Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN KEMOTERAPI

Oleh
Kelompok 10
Niken Putri Wardyani 13612465
Lutfiatul Mukaromah 13612486
Muhammad Zainal I 13612483
Afif Syaifin A 13612555
Oktavian Wiratama 13612497

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH POBOROGO
2014

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Definisi
Kemoterapi merupakan bentuk terapi utama dan pada beberapa kasus
dapat menghasilkan perbaikan yang berlangsung sampai setahun atau lebih
(Handayani, 2008).
Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit.
Dalam penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif
kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kaker (dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemoterapi , 2014).

B. Tujuan Dilakukan Kemoterapi


1. Mengendalikan atau melenyapkan tumor dan untuk meringankan gejala
kanker seperti rasa sakit
2. Mencegah kemunculan kembali sel-sel kanker setelah pembedahan
3. Membunuh sel-sel kanker atau menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker
yang masih tertinggal
4. Memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker

C. Tanda Gejala atau Efek Samping Setelah Dilakukan Kemoterapi


1. Mual
2. Muntah
3. Penurunan jumlah sel darah merah, sel darah putih, trombosit
4. Kerontokan rambut, termasuk bulu mata dan alis
5. Menimbulkan mukositis (luka pada dinding saluran cerna / rongga mulut)
6. Gangguan saraf tepi, seperti kebas dan kesemutan di jari kaki dan tangan
7. Gangguan pencernaan
8. Tubuh terasa lemas
9. Kulit kering dan berubah warna
10. Produksi hormon tidak stabil

2
11. Disfungsi Ginjal
12. Depresi sumsum tulang
13. Efek terhadap jantung dan paru

D. Obat-obatan untuk Kemoterapi


Berikut ini nama-nama obat kemoterapi yang sering digunakan termasuk
nama kanker yang diobatinya (Rogers, 1987; Chabner et al. 1996; Jochimsen,
1992; McFarland et al. 2001 dalam Mochammad Fajar Ramdhani) :
1. Agent ankylating (menggangu mitosis perubahan dan pembelahan sel
normal)
a. Chlombucil (leukeran ,kanker payudara ,paru,ovarium dan
testis;penyakit hidgkins
b. Cyclophosphamide (cytoxan ) multiple myeloma ;kanker
payudara,paru dan ovarium.
c. Carmustine(BiCNU) melanoma maligna ,tumor otak.
2. Antimetabolit (mengganggu sintesis asam folat ,purin dan prymidine)
a. Methotheraxate (mekate) leukimia,kanker paru,dan kankerpayudara
b. Fluorouracil(adrucil) kanker kandung
kemih,hati,pancreas,paru,payudara
c. Mercaptopurine (purinethol) leukimia akut.
3. Antibiotik (menyebabakan pemecah rantai atau rantai ganda DNA)
a. Actinomycin D (cosmogen)sarkoma kaposi,rhabdomyocarcoma
b. Doxorubicin(andriamycin)leukimia akut,kanker payudara
c. Bleomycin (bleo)limfoma hodgkins /non hodgkins,kanker testis.
4. Produk alami (obat antimitosis ) mencegah mitosis dan menyebabakan
penghentian methaphase)
a. Vinblasthine (velban) limfoma non hodgkin,kanker payudara dan
testis
b. Vincristine (oncovine) kanker paru sel kecil,limfoma non hodgkins
c. Paclitaxel (taxol)kanker ovarium dan kanker payudara
5. Agent miscellaneous

3
a. Hydroxyurea (hydrea) bekerja sebagai anti metabolit dalam fase
S;melanoma maligna ,kanker prostase,kanker payudara lanjut
postmenopouse.

E. Macam-macam Kemoterapi
Beberapa bentuk tindakan kemoterapi adalah
1. Melalui tablet atau kapsul. Kemoterapi dengan cara ini paling praktis
karean dapat dilakukan penderita sendiri di rumah dengan mengikuti
saran dari dokter.
2. Melalui suntikan atau injeksi. Pemberian kemoterapi ini hanya bisa
dilakukan oleh dokter saja di klinik, rumah sakit, ruang praktek dokter
atau jika dimungkinkan dokter bisa datang ke rumah.
3. Melalui infus. Pemberian kemoterapi melalui infus harus dilakukan oleh
paramedis yang berpengalaman. Pemberian kemoterapi ini harus
dilakukan di rumah sakit atau klinik khusus.

F. Dasar Pemberian Kemoterapi


Obat anti kanker yang sekarang ini digunakan secara klinis mempunyai efek
sitostatik dengan cara memengaruhi sintesis atau fungsi DNA. Titik tangkap
obat kemoterapi terhadap sel tumor dapat dibagi menjadi 12 titik tangkap,
terutama peran dalam menghambat atau merusak siklus sel kanker.
1. Kemoterapi tunggal dan kombinasi
Kemoterapi kombinasi mempunyai keberhasilan lebih tinggi daripada
kemoterapi tunggal. Pada umunya kemoterapi kombinasi menggunakan
beberapa obat dengan titik tangkap yang berbeda. Meskipun keberhasilan
kemoterapi kombinasi lebih baik, tetapi harus dipikirkan sungguh-
sungguh tentang efek samping yang lebih berat daripada kemoterapi
tunggal. Keberhasilan kemoterapi kombinasi banyak dipengaruhi oleh
sensitifitas terhadap obat, dan efek sinergis dari kombinasi tersebut.
Terapi kombinasi meningkatkan respon tumor terhadap pengobatan
selain itu dapat meminimalkan toksisitas. Ditambahlagi, kemoterapi

4
kombinasi tampaknya menurunkan terjadinya klon obat resisten. Makin
besar tumor, makin besar penggandaan tumor sebelum mulai pengobatan
kemoterapi, dan karenanya lebih mungkin untuk sel resisten obat atau
klon ada dalam tumor. Terapi agen tunggal tampaknya menigkatkan
jumlah sel yanng resisten obat, akan tetapi terapi kombinasi tampaknya
mencegah perkembangan sel resisten terhadap obat.
2. Kemoterapi ajuvan
Kemoterapi ajuvan berarti kemoterapi tambahan terhadap pengobatan
utama. Misalnya terapi utama adalah pembedahan, maka pasca
pembedahan diberikan kemoterapi tambahan atau kemoterapi ajuvan.
Dengan kemoterapi ajuvan angka kesembuhan lebih tinggi. Hal tersebut
dimungkinkan karena kemoterapi ajuvan dapat membunuh sel kanker
yang tercecer waktu operasi, dan sel-sel mikrometastasis yang tidak
kelihatan secara klinis.
3. Kemoterapi pra-bedah
Kemoterapi pra-bedah dimaksudkan untuk mengecilkan volume tumor,
dan secepatnya menangkal mikrometastasis. Kemoterapi pra-bedah juga
berguna sebagai tindakan pencegahan kalau ada sel yang tercecer karena
ruptur atau pecahan massa tumor waktu dilakukan tindakan operasi.
4. Kemoterapi dosis tinggi
Kemoterapi dosis tinggi adalah kemoterapi dengan dosis yang tidak
lazim. Sebagai contoh, dosis metotreksat biasanya 30 mg/m2/kali
pemberian per oral pada leukemia limfoblastik akut, tetapi pada fase
konsolidasi digunakan 2000-8000 mg/m2. Penggunaan metotreksat dosis
tinggi dimaksudkan untuk sebanyak mungkin mematikan sel kanker.
Tujuan lain adalah untuk mengurangi sifat resistensi sel kanker terhadap
metotreksat. Kalau pada dosis biasa obat anti kanker melewati membran
sel secara difusi aktif, pada penggunaan obat dosis tinggi menjadi difusi
pasif karena tingginya kadar obat diluar sel. Karena penggunaan obat
dosis tinggi akan merusak sel normal maka keberadaan obat didalam
tubuh harus segera dieliminasi.

