Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO 1

Klarifikasi istilah
- Regio epigastric : area perut atas yg terletak dibawah sternum dan diatas umbilicus
- Hepatomegali : pembesara ukuran hepar
- Ikterik : warna kulit atau mata manjadi kuning, yang dikarenakan kelebihan bilirubin
krn pecahnya eritrosit
- Ulu hati : upper abdomen
- Nyeri saat menelan : odinofagia, kondisi sakit/nyeri saat menelan
Masalah
1. Apa saja diagnosa yang memungkinkan dari skenario ?
a. Dispepsia fungsional : yaitu ketidakmampuan menyelesaikan makan, rasa
kenyang dini (prospadial distress syndromege), gejalanya meliputi nyeri
epigastris, rasa penuh setelah makan, burning epigastrium
- Px penunjang : endoskopi (tidak ada kelainan) : rapid urease test, histologi,
kultur, PCR; Px lab : gula darah, fungsi tiroid, fungsi pankreas; px radiologi :
USG USG (tidak ada pembesaran organ), barium meal
- Rome III : keluhan terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6 bln terakhir sblm
diagnosis
b. Gastroparesis (GP) : karena keterlambatan pengosongan gastric, gejala : nyeri
epigastric, mual, muntah, hipoglikemia, merasa kenyang cepat, anoreksia
- Px : MR-enterografi : untuk melihat keterlambatan pengosongan lambung;
c. Gastritis : gejalanya meliputi rasa tdk nyaman pada abdomen, mual, muntah, nyeri
ulu hati, sensasi terbakar di dada, perdarahan sal.carna (hematemesis, melena),
jika kronis dpt terjadi nausea, anoreksia; kondisi naiknya asam lambung menuju
esofagus, merupakan peradangan mukosa lambung
- Px penunjuang : gastroskopi (untuk melihat adanya perdarahan atau ulkus
adanya ulkus); px darah; uji napas urea; px feses; endoskopi; rontgen, analisa
lambung (kadar keasaman)
d. Dispepsia organik : gejala sama seperti pada dispepsia fungsional, tapi pada px
endoskopi ada kelainan organ (ex : ulkus pepticum)
e. GERD (Gastro Esofageal Reflux Disease) : gejala : Heartburn ( rasa panas di dada
dari epigastrik dan menjalar ke atas bahkan sampai ke leher) ;
2. Diagnosis yang mendekati skenario :
a. GERD
b. Dispepsia organik (ulkus gaster/peptic/stress ulcer/ tukak lambung)
dispepsia didefinisikan sebagai kesulitan dalam mencerna yang ditandai oleh rasa nyeri
atau terbakar di epigastrium yang persisten atau berulang atau rasa tidak nyaman dari
gejala yang berhubungan dengan makan (rasa penuh setelah makan atau cepat kenyang
– tidak mampu menghabiskan makanan dalam porsi normal) (Talley & Holtmann, 2008)
Dispepsia organik apabila penyebab dispepsia sudah jelas, misalnya adanya ulkus
peptikum, karsinoma lambung, dan cholelithiasis yang bisa ditemukan secara mudah
melalui pemeriksaan klinis, radiologi, biokimia, laboratorium, maupun gastroentrologi
konvensional (endoskopi)
Interaksi faktor psikis dan emosi seperti kecemasan atau depresi dapat mempengaruhi
fungsi saluran cerna melalui mekanisme brain – gut – axis. Adanya stimulasi atau stresor
psikis menimbulkan gangguan keseimbangan saraf otonom simpatis dan parasimpatis
secara bergantian (vegetatif imbalance). Stimulasi stresor juga mempengaruhi fungsi
hormonal, sistem imun ( psiko– neuro-imun-endokrin ), serta HPA Axis melalui
pelepasan CRH dari hipotalamus dan menyebabkan