Abstract
The purpose of this study was to determine the response of mathematics education students
to online learning. This research is a type of descriptive research, the subject of this
research is the class of 2017 students (semester 6) mathematics education study program
maritime university Raja ali haji tanjungpinang, amounting to 57 students. Out of 57
students, only 29 students filled out the questionnaire. The results of the analysis of the
questionnaire responses found that mathematics education students still had difficulties in
interaction and also collaborated with lecturers and fellow students. And also from the
results of the analysis it can be seen that the learning environment in online learning does
not fully support student learning. therefore to improve the quality of the learning
environment in online learning, it is necessary to support all parties.
Keywords: online learning, responses analysis, mathematics education students
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon mahasiswa pendidikan matematika
terhadap pembelajaran daring. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, Subjek
penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2017 (semester 6) program studi pendidikan
matematika universitas maritim raja ali haji tanjungpinang yang berjumlah 57 mahasiswa.
Dari 57 mahasiswa hanya 29 mahasiswa yang mengisi angket tersebut.Hasil analisis
angket respon tersebut didapatkan bahwa mahasiswa pendidikan matematika masih
kesulitan dalam interaksi dan juga berkolaborasi dengan dosen maupun sesama mahasiswa.
Dan juga dari hasil analisis dapat di ketahui bahwa lingkungan belajar di pembelajaran
daring belum sepenuhnya mendukung mahasiswa belajar. oleh karena itu untuk
meningkatkan kulaitas lingkungan belajar dalam pembelajaran daring, maka diperlukan
dukungan semua pihak.
Kata kunci:pembelajaran daring, analisis respon , mahasiswa pendidikan matematika
1
PENDAHULUAN
Saat ini dunia sedang khawatir mengenai wabah virus corona (covid 19) dimana
telah menghantam lebih dari 100 Negara di dunia. Covid 19 merupakan penyakit menular
yang di sebabkan oleh syndrome pernafasan yang parah. Virus ini pertama kali di temukan
pada tahun 2019 di Wuhan, China, dan telah menyebar dengan sangat cepat.Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan virus corona menjadi Covid-19(Corona Virus
Disease) kode 19 merupakan kode tahun di temukannya penyakit ini yaitu pada tahun
2019.
Pada awal maret Indonesia telah terjangkit oleh covid19 ini, awal mulanya hanya 2
orang yang resmi dan telah di periksa terkena virus ini namun penyebaran virus ini sangat
cepat sehingga setiap hari tdk di pungkiri ada orang yang telah terkena atau terjangkit virus
ini. Hingga pemerintah mengambil keputusan untuk mempersiapkan rumah sakit daerah
sebagai rumah sakit rujukan bagi setiap orang yang terjangkit covid 19. karena tidak dapat
di pungkiri penyebaran virus ini sangatlah cepat. Selain mempersiapkan rumah sakit
daerah sebagai rujukan bagi penderita covid 19. Pemerintah juga menghimbau agar
masyarakat melakukan aktivitasnya di rumah saja. Seperti pekerja kantoran, anak sekolah,
bahkan ibadah pun di himbau agar di kerjakan dari rumah saja. Dan juga seruan
pembelajaran daring yang dilaksanakan oleh hampir seluruh universitas yang ada di
indonesia. Sehingga Hal ini menyebabkan mahasiswa harus stay pada kediaman masing-
masing menggunkan gadged mereka untuk belajar. Dan hal ini di lakukan untuk
meminimalisir interaksi secara sosial untuk menghindari covid 19 yang sedang mendunia.
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka
(online) melalui platform yang telah disediakan. Sehingga para dosen mengunakan
beberapa media pembelajaran dalam menujang pembelajaran daring ini, yaitu seperti
whatsapp, facebook, zoom, google classroom, dan e-learning lainnya yang dapat
menunjang pembelajaran daring ini
Untuk media pembelajaran seperti whatsapp, facebook, zoom, dan google
classroom sangat mudah di gunakan dan bisa diakses melalui smartphone dan bisa diunduh
di google playstore mau appstore secara gratis. yang mana media-media pembelajaran itu
digunakan untuk memberi informasi, berdiskusi, tempat unggah tugas dan juga sarana
presentasi online
Akan tetapi pembelajaran daring merupakan metode baru yang belum lumrah
digunakan di perguruan tinggi sehingga tentu ada kendala bagi beberapa mahasiswa yang
2
berkesulitan dalam beradaptasi dengan pembelajaran daring ini sehingga hal itu dapat
memghambat dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk itu peneliti ingin
mengetahui bagaimana respon atau tanggapan mahasiwa terhadap penerapan pembelajaran
daring ini.