5
5. Kemoterapi untuk saraf pusat
Kemoterapi untuk saraf pusat menjadi sangat penting setelah diketahui
bahwa salah satu tempat relaps pada leukemia limfoblastik akut adalah
dimeningen dan otak. Secara statistik ternyata kanker pada saraf pusat
merupakan tumor padat yang paling sering dijumpai pada anak.

G. Prinsip-Prinsip Kemoterapi
Beberapa prinsip umum digunakan dalam menjelaskan kemoterapi.
Pertama, karena kemoterapi bekerja terbaik melawan sel dalam proses
pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang tinggi (mis., persentase
besar pembelahan sel) ditangani lebih efektif dengan kemoterapi daripada
dengan fraksi pertumbuhan yang rendah. Karena tumor dapat membesar,
biasanya sedikit sel-sel yang sedang aktif memberlah, karena itu tumor yanng
lebih besar mepunyai fraksi pertumbuhan yang rendah dan juga kurang
responsif terhadap kemoterapi. Sebaliknya tumor-tumor yang lebih kecil
biasanya mempunyai fraksi pertumbuahan yang lebih tinggi dan lebih sensitif
terhadap kemoterapi. Dengan kata lain kemoterapi biasanya lebih efektif saat
ada inti tumor kecil dan kurang efektif pada penyakit lanjut bila ada inti tumor
besar. Prinsip lain adalah bahwa kebanyakan agen kemoterapeutik mengikuti
urutan kinetik pertama, yang menyebabkan sebuah persentase sel yang sulit
dibunuh pada setiap pengobatan kemoterapi, bukan jumlah pasti dari sel.
Karena itu, walau tumor-tumor dengan inti sel kecil mungkin memerlukan
beberapa jenis pengobatan kemoterapi sebelum keuntungan pengobatan
sepenuhnya terealisasi.Untuk kebanyakan obat dosis tinggi, makin besar sel
yang terbunuh. Tetapi karena dosis ditingkatkan, toksisitas mulai membatasi
manfaat dari terapi dosis tunggal.

H. Prosedur Kemoterapi
1. Memastikan identifikasi pasien,obat,dosis ,rute,dan waktu pemberian sesuai
petunjuk dokter
2. Meninjau riwayat alergiobat bersama pasien

6
3. Mengantisipasi dan merencanakan kemungkinan terjadi nya efek samping
atau toksisitas sistemik
4. Membahas data laboratorium dan pemeriksaan lainnya
5. Memastikan persetujuan tindakan bagi terapi
6. Memilih peralatan yang sesuai
7. Menghitung dan menyediakan obat dengan teknik aseptik;mengikuti
ppeyunjuk yang ada
8. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukankepada pasien
9. Memberikan antimetik atau obat lain yang disarankan
10. Mempersiapkan lokasi pemasangan infus atau jalur vena sentral
11. Memberikan agens kemoterapi
12. Memantau pasien pada masa interval sesi pemberian obat
13. Membuang seluruh perlatan yang telah di gunakan atau tidak terpakai
dalam suatu tempat yang aman dari kebocoran jauh dari jangkuan pasien
14. Mencatat setiap prosedur menurut ketetepan yang berlaku.

1. Memastikan identifikasi pasien,obat,dosis ,rute,dan waktu pemberian


sesuai petunjuk dokter
2. Meninjau riwayat alergiobat bersama pasien
3. Mengantisipasi dan merencanakan kemungkinan terjadi nya efek samping
atau toksisitas sistemik
4. Membahas data laboratorium dan pemeriksaan lainnya
5. Memastikan persetujuan tindakan bagi terapi
6. Memilih peralatan yang sesuai
7. Menghitung dan menyediakan obat dengan teknik aseptik;mengikuti
ppeyunjuk yang ada
8. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukankepada pasien
9. Memberikan antimetik atau obat lain yang disarankan
10. Mempersiapkan lokasi pemasangan infus atau jalur vena sentral
11. Memberikan agens kemoterapi
12. Memantau pasien pada masa interval sesi pemberian obat

7
13. Membuang seluruh perlatan yang telah di gunakan atau tidak terpakai
dalam suatu tempat yang aman dari kebocoran jauh dari jangkuan pasien
14. Mencatat setiap prosedur menurut ketetepan yang berlaku.

I. WOC
Kanker

Sel menyebar

Kemoterapi

Mengehentikan pertumbuhan sel

Kardiotoksisitas toksisitas pulmonal toksisitas renal toksisitas hepar

Aritmia pneumonitis gagal ginjal akut fibrosis

Kardiomiopati fibrosis paru fungsi tubular sirosis


renal terganggu

toksistas saraf toksisitas pencernaan


neurotoksisitas stimulasi
reseptor
perifer pd CNS di medulla

reflek tendon refleks mual & muntah

parestesia perubahan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh
Intoleransi aktivitas diplopia

8
BAB 2
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN KEMOTERAPI

A. Pengkajian Dasar
1. Melakukan pengkajian meliputi
a. Identitas (pekerjaan klien dan tempat tinggal memengaruhi riwayat
penyakit yang diderita)
b. Tingkat kesadaran
c. Berat badan (Berat badan pada pasien kemoterapi biasanya akan
turun)
d. TTV
e. Rasa tidak nyaman pada saluran pencernaan (mual, muntah, nyeri)
f. Masalah tentang berkemih (rasa terbakar, frekuensi)
g. Perubahan pada fungsi neurologis (sakit kepala,rasa baal, gangguan
penglihatan, berjalan, dan mendengar)
h. Kondisi kulit
i. Bunyi paru
j. Nafsu makan (biasanya nafsu makan turun karena mual dan muntah)
k. Perubahan pada pola defekasi atau warnanya dan konsistensi dari
feses
l. Perubahan dalam tingkat aktivitas seperti kelemahan yang terus
menerus.
2. Pemeriksaan hasil laboratorium, digunakan untuk memantau reaksi-reaksi
yang merugikan :
a. Nilai JDL untuk supresi sumsum tulang
b. Nilai BUN dan kreatinin untuk untuk fungsi ginjal
c. Pemeriksaan fungsi untuk kerusakan hati
d. Nilai sinar-X dada untuk fibrosis pulmoner
e. Nilai EKG untuk kardiotoksisitas

9
f. Kadar asam urat serum meningkat pada penggunaan beberapa agen
3. Kaji pemahaman tentang kemoterapi dan masalah potensial efek samping
terapi

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual dan muntah sekunder terhadap kemoterapi
2. Ganguan konsep diri berhubungan dengan perubahan aktual citra tubuh
sekunder terhadap kemoterapi
3. Perubahan fungsi defekasi berhubungan dengan efek efek merugikan dari
kemoterapi
4. Ansietas berhubungan dengan takut akan kemoterapi dan kemungkinan
efek samping
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder terhadap
anemia karena kemoterapi
6. Resiko tinggi terhadap perubahan mukosa mulut berhubungan dengan
stomatitis dan infeksi candida sekunder terhadap kemoterapi
7. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
efek kemoterapi
8. Resiko infeksi berhubungan dengan pengobatan kemoterapi berkaitan
dengan destruksi secara cepat pembelahan sel hematopoietik normal yang
mengakibatkan imunosupressi

C. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual dan muntah sekunder terhadap kemoterapi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
nutrisi pasien adekuat
Kriteria hasil : 1. Pasien tidak kehilangan berat badan
2. Mual dan muntah berkurang
3. Masukan makanan lebih besar dari 50% setiap makan

10
Intervensi Rasional
1. Observasi TTV klien 1. Mengetahui perkembangan
TTV klien

2. Pantau 2. Dasar mengevaluasi


berat badan setiap minggu keefektifan terapi
jumlah makanan yang dimakan
hasil protrin albumin dan serum

