Anda di halaman 1dari 11

NAMA : SHAFIRA CINDY MEIVIANDA

NIM : 180810301079
KELAS : PENGANTAR EKONOMI MAKRO C

RESUME UANG DAN BANK

1.1 Pengertian dan Fungsi Uang


a. Pengertian Uang
Dalam pengertian sederhana (sempit) uang adalah alat pembayaran yang sah
yang dibuat dan diterbitkan oleh pemerintah yaitu bank sentral yang terbuat dari
bahan kertas atau logam dan memiliki nilai/nominal/besaran tertentu yang tertera pada
kertas atau logam tersebut serta dalam penggunaannya diatur dan dilindungi oleh
undang-undang. Maka alat pembayaran modern di jaman ini seperti cek, giro, kartu
kredit, dan lainnya oleh orang awam tidak dikategorikan sebagai uang.

Akan tetapi secara umum (dalam ilmu ekonomi) uang itu adalah semua alat
tukar yang dapat diterima oleh khalayak umum untuk melakukan transaksi. Alat tukar
ini diterima secara luas oleh masyarakat sebagai alat tukar barang atau jasa. Sehingga
dapat disimpulkan dalam ilmu ekonomi bahwasannya uang adalah semua benda yang
dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran, meskipun tidak diterbitkan oleh
pemerintah yaitu bank sentral.

b. Fungsi Uang
Secara umum, fungsi uang adalah sebagai berikut :
1. Sebagai alat tukar
Ini adalah fungsi utama dari uang, karena pada dasarnya adanya uang ini
digunakan untuk mempermudah pertukaran. Tentu saja sebagai alat tukar maka
uang ini haruslah ringan, mudah dibawa kemana saja dan kapan saja, serta relatif
aman. Dengan adanya uang ini maka menjadikan pertukaran antar barang
menjadi lebih fleksibel karena antara penjual dan pembeli tidak perlu memikirkan
timbal balik atau barang yang nilainya pas atau sama, sebagaimana layaknya pola
barter nenek moyang jaman dahulu.
2. Sebagai penyimpan nilai
Uang sebagaimana nilai nominal yang tertera pada kertas atau logam tersebut
adalah merupakan nilai yang memiliki daya beli yang sama dalam jangka waktu
tertentu, selama harga-harga belum naik. Artinya nilai uang tidak kadaluarsa
sebagaimana barang yang diperjual belikan. Karena uang ini sebagai penyimpan
nilai maka uang bermanfaat bila disimpan dalam arti akan memberi kemampuan
daya beli bila terus menerus disimpan lebih banyak, bahkan akan bertambah
jumlahnya dari yang semestinya jika disimpan dalam bank yang memakai balas
jasa bunga.

3. Sebagai satuan hitung


Sudah merupakan keharusan bahwasannya uang ini memiliki fungsi sebagai
satuan hitung. Segala pekerjaan dan hasil penilaian ditentukan ke dalam satuan
uang, meskipun secara fisik barang yang dinilai tidak tampak, misalkan saja jasa.
Karena uang pula segala sesuatu, hasil kerja, dapat dinilai dan dihargai serta
memudahkan pencatatan.