METODE PENELITIAN
3
Tabel 1. Analisis respon mahasiswa pendidikan matematika terhadap interaksi
mahasiswa dengan dosen dalam pembelajaran daring.
Hasil dalam bentuk tabel di atas selanjutnya dianalisis untuk mengetahui persentase
persepsi mahasiswa terhadap setiap butir pertanyaan, yang tercermin dalam
diagram di bawah ini.
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
4
37,90%. Respon netral mengidentifikasikan bahwa mahasiswa pendidikan
matematika tidak dapat memutuskan secara pasti. Karena menurut mereka
kemudahan interaksi dengan dosen tidak hanya pada pembelajaran daring tetapi
juga pada pembelajaran tatap muka
5
kemukakan tidak terlalu rinci pada mata kuliah itu, sehingga bisa dilakukan secara
daring.
6
mahasiswa. Ini dapat di lihat dari persentase yang menujukan ketidakpuasan mahasiswa
terhadap pernyataan yang mengatakan bahwa interaksi dan juga kolaborasi dosen dengan
mahasiswa dapat berjalan dengan baik pada pembelajaran daring.
7
Sangat tidak setuju Tidak setuju netral
Setuju Sangat setuju
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
8
kesulitan mengatur waktu, mahasiswa juga mengalami permasalahan dalam
pembelajaran daring, yaitu sebagian mahasiswa merasa tidak senang atau tidak
nyaman dengan pembelajaran daring di karena kan pembelajaran ini lebih menuntut
mahasiswa banyak melihat monitor laptop maupun handphone dari pada buku.
Karena seperti yang kita ketahui bahwa keseringan atau kelamaan dalam melihat
monitor laptop mau pun handphone tidak baik untuk kesehatan mata.
5. Pembelajaran daring membuat saya belajar lebih giat dikarenakan pembelajaran
yang di sajikan oleh dosen sangat menyenangkan daripada tatap muka. Dari 29
responden untuk penyataan ini mencapai 44,80%. Dari persentase tersebut
diketahui bahwa sebagian mahasiswa masih belum pasti dengan penyataan tersebut
di karena kan pembelajaran daring dan tatap muka bisa di kategori kan
menyenangkan.
6. Pembelajaran daring membantu saya memahami materi pembelajaran lebih mudah.
Dari hasil analisis di dapatkan hasil bahwa pada item 6 ini di respon oleh
mahasiswa pendidikan matematika mencapai 41,40%, sehingga dari persentase ini
dapat di ketahui bahwa sebagian mahasiswa belum dapat menentukan sikap setuju
maupun tidak setuju dari pernyataan tersebut.
7. Saya lebih suka merespon pertanyaan yang diberikan secara langsung dari pada
secara daring. Pada penyataan ini direspon dengan jawaban netral sebanyak 51,70%
dari 29 responden. Karena sebagian mahasiswa senang merespon pertanyaan baik
itu secara tatap muka atau secara daring, sehingga netral di sini di artikan bahwa
mahasiswa belum bisa menentukan jawaban setuju maupun tidak setuju.
8. Saya sangat senang belajar secara daring karena materi yang di berikan oleh dosen
dapat tersampaikan dengan sepenuhnya. Pada pernyataan ini di respon mencapai
44,80% dari 29 responden. Hal ini membuktikan bahwa ada sebagian mahasiswa
yang mengalami kesulitan ketika belajar secara daring salah satunya yaitu materi
atau ilmu yang disampaikan oleh dosen tidak tersampaikan sepenuhnya kepada
mahasiswa. Hal ini bisa disebabkan oleh metode pembelajaran yang diterapkan
oleh dosen pada pembelajaran daring ataupun ketidakseriusan mahasiswa itu
sendiri dalam proses pembelajaran. Karena jika dalam pembelajaran tatap muka,
ketika dosen selesai memberikan materi dan di lanjutkan dengan tanya jawab, dan
ketika mahasiswa mengalami kesulitan dosen maupun mahasiswa lain nya bisa
mendiskusikan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan berbagai solusi.
9
Akan tetapi pada pembelajaran daring sulit untuk di terapkan, dikarenakan
terkendala oleh media untuk menyampaikan penjelasannya,
9. Pembelajaran daring lebih memudahkan saya mengatasi masalah belajar yang saya
hadapi seperti sulit memahami materi. Pada penyataan item 9 ini di respon dengan
netral sebanyak 37,90% dari total responden. Sehingga dari persentase tersebut
dapat simpulkan, netral pada item 9 ini mengidentifikasikan bahwa mahasiswa
pendidikan matematika belum pasti dalam penyataan itu, di karena kan baik itu
pembelajaran daring maupun tatap muka mahasiswa masih bisa mengatasi masalah
belajar seperti kurang paham terhadap materi, karena mahasiswa ketika kurang
paham dengan suatu materi maka biasa nya mahasiswa akan belajar secara
browsing di internet, ebook atau berdiskusi sama teman lewat WA.
10. Saya menyarankan lebih banyak pembelajaran daring karena lingkungan belajar
yang menyenangkan. Pada pernyataan ini direspon oleh mahasiswa mencapai
44,80% dari 29 responden dengan menyatakan ketidak setujuan terhadap
pernyataan tersebut. Dari persentase tersebut dapat terlihat bahwa sebagian
mahasiswa lebih menyarankan pembelajaran di lakukan secara tatap muka, hal ini
disebabkan karena tidak semua mata kuliah bisa dilakukan secara daring, seperti
mata kuliah yang bersifat statistik atau bersifat penjelasan secara rinci, hal itu tidak
bisa dilakukan secara daring karena berdampak pada hasil belajar mahasiswa.
11. Bagi saya tidak ada bedanya pembelajaran daring dengan tatap muka. Pada
pernyataan item 11 ini di respon sebanyak 44,80% dari total responden. Dari item-
item sebelum nya dapat dilihat secara jelas bahwa perbedaan pembelajaran daring
dan tatap muka begitu dapat signifikan, sehingga sebagian mahasiswa memberikan
respon tidak setuju pada pernyataan tersebut.
10
pembelajaran daring merupakan metode baru yang belum lumrah digunakan di
perguruan tinggi sehingga tentu ada kendala bagi beberapa mahasiswa yang berkesulitan
dalam beradaptasi dengan pembelajaran daring ini sehingga hal itu dapat memghambat
dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. untuk mengetahui kendala apa saja yang di
alami oleh mahasiswa maka dilakukan analisis dari respon mahasiswa pendidikan
matematika terhadap pembelajaran daring dengan mengukur 2 indikator yaitu yang
pertama interaksi mahasiswa dengan dosen maupun mahasiswa dengan mahasiswa lain
pada pembelajaran daring dan yang kedua lingkungan belajar pada pembelajaran daring.
Hasil analisis didapat bahwa mahasiswa pendidikan matematika masih kesulitan
dalam interaksi dan juga berkolaborasi dengan dosen maupun sesama mahasiswa. Dan juga
dari hasil analisis dapat di ketahui bahwa lingkungan belajar di pembelajaran daring belum
sepenuhnya mendukung mahasiswa belajar. oleh karena itu untuk meningkatkan kulaitas
lingkungan belajar dalam pembelajaran daring, maka diperlukan dukungan semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, D., Arianto, N., Fajrie, M., Manajemen, P. S., Tinggi, S., Ekonomi, I., Ulama, N.,
& Nugroho Arianto Mahfudlah, D. A. F. (2012). PENERAPAN E-LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN. Seruni Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika
Dan Komputer.
Kuntarto, E. (2017). KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN DARING DALAM
PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI. Indonesian
Language Education and Literature. https://doi.org/10.24235/ILEAL.V3I1.1820
Mardhiyana, D., & Nasution, N. B. (2018). Kesiapan Mahasiswa Pendidikan Matematika
Menggunakan E-Learning dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4 . 0. Seminar
Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan 2018.
Rusdiana, E., & Nugroho, A. (2019). Respon pada Pembelajaran Daring bagi Mahasiswa
11
Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia. Integralistik. https://doi.org/2549-5011
Sugiyono. (2016). Definisi dan Operasionsl Variabel Penelitian. Definisi Dan Operasionsl
Variabel Penelitian.
Utami, R. (2019). Analisis Respon Mahasiswa terhadap Penggunaan Google Classroom
pada Mata Kuliah Psikologi Pembelajaran Matematika. Prisma, Prosiding Seminar
Nasional Matematika.
12