3. Pantau masukan makanan dan cairan 3. Memberikan informasi diet


serta makanan yang disediakan harian untuk perencanaan

4. Anjurkan makan posi kecil namun 4. Mencegah mual


sering jika pasien mengalami
penurunan nafsu makan dan cepat
merasa kenyang

5. Nasihatkan pasien untuk menghindari 5. Distensi lambung bila


makan banyak sebelum kemotrapi jika lapisan muksa terinflamasi
lapar makan makanan kecil atau mencetuskan muntah
minuman seperti sefen up atau air jahe
tunggu tiga sampai empat jam setelah
tindakan kemotrapi untuk makan
reguler

6. Tambahkan makanan yang 6. Kemotrapi dan kanker


mengandung tinggi berhubungan dengan
protein,vitamin,mineral dan kalori meeningkatnya
katabolisme

11
7. Hindari makan makanan yang pedas, 7. Perubahan pengecapan
berlemak, dan manis-manis selama selama kemoterapi dapat
pengobatan menimbulkan intoleransi
terhadap makanan jenis ini

8. Berikan diet halus selama kemoterapi 8. Makanan halus lebih


mudah ditoleransi selama
kemoterapi

9. Berikan suplemen nutrisi seperti 9. Suplemen ini memberikan


sustacal atau sejenis ,di berikan antara protein vitamin,kalori
waktu makan bila makan klien buruk
10. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 10. Ahli gizi adalah spesialis
membantu perencanaan makanan nutrisi yang dapat
membantu kebutuhan
nutrisi pasien dan langsung
mempersiapkan kebutuhan
nutrisi pasiennya
11. Kolaborasi dengan dokter dalam 11. Mual menyebabkan tidak
pemberian obat antimetik 30 menit nafsu makan kombinasi
sebelum kemoterapi dengan interval terapi antimetik paling
yang teratur selama kemoterapi dan 2-3 efektif dalam mengontrol
dosis setelah kemetorapi.dianjurkan mual
untuk di beri kombinasi antimetik:
 Lorezam(ativan) dikombinasi
dengan deksametason
(decadron)atau difenhidramin
HCL(benadryl)
 Metoklopramida HCL (reglan)
dikombinasi dengan decadron atau

12
benadryl

2. Ganguan konsep diri berhubungan dengan perubahan aktual citra tubuh


sekunder terhadap kemoterapi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam,
pasien akan menunjukkan penghargaan diri yang realistis
Kriteria hasil : 1.Pasien Menyatakan cara-cara masukan perubahan fisik
kedalam gaya hidup
2.Pasien mengukapkan pernyataan positif tentang dirinya

Intervensi Rasional

1. Anjurkan pasien untuk 1. Mengeluarkan perasaan


mengekspresikan perasaan dan membantu memoermudah
minat nya tentang pencegahan penyusaian
efek samping

2. Beri tahu tentang pasien obat 2. Pengetahuan tentang hal yang


obat kemoterapi meliputi nama diharapkan mempermudah
dosis ,jadwal,tujuan dan efek menerima terapi dan macam
efek msamping yang bisa terjadi tujuan

3. Beritahu pasien bahwa rambut 3. Perencanaan jalan yang efektif


nya akan tumbuhkembalipada dalam mengantisipasi perubahan
pemberian keme\oterapi telah pada citra tubuh dan membantu
selesai mepermudah penyusaian

4. Beritahu tentang efek 4. Pada laki laki agen kemoterapi


kemoterapinpada organ menekan jumlah spermaa
reproduksi .anjurkan pasien laki ,biasanya dapat menyebabkan
laki yang usia produktif kemandulan permanen dalam

13
mendiskusikan dengan dikternya wanita pengentian menstruasi
tentang penyipanan sperma di biasa nyakira kira dua bulan
bank sperma ,sebelum setelah kemoterapi di hentikan
kemoterapi (bila mungkin) ,menstruasi terjadi kembali

5. Anjurkan untuk pasien wanita 5. Agen kemoterapi mempunyai


untuk tidak hamil sementara efek teratogenik
mendapat kemoterapi.

3. Perubahan fungsi defekasi berhubungan dengan efek merugikan dari


kemoterapi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
tidak terjadi perubahan fungsi defekasi pada pasien
Kriteria hasil : 1. Penurunan gangguan pada fungsi defekasi, kontsipasi
dan diare berkurang
2. Pasien defekasi 2-3 x sehari
3. Konsistensi feses lunak
4. Warna feses coklat

14
Intervensi Rasional
1. Pantau warna ,konsistensi dan 1. Mengenali indikasi kemajuan atau
banyak nya feses penyimpangan dari sasaran

Untuk konstipasi :
2. Berikan obat obat pelunak feses 2. Mencegah konstipasi

3. Anjurkan untuk masukan cairan 3. cairan membantu kecepatan


2-3 litr sehari gerakan makanan melalui usus

4. Anjurkan untuk makan 4. Serat untuk membantu kecepatan


makanan yang mengandung gerakan makanan melalui usus
tinggi serat.

5. Kerja obat katartik adalah


5. Jika selama 3hari tidak ada
meningkatkan kandungan air
keinginan untuk defekasi maka
dalam feses ,enema membersihkan
berikan laksatif jika tidak
feses dari rektum
berhasil setelah 24 jam berikan
enema
Untuk diare :
6. Agen ini bekerja untuk
6. Berikan obat obat anti diare
menurunkan spastisitas dari
setiap habis defekasi dan
saluran gastrointestinal
evaluasi keefektifannya

7. Kopi merangsang peningkatan


7. Batasi minuman kopi ,makanan
peristaltik makanan tinggi serat
yang tinggi serat dan susu
membentuk masa yang banyak
yang menyebabkan terjadinya
distensi usus yang akhirnya
merangsang peristaltik.Susu dapat
membentuk gas juga merangsang
peristaltik karena distensi usus

15
8. Zat ini dapat hilang dengan cepat
8. Laporkan tanda kekurangan dalam jumlah yang besar karena
cairan,karbonat dan kalium diare

9. Prosedur prosedur ini memberi


9. Berikan perawatan perinia rasa nyaman seringnya defekasi
setiap setelah yang mengandung asam
defekasi.bersihkan dengan menyebabkan iritasi pada anus
sabun dan air.beri minyak jeli
atau sale A dan D kedaerah
anus atau gunakan
tucks(sediaan komersial yang
berisi semacam buah kemiri)
10. Diet ini memberi kesempatan usus
10. Berikan diet rendah sisa atau untuk istirahat:gatorade dapat
diet cair sampai diare dapat di membantu mengganti ciran dan
kontrol.tambahkan konsumsi elektrolit yang hilang karena diare
cairan elektrolit seperti gatorade terus menerus

11. Dosis kemotrapi perlu diturunkan.


11. Lapor dokter jika diare atau
konstipasi

4. Ansietas berhubungan dengan takut akan kemoterapi dan kemungkinan


efek samping
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24
jam, ansietas berkurang atau hilang
Kriteria hasil : 1. Pasien mengatakan ansietas menurun pada tingkat yang
dapat diatasi

16
2. TTV dalam batas normal
TD : 100-120/70-80 mmHg
Nd : 60-80x/menit
RR : 16-24x/menit
Suhu : 36,5˚C
Intervensi Rasional
1. Observasi TTV klien 1. Mengetahui perkembangan
TTV klien
2. Pantau tingkat kecemasan klien 2. Dasar pembuatan intervensi
yang tepat