1.2 Macam-Macam Uang


1. Uang Kartal
Uang kartal adalah uang yang dikeluarkan dan diterbitka oleh pemerintah
yaitu bank sentral berupa uang kertas dan uang logam baik yang memiliki nilai
intrinsik (nilai uang yang sesuai dengan bahan dan kadar bahan baku) maupun yang
memiliki nilai nominal (nilai uang yang didasarkan pada besaran angka yang tertulis
di kertas atau logam). Uang kartal ini adalah jenis uang yang diakui sebagai alat
pembayaran yang sah oleh pemerintah dan keberadaan serta fungsinya ini diatur daan
dilindungi oleh undang-undang.
Dalam perkembangannya sampai sekarang ini uang kertas jauh lebih banyak
dibuat dan dicetak karena lebih efisien, mudah dibawa kemana dan kapan saja serta
ringan. Umumnya uang kertas hanya memiliki nilai nominal, sedangkan uang logam
beberapa negara ada yang memakai emas sebagai bahan bakunya, meskipun nilai
intrinsiknya tidak sama, akan tetapi tetap mengandung nilai intrinsik (di Indonesia
telah diterbitkan uang logam emas dengan nominal Rp. 300.000 dan Rp. 500.000
dalam jumlah terbatas).
2. Uang Giral
Inilah uang yang paling banyak beredar di masyarakat lantaran perkembangan
iptek yang lebih modern. Jenis uang ini diterbitkan oleh bank-bank umum baik berupa
surat hutang (wesel, promes), cek, surat deposito, rekening giro dsb. Uang jenis ini
bukanlah termasuk alat pembayaran yang sah karena penggunaannya tidak dilindungi
undang-undang dari pemerintah dan berlakunya hanya bersifat bilateral atau sesuai
dengan kesepakatan atau perjanjian. Jadi bila seorang penjual menolak pembayaran
dengan menggunakan cek maka penjual tidak dapat dituntut ke pengadilan. Berbeda
cerita jika penjual menolak pembayaran tunai dengan uang kartal maka penjual dapat
dituntut dan diajukan ke pengadilan.

1.3 Penciptaan Uang


Proses penciptaan uang terjadi di dalam sistem perbankan, di mana bank yang
pertama kali memperoleh deposito akan menyalurkan kepada bank berikutnya (bank
kedua) sebagai pinjaman. Bank kedua akan menyalurkan pinjaman dari bank pertama
kepada bank ketiga. Begitu seterusnya sampai tak terhingga.
Besarnya deposito yang dapat diubah menjadi pinjaman ini tergantung dari ketentuan
besarnya giro wajib minimum (reserve requirement ratio, disingkat RRR). Jika ketentuan
RRR nya 10% maka dari setiap 10 unit deposito yang diterima bank, hanya 90%nya saja
yang boleh disalurkan untuk dipinjamkan. Bila RRR 30% maka 70% saja yang boleh
disalurkan untuk dipinjamkan. Bila ketentukan persentase RRR makin rendah, maka daya
ekspansi kredit perbankan makin besar.

1.4 Permintaan dan Penawaran Uang


a. Permintaan Uang
Ada 2 teori mengenai permintaan uang ini yaitu sebagai berikut :
 Teori permintaan uang klasik
Fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar dalam teori klasik ini. Oleh
karena itu jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan
pendapatan atau tingkat ouput. Bila tingkat output meningkat, maka
permintaan uang meningkat, begitu juga sebaliknya. Jumlah uang yang
dipegang masyarakat bukanlah semata-mata nilai nominalnya, namun juga
daya belinya, yaitu dengan membandingkan nilai nominal dengan tingkat
harga (real money balances)
 Teori permintaan uang Keynesian
Menurut teori keynes ada 3 motivasi mengapa orang memegang uang yang
mempengaruhi permintaan uang.
 Transaksi (Transaction Motive)
Motif utama orang memegang uang adalah untuk melakukan
transaksi, seperti untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari. Menurut
Lipsey, motif transaksi timbul karena tidak selarasnya pengeluaran dan
penerimaan.
 Berjaga-jaga (Precautionary Motive)
Baik konsumen ataupun produsen tentu saja tidak mengetahui
apa yang akan terjadi secara pasti esok harinya. Untuk mengantisipasi
hal-hal yang kemungkinan terjadi di masa datang, maka perlu
dicadangkan sebagian pendapatan untuk mengatasi hal-hal yang tidak
dapat diperkirakan atau mendesak. Menutrut Lipsey, motif berjaga-
jaga timbul karena rumah tangga dan perusahaan tidak pasti mengenai
seberapa jauh tingkat keselarasan pembayaran dan penerimaan.
 Spekulasi (Speculation Motive)
Motif ini muncul dikarenakan masyarakat mengetahui tingkat
suku bunga bank umumnya relatif lebih rendah dari suku bunga, atau
kemungkinan sukses untuk surat-surat berharga yang beredar di pasar
(bursa), sehingga masyarakat dalam situasi suku bunga bank yang
rendah lebih meyakinkan berinvestasi pada surat-surat berharga,
misalnya saham unggulan, SBI, dsb.

Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh besarnya


pendapatan nasional. Sedangkan permintaan uang untuk spekulasi ditentukan oleh
tingkat bunga.

b. Penawaran uang
Ada 2 teori dalam penawaran uang yaitu :
 Teori Penawaran Uang Tanpa Bank
Merupakan gambaran dari sistem standar emas, artinya ketika emas
menjadi satu-satunya alat pembayaran. Dalam teori ini, jumlah uang yang
beredar atau uang yang ditawarkan sifatnya naik turun sesuai ketersediaan
emas di masyarakat
 Teori Penawaran Uang Modern
Di dalam perekonomian modern, sumber dari terciptanya uang yang
beredar adalah otoritas moneter dan bank sentral. Bank sentral merupakan
produsen uang primer, sedangkan lembaga keuangan lain (perbankan)
berperan sebagai produsen uang sekunder.

1.5 Teori Kuantitas Uang


Teori kuantitas uang baik dari Irving Fisher maupun dari Mashab Cambridge yang
dipelopori oleh Marshall dan Piqou adalah termasuk dalam teori permintaan uang dari
mashab klasik yang berpangkalpada hal yang sama.
a. Cash balance theory (TEORI SISA TUNAI) dari Alfred Marshall
Alfred marshall, adalah orang pertama yang menerangkan teori kuantitas uang
yang meneliti hubungan antara jumalh uang yang beredar dengan tingkat harga secara
umum (inflasi). Marshall beranggapan bahwa dari banyaknya uang yang beredar di
masyarakat, sebenarnya tidak secara keseluruhan mencakup uang yang dimiliki oleh
masyarakat, karena ada sebagian yang masih dipegang secara tunai (k). Persamaan
teori ini adalah:
M = kPT atau M = kPY
Dimana : M = uang yang beredar
k = besarnya uang tunai yang dipegang oleh masyarakat yang sebanding
dengan pendapatannya
P = harga umum
T/Y = jumlah produksi baik produksi jadi maupun setengah jadi

Dari teori diatas menurut Marshall, laju uang beredar ditentukan oleh seberapa
besar uang yang dipegang oleh masyarakat, tingkat harga dan jumlah produksi. Teori
ini megasumsikan bahwa k dan T/Y tetap.

b. Persamaan Pertukaran dari Irving Fisher


Fisher berpendapat, bahwa perubahan jumlah uang yang beredar (M)
berbanding lurus dengan perubahan harga-harga (P). Teori ini didasarkan atas
persamaan pertukaran yang terkenal yaitu :
MV = PT
Dimana : M = uang yang beredar (M1)
V = Laju peredaran uang yang berpindah dari tangan satu ke tangan yang
lain
P = harga umum
T = jumlah produksi baik jadi maupun setengah jadi

Teori kuantitas uang ini mengansumsikan V dan T tetap.

