Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dio Deri Lukmana

NIM : 170384202011

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

A. Definisi Karya Ilmiah


Ada beberapa definisi para ahli tentang karya tulis ilmiah, diantaranya :
1. Brotowidjoyo

Menurut Brotowodjoyo, karya ilmiah merupakan karangan ilmu pengetahuan yang


menampilkan fakta dan dibuat dengan menggunakan metodologi penulisan yang baik dan
benar.

2. Eko Susilo M

Menurut Eko Susilo M, karya ilmiah merupakan suatu tulisan ataupun karangan yang
didapatkan sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari dari berbagai hasil pengamatan,
penelitian, dan peninjauan terhadap bidang ilmu tertentu, yang disusun dengan menggunakan
metode tertentu dengan memperhatikan sistematika penulisan yang baik dan santun, serta
dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.

3. Jones

Menurut Jones, karya ilmiah merupakan karangan ilmiah yang ditujukan untuk
masyarakat tertentu ataupun profesional yang biasanya bersifat karya ilmiah tinggi.

4. Hery Firman

Menurut Hery Firman, karya ilmiah merupakan laporan berupa tulisan yang
dipublikasikan ataupun dipaparkan dari hasil pengkajian ataupun penelitian yang telah
dilakukan, yang dalam penulisannya memperhatikan kaidah dan etika keilmuan yang berlaku
di masyarakat keilmuan.

Jadi karya tulis ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum
yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman dan
konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Karya tulis ilmiah merupakan suatu
sajian bentuk karangan yang dinamis. Karya tulis ilmiah bukan sebuah “pakem” keilmuan
sehingga penyajiannya harus menuntut sesuatu yang statis dari waktu ke waktu.

B. Ciri – Ciri Karya Tulis Ilmiah

Suriasumantri (Pamungkas, 2012:53) membagi ciri-ciri karya ilmiah ke dalam beberapa


bagian, antara lain:

1. Reproduktif. Artinya, maksud yang ditulis oleh penulis dapat diterima dengan makna
yang sama oleh pembaca. Penulisan karya ilmiah harus disusun agar pembaca dapat
langsung memahami isi dari karya ilmiah tersebut.
2. Tidak ambigu. Artinya, tidak memunculkan makna ganda yang dapat membuat pembaca
salah paham. Sebuah karya ilmiah harus memberikan pemahaman secara detil dan
dikemas dengan bahasa yang tidak membingungkan serta dapat diterima oleh
pembacanya.
3. Tidak emotif. Artinya, tidak melibatkan aspek perasaan penulis. Setiap pernyataan,
uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual yaitu menyajikan fakta. Oleh
karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang
berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti
mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) sebaiknya dihindari.
4. Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat, dan paragraf. Hal ini bertujuan agar
karya ilmiah tersebut mudah dipahami. Penggunaan bahasa baku tersebut meliputi setiap
aspek penulisannya. Mulai dari penulisan sumber, teori, hingga penulisan kesimpulan.
Ketidakbakuan pada tulisan karya ilmiah hanya akan membuat pembacanya bingung dan
maksud yang ingin disampaikan dalam tulisan tidak dipahami oleh pembaca.
5. Penggunaan istilah keilmuan. Penguasaan penulis dalam menggunakan istilah-istilah
tertentu sesuai bidangnya akan menunjukkan kemampuan penulis dalam bidang yang
bersangkutan. Hal itu menjadi tolok ukur mengenai seberapa ahli seorang peneliti atau
penulis karya ilmiah pada bidang keilmuannya.
6. Penggunaan istilah-istilah atau kata dalam kraya ilmiah harus mempunyai satu arti, dan
tidak ambigu. Karena bila kata atau istilah bersifat multi tafsir maka kebenarannya perlu
dipertanyakan. Dengan kata lain tulisan harus bersifat denotatif.
7. Penulisannya harus Rasional serta menonjolkan runtutan pikiran yang disampaikan
dengan lancar dan cermat. Dengan demikian karya ilmiah dapat dipertanggungjawabkan
isi dan isu permasalahan yang terkandung dalamnya.
8. Bersifat kohesi antarkalimat di setiap paragraf serta bersifat koherensi antarparagraf di
setiap bab. Hal ini guna menyampaikan isi pikiran dengan tuntas dan tidak berbelit-belit.
9. To the pont Penulisan karya ilmiah memiliki alur maju dan lurus dalam sitematikan
penulisannya, sehingga isi yang terkandung dapat langsung dibahas dengan tuntas.
10. Kalimatnya bersifat efektif. Dalam penulisan karya ilmiah tiap kalimat harus ditulis
secara padat, jelas, serta tidak boleh bertele-tele atau dipanjang-panjangkan. Dengan
demikian karya ilmiah mampu tersampaikan kepada pembaca dengan tepat sasaran.

C. Sikap – Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang peneliti antara lain:

1. Jujur, tekun, dan sabar. Seorang peneliti selalu menerima dan melaporkan hasil
penelitiannya dengan sebenarnya dan tidak merekayasa hasil penelitiannya. Ia tidak
mudah putus asa, dan selalu sabar bila menghadapi masalah serta selalu semangat dalam
melakukan penelitian.
2. Objektif mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan
pribadi.
3. Teliti, cermat, akurat, dan bersikap futuristik. Sikap futuristik yaitu berpandangan jauh,
mampu membuat hipotesis dan membuktikannya, bahkan mampu menyusun teori baru.
4. Dapat membedakan fakta dan opini. Fakta adalah sesuatu yang merupakan kenyataan,
benar-benar ada atau terjadi. Sedangkan opini adalah pendapat.
5. Berani, bertanggung jawab, dan santun dalam berargumentasi mempertahankan fakta
atas hasil penelitiannya.
6. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu yang ingin diteliti. Sikap ingin tahu
diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian?
Bagaimana kalau diganti dengan komponen yang lain? dan seterusnya.
7. Berpendapat secara ilmiah dan kritis sehingga tidak mudah percaya tanpa adanya hasil
observasi data yang ada. Seorang peneliti akan mencermati dan mengkaji terlebih dahulu
temuan atau pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk menggunakan ataupun
mengikuti temuan atau pendapat itu. Apabila dipandang perlu, peneliti tidak segan-segan
untuk mengulang temuan orang lain.
8. Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan
terima kasih atas karangan orang lain dan menganggapnya sebagai karya yang asli milik
pengarangnya.
9. Peduli terhadap lingkungan dan masyarakat serta melakukan kegiatan yang menunjukkan
kepedulian tersebut. Selain itu tidak melakukan penelitian yang dapat merugikan orang
lain atau dapat menimbulkan efek kerusakan di bumi.
10. Terbuka atas kritik dan saran orang lain. Sikap terbuka dilakukan dengan selalu bersedia
mendengarkan kritik, saran, dan argumentasi orang lain. Semoga Allah membalas
kebaikan orang yang telah sudi meluangkan waktu untuk membantu perbaikan diri kita
dengan jalan mengkritik dan memberi saran pada kita. Kalau dia salah dalam
memberikan kritik dan saran maka doakan saja semoga Allah memaafkan kesalahannya.

Anda mungkin juga menyukai