Anda di halaman 1dari 4

Video 1 (ICW)

1. Bagaimana kita mencegah dan mendeteksi bahwah itu adalah tindakan


froud (kecurangan) baik sengaja maupun tidak sengaja?

Jawab :
Mencegah terjadinya Froud:
1. Membangun struktur pengendalian intern yang baik
a. Lingkungan pengendalian ( control environment ) menetapkan corak
suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-
orangnya.
b. Penaksiran risiko ( risk assessment ) adalah identifikasi entitas dan
analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya,
membentuk suatu dasar untuk menenetukan bagaimana risiko harus
dikelola.
c. Standar Pengedalian ( control activities ) adalah kebijakan dari
prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen
dilaksanakan.
d. Informasi dan komunikasi ( information and communication ) adalah
pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam
suatu bentuk dari waktu yang memungkinkan orang melaksanakan
tanggungjawab mereka.
e. Pemantauan ( monitoring ) adalah proses menentukan mutu kinerja
pengendalian intern sepanjang waktu.
2. Mengefektifkan aktivitas pengendalian
a. Review Kinerja
b. Pengolahan informasi
c. Pengengendalian fisik
d. Pemisahan tugas
3. Meningkatkan kultur organisasi
a. Keadilan ( Fairness )
b. Transparansi
c. Akuntabilitas ( Accountability )
d. Tanggung jawab ( Responsibility )
e. Moralitas
f. Kehandalan ( Reliability )
g. Komitmen
4. Mengefektifkan fungsi internal audit

Pendeteksi kecurangan:
1. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud).
2. Asset Misappropriation (Penyalahgunaan aset).
3. Corruption (Korupsi)

2. Kenapa masih ada potensi froud pada JKN jika pencegahan froud sudah
diupayakan?

Jawab:

Padahal pencegahan fraud dalam implementasi JKN ini sudah dilakukan


oleh pemerintah dengan menerbitkan berbagai regulasi, diantaranya
Permenkes Rl No 36 tahun 2015 tentang pencegahan fraud.

“Artinya, pencegahan yang selama ini diupayakan pemerintah, BPJS


Kesehatan, penegak hukum, maupun penyedia fasilitas layanan kesehatan
(faskes) hingga saat terbukti belum optimal,” ujar Koordinator Divisi
Pelayanan Publik Sahdar, Masri Ahmad Harahap

Beberapa potensi fraud yang ditemukan Sahdar dalam penelitian itu,


seperti di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), diantaranya ialah
pengelolaan yang tidak transparan, pemalsuan dokumen tanda terima jasa
pelayanan (jaspel) tenaga medis, membayar jaspel kepada pegawai yang
tidak aktif, manipulasi laporan belanja obat, hingga pengurangan dosis
obat oleh apoteker dari resep yang diberikan dokter.

Sedangkan untuk di rumah sakit, potensi fraud yang ada berupa


penolakan pasien, membuat klaim palsu, memperlama masa perawatan,
tindakan medis yang tidak perlu dilakukan, menggelembungkan
penggunaan obat atau infus dan pemalsuan tandatangan pasien/keluarga
untuk menyetujui beberapa tindakan medis.

3. Banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa mereka itu adalah


korban kecurangan yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan. bagaimana
kita menyikapi hal ini?

Jawab:
Kita harus menyadarkan masyarakat seperti:
Bagi pasien, yang penting dapat dilayani dengan baik, tidak membayar
mahal dan sembuh, hal itu bagi pasien dinilai sudah cukup. Seharusnya
ada prinsip Tim Verifikator BPJS Kesehatan jangan hanya memeriksa
dokumen klaim yang sudah di fraud, dan tidak bertanya (verifikasi)
langsung kepada pasien apakah layanan atau fasilitas yang diklaim itu
benar-benar digunakan pasien atau tidak.
Video 2 (ILC)

1. Jadi yang perlu dibenahi menagement BPJS atau iurannya?

Jawab:
BPJS terus dibenahi dan diperbaiki, Jokowi juga menekankan bahwa
pemerintah sudah memiliki peran cukup besar untuk menyalurkan subsidi
kesehatan kepada masyarakat. Rinciannya, dari 222 juta peserta BPJS
Kesehatan secara nasional, 96 juta jiwa di antaranya adalah masyarakat
miskin yang digratiskan iurannya sebagai penerima bantuan iuran (PBI).

2. Bagaimana strategi agar pembayaran iuran masyarakat lancar?


Jawab:
a. melalui pendekatan yang lunak. Misalnya saja, mengingatkan
peserta melalui pesan email, sms, hingga pesan whatsapp. Jika
belum bayar juga, maka kader JKN akan mengunjungi langsung
rumah peserta.
b. Diperlukan sosialisasi secara massif ketika budaya perencanaan
keuangan di masyarakat masih rendah
c. melalui pemberian sanksi

Anda mungkin juga menyukai