Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

NAMA : Rusniati
NIM : 441 416 031

JUDUL PERCOBAAN : Isolasi Kafein dari Kopi (Ekstraksi Alkaloid dengan Refluks )

PRODI/KELAS : Pendidikan Kimia/A


KELOMPOK : III (tiga)
REKAN KERJA :

1. Moh. Iqbal pou


2. Roswita S. Ahmad

NILAI
ASISTEN LABORATORIUM
LAPORAN

(...............................................)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
A. Judul
Isolasi Kafein dari Kopi
B. Tujuan
Mahasiswa diharapkan dapat mengisolasi alkaloid kafein dari biji kopi
C. Dasar teori
Kopi (Coffea sp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini tumbuh
tegak, bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai tinggi 12 m. Proses pengolahan kopi
bubuk dibagi atas dua tahap yaitu penyangraian dan pengggilingan. Kopi merupakan
sumber kafein. Kafein merupakan senyawa alkaloid yang bersifat merangsang. Kafein
banyak memiliki manfaat dan telah banyak digunakan dalam dunia medis. Kafein dapat
dibuat dari ekstark kopi, teh dan cokelat. Kafein berfungsi untuk merangsang aktivitas
susunan saraf dan meningkatkan kerja jantung, sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah
berlebihan akan bersifat racun dengan menghambat mekanisme susunan saraf manusia.
Rumus kimia untuk kafein yaitu C8H10N4O2, kafein murni berbentuk kristal panjang,
berwarna putih, tidak berbau dan rasanya pahit. Didalam biji kopi kafein berfungsi
sebagai unsur rasa dan aroma. Kafein murni memiliki berat molekul 194.19 gr, titik leleh
236°C dan titik didih 178°C (Aisyah, 2013).
Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun
teh, dan biji coklat Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara klinis,
seperti menstimulasi susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos terutama otot polos
bronkus dan stimulasi otot jantung. Berdasarkan efek farmakologis tersebut, kafein
ditambahkan dalam jumlah tertentu ke minuman. Efek berlebihan (over dosis)
mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan gugup, gelisah, tremor, insomnia, hipertensi,
mual dan kejang. Berdasarkan FDA (Food Drug Administration) dosis kafein yang
diizinkan 100- 200 mg/hari, sedangkan menurut SNI 01- 7152-2006 batas maksimum
kafein dalam makanan dan minuman adalah 150 mg/hari dan 50 mg/sajian. Kafein
sebagai stimulan tingkat sedang (mild stimulant) memang seringkali diduga sebagai
penyebab kecanduan. Kafein hanya dapat menimbulkan kecanduan jika dikonsumsi
dalam jumlah yang banyak dan rutin. Namun kecanduan kafein berbeda dengan
kecanduan obat psikotropika, karena gejalanya akan hilang hanya dalam satu dua hari
setelah konsumsi (Kesia, 2013).
Disamping memiliki kandungan yang menguntungkan kopi juga memiliki zat
yang dapat membahayakan kesehatan yaitu kandungan kafein dan asam organik yang
tinggi.kafein merupakan salah satu derivat xantin yang mempunyai daya kerja sebagai
stimlan sistem syaraf pusat, stimulan otot jantung, relaxasiotot polos dan meningkatkan
diaresis degnan tingkatan berbeda. Kandngan asam dan kafein yang berlebih pada kopi
tersebut dapat berdampak untuk kesehatan. Penggunaan kafein dapat menyeabkan
jantung berdebar, ganguan lambung, tangan gemetear, gelisah, ingatan berkurang, dan
susah tidur. Tiap jenis kopi memiliki kandungan kafein yang berbeda-beda seperti pada
kopi robusta yang mengandung kafein 2,473 % sedangkan kopi arabica mengandung
kafein 1,994 % (Kristiyanto, 2013).
Kafein adalah suatu senyawa organik nama lain yaitu kafein, 1,3,7 trinotilxantin.
Kristal kafein dalam air berupa jarum-jarum bercahaya. Bila tidak mengandung air,
kafein meleleh dalam suhu 234-239 0C, dan menyublin pada suhu yang rendah, kafein
mudah larut dalam air panas, dan kloroform, tetapi sedikit larut dalam air dingin dan
alkohol. Secara alamiah selain dari dalam biji kopi, kafein pula terdapat dalam daun teh,
daun mete, biji kola, dan coklat. Kafein bersifat sebagai basa lemah dan hanya dapat
membentuk garam dengan basa kuat. Secara umum, golongan senyawa alkaloid
mempunyai sifat-sifat berikut ini alkaloid biasanya berbentuk kristal tak berwarna, tidak
mudah menguap, tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik seperti etanol, eter dan
kloroform. Alkaloid bersifat basa, pada umumnya berasa pahit, bersifat racun,
mempunyai efek fisiologis, serta optis aktif. Membentuk endapan dengan larutan asam
fosfolframat, asam fosfomolibdat, asam pikrat dll (Fessenden, J. S., 1982).
Berbagai tumbuhan dapat dijadikan sebagai sumber obat seperti kelompok sayur-
sayuran, buah-buahan, bumbu dapur, dan bunga-bungaan serta tumbuhan liar. Hal ini
memerlukan penelitian khusus untuk melakukan isolasi senyawa kimia yang terkandung
pada bahan alam tertentu, kandungan senyawa kimia dalam bahan alam tertentu dapat
digunakan dalam bidang kesehatan (Tengo dkk, 2013).
Alkaloid merupakan suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan
di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid
mengandung atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin
heterosiklik (Ahmad, 1986).
Di dalam biji kopi, tidak hanya terkandung kafein, tetapi juga ada tanin, glukosa,
lemak, protein dan selulosa. Pemisahan kafein dengan senyawa lainnya bergantung pada
perbedaan kelarutan masing-masing senyawa tersebut. Jika tanin terisolasi kedalam air
panas, maka akan terhidrolisis menghasilkan asam klorogenat. Asam hasil hidrolisis tanin
ini akan menghasilkan endapan bila direaksikan dengan timbal asetat.

