Anda di halaman 1dari 2

Nama : Didan ahmad dani

Nim : G20170121

Prodi : Farmasi B

Tugas : : pertamuan 6

PERTANYAAN

1. Apakah etika kefarmasian itu ?

2. Mengapa harus belajar etika kefarmasian ?

3.Apakah etika kefarmasian dapat berubah ?

4. Apakah etika kefarmasian berubah disetiap negara ?

JAWABAN

1. Secara sederhana etika merupakan kajian mengenai moralitas - refleksi terhadap moral
secara sistematik dan hati-hati dan analisis terhadap keputusan moral dan perilaku baik
pada masa lampau, sekarang atau masa mendatang. Moralitas merupakan dimensi nilai
dari keputusan dan tindakan yang dilakukan manusia. Bahasa moralitas termasuk kata-
kata seperti ’hak’, ’tanggung jawab’, dan ’kebaikan’ dan sifat seperti ’baik’ dan ’buruk’
(atau ’jahat’), ’benar’ dan ’salah’, ’sesuai’ dan ’tidak sesuai. Hubungan keduanya adalah
bahwa etika mencoba memberikan kriteria rasional bagi orang untuk menentukan
keputusan atau bertindak dengan suatu cara diantara pilihan cara yang lain. Karena etika
berhubungan dengan semua aspek dari tindakan dan keputusan yang diambil oleh
manusia maka etika merupakan bidang kajian yang sangat luas dan kompleks dengan
berbagai cabang dan subdevisi.
2. Ini beberapa alasan umum yang dikemukakan untuk tidak memberikan pelajaran etika
kefarmasian di kurikulum farmasi padahal etika mempunyai peran yang besar dalam
kurikulum sekolah pendidikan apoteker.
a ”Asalkan apoteker memiliki pengetahuan dan keterampilan, maka etika tidak
akan jadi masalah”
b ”Etika itu dipelajari di dalam keluarga, tidak di sekolah kefarmasian”
c ”Etika kefarmasian dipelajari dengan mengamati bagaimana apoteker senior
bertindak, bukan dari buku atau kuliah”
d ”Etika merupakan kajian mengenai moralitas - refleksi terhadap moral secara
sistematik dan hati-hati dan analisis terhadap keputusan moral dan perilaku”
e ”Etika itu penting, tapi kurikulum kita sudah terlalu penuh dan tidak ada ruang
untuk mengajarkan etika”
Hanya sebagian saja, yang valid. Secara bertahap sekolah-sekolah pendidikan apoteker
di dunia mulai menyadari bahwa mereka perlu membekali mahasiswanya dengan sumber
dan waktu yang cukup untuk belajar etika. Etika merupakan dan akan selalu menjadi
komponen yang penting dalam praktek pengobatan. Prinsip-prinsip etika seperti
menghargai orang, tujuan yang jelas dan kerahasiaan merupakan dasar dalam hubungan
apoteker-pasien. Walaupun begitu, penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam situasi
khusus sering problematis, karena dokter, apoteker, pasien, keluarga mereka, dan profesi
kesehatan lain mungkin tidak setuju dengan tindakan yang sebenarnya benar dilakukan
dalam situasi tersebut. Belajar etika akan menyiapkan mahasiswa kefarmasian untuk
mengenali situasi-situasi yang sulit dan melaluinya dengan cara yang benar sesuai
prinsip dan rasional. Etika juga penting dalam hubungan apoteker dengan masyarakat
dan kolega mereka dan dalam melakukan penelitian kedokteran. Sangat sering, bahkan
etika membuat standar perilaku yang lebih tinggi dibanding hukum, dan kadang etika
memungkinkan apoteker perlu untuk melanggar hukum yang menyuruh melakukan
tindakan yang tidak etis.
3. Iya dapat, Etika kefarmasian juga telah berubah dengan cara yang lain.Contoh
keterlibatan dalam aborsi dilarang dalam kode etik dokter sampai beberapa saat yang
lalu, namun sekarang dapat ditoleransi dalam kondisi tertentu oleh profesi kesehatan di
beberapa negara. Selain perubahan dalam etika kefarmasian yang jelas memang terjadi,
sudah ada persetujuan diantara apoteker atau ornagisasi profesi bahwa nilai fundamental
dan prinsip-prinsip etis tidaklah berubah, karena tidak bisa dihindari bahwa manusia
akan selalu memiliki masalah kesehatan sehingga mereka akan terus memerlukan tenaga
kesehatan yang otonom,kompeten dan berbelas kasih untuk merawat mereka.
4. Iya berbeda, Walaupun perbedaan ini terlihat sangat nyata, persamaan yang ada jauh
lebih besar lagi. Apoteker di seluruh dunia memiliki banyak persamaan, dan ketika
mereka berhimpun bersama dalam suatu organisasi seperti IPF akan mencapai suatu
kesepakatan mengenai masalah-masalah etik yang kontroversial, walaupun kadang harus
melewati debat yang panjang. Nilai pokok dari etika kefarmasian, seperti belas kasih,
kompetensi, dan otonomi, bersamaan dengan pengalaman dan ketrampilan di semua
bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh apoteker memberikan
dasar dalam menganalisa masalah masalah etik dalam pengobatan dan memunculkan
suatu solusi yang berdasarkan kepentingan terbaik bagi pasien secara pribadi dan warga
negara serta kesehatan masyarakat secara umum.

Anda mungkin juga menyukai