3. Pengetahuan yang adekuat


3. Jelaskan mengenai tindakan dapat menurunkan ansietas
kemoterapi dan efek sampingnya

4. Gunakan pendekatan yang tenang dan 4. Mencegah ansietas


menyakinkan

5. Lakukan tindakan yang membuat 5. Meningkatkan relaksasi


nyaman, mis., posisi nyaman

6. Dengarkan dengan penuh perhatian 6. Menciptakan suasana


terhadap ekspresi perasaan dan saling percaya
kekuatirannya

7. Berikan aktivitas pengalih perhatian 7. Pengalihan perhatian dapat


menurunkan penurunan

8. Kolaborasi dengan dokter dalam


8. Obat menurunkan ansietas
pemberian obat penurun ansietas
sesuai kebutuhan

17
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder terhadap
anemia karena kemoterapi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
pasien dapat melakukan aktivitas seperti semula
Kriteria hasil : 1. Pasien mempertahankan tingkat aktivitas maksimal
2. Pasien akan memaksimalkan energi dengan beristirahat
untuk meminimalkan efek keletihan pada aktivitas
sehari-hari
3. K/U sedang
Intervensi Rasional
1. Pantau pola istirahat/adanya 1. Menentukan data dasar untuk
keletihan pada pasien membantu pasien dengan
keletihan

2. Anjurkan pasien untuk 2. Meningkatkan kontrol diri


memepertahankan pola
tidur/istirahat/aktivitas sebanyak
mungkin

3. Anjurkan pasien untuk


mengungkapkan perasaan 3. Membantu pasien dalam
adanaya keterbatasan koping dengan keletihan

4. Anjurkan pasien untuk 4. Menungkatkan istirahat yang


merencanakan periode istirahat adekuat
sesuai kebutuhan sepanjang hari

5. Bantu pasien merencakan 5. Meningkatkan aktivitas selama


aktivitas yang berdasarkan pola proses pencegahan keletihan
istirahat/keletihan

6. Bantu pasien dalam masukan 6. Mempertahankan cadangan

18
makanan adekuat protein yang diperlukan untuk
menghasilkan energi

6. Resiko tinggi terhadap perubahan mukosa mulut berhubungan dengan


stomatitis dan infeksi candida sekunder terhadap kemoterapi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
tidak terjadi perubahan pada mukosa mulut
Kriteria hasil : 1.Mukosa mulut tetap utuh (normal)
2. Hasil pengamatan rongga mulut lembab
3. Warnanya normal
4. Mulut tidak nyeri dan kering

Intervensi Rasional
1. Anjurkan sikat gigi dengan sikat 1. Untuk menurunkan iritasi
gigiberbulu lembut setiap setelah pada gusi. Kebersihan mulut
makan akan tidur adalah pencegahan paling
baik, terhadap stomatitis

2. Berikan perawatan mulut atau 2. Memberikan perawatan jika


perawatan gigi sesuai kebutuhan pasien tidak mampu
melakukannya

3. Gunakan cairan pencuci mulut yang 3. Asam meningkatkan karies


dapat meningkatkan pH pada rongga gigi. Reaksi oksidasi
mulut, seperti soda kue dan larutan membantu menghilangkan
salin (kira-kira ½ liter air hangat debris, sekresi yang kental
atau dingin dengan ½ sendok the dan bakteri. Larutan ini
garam dan ½ sendok teh soda kue) membantu mencegah
kekeringan

19
4. Gunakan pengganti saliva selama 4. Untuk memberikan
dibutuhkan pelembab alamiah

5. Hindari pencuci mulut yang dijual 5. Ini mempunyai efek


bebas dan swab unsure gliserin mengeringkan sebab berisi
alcohol

6. Berikan mints dan permen keras 6. Untuk merangsang produksi


salivaa

7. Berikan salep petrolieum untuk bibir 7. Untuk melindungi


kekeringan

8. Jika terjadi stomatitis atau infeksi 8. Stomatitis atau infekdi


candida: candida sering terjadi
a. Ginakan lidi pembersih gigi sehubungan dengan
untuk membersihkan gigi pengurangan jumlah
b. Berikan perawatan gigi dengan leukosit. Peradangan pada
larutan antimikroba, seperti satu mukosa mulut tersebut
bagian hibiclens dan 19 bagian air menyakitkan. Membersihkan
c. Berikan makanan lunak yang mulut dengan hati-hati setiap
dinginatau suam-suam kuku. selesai makan dan pada
Hidari makanan yang pedas- waktu akan tidur dan
pedas meningkatkan rasa nyaman
d. Berikan makanan yang lembut
yang mudah dikunyah
e. Keluarkan gigi palsu, kecuali
selama makan.
f. Gunakan larutan pembersih mulut
yang memberikan efek
menyejukkan. Misalnya 1 ons

20
Benadryl eliksir dicampur
kedalam 0,95 l atau pencuci
mulut viscoain xylocain.

9. Jika plak putih terjadi sepanjang 9. Plak merupakan indikasi


lidah mulut infeksi candida

10. Kolaborasi dengan dokter dalam 10. Nistatin adalah obat yang
pemberian nistatin pencuci mulut dipilih untuk pengobatan
sesuai dengan pesanan infeksi jamur

7. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan


efek kemoterapi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
tidak terjadi perubahan perfusi jaringan
Kriteria hasil : 1. Mendemontrasikan tidak ada kerusakn jaringan
permanen
2. Hasil lab tidak tampak maninfestasi toksisitas organ

Intervensi Rasional
Nefrotoksisitas
1. Pantau: 1. Mendeteksi tanda-tanda dini
 Masukan dan haluan setiap 8 insufisiensi ginjal.
jam
 Lapran hasil asam urat serum
 pH urine
 laporan hasil BUN dan kreatinin
2. berikan allopurinol (zyloprom) 2. Agen ini menghambat

sesuai pesanan. formasi asam urat, akibat


cepatnya pengrusakan SDP
oleh agen kemoterapi

21
3. Jaga hidrasi dengan baik. 3. Untuk memelihara volume
Tingkatkan, masukan cairan 2-3 cairan yang cukup melalui
liter sehari, kecuali kalau ada ginjal.
kontraindikasi. Anjurkan untuk
banyak minum.

4. Berikan natrium bikarbonat tablet 4. Untuk menjaga urin alkali.


sesuai pesanan. Kristal asam urat
mempercepat urin menjadi
asam, meningkatkan resiko
pembentukan batu ginjal.

5. Penurunan haluan urine


5. Beri tahu dokter jika haluan urine
merupakan indikasi
turun di bawah 240 ml per 6 jam
kekurangan cairan, curah
atau terjadi peningkatan BUN,
jantung berkurang atau
kreatinin serum atau asam urat
insufisiensi ginjal. Pada
serum. Mulai terapi intravena
peningkatan BUN dan
sesuai resep untuk memelihara
kreatinin serum indikasi
haluan urine diatas 50ml per jam
insufisiensi ginjal. Pada
peningkatan kadar asam urat
indikasi kebutuhan untuk
meningkatkan dosis obat
alloupurinol.

Supresi sumsum tulang


1. Untuk mendeteksi tanda-
1. Pantau:
tanda disi supresi sumsum
 TTV setia 4 jam
tulang.
 Laporan hasil JDL
 Status umum (apendik D) setiap
8 jam

22
2. Mulai tindakan perawatan
perlindungan jika jumlah leukosit 2. Jumlal leukosit yang rendah
turun sampai 1000/mm3atau merupakan predisposisi px
kurang . untuk infeksi.