Gambar 1. Struktur Xantin Gambar 2. Struktur Kafein

Gambar 3. Struktur asam klorogenat Gambar 4. Struktur Tanin

Kafein adalah basa sangat lemah dalam larutan air atau alkohol tidak terbentuk garam
yang stabil. Kafein terdapat sebagai serbuk putih, atau sebagai jarum mengkilat putih,
tidak berbau dan rasanya pahit. Kafein larut dalam air (1:50), alkohol (1:75) atau
kloroform (1:6) tetapi kurang larut dalam eter. Kelarutan naik dalam air panas (1:6 pada
80 oC) atau alkohol panas (1:25 pada 60 oC). Kafein berbentuk anhidrat. Mengandung
tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,1% C8H10N4O2 (Novianti, 2008).
D. Alat dan Bahan
1. Alat

NO Nama alat gambar Fungsi kategori

1 Labu dasar Untuk memanaskan 1


bulat ataumendidihkan larutan

2 corong Untuk mempermudah 1


mengisi larutan

3. Corong pisah Untuk mengeskstraksi 1


untuk memisahkan
komponen dalam satu
campuran

4. Cawan Sebagai wadah atau 1


penguap tempat penguapan

5. Gelas kimia Wadah untuk 1


menyimpan larutan

6. Labu Digunakan untuk 1


erlemeyer menitrasi larutab

7. Batang Digunakan untuk 1


pengadukl mengaduk larutan
8. Gelas Ukur Untuk mengukur volume 1
larutan

9. Spatula Untuk mengambil bahan 1


atau zat dalam jumlah
sedikit

10. Pipa Kapiler Untuk pengujian titik 1


leleh

11. Pembakar Digunakan pada proses 1


Bunsen sublimasi, memanaskan
kafein kasar sampai
terbentuk kristal
12. Kaki Segitiga Untuk menopang cawan 1
penguapan

13. Satu set alat Untuk merefluks larutan 2


Refluks kopi

14. Neraca Digunakan untuk 2


Analitik menimbang serbuk kopi

15. Kaca Arloji Wadah serbuk kopi yang 1


akan ditimbang
16. Benang Woll Untuk mengikat 1
termometer pada proses
uji titik leleh

