NAMA : Rusniati
NIM : 441 416 031
JUDUL PERCOBAAN : Isolasi Kafein dari Kopi (Ekstraksi Alkaloid dengan Refluks )
NILAI
ASISTEN LABORATORIUM
LAPORAN
(...............................................)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
A. Judul
Isolasi Kafein dari Kopi
B. Tujuan
Mahasiswa diharapkan dapat mengisolasi alkaloid kafein dari biji kopi
C. Dasar teori
Kopi (Coffea sp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini tumbuh
tegak, bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai tinggi 12 m. Proses pengolahan kopi
bubuk dibagi atas dua tahap yaitu penyangraian dan pengggilingan. Kopi merupakan
sumber kafein. Kafein merupakan senyawa alkaloid yang bersifat merangsang. Kafein
banyak memiliki manfaat dan telah banyak digunakan dalam dunia medis. Kafein dapat
dibuat dari ekstark kopi, teh dan cokelat. Kafein berfungsi untuk merangsang aktivitas
susunan saraf dan meningkatkan kerja jantung, sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah
berlebihan akan bersifat racun dengan menghambat mekanisme susunan saraf manusia.
Rumus kimia untuk kafein yaitu C8H10N4O2, kafein murni berbentuk kristal panjang,
berwarna putih, tidak berbau dan rasanya pahit. Didalam biji kopi kafein berfungsi
sebagai unsur rasa dan aroma. Kafein murni memiliki berat molekul 194.19 gr, titik leleh
236°C dan titik didih 178°C (Aisyah, 2013).
Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun
teh, dan biji coklat Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara klinis,
seperti menstimulasi susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos terutama otot polos
bronkus dan stimulasi otot jantung. Berdasarkan efek farmakologis tersebut, kafein
ditambahkan dalam jumlah tertentu ke minuman. Efek berlebihan (over dosis)
mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan gugup, gelisah, tremor, insomnia, hipertensi,
mual dan kejang. Berdasarkan FDA (Food Drug Administration) dosis kafein yang
diizinkan 100- 200 mg/hari, sedangkan menurut SNI 01- 7152-2006 batas maksimum
kafein dalam makanan dan minuman adalah 150 mg/hari dan 50 mg/sajian. Kafein
sebagai stimulan tingkat sedang (mild stimulant) memang seringkali diduga sebagai
penyebab kecanduan. Kafein hanya dapat menimbulkan kecanduan jika dikonsumsi
dalam jumlah yang banyak dan rutin. Namun kecanduan kafein berbeda dengan
kecanduan obat psikotropika, karena gejalanya akan hilang hanya dalam satu dua hari
setelah konsumsi (Kesia, 2013).
Disamping memiliki kandungan yang menguntungkan kopi juga memiliki zat
yang dapat membahayakan kesehatan yaitu kandungan kafein dan asam organik yang
tinggi.kafein merupakan salah satu derivat xantin yang mempunyai daya kerja sebagai
stimlan sistem syaraf pusat, stimulan otot jantung, relaxasiotot polos dan meningkatkan
diaresis degnan tingkatan berbeda. Kandngan asam dan kafein yang berlebih pada kopi
tersebut dapat berdampak untuk kesehatan. Penggunaan kafein dapat menyeabkan
jantung berdebar, ganguan lambung, tangan gemetear, gelisah, ingatan berkurang, dan
susah tidur. Tiap jenis kopi memiliki kandungan kafein yang berbeda-beda seperti pada
kopi robusta yang mengandung kafein 2,473 % sedangkan kopi arabica mengandung
kafein 1,994 % (Kristiyanto, 2013).
Kafein adalah suatu senyawa organik nama lain yaitu kafein, 1,3,7 trinotilxantin.