3. Mulai tindakan pencegahan


perdarahan pada jumlah trombosit
3. Pemelihara integritas
pembuluh darah penting
utama untuk mengontrol
perdarahan.
4. Berikan periode istirahat diantara
pengobatan. 4. Istirahat menurunkan
pengeluaran energy.
5. Berikan tranfusi eritrosit kemasan
sesuai pesanan. 5. Transfuse eritrosit kemasan
diberikan untuk mengganti
komponen sel darah yang
hilang pada kekurangnan
volume cairan.
6. Bantu pemenuhan sehari hari(AKS)
sesuai kebutuhan.
6. Untuk menurunkan
pengeluaran energy.
Sintisis
1. Beritahu dokter bila px melaporkan
berkemih tidak nyaman, seperti
1. Gejala ini indikasi sistitis,
rasa terbakar, disuria, dorongan,
yang sering terjadi bila kadar
frekwensi. Dapatkan specimen urin
leukosit turun dibawah
untuk kultur dan tes sensivitas
normal. Kateter membantu
sasuai pesanan.
mengisolasi organismen
penyebab infeksi. Kultur dan
tes sensivitas membantu

23
mengidentifikasi agen
antimikroba yang lebih
efektif untuk menanggulangi
infeksi.
2. Tingkatkan masukan cairan 2-3
2. Aliran darah adekuat melalui
liter sehari. Anjurkan banyak
ginjal membantu membilas
minum.
dan membersihkan sisa-sisa
sampah dari saluran
perkemihan.

3. Lakukan hematest urine darah


selama mengalami berkemih tidak 3. Darah tidak selalu Nampak
nyaman. tapi mungkin dapat dideteksi
dengan tes litmus.
Ototoksisitas
1. Selidiki tentang masalah
pendengaran sebelum memulai 1. Untuk menentukan data
kemoterapi. dasar. Tes audiologi mungkin
dilakukan sebelum terapi
obat, terutama jika obat
tersebut ototoksik.
2. Anjurkan pasien untuk melaporkan
2. Untuk mencegah kehilangan
kesulitan pendengaran, tinnitus atau
pendengar secara permanen,
pusing.
obat tidak diteruskan

Neurotoksisitas
1. Beritahu dokter jika px mengalami
1. Temuan ini indikasi
sakit rahang, gangguan penglihatan,
kerusakan saraf dini dan
sakit kepala, kebar, kesemutan,
obat-obat tidak diteruskan.
gangguan berjalan, konstipasi terus
menerus parestesia atau sensorium

24
berkurang.

Toksisitas pulmonal
1. Pantau :
 Bunyi napas setiap 8 jam 1. Untuk mendeteksi
 TTV setiap 4 jam maninfestasi dini disfungsi
pulmonal.
2. Beritahu dokter jika terjadi batuk
kering terus menerus, rales atau 2. Pnemumonitis dan fibrosis
dispnea. Lakukan sinar x dada dan pulmonal adalah efek toksis
pemeriksaan sesuai pesanan. utama. Kejadian toksisitas
Berikan kortikosteroid dan hentikan pulmonal terjai perlahan
kemoterapi diatas beberapa bulan,
dengan gejala-gejala paling
dini adalah meningkatnya
dispnea. Kortikosteroid
diberikan untuk menurunkan
inflamasi.
3. Dorong napas dalam setiap 2 jam
bila masalah paru terdeteksi atau 3. Napas dalam membentu
bila px tirah baring. ekspansi alveoli.

Kadiotoksisitas
1. Pantau ttv setiap 4 jam

1. Untuk mendeteksi tanda dini


keterlibatan jantung.
2. Laporkan abnormalitas irama dan
frekwensi nadi. Dapatkan hasil
2. EKG mempertegas kelainan
EKG sesuai pesanan.
jantung, obat dihentikan bila
terdapat gangguan pada
Hepatotoksisitas

25
1. Pantau hasil fungsi hati (bilirubin, jantung.
lakalin fosfatase serum).
2. Beritahu dokter jika px mengalami 1. Untuk mendeteksi tanda dini
kuning, urine coklat tua, feses keterlibatan hati
seperti tanah liat, pruritus atau nyeri 2. Penemuan ini member kesan
perut. kerusakan hati dan perlu
3. Intruksikan px untuk menghindari untuk menghentikan
minum alcohol dan aspirin pemberian obat.
sementara menjalani kemoterapi. 3. Zat-zat ini menyebabkan
kerusakan hati untuk
Nekrosis jaringan local : pemakaian lama.
1. Selalu periksa untuk ketepatan
letakk dari alat-alat intravena (port
implant, kateter atrium eksternal, 1. Agen kemoterapi sangt toksik
atau intravena perifer) sebelum untuk jaringan. Rasa
mulai infuse kemoterapi. Amati sisi terbakar, nyeri, bengkak pada
infuse setiap jam untuk melihat sisi infuse merupakan tanda
tanda-tanda infiltrasi (bengkak, infiltrasi. Regitine diberikan
aliran tidak lancar). Anjurkan pada untuk menetralkan toksisitas
px untuk member tahu bila nyeri obat. Kompres dingin
atau rasa terbakar pada daerah membantu menurunkan
tusukan. Hentikan infuse dengan flebitis dan edema jaringan.
segera bila terjadi infiltrasi. Berikan Aliran balik darah
kompres dingin. Berikan regitine menjami8n ketepatan
secara langsung kedalam jaringan masuknya alat-alat (jarum)
yang sakit atau antidote yang kedalam pembuluh.
ditentukan oleh protocol fasilitas. Ektravasasi agen yang
berbahaya dapat
2. Selalu menggunakan pompa infuse menyebabkan nekrosis dan
bila memberikan obat-obatan mengelupaskan jarigan.
kemoterapi secara terus menerus 2. Untuk mengatur aliran lebih

26
melalui drip IV. akurat yang dengan
demikian menurunkan
kemungkinan kelebihan.

8. Resiko infeksi berhubungan dengan pengobatan kemoterapi berkaitan


dengan destruksi secara cepat pembelahan sel hematopoietik normal
yang mengakibatkan imunosupressi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : 1.Terjadi penurunan potensial terhadap infeksi
2.Tidak ada tanda dan gejala infeksi
3.Suhu tubuh klien 36,5˚C
Intervensi Rasional
1. Pantau hasil laboratorium 1. AGC dibawah 500 sel/mm³
SDP, diferensiasi, hitung AGC menempatkan pasien pada resiko
( AGC=SDP total x [% berat terhadap infeksi
segmen+]% lembaran

2. Pantu infeksi sistemik atau


2. Kekurangan neutropil selama
letak infeksi, tetap ingat bahwa
granulositopenia menghambat
tanda-tanda normal infeksi
kemampuan untuk melawan
(kemerahan,pus,inflamasi,han
infeksi dan dapat menutupi
gat) berhubungan dengan kerja
munculnya tanda-tanda infeksi
SDP, jadi tanda-tanda normal
infeksi mungkin tidak ada

3. Demam atau hipertermi mungkin


3. Pantau TTV meliputi suhu
mengindikasikan munculnya
setiap 4 jam dan lebih sering
infeksi pada pasien
lagi yang diperlukan
granulositopenia
4. Membantu mengidentifikasi
4. Pantau semua daerah prosedur
infeksi
invasif terhadap kemungkinan

27
adanaya tanda infeksi
5. Anjurkan pasien istirahat 5. Keletihan dapat menekan fungsi
imun
6. Ganti balutan setiap hari 6. Mencegah sepsis dan infeksi
termasuk pada jalur sentral pada daerah invasif atau daerah
lain
7. Kolaborasi dengan dokter 7. Antibiotik dapat menghambat
dalam pemberian antibiotik pertumbuhan bakteri

D. Evaluasi
1. Daerah penyuntikan IV akan tetap terbebas dari tanda dan gejala
ekstravasasi selama pemberian agen kemoterapi vesikan
2. Jika ekstravasasi terjadi, ini dapat diidentifikasi dan ditangani secara dini
untuk meminimalkan kerusakan jaringan

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemoterapi merupakan bentuk terapi yang dilakukan untuk membunuh sel-
sel kanker atau menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker yang masih

28
tertinggal. Kemoterapi dapat menimbulkan banyak efek samping. Efek
samping yang timbul secara umum dari kemoterapi seperti mual, muntah,
rambut rontok, dan penurunan berat badan.