17. Statif dan Sebagai penyangga dan 1


Klem penahan corong kaca
pada proses sublimasi

18. Termometer Digunakan untuk 1


mengukur suhu

29. Penangas Digunakan untuk 2


menguapkan atau
memanaskan larutan

20. Kertas Saring Untuk menyaring larutan 1

21. Pipet Tetes Untuk mengambil 1


larutan dengan volume
kecil atau sedikit
2. Bahan

No Nama Bahan Kategori Sifat Fisik Sifat Kimia

Tidak berbau, berasa, dan Pelarut universal


1. Aquades Umum
berwarna

- Rumus molekul CHCl3 Tidak bercampur dengan


Kloroform - Cairan tak berwarna air, tidak mudah terbakar
2 Khusus
CHCl3
merupakan asam lemah

- Berwujud (Kristal - Larut dalam air dan


padat.) gliserin
- Berbau: Acetic - Tidak mudah
3. Timbal Asetat Khusus (Sedikit.) terbakar
- BM : 379,32 g / mol - Jika bereaksi dengan
- Berwarna : Putih air, senyawa ini akan
- Berat Jenis: 3,25 g/cm3 membentuk trihidrat
Pb(CH3COO)2·3H2O
- Mr : 35.04 g/mol - Rumus Kimia :
- Cairan tidak berwarna NH4OH
Amonium - Berbau Sangat - Larut dalam air
4. Khusus menyengat
hidroksida
- Massa Jenis : 0,88
g/cm3
- Titik didih : 24,7 °C
- Titik didih : 83 °C - Rumus Kimia :
- Massa Molar : 63,01 HNO3
g/mol - Merupakan asam
- Massa Jenis : 1,51 beracun
5. Asam nitrat Khusus g/cm3 - Berbahaya
- Cairan bening tak - Kandungan asam
berwarna nitrat lebih dari 86%
disebut asam nitrat
berasap
- Berwujud padat - Mengandung kafein
4. Kopi Umum - Berwarna hitam - Larut dalam air
- Berbau khas
5. Minyak kelapa Umum - Berwarna kuning - Tidak dapat bercampur
- Titik didih diatas 100 ˚c dengan pelarut polar
- Ukuran kecil - Terbuat dari bahan
- Bentuknya tidak rata, dan silika, kalsium
6. Batu didih Umum berpori, yang biasanya karbonat, porselen,
dimasukkan ke dalam maupun karbon.
cairan yang sedang
dipanaskan.
* 7. Es batu Umum Berbentuk padatan putih - Rumus molekul H2O
s
umber alat & Bahan :

V, Kaethleen, Killway and Marquez. 2006. Solid-Liquid Extraction. University of


Missouri: Kansas City
E. Prosedur Kerja
Masukan 20 g kopi halus kedalam labu dasar bulat, Kemudian tambahkan 350 mL
aquades.Refluks campuran tersebut selama 25 menit.Seringkali campuran dalam keadaan
panas. ( Bolekah disaring dalam keadaan dingin). Buatlah 3g timbal asetat dalam 27 mL
aquades. Tambahkan larutan timbal asetat tetes demi tetes ke dalam filtrate sampai
terbentuk endapan, Kemudian dinginkan dan saring. Goncangkan filtrat yang diperoleh
pelan-pelan dengan menambahkan 25 kloroform.
Setelagh pengocokan selama 5 menit,Tuangkan campuran kedalam corong pisah
dan kocok beberapa saat.Biarkan campuran sampai terbentuk satu lapisan.Lapisan bawah
merupakan larutan kafein dalam kloroform, keluarkan dan tampung dalam cawan
penguap.
Kedalam corong pisah tersebut tambahkan lagi 20 ml kloroform dan kocoklah. Cairan
bagian bawah dialirkan kecawan penguap.
Kedalam corong pisah tersebut tambahkan lahi 20mL kloroform dan
kocoklah.Cairan bagian bawah dialirkan kecawan penguap.
Kedalam corong pisah tersebut rtambahkan lagi 20mL kloroform dan
kocoklah.Cairan bagian bawah dialirkan ke cawan uap tadi. Uapkan cairan tersebut diatas
penangas air sampai kering.
Sublimasikan cawan uap yang berisi kafein kasar tersebut dengan ditiupi kertas
saring berlubang dan corong kaca yang telah ditimbang diatas nyala api kecil.Timbang
dan ukur titik lelelh kafein yang diperoleh.
Diagram alir