Kristal kafein dalam air berupa jarum-jarum bercahaya. Bila tidak mengandung air,
kafein meleleh dalam suhu 234-239 0C, dan menyublin pada suhu yang rendah, kafein
mudah larut dalam air panas, dan kloroform, tetapi sedikit larut dalam air dingin dan
alkohol. Secara alamiah selain dari dalam biji kopi, kafein pula terdapat dalam daun teh,
daun mete, biji kola, dan coklat. Kafein bersifat sebagai basa lemah dan hanya dapat
membentuk garam dengan basa kuat. Secara umum, golongan senyawa alkaloid
mempunyai sifat-sifat berikut ini alkaloid biasanya berbentuk kristal tak berwarna, tidak
mudah menguap, tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik seperti etanol, eter dan
kloroform. Alkaloid bersifat basa, pada umumnya berasa pahit, bersifat racun,
mempunyai efek fisiologis, serta optis aktif. Membentuk endapan dengan larutan asam
fosfolframat, asam fosfomolibdat, asam pikrat dll (Fessenden, J. S., 1982).
Berbagai tumbuhan dapat dijadikan sebagai sumber obat seperti kelompok sayur-
sayuran, buah-buahan, bumbu dapur, dan bunga-bungaan serta tumbuhan liar. Hal ini
memerlukan penelitian khusus untuk melakukan isolasi senyawa kimia yang terkandung
pada bahan alam tertentu, kandungan senyawa kimia dalam bahan alam tertentu dapat
digunakan dalam bidang kesehatan (Tengo dkk, 2013).
Alkaloid merupakan suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan
di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid
mengandung atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin
heterosiklik (Ahmad, 1986).
Di dalam biji kopi, tidak hanya terkandung kafein, tetapi juga ada tanin, glukosa,
lemak, protein dan selulosa. Pemisahan kafein dengan senyawa lainnya bergantung pada
perbedaan kelarutan masing-masing senyawa tersebut. Jika tanin terisolasi kedalam air
panas, maka akan terhidrolisis menghasilkan asam klorogenat. Asam hasil hidrolisis tanin
ini akan menghasilkan endapan bila direaksikan dengan timbal asetat.
Kafein adalah basa sangat lemah dalam larutan air atau alkohol tidak terbentuk garam
yang stabil. Kafein terdapat sebagai serbuk putih, atau sebagai jarum mengkilat putih,
tidak berbau dan rasanya pahit. Kafein larut dalam air (1:50), alkohol (1:75) atau
kloroform (1:6) tetapi kurang larut dalam eter. Kelarutan naik dalam air panas (1:6 pada
80 oC) atau alkohol panas (1:25 pada 60 oC). Kafein berbentuk anhidrat. Mengandung
tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,1% C8H10N4O2 (Novianti, 2008).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Refluks
20 gr Kopi
- Memasukkan kedalam labu alas bulat
- Menambahkan 350 mL aquades
- Merefluks selama 25 menit
- Menyaring dalam keadaan panas
Filtrat Residu
- Menambahkan larutan timbal asetat tetes demi
tetes sampai terbentuk endapan
- Mendinginkan
- Menyaring
Kafein
Ekstraksi Kafein
- Me
Kafein
- Menambahkan 25 ml kloroform
- Mengocok selama 5 menit
- Menuangkan ke dalam corong pisah
- Mengocok beberapa saat
- Mendiamkan sampai terbentuk 2 lapisan
- Mengeluarkan lapisan bawah
- Menampung dalam cawan penguapan
- Melakukan duplo dengan volume kloroform 20 ml
- Menguapkan cairan dalam penangas air sampai
kering
Kafein kasar
Sublimasi
Kafein kasar
2. Memasukkan kedalam labu alas bulat, kemudian Terdapat campuran kopi dan aquades
menambahkan 350 mL aquades dalam labu alas bulat