B. Saran
Memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada pasien dengan
kemoterapi merupakan tugas utama yang harus dilakukan oleh perawat.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan meliputi tindakan
dependen,independen,dan kolaborasi.

BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN

Ilustrasi kasus :
Tn. Antoni 40 tahun MRS pada tanggal 20 Juni 2014 untuk melakukan
kemoterapi yang ke dua. Dua minggu yang lalu Tn. Antoni melakukan

29
pembedahan atas penyakit yang dideritanya yaitu ca kolon. Pada saat pembedahan
di temukan penyebaran sel ke limfonodi setempat. Sehingga Tn. Antoni harus
dilakukan kemoterapi untuk menghentikan pertumbuhan sel tersebut. Setelah
dilakukan kemoterapi, Tn. Antoni mengeluh perutnya mual dan sering muntah.
Selain itu rambutnya juga mudah rontok ketika di sisir. Tn. Antoni mengeluh
tubuhnya terasa lemas. Sejak kemoterapi yang pertama, Tn. Antoni mengaku
susah BAB, 1-2 x dalam 2 hari. Pada saat pemeriksaan didapatkan kesadaran
compos mentis, TD : 110/70 mmHg, Nd : 70 x/ menit, RR : 20 x / menit, suhu
37˚C, konjungtiva anemis, k/u lemah.

Pengkajian
I. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Alamat : Surabaya
No. Reg : 23456
Pekerjaan : Chef
Pendidikan : S1
Dx. Medis : Ca kolon

II. Keluhan utama


Saat MRS : Tn. A mengeluh sering mual, muntah dan rambutnya
rontok setelah dilakukan kemoterapi yang pertama
Saat pengkajian : Tn. A mengeluh sering mual, muntah dan rambutnya
rontok setelah dilakukan kemoterapi yang pertama, dan
tubuhnya terasa lemas

III. Riwayat penyakit sekarang


Pada tanggal 7 Juni 2014 Tn. A melakukan operasi ca kolon. Setelah di
operasi dokter bedah mengatakan bahwa sel kanker telah menyebar ke

30
limfonodi setempat dan harus di kemoterapi. Seminggu setelah operasi Tn. A
melakukan kemoterapi yang pertama. Pada tanggal 20 juni 2014 Tn. A MRS
dan diantar oleh kelurganya Setelah dilakukan kemoterapi Tn. A mengeluh
perutnya sering mual, muntah, dan rambutnya mudah rontok dan tubuhnya
terasa lemas.

IV. Riwayat penyakit dahulu


Tn. A pernah menderita ca kolon dan telah dioperasi dua minggu yanng lalu.

V. Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama dengan klien.

VI. Riwayat Psikososial


a. Persepsi dan harapan klien terhadap masalahnya
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang, dan bisa
melakukan aktivitas seperti biasanya
b. Persepsi dan harapan keluarga terhadap masalah klien
Keluarga klien ingin klien segera sembuh dan dapat segera berkumpul
dengan keluarga
c. Pola interaksi dan komunikasi
Pola interaksi klien dengan perawat cukup baik, klien dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh perawat, klien berbahasa Jawa disertai
Indonesia
d. Pola pertahanan
Tubuh klien masih lemah dan hanya berbaring di tempat tidur
e. Pola nilai dan kepercayaan
Klien beragama islam, klien juga berkata bahwa ia tak pernah berhenti
berdoa kepada Allah SWT atas kesembuhannya
f. Pengkajian konsep diri
1) Ideal diri

31
Klien berharap agar dirinya cepat sembuh, klien merasa sedih jika
harus dikemoterapi lagi
2) Harga diri
Klien mengaku menderita atas penyakitnya, karena klien merasa tidak
mampu lagi bekerja untuk menghidupi keluarganya
3) Identitas diri
Klien adalah seorang suami dan ayah bagi kedua anaknya, klien
bekerja sebagai chef di salah satu restoran terkenal di surabaya
4) Peran diri
Klien merupakan tulang punggung bagi keluarganya

g. Genogram

Ket :

: Laki-laki

: Perempuan

32
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal
: Pasien

VII. Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan umum :
k/u lemah, GCS 4,5,6, kesadaran compos mentis, TD : 110/70 mmHg,
Nadi : 70x/menit, RR : 20x/menit, Suhu : 37˚C, terpasang infus RL 20
tpm, KO 3 3 , oedem - - , frak. - -
3 3 - - - -
b. Kepala
Inspeksi : Rambut lepek, rambut mudah rontok saat di pegang, kulit
kepala kotor, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa
c. Wajah dan leher
Inspeksi : Wajah terlihat pucat, leher simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di wajah dan leher, tidak ada
pembesaran tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis
d. Mata
Inspeks : Mata simetris, konjungtiva anemis, sklera putih
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, bulu mata mudah rontok

e. Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, hidung
sedikit kotor
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip
f. Mulut

33
Inspeksi : Bibir sianosis, mukosa bibir kering, lidah kotor
g. Telinga
Inspeksi : Telinga kanan kiri simetris, kotor
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa
h. Thorak
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada pergerakan otot
intercostae, tidak ada kelainan pada bentuk dada, warna
kulit sama dengan sekitar, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, tactil fremitus
kanan kiri sama
Perkusi : Suara resonan
Auskultasi : Tidak bunyi napas tambahan
i. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat di bawah puting susu, tidak ada lesi
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 4-5 mid clavicula sinistra, tidak
ada nyeri tekan
Perkusi : Suara redup
Auskultasi : Bunyi jantung lup-dup, S1 dan S2 tunggal
j. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada lesi, warna sama dengan sekitar, tidak ada
asites
Auskultasi : Bising usus 4x/menit
Palpasi : Nyeri tekan di daerah rektum, tidak teraba massa
Perkusi : Suara timpani
k. Genetalia
Inspeksi : Penyebaran bulu pubis merata, genetalia kotor warna sesuai
sekitar, skrotum simetris, tidak ada lesi, terapasang kateter
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
l. Ektremitas dan kuku
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, tidak ada oedem
Palpasi : Pada kuku CRT kembali 4 detik, KO 3 3

34
3 3
m. Status neurologis
Mata dapat membuka dengan spontan (E=4)
Klien dapat diajak berbicara dengan baik (V=5)
Klien dapat menggerakkan anggota tubuhnya sesuai perintah (M=6)
Kesadaran compos mentis

VIII. Pola kegiatan sehari-hari

Pola kegiatan Sebelum sakit Saat sakit


Nutrisi
 Makan Klien makan sehari 3x Klien makan sehari ±
dengan nasi dan sayur, 6 sendok makan dalam
klien suka makan sehari, diet ML.
makanan yang pedas.
 Minum Klien minum air putih Klien minum air putih
sehari sekitar 5 gelas, ± 3 gelas dalam sehari.
klien minum kopi
setiap pagi dan malam
hari.
Eliminasi
 BAK Klien BAK sehari ± 5x, Klien terpasang
warna kuning keruh, kateter, warna urine
klien tidak merasakan kuning keruh.
nyeri saat berkemih.
 BAB Klien BAB sehari 2-3x, Sejak dilakukan
warna coklat, tidak kemoterapi yang
merasakan nyeri saat pertama klien BAB
BAB, konsistensi hanya 1-2 x dalam 2
padat. hari,sejak MRS klien
belum BAB
Istirahat Klien tidur ± 6 Klien lebih banyak

35
jam/hari. Tidur mulai tidur, klien tidur sehari
pukul 22.00-04.00. ± 10 jam.
Personal higine Klien mandi sehari 2x, Klien hanya disibin
gosok gigi 3x sehari, oleh keluargaya, klien
keramas 4x seminggu. gosok gigi sehari 1x,
klien belum keramas
sejak MRS.
Aktivitas Klien bekerja sebagai Klien hanya berbaring
chef di salah satu di tempat tidur.
restoran ternama di
Surabaya. Klien bekerja
mulai pukul 07.00-
20.00.