1.6 Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yaitu bank
sentral guna mengatur penawaran uang dan tingkat bunga supaya berada di tingkat yang
wajar dan aman. Kebijakan ini umumnya terbagi dua yaitu, kebijakan kauntitatif, adalah
suatu kebijakan yang bertujuan mempengaruhi penawaran uang dan tingkat bunga dalam
perekonomian) dan kebijakan kualitatif, yaitu kebijakan yang sifatnya nonintervensi dan
lebih banyak menekankan pada kesadaran pihak perbankan.
a. Kebijakan moneter kuantitatif
Beberapa tindakan dalam kebijakan ini antara lain :
 Open market operation and discount rate (Operasi pasar terbuka dan tingkat
diskonto)
Yaitu tindakan bank sentral untuk memperngaruhi jumlah uang yang
beredar, dengan cara menperjual-belikan surat-surat berharga. Jika uang yang
beredar dirasa banyak, maka bank sentral akan menjual surat berharga
(SBI/Surat Berharga Bank Indonesia) atau dengan menaikkan suku bunga
simpanan pada bank sentral. Dengan demikian, maka dana yang banyak
dimiliki oleh bank-bank umum akan tersedot dengan membeli surat-surat
berharga sehingga uang yang beredar berkurang.
Sebaliknya, jika dirasa uang yang beredar sedikit dan investor sulit
mendapatkan pinjaman dari bank umum, maka bank sentral akan membeli
surat berharga tersebut dari bank umum, atau dengan menurunkan suku bunga
simpanan pada bank sentral.
 Reserve Requirement (merubah cadangan minimum)
Suatu bank umum yang telah diijinkan beroperasi diwajibkan untuk
menyetor uang dari sekian persen modal atau kekayaan banknya yang
diperuntukkan bagian cadangan modal bank tersebut untuk sewaktu-waktu
digunakan dalam kondisi tertentu, misalkan saja disaat kalah kliring atau
sedang dilanda rush.
Bila bank sentral menganggap uang yang beredar terlalu banyak dan
bank umum terlalu berlebihan ekspansi kreditnya, maka bank sentral dapat
meningkatkan setoran wajib minimum bank umum tersebut, ini akan
mengakibatkan bank umum kekurangan likuiditasnya sehingga akan bersikap
hati-hati dalam memberikan kreditnya.
Sebaliknya bila uang yang beredar dirasa sedikit dan bila bank umum
tersebut tidak likuid, maksud dari tidak likuid ini adalah bank umum kesulitan
memberikan kredit potensial. Maka bank sentral dapat menurunkan cadangan
minimum bank umum.
b. Kebijakan moneter kualitatif
Beberapa tindakan yangberhubungan dengan kebijakan ini di antaranya adalah :
 Pengawasan pinjaman selektif
Yaitu tindakan bank sentral dalam menentukan jenis pinjaman apa saja
yang boleh diberikan atau diwajibkan oleh bank sentral dan mana saja yang
tidak boleh dan harus ketat pemberiannya.
 Pembujukan moral
Yaitu tindakan bank sentral dimana bank sentral meminta kepada
bank-bank umum agar melakukan tindakan yang dianggap perlu untuk
menstabtabilkan peredaran uang dan suku bunga agar tetap berada pada
tingkat yang wajar. Bisa saja dengan cara pimpinan bank sentral langsung
menginformasikan kepada masyarakat agar tidak terpancing isu, tidak perlu
khawatir tentang sistem perbankan, membantah isu devaluasi, pelarian modal,
dsb.

1.7 Lembaga Keuangan Bank


Macam-macam lembaga keuangan bank :
a. Bank sentral
Bank sentral adalah lembaga keuangan yang dimiliki serta dioperasikan oleh
pemerintah dimana fungsi utamanya sebagai penerbit dan penguasa tunggal uang
yang diakui sebagai alat pembayaran yang sah. Bank sentral juga berfungsi
mengendalikan sistem perbankan di mana bank sentral tersebut berada. Di Indonesia
sendiri yang menjadi bank sentral adalah Bank Indonesia (BI).
Selain fungsi utama diatas, bank sentral juga diberi tugas oleh pemerintah untuk
hal-hal berikut :
 Bertindak sebagai bank kepada pemerintah
Bank sentral adalah tempat menyimpan uang pemerintah, dimana
biasanya uang simpanan pemerintah ini berasal dari pajak dan pendapatan
negara lainnya. Bila pendapatan pemerintah ini tidsk cukup untuk membiayai
investasinya, maka pemerintah dapat menjal obligasinya kepada masyarakat
dan biasanya yang membeli obligasi tersebut adalah bank sentral. Bank sentral
juga tempat pemerintah meminjam uang.
 Sebagai bank kepada bank umum
Setelah bank umum memperoleh dana dari masyarakat, maka sebagian
besar akan disalurkan kepada masyarakat kembali, lainnya akan disimpan di
bank sentral baik itu karena kewajiban (reserve requirement/cadangan
minimum bank) ataupun karena alasan keuntungan ( bila suku bunga bank
sentral tinggi). Sementara di sisi lain bank sentral juga adalah tempat
meminjam bagi bank umum bila uang bank umum tidak cukup untuk melayani
transaksi masyarakat pada suatu periode.
 Mengawasi kegiatan bank umum
Agar tidak terjadi malpraktek yang merugikan (misalnya penetapan
suku bunga pinjaman tinggi, penyaluran kredit, jumlah modal yang
disyaratkan tidak memenuhi) maka bank sentral selalu mengawasi kegiatan
bank umum agar berada dalam jalur yangditentukan dan tidak melanggar
sistem perbankan yang telah disepakati.
 Regulator pasar uang/valas
Peran bank sentral adalah menjaga kestabilan nilai kurs mata uang
negaranya terhadap mata uang negara lain (untuk negara yang menganut
devisa bebas atau bebas terkendali) tujuannya adalah agar pembayaran ekspor
impor stabil dan dapat berjalan dengan baik dan menguntungkan (surplus).
Bank sentral juga mengawasi jumlah uang yang beredar baik di dalam negeri
maupun diluar negeri, dengan tujuan supaya nilai mata uangnya relatif stabil
terhadap mata uang asing dan untuk menghindari inflasi tinggi.
 Mencetak, mengedarkan, dan menarik uang.

b. Bank umum/komersial
Bank umum atau bank komersial adalah layaknya perusahaan perseroan (PT),
dengan melakukan kegiatan perbankan dengan maksud memperoleh keuntungan.
Sumber dana dari bank umum ini adalah dana dari masyarakat (pegiro/penabung atau
pemakai jasa bank).keuntungan yang diperoleh bank umum biasanya dari para
peminjam (debitur) biasanya berupa suku bunga kredit usaha untuk bank
konvensional dan bagi hasil (mudarabah) bagi bank syariah.
Secara umum, fungsi bank umum adalah sebagai berikut :
 Sebagai agen pembangunan.
Bank umum memelihara dan mengelola dana masyarakat kemudian
menyalurkan dana tersebut kembali ke masyarakat sehingga roda
perekonomian rakyat dinamis.
 Sebagai pembuat dan pengedar uang giral.
Bank umum dilarang mencetak dan menerbitkan uang kartal, namun
bank umum tidak dilarang untuk menerbitkan uang giral yang fungsinya
hampir sama dengan uang kartal, yaitu sebagai alat pembayaran, bahkan lebih
praktis misalnya uang elektronik (kartu debit/kartu kredit, cek, dsb.)
 Sebagai perantara transaksi perdagangan luar negeri
Dalam perdagangan internasional pastinya ada kegiatan ekspor dan
impor yang dilakukan. Namun nyatanya transaksi yang berlangsung tidak
semudah melakukan transaksi sesama negeri. Hal ini karena perbedaan mata
uang negara dan mata uang standar untuk alat pembayaran. Pada waktu
transaksi maka pembayaran harus dilakukan menggunakan mata uang negara
pengekspor atau mata uang standar (misalnya USD). Karena rumitnya mata
uang ini maka para eksportir maupun importir akan membutuhkan jasa bank
umum sebagai perantara, yaitu untuk melakukan penmbayaran kepada
eksportir melalui bank responden di negara pengekspor.
Dalam perkembangannya, bank umum kini tersaingi oleh lembaga keuangan
bukan bank, misalnya perusahaan asuransi, lembaga financing (pembiayaan), dan
perusahaan anjak piutang yang juga dapat menerbitkan uang giral. Bank umum ini
banyak macamnya, yaitu :

 Ditinjau dari statusnya, bank umum (baik bank devisa atau tidak) berstatus
partekelir (swasta), baik itu dikelola dan dimiliki oleh 100% swasta, campuran
swasta dan pemerintah, maupun 1005 milik pemerintah.
 Ditinjau dari segi modalnya dibagi 2, yaitu bank umum dan bank perkereditan
 Ditinjau dari segi kepemilikan, terbagi atau bank swasta murni, bank
pemerintah (BUMN), dan bank pembangunan milik daerah (BPD)
 Berdasarkan asas dan misinya dibagi 2 yaitu bank umum biasa/konvensional
(prinsip bunga) dan bank umum syariah (prinsip bagi hasil)

1.8 Peranan bank dalam masyarakat


 memberikan jasa-jasa keuangan dan menarik dana dari masyarakat secara
langsung
 menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat dan akan kembali ke
masyarakat
 memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berupa penawaran jasa-jasa
perbankan seperti jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, dan lain
sebagainya
 memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat yang menggunakan
jasanya.
 Menggerakkan roda perekonomian negara
DAFTAR PUSTAKA

Putong, Iskandar. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro, Jakarta: Ghalia Indonesia

Rahardja, Pratama. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi). Jakarta:


Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2018.

Anda mungkin juga menyukai