3. Merefluks selama 25 menit setelah larutan Campuran perlahan-lahan mendidih
mendidih dan kopi semakin larut dalam air
4. Menyaring larutan dalam keadaan panas Menghasilkan filtrat dan residu yang
berwarna hitam
5. Menambahkan larutan timbal asetat tetes demi Terbentuk endapan berwarna coklat
tetes kedalam filtrat
6. Mendinginkan dan menyaring Terdapat endapan pada kertas saring
berwarna coklat
7. Menambahkan 25 mL kloroform kedalam filtrat Terdapat campuran kloroform dan
yang diperoleh filtrat
8. Menggoyangkan selama 5 menit, kemudian Terbentuk dua lapisan :
memasukkan campuran kedalam corong pisah dan
- Lapisan atas : larutan kopi (coklat
mengocok selama beberapa menit
tua)
- Lapisan bawah : larutan kafein
dalam kloroform (coklat muda)
9. Mengeluarkan dan menampung lapisan bawah ke Terdapat larutan kafein dalam
dalam erlenmeyer kloroform pada erlenmeyer
10. Menambahkan kembali 20 mL kloroform kedalam Terbentuk dua lapisan :
corong pisah dan mengocok beberapa menit
- Lapisan atas : larutan kopi (coklat
tua)
- Lapisan bawah : larutan kafein
dalam kloroform (coklat muda)
Mengeluarkan dan menampung lapisan bawah Terdapat campuran hasil dua
kedalam erlenmeyer yang sama penyarian : penyarian pertama 25
11.
mL kloroform dan penyarian kedua
dengan 20 mL kloroform
12. Menguapkan cairan menggunakan penangas air, Cairan mengering berwarna coklat
sampai mengering
Mengkerok kafein kasar yang telah mengering Terdapat kafein kasar pada cawan
kedalam cawan penguapan penguapan berupa pasta berwarna
13.
coklat
Mensublimasi cawan uap yang berisi kafein kasar, Terdapat kristal yang berwarna putih
dengan ditutupi kertas saring berlubang dan kekuningan
14.
corong kaca
15. Sebelum mensublimasi, menimbang kertas saring Berat kertas saring kosong = 1,0842
kosong gram
Menimbang kertas saring yang terdapat kristal Berat kertas saring yang terdapat
kristal = 1,1242 gram
16.
Melakukan uji titik leleh Titik leleh awal = 195 ˚C
17. Titik leleh tengah = 200 ˚C
Titik leleh akhir = 210 ˚c
Perhitungan :
Berat kertas saring kosong = 1,0842 gram
Berat kertas saring + Kristal = 1,1242 gram
Jadi, berat Kristal = (Berat kertas saring + kristal) – (Berat kertas saring kosong)
= 1,1242 gram –1,0842 gram
= 0,04 gram
% Rendemen = 100 %
,
= 100 %
= 0,002 %
G.Pembahasan
Dengan cara sublimasi, maka kafein dapat diisolasi dari kopi. Setelah melakukan
praktikum, didapatkan berat kristal kafein yang terdapat pada kopi adalah sebesar 1,1242
gram dengan % rendemen 0,002 %. Sedangkan titik leleh yang didapat adalah 210 0C
(Hal ini tidak berbeda jauh dengan titik leleh teoritis yang berkisar antara 234-239 0C).
I. Jawaban Pertanyaan
1. Fungsi timbal asetat adalah untuk mendapatkan endapan yang diinginkan
2. Kafein dapat dimurnikan dengan cara sublimasi . sebab kafein mudah menguap . pada
cara sublimasi cawan menguap dilengkapi dengan kaca arloji saat sublimasi berlangsung
, uapan yang berasal dari kristal kasar kafein terangkat dan menempel pada kaca arloji .
kristal yang menempel pada kaca itulah yang disebut kristal kafein murni
3. Karena kafein dapat larut sempurna dalam kloroform . ya , dapat diganti misalnya dengan
pelarut seperti alkohol maupun pelarut organik lain. Namun kafein dalam pelarut tersebut
tidak semuanya larut.
Daftar Pustaka