ANALISA DATA

Nama : Tn. A No.Reg : 23456


Umur : 40 th
No Data Masalah Penyebab
.
1. DS: klien mengeluh mual dan Perubahan Mual muntah
sering muntah setelah nutrisi kurang sekunder

36
dilakukan kemoterapi. dari kebutuhan terhadap
DO: berat badan turun 1 kg dalam tubuh kemoterapi
2 minggu terakhir, makan
yang diberikan oleh RS
tidak habis, Konjugtiva
anemis, TD =110/70
mmHg, Nadi =70x/menit,
RR =20X/menit, Suhu
= 37⁰C, GCS = 4,5,6,
kesadaran Compos mentis,
k/u lemah, wajah terlihat
pucat.
2. DS: Klien mengaku tubuh nya Intolerensi Keletihan
terasa lemas. aktivitas sekunder
DO: k/u lemah, klien hanya terhadap
berbaring di tempat anemia karena
tidur, TD =110/70 kemoterapi
mmHg, Nadi =70x/menit,
RR =20X/menit, Suhu
=37⁰C, GCS = 4,5,6
compos mentis, konjugtiva
anemis, wajah pucat,
KO 3 3
3 3

3. DS = Klien mengatakan BAB Perubahan fungsi Efek


hanya 1-2X dalam 2 hari defekasi : merugikan dari
sejak kemoterapi yang kontsipasi kemoterapi
pertama.
DO = Terdapat nyeri
tekan di daerah rektum,

37
Bising usung 4x/menit,
k/u lemah, TD =110/70
mmHg, Nadi =70x/menit,
RR =20X/menit, Suhu
=37⁰C, GCS =4,5,6,
Compos mentis
4. DS = Klien mengaku menderita Gangguan Perubahan
atas penyakitnya karena klien konsep diri aktual citra
tidak mampu bekerja utuk tubuh sekunder
menghidupi keluarga nya. terhadap
DO = Klien tampak sedih dan kemoterapi
tidak semangat, k/u lemah, TD
=110/70 mmHg, Nadi
=70x/menit, RR =20X/menit,
Suhu =37⁰C, GCS =4,5,6,
Compos mentis.

DAFTAR MASALAH

Nama : Tn. A No.Reg : 23456


Umur : 40 th
No Tanggal Muncul Masalah Keperawatan Tanggal Teratasi

1. 20 Juni 2014 Perubahan nutrisi kurang dari 22 juni 2014


kebutuhan tubuh b/d mual

38
muntah sekunder terhadap
kmoerapi

2. 20 Juni 2014 Perubahan fungsi defekasi 22 Juni 2014


kontsipasi b/d efek
merugikan dari kemoterapi

3. 20 Juni 2014 Intolerensi aktifitas b/d 22 juni 2014


keletihan sekunder terhadap
anemia karena kemoterapi

4. 20 Juni 2014 Gangguan konsep diri b/d 21 juni 2014


perubahan aktual citra tubuh
sekunder akibat kemoterapi

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. A No.Reg : 23456


Umur : 40 th
No Dx. Tujuan-K/H Intervensi Rasional
. Keperawatan
1. Perubahan Setelah 1. Observasi TTV 1. Mengetahui
nutrisi dilakukan klien perkembang

39
kurang dari tindakan an TTV
kebutuhan keperawatan klien
tubuh selama 2x24
berhubungan jam, 2. Pantau 2. Dasar
dengan mual nutrisi pasien berat badan setiap mengevaluas
muntah adekuat. minggu i keefektifan
sekunder jumlah makanan terapi
terhadap Kriteria hasil : yang dimakan
kemoterapi 1. Pasien tidak hasil protrin
kehilangan albumin dan serum
berat badan
2. Mual dan 3. Pantau masukan 3. Memberikan
muntah makanan dan informasi
berkurang cairan serta diet harian
3. Masukan makanan yang untuk
makanan disediakan perencanaan
lebih besar
dari 50% 4. Anjurkan makan 4. Mencegah
setiap posi kecil namun mual
makan sering jika pasien
mengalami
penurunan nafsu
makan dan cepat
merasa kenyang

5. Distensi
5. Nasihatkan pasien
lambung bila
untuk menghindari
lapisan
makan banyak
muksa
sebelum kemotrapi
terinflamasi
jika lapar makan
mencetuskan
makanan kecil atau

40
minuman seperti muntah
sefen up atau air
jahe tunggu tiga
sampai empat jam
setelah tindakan
kemotrapi untuk
makan reguler

6. Tambahkan
6. Kemotrapi
makanan yang
dan kanker
mengandung tinggi
berhubungan
protein,vitamin,mi
dengan
neral dan kalori
meeningkatn
ya
katabolisme

7. Hindari makan
7. Perubahan
makanan yang
pengecapan
pedas, berlemak,
selama
dan manis-manis
kemoterapi
selama pengobatan
dapat
menimbulka
n intoleransi
terhadap
makanan
jenis ini

8. Berikan diet halus


8. Makanan
selama kemoterapi
halus lebih
mudah
ditoleransi

41
selama
kemoterapi

9. Suplemen
9. Berikan suplemen
ini
nutrisi seperti
memberikan
sustacal atau
protein,
sejenis ,di berikan
vitamin,
antara waktu
kalori
makan bila makan
klien buruk

10. Ahli gizi


10. Kolaborasi dengan
adalah
ahli gizi untuk
spesialis
membantu
nutrisi yang
perencanaan
dapat
makanan
membantu
kebutuhan
nutrisi
pasien dan
langsung
mempersiap
kan
kebutuhan
nutrisi
pasiennya
2. Perubahan Setelah 1. Pantau warna 1. Mengenali
fungsi dilakukan ,konsistensi dan indikasi
defekasi tindakan banyak nya feses kemajuan
kontsipasi keperawatan atau
b/d efek selama 2x24 penyimpang

42
merugikan jam,tidak an dari
dari terjadi sasaran
kemoterapi perubahan
fungsi defekasi 2. Berikan obat obat 2. Mencegah
pada pasien. pelunak feses konstipasi
Kriteria hasil:
1. Penurunan 3. Anjurkan untuk 3. cairan
gangguan masukan cairan 2- membantu
pada fungsi 3 litr sehari kecepatan
defekasi, gerakan
kontsipasi makanan
dan diare melalui usus
berkurang
2. Pasien 4. Anjurkan untuk 4. Serat untuk
defekasi 2- makan makanan membantu
3 x sehari yang mengandung kecepatan
3. Konsistensi tinggi serat. gerakan
feses lunak makanan
4. Warna melalui usus
feses coklat
5. Jika selama 3hari 5. Kerja obat
tidak ada keinginan katartik
untuk defekasi adalah
maka berikan meningkatka
laksatif jika tidak n kandungan
berhasil setelah 24 air dalam
jam berikan enema feses ,enema
membersihk
an feses dari
rektum

43
3. Intolerensi Setelah 1. Pantau pola 1. Menentukan
aktifitas b/d dilakukan istirahat/adanya data dasar
keletihan tindakan keletihan pada untuk
sekunder keperawatan pasien membantu
terhadap selama 2x24 pasien
anemia jam, pasien dengan
karena dapat keletihan
kemoterapi melakukan
aktivitas 2. Anjurkan pasien 2. Meningkatk
seperti semula. untuk an kontrol
mempertahankan diri
Kriteria hasil: pola
1. Pasien tidur/istirahat/aktiv
mempertah itas sebanyak
ankan mungkin
tingkat
aktivitas 3. Anjurkan pasien 3. Membantu
maksimal untuk pasien dalam
2. Pasien mengungkapkan koping
akan perasaan adanaya dengan
memaksim keterbatasan keletihan
alkan
energi 4. Anjurkan pasien 4. Menungkatk
dengan untuk an istirahat
beristirahat merencanakan yang
untuk periode istirahat adekuat
meminimal sesuai kebutuhan
kan efek sepanjang hari
keletihan
pada
5. Bantu pasien 5. Meningkat
aktivitas
merencakan kan aktivitas