Refluks

20 gr Kopi
- Memasukkan kedalam labu alas bulat
- Menambahkan 350 mL aquades
- Merefluks selama 25 menit
- Menyaring dalam keadaan panas

Filtrat Residu
- Menambahkan larutan timbal asetat tetes demi
tetes sampai terbentuk endapan
- Mendinginkan
- Menyaring
Kafein

Ekstraksi Kafein

- Me
Kafein
- Menambahkan 25 ml kloroform
- Mengocok selama 5 menit
- Menuangkan ke dalam corong pisah
- Mengocok beberapa saat
- Mendiamkan sampai terbentuk 2 lapisan
- Mengeluarkan lapisan bawah
- Menampung dalam cawan penguapan
- Melakukan duplo dengan volume kloroform 20 ml
- Menguapkan cairan dalam penangas air sampai
kering

Kafein kasar
Sublimasi

Kafein kasar

- Memanaskan cawan penguapan yang ditutupi kertas


saring dan corong kaca
- Menimbang kristal kafein
- Mengukur titik leleh
-
- Berat kristal kafein =
0,1242 gram
- Titik leleh = 234 ˚C
F. Hasil Pengamatan

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Menimbang 20 gram kopi halus Terdapat 20 gram kopi halus pada


kaca arloji

2. Memasukkan kedalam labu alas bulat, kemudian Terdapat campuran kopi dan aquades
menambahkan 350 mL aquades dalam labu alas bulat
3. Merefluks selama 25 menit setelah larutan Campuran perlahan-lahan mendidih
mendidih dan kopi semakin larut dalam air
4. Menyaring larutan dalam keadaan panas Menghasilkan filtrat dan residu yang
berwarna hitam
5. Menambahkan larutan timbal asetat tetes demi Terbentuk endapan berwarna coklat
tetes kedalam filtrat
6. Mendinginkan dan menyaring Terdapat endapan pada kertas saring
berwarna coklat
7. Menambahkan 25 mL kloroform kedalam filtrat Terdapat campuran kloroform dan
yang diperoleh filtrat
8. Menggoyangkan selama 5 menit, kemudian Terbentuk dua lapisan :
memasukkan campuran kedalam corong pisah dan
- Lapisan atas : larutan kopi (coklat
mengocok selama beberapa menit
tua)
- Lapisan bawah : larutan kafein
dalam kloroform (coklat muda)
9. Mengeluarkan dan menampung lapisan bawah ke Terdapat larutan kafein dalam
dalam erlenmeyer kloroform pada erlenmeyer
10. Menambahkan kembali 20 mL kloroform kedalam Terbentuk dua lapisan :
corong pisah dan mengocok beberapa menit
- Lapisan atas : larutan kopi (coklat
tua)
- Lapisan bawah : larutan kafein
dalam kloroform (coklat muda)
Mengeluarkan dan menampung lapisan bawah Terdapat campuran hasil dua
kedalam erlenmeyer yang sama penyarian : penyarian pertama 25
11.
mL kloroform dan penyarian kedua
dengan 20 mL kloroform
12. Menguapkan cairan menggunakan penangas air, Cairan mengering berwarna coklat
sampai mengering

Mengkerok kafein kasar yang telah mengering Terdapat kafein kasar pada cawan
kedalam cawan penguapan penguapan berupa pasta berwarna
13.
coklat
Mensublimasi cawan uap yang berisi kafein kasar, Terdapat kristal yang berwarna putih
dengan ditutupi kertas saring berlubang dan kekuningan
14.
corong kaca
15. Sebelum mensublimasi, menimbang kertas saring Berat kertas saring kosong = 1,0842
kosong gram

Menimbang kertas saring yang terdapat kristal Berat kertas saring yang terdapat
kristal = 1,1242 gram
16.
Melakukan uji titik leleh Titik leleh awal = 195 ˚C
17. Titik leleh tengah = 200 ˚C
Titik leleh akhir = 210 ˚c

