDI JAWARA hasil pemikiran kreatif gagasan RSJ Menur,
masyarakat memahami. Bahwa ternyata RSJ Menur juga proaktif mencegah
terjadinya gangguan jiwa pada anak dan remaja.

Anda mungkin juga menyukai