44
sehari-hari aktivitas yang selama
3. K/U berdasarkan pola proses
sedang istirahat/keletihan pencegahan
keletihan

6. Bantu pasien dalam 6. Mempertaha


masukan makanan nkan
adekuat cadangan
protein yang
diperlukan
untuk
menghasilka
n energi

4. Gangguan Setelah 1. Anjurkan pasien 1. Mengeluark


konsep diri dilakukan untuk an perasaan
b/d tindakan mengekspresikan membantu
perubahan keperawatan perasaan dan minat memoermud
aktual citra selama 1x24 nya tentang ah
tubuh jam, pasien pencegahan efek penyusaian
sekunder akan samping
akibat menunjukkan 2. Beri tahu tentang 2. Pengetahuan
kemoterapi penghargaan pasien obat obat tentang hal
diri yang kemoterapi yang
realistis. meliputi nama diharapkan
dosis mempermud
Kriteria hasil : ,jadwal,tujuan dan ah menerima
1. Pasien efek efek terapi dan
menyatakan msamping yang macam
cara-cara bisa terjadi tujuan
masukan

45
perubahan 3. Beritahu pasien 3. Perencanaan
fisik ke bahwa rambut nya jalan yang
dalam gaya akan tumbuh efektif
hidup kembali pada dalam
2. Pasien pemberian mengantisip
mengungkap kemoterapi telah asi
kan rasa selesai perubahan
positif pada citra
tentang tubuh dan
dirinya membantu
mepermudah
penyusaian

4. Beritahu tentang 4. Pada laki


efek kemoterapi laki agen
pada organ kemoterapi
reproduksi menekan
.anjurkan pasien jumlah
laki laki yang usia sperma
produktif ,biasanya
mendiskusikan dapat
dengan dikternya menyebab
tentang penyipanan kan
sperma di bank kemandulan
sperma ,sebelum permanen
kemoterapi (bila dalam
mungkin) wanita
pengentian
menstruasi
biasa
nyakira kira

46
dua bulan
setelah
kemoterapi
di
hentikan
,menstruasi
terjadi
kembali

TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. A No.Reg : 23456


Umur : 40 th
No Tanggal/jam Tidakan Keperawatan Tanda
. Tangan
dx
1. 20 Juni 2014 1. Mengobservasi TTV klien
14.00 R/ : TD =110/70 mmHg

47
Nadi =70x/menit
RR =20x/menit
Suhu = 37°C
2. Menanyakan keluhan klien
R/ : Klien mengeluh mual dan muntah
serta tubuh nya lemas.
3. Menanyakan kepada klien berapa
banyak makanan yang ia makan
R/ : Klien mengatakan makan kurang
lebih 6 sendok makan sejak pagi,
klien mengatakan bahwa sejak
dilakukan kemoterapi yang
pertama nafsu makan klien turun
karena sering merasa mual, dan
kini klien mengaku BB nya turun 1
kg.
4. Injeksi metoklopramida 1 ampul (iv)
R/ : Klien kooperatif

2. 14.10 1. Memotivasi klien agar tetap makan


meskipun sedikit
R/ : Klien mengatakan” Iya”
2. Menanyakan keluhan klien
R/: Klien mengatakan sejak dilakukan
kemoterapi yang pertama klien
hanya BAB 1-2x dalam 2 hari dan
hari ini klien belum BAB
3. Melakukan pemeriksaan fisik abdomen
R/: Terdapat nyeri tekan di daerah
rektum ,bising usus 4x/menit
4. Mengobservasi keadaan umum klien

48
R/: k/u lemah
5. Memotivasi klien untuk banyak minum
air dan makanan yang tinggi serat
seperti sayur.
R/ : Klien mengatakan “Iya”

3. 14.15 1. Menanyakan keluhan klien


R/ : Klien mengatakan tubuhnya
terasa lemas
2. Mengobservasi keadaan umum klien
dan kekuatan otot dengan menarik dan
mendorong tangan & kaki px serta
menyuruh px untuk menggerakkan
tangan & kakinya
R/ : k/u lemah KO 3 3
3 3
3. Memotivasi klien untuk
memperbanyak istirahat dan tidur
R/: Klien mengatakan “iya”
4. Memotivasi klien agar mau
mengukapkan perasaan adanya
keterbatasan
R/: Klien mengatakan selamasakit dia
tidak bisa bekerja lagi &
memerlukan bantuan untuk
beraktivitas seperti berjalan dan
mandi
4. 14.15 1. Menanyakan keluhan klien
R/: Klien mengatakan bahwa dia
merasa sedih ,klien mengatakan
takut jika efek samping dari

49
kemoterapi yangdijalani semakin
parah .
2. Memotivasi klien agar tetap semangat
dan berdoa kepada allah atas
kesembuhan nya
R/:Klien mengatakan”iya”
3. Memberitahu klien bahwa efek
samping kemoterapi akan hilang jika
kemoterapi telah selesai.
R/ : klien mengangguk

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn. A No.Reg : 23456


Umur : 40 th
No.dx Tanggal/jam Perkembangan Tanda
tangan
1. 20.30 S : Klien mengeluh masih mual, dan
sesekali muntah, makan malam yang
diberikan rumah sakit hanya dimakan 3
sendok makan.
O : TD : 110/70 mmHg, nadi : 70x/menit,
RR : 20x/menit, suhu : 36,5˚C, k/u
lemah, Konjungtiva anemis, GCS
4,5,6
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi nomor
3,4,6,7,9,10
2. 20.30 S : Klien mengatakan belum BAB sejak
pagi
O : Terdapat nyeri tekan di daerah rektum,

50
teraba massa di rektum
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi nomor 1,2,3,4
3. 20.30 S : Klien mengatakan tubunya terasa
lemas, klien mengaku banyak tidur
O : k/u lemah, KO 3 3
3 3
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi nomor 1,2,4,5,6
4. 20.30 S : Klien mengatakan semangat untuk
sembuh, klien yakin bahwa setelah
kemoterapi nya selesai dikakukan
kondisi tubuh klien akan kembali
normal
O : k/u lemah, klien minum obat dengan
rutin sesuai petunjuk dokter
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

DAFTAR PUSTAKA

Bambang, Purnomo, dkk. 2012. Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. Jakarta :


Badan Penerbit IDAI.
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume
3. Jakarta : EGC.

Gale, Danielle dan Jane Charette. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
Jakarta : EGC.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kemoterapi diakses tanggal 16 Oktober 2014.

51
http://semangatku.com/956/kesehatan/penyakit-dan-obat/pengertian-kemoterapi-
bentuk-pengobatan-dan-efek-samping/ diakses tanggal 16 Oktober 2014.

http://www.deherba.co.id/seberapa-efektifkah-kemoterapi-pada-kanker.html diakses
tanggal 16 Oktober 2014.

https://sehatkufreemagazine.wordpress.com/tag/kemoterapi/ diakses tanggal 20 Oktober


2014.

Otto, Shirley E.. 2003. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC.

Ramdhani, Mochammad Fajar. 2013. “Penatalaksanaan Obat Kemoterapi.


http://www.scribd.com/doc/174120806/PENATALAKSANAAN-OBAT-
KEMOTERAPI. diakses tanggal 20 Oktober 2014.

Wilkinson, Judith M. dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis


Keperawatan Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi
9. Jakarta : EGC.

52

Anda mungkin juga menyukai