Perhitungan :
Berat kertas saring kosong = 1,0842 gram
Berat kertas saring + Kristal = 1,1242 gram
Jadi, berat Kristal = (Berat kertas saring + kristal) – (Berat kertas saring kosong)
= 1,1242 gram –1,0842 gram
= 0,04 gram

% Rendemen = 100 %
,
= 100 %

= 0,002 %
G.Pembahasan

Kopi merupakan sumber kafein. Kafein merupakan senyawa alkaloid yang


bersifat merangsang. Kafein banyak memiliki manfaat dan telah banyak digunakan
dalam dunia medis. Kafein dapat dibuat dari ekstrak kopi, teh dan cokelat. Kafein
berfungsi untuk merangsang aktivitas susunan saraf dan meningkatkan kerja jantung,
sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan akan bersifat racun dengan
menghambat mekanisme susunan saraf manusia. Rumus kimia untuk kafein yaitu
C8H10N4O2, kafein murni berbentuk kristal panjang, berwarna putih, tidak berbau dan
rasanya pahit. Didalam biji kopi kafein berfungsi sebagai unsur rasa dan aroma.
Kafein murni memiliki berat molekul 194.19 gr, titik leleh 234 °C-239 °C.
Pada penentuan kadar kafein dalam kopi, digunakan kopi bubuk yang belum
diketeahui kadar kafeinnya. Kopi dilarutkan terlebih dahulu, dengan aquades 350
mL. Selanjutnya direfluks selama 25 menit agar dapat menghomogenkan kopi dan
pelarut dengan waktu yang cukup lama, hal ini karena sifat kafein yang terdapat
dalam refluks mudah larut dalam air panas.

Gambar 1. Proses penambahan 350 aquades


Gambar 2. Proses refluks selama 25 menit
Selanjutnya setelah direfluks, campuran tersebut disaring dengan menggunakan
kertas saring. Penyaringan ini bertujuan agar kafein dalam campuran kopi dapat
terpisah dari filtrat atau ampas kopi, sehingga yang didapat dalam larutan kopi adalah
kafein.

Gambar 3. Proses penyaringan hasil refluks

Gambar 4. Hasil penyaringan


Setelah dingin, kemudian ditetesi oleh larutan timbal asetat tetes demi tetes,
sampai terbentuk endapan. larutan asetat ini untuk menendapkan campuran kopi, atau
mengendapkan kotoran-kotoran yang terdapat pada filtrat berupa garam-garam dari
kafein, seperti albumin, asam-asam, tannin dan sebagainya. Setelah terbentuk
endapan kemudian disaring kembali menggunakan kertas saring.

Gambar 5. Endapan yang terbentuk setelah penambahan timbal asetat

Gambar 6. Proses penyaringan setelah terbentuk endapan


Filtrat yang dihasilkan ditambahkan 25 mL kloroform dan dikocok selama
beberapa menit kemudian dimasukan ke dalam corong pisah dan didiamkan sampai
terdapat dua lapisan. Kloroform berfungsi untuk melarutkan kafein dalam filtrat.
Adanya Kafein dalam filtrat ditandai dengan terbentuknya dua lapisan yaitu lapisan
atas dan lapisan bawah pada filtrat, dimana lapisan atas merupakan lapisan fasa air
yang mengandung sisa garam dan Pb dan lapisan atau fasa organik (lapisan bawah)
merupakann lapisan yang mengandung kafein dalam kloroform. Dua lapisan tersebut
disebabkan karena adanya perbedaan berat jenis antara kedua larutan tersebut karena
senyawa yang memiliki massa jenis lebih besar akan mengendap yakni kloroform
yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada kopi.

Gambar 7. Terbentuknya dua lapisan


Lapisan bawah yang mengandung kafein ditampung dalam cawan penguap dan
lapisan atas ditambahkan kembali dengan 20 mL kloroform agar kafein yang masih
ada pada lapisan atas/fasa air larut dan sekaligus memurnikan kafein dari zat-zat
pengotornya, sehingga kafein yang diperoleh benar-benar murni. Lapisan bawah
pada larutan tersebut kembali ditampung pada cawan penguap yang sama sedangkan
lapisan atas sudah tidak digunakan karena sudah tidak mengandung kafein.

