Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dyah Siswa Pradipta Sari

NIM : 40618086

NOTULENSI DISKUSI HIPERSENSITIVITAS DENTIN

drg. Devy

A. Definisi Resesi Gingiva


Resesi gingiva adalah tereksposnya bagian akar gigi karena terjadi penurunan
margin gingiva ke arah apikal menjauhi CEJ (cemento enamel junction).

B. Pengukuran Resesi Gingiva

Pengukuran resesi gingiva dari margin ke CEJ. Jarak margin ke CEJ 1-2 mm
yang disebut poket normal. Poket normal dasarnya berada pada CEJ. Kedalaman
poket di ukur dari dasar margin, ukurannya kurang lebih 2-3 mm. Jika kedalaman
sudah di bawah CEJ menunjukan adanya resesi parah.

C. Etiologi Resesi Gingiva


a. Faktor patologis (Bakteri plak dan kalkulus, periodontal)
b. Faktor trauma (menyikat gigi yang salah, trauma olah raga)
c. Faktor iatrogenik (berkaitan dengan restorasi dan ortodontik yang tidak tepat)
d. Faktor anatomi (malposisi, kelainan bentuk, penyimpangan dalam erupsi)
e. Faktor Usia (Adanya atrofi)

D. Penatalaksanaan Resesi Gingiva


Terapi untuk penderita dengan resesi gingiva, bervariasi menurut besarnya
resesi, jenis resesi serta penyebabnya. Terapi dibagi menjadi dua, yaitu terapi bedah
dan terapi non-bedah.
a. Terapi bedah dapat dilakukan dengan soft tissue graft maupun bedah flap
periodontal (coronally, apically atau laterally).
Prosedur operasi dilakukan dengan tindakan asepsis dengan mengaplikasikan
povidone iodine pada daerah operasi, kemudian dilakukan insisi vertikal.
Selanjutnya dilakukan insisi horisontal untuk menyatukan insisi vertikal. Pada
daerah interdental irisan horisontal dibuat 1 mm koronal dari servikal gigi.
Full thicness flap dibuat hingga mucogingival junction. Dilakukan
pemotongan seluruh periosteum yang terdapat pada flap ke arah horisontal
pada mucogingival junction. Partial thicness flap (gambar 3) dibuat pada
mukosa apikal dari full thickness flap dan flap dicobakan ke arah koronal
tanpa adanya tegangan. Flap ditutupkan kembali kearah koronal dan dijahit.
b. Terapi non- bedah dapat dilakukan dengan pembuatan gingiva tiruan (gingiva
artifisial). dilakukan perawatan awal yaitu scalling, root planning dan evaluasi
tingkat kebersihan rongga mulut serta dilakukan DHE.

E. Etiopatogenesis Hipersensitivitas Dentin


a. Teori Hidrodinamik
Sakit yang disebabkan oleh pergerakan cairan di dalam tubulus dentin, dapat
dijelaskan dan dapat diterima secara luas yaitu teori hidrodinamik. Menurut teori ini,
lesi melibatkan enamel dan hilangnya sementum didaerah servikal dan akibatnya
tubulus dentin terbuka di rongga mulut, di bawah rangsangan tertentu, yang
memungkinkan pergerakan cairan di dalam tubulus dentin secara tidak langsung
merangsang ektremitas dari saraf pulpa menyebabkan sensasi rasa sakit. Teori ini juga
menyimpulkan bahwa hipersensitif dentin dimulai dari dentin yang terpapar
mengalami rangsangan, lalu cairan tubulus bergerak menuju reseptor syaraf perifer
pada pulpa yang kemudian melakukan pengiriman rangsangan ke otak dan akhirnya
timbul persepsi rasa sakit.

Anda mungkin juga menyukai