NIM : 180810301079
KELAS : PENGANTAR EKONOMI MAKRO C
Akan tetapi secara umum (dalam ilmu ekonomi) uang itu adalah semua alat
tukar yang dapat diterima oleh khalayak umum untuk melakukan transaksi. Alat tukar
ini diterima secara luas oleh masyarakat sebagai alat tukar barang atau jasa. Sehingga
dapat disimpulkan dalam ilmu ekonomi bahwasannya uang adalah semua benda yang
dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran, meskipun tidak diterbitkan oleh
pemerintah yaitu bank sentral.
b. Fungsi Uang
Secara umum, fungsi uang adalah sebagai berikut :
1. Sebagai alat tukar
Ini adalah fungsi utama dari uang, karena pada dasarnya adanya uang ini
digunakan untuk mempermudah pertukaran. Tentu saja sebagai alat tukar maka
uang ini haruslah ringan, mudah dibawa kemana saja dan kapan saja, serta relatif
aman. Dengan adanya uang ini maka menjadikan pertukaran antar barang
menjadi lebih fleksibel karena antara penjual dan pembeli tidak perlu memikirkan
timbal balik atau barang yang nilainya pas atau sama, sebagaimana layaknya pola
barter nenek moyang jaman dahulu.
2. Sebagai penyimpan nilai
Uang sebagaimana nilai nominal yang tertera pada kertas atau logam tersebut
adalah merupakan nilai yang memiliki daya beli yang sama dalam jangka waktu
tertentu, selama harga-harga belum naik. Artinya nilai uang tidak kadaluarsa
sebagaimana barang yang diperjual belikan. Karena uang ini sebagai penyimpan
nilai maka uang bermanfaat bila disimpan dalam arti akan memberi kemampuan
daya beli bila terus menerus disimpan lebih banyak, bahkan akan bertambah
jumlahnya dari yang semestinya jika disimpan dalam bank yang memakai balas
jasa bunga.
b. Penawaran uang
Ada 2 teori dalam penawaran uang yaitu :
Teori Penawaran Uang Tanpa Bank
Merupakan gambaran dari sistem standar emas, artinya ketika emas
menjadi satu-satunya alat pembayaran. Dalam teori ini, jumlah uang yang
beredar atau uang yang ditawarkan sifatnya naik turun sesuai ketersediaan
emas di masyarakat
Teori Penawaran Uang Modern
Di dalam perekonomian modern, sumber dari terciptanya uang yang
beredar adalah otoritas moneter dan bank sentral. Bank sentral merupakan
produsen uang primer, sedangkan lembaga keuangan lain (perbankan)
berperan sebagai produsen uang sekunder.
Dari teori diatas menurut Marshall, laju uang beredar ditentukan oleh seberapa
besar uang yang dipegang oleh masyarakat, tingkat harga dan jumlah produksi. Teori
ini megasumsikan bahwa k dan T/Y tetap.
b. Bank umum/komersial
Bank umum atau bank komersial adalah layaknya perusahaan perseroan (PT),
dengan melakukan kegiatan perbankan dengan maksud memperoleh keuntungan.
Sumber dana dari bank umum ini adalah dana dari masyarakat (pegiro/penabung atau
pemakai jasa bank).keuntungan yang diperoleh bank umum biasanya dari para
peminjam (debitur) biasanya berupa suku bunga kredit usaha untuk bank
konvensional dan bagi hasil (mudarabah) bagi bank syariah.
Secara umum, fungsi bank umum adalah sebagai berikut :
Sebagai agen pembangunan.
Bank umum memelihara dan mengelola dana masyarakat kemudian
menyalurkan dana tersebut kembali ke masyarakat sehingga roda
perekonomian rakyat dinamis.
Sebagai pembuat dan pengedar uang giral.
Bank umum dilarang mencetak dan menerbitkan uang kartal, namun
bank umum tidak dilarang untuk menerbitkan uang giral yang fungsinya
hampir sama dengan uang kartal, yaitu sebagai alat pembayaran, bahkan lebih
praktis misalnya uang elektronik (kartu debit/kartu kredit, cek, dsb.)
Sebagai perantara transaksi perdagangan luar negeri
Dalam perdagangan internasional pastinya ada kegiatan ekspor dan
impor yang dilakukan. Namun nyatanya transaksi yang berlangsung tidak
semudah melakukan transaksi sesama negeri. Hal ini karena perbedaan mata
uang negara dan mata uang standar untuk alat pembayaran. Pada waktu
transaksi maka pembayaran harus dilakukan menggunakan mata uang negara
pengekspor atau mata uang standar (misalnya USD). Karena rumitnya mata
uang ini maka para eksportir maupun importir akan membutuhkan jasa bank
umum sebagai perantara, yaitu untuk melakukan penmbayaran kepada
eksportir melalui bank responden di negara pengekspor.
Dalam perkembangannya, bank umum kini tersaingi oleh lembaga keuangan
bukan bank, misalnya perusahaan asuransi, lembaga financing (pembiayaan), dan
perusahaan anjak piutang yang juga dapat menerbitkan uang giral. Bank umum ini
banyak macamnya, yaitu :
Ditinjau dari statusnya, bank umum (baik bank devisa atau tidak) berstatus
partekelir (swasta), baik itu dikelola dan dimiliki oleh 100% swasta, campuran
swasta dan pemerintah, maupun 1005 milik pemerintah.
Ditinjau dari segi modalnya dibagi 2, yaitu bank umum dan bank perkereditan
Ditinjau dari segi kepemilikan, terbagi atau bank swasta murni, bank
pemerintah (BUMN), dan bank pembangunan milik daerah (BPD)
Berdasarkan asas dan misinya dibagi 2 yaitu bank umum biasa/konvensional
(prinsip bunga) dan bank umum syariah (prinsip bagi hasil)
Putong, Iskandar. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro, Jakarta: Ghalia Indonesia