Gambar 8. Hasil pemisahan dari dua penyarian (25 mL dan 20 mL


kloroform)
Cairan kafein yang diperoleh diuapkan dengan menggunakan penangas air
agar kloroform (fasa organic) menguap. Ekstrak kafein kasar kemudian disublimasi
dengan ditutupi kertas saring yang telah dilubangi. Kafein dapat dimurnikan dengan
cara sublimasi, sebab kafein mudah menguap. Lubang-lubang pada kertas saring itu
sendiri agar uap kloroform dapat hilang dari kafein dan kafein sendiri akan
menempel pada kertas saring, Kristal yang menempel pada kertas saring disebut
kafein murni. Sedangkan tujuan dari pemberian kertas saring yang digunakan sebagai
penutup cawan tadi berguna agar kristal kafein tersebut tidak keluar dari cawan.
Bentuk kristal yang didapat dalam percobaan ini adalah kristal yang mempunyai
kadar kafein sebasar 0,064 %.

Gambar 9. Proses penguapan pada penangas air

Gambar 10. Proses sublimasi


Langkah terakhir yaitu melakukan uji titik leleh pada kristal hasil sublimasi. Pada
percobaan ini titik leleh awal = 195 ˚C, titik leleh tengah = 200 ˚C, dan titik leleh
akhir = 210 ˚C.

Gambar 11. Proses uji titik leleh


H. Kesimpulan

Dengan cara sublimasi, maka kafein dapat diisolasi dari kopi. Setelah melakukan
praktikum, didapatkan berat kristal kafein yang terdapat pada kopi adalah sebesar 1,1242
gram dengan % rendemen 0,002 %. Sedangkan titik leleh yang didapat adalah 210 0C
(Hal ini tidak berbeda jauh dengan titik leleh teoritis yang berkisar antara 234-239 0C).

I. Jawaban Pertanyaan
1. Fungsi timbal asetat adalah untuk mendapatkan endapan yang diinginkan
2. Kafein dapat dimurnikan dengan cara sublimasi . sebab kafein mudah menguap . pada
cara sublimasi cawan menguap dilengkapi dengan kaca arloji saat sublimasi berlangsung
, uapan yang berasal dari kristal kasar kafein terangkat dan menempel pada kaca arloji .
kristal yang menempel pada kaca itulah yang disebut kristal kafein murni
3. Karena kafein dapat larut sempurna dalam kloroform . ya , dapat diganti misalnya dengan
pelarut seperti alkohol maupun pelarut organik lain. Namun kafein dalam pelarut tersebut
tidak semuanya larut.
Daftar Pustaka

Ahmad syamsul. 1986. Kimia organik Bahan Alam.Jakarta : Universitas Terbuka.


Aisyah, Megah., Fuferti.Z., Syakbaniah dan Ratnawulan. 2013. Perbandingan karakteristik
fisis kopi lwak (civet coffee) dan kopi biasa jenis arabica. Pillar of Physics. 2 : 68-75.
Fessenden, R. J., dan Fessenden, J. S. 1982. Kimia Organik Jilid 2 Edisi 3. Jakarta :
Erlangga.
Kesia, Rialita Maramis,. Gayatri Citraningtyas,. Frenly Wehantouw. 2013. Analisis
Kafein Dalam Kopi Bubuk Di Kota Manado Menggunakan Spektrofotometri Uv-
Vis. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT. 2 (4) : 2302 – 2493.
Kristiyanto, danang., Broto Deghdo Haris Pranoto., Abdullah. 2013. Penurunan Kadar
Kafein Arabica Dengan Proses Fermentasi Menggunakan Nopkom MZ-15. Jurnal
Teknologi Kimia Dan Industri. 2 (4) : 170-176.
Slamet,S. 1989. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Syah Fitri, Novianti. 2008. Pengaruh Berat dan Waktu Penyeduhan Terhadap Kadar
Kafein dari Bubuk Teh. Medan : Universitas sumatera Utara.
Tengo, N. A., Bialangi, N., & Suleman, N. 2013. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa
Alkaloid dari Daun Alpukat (Persea americana Mill). Sainstek, 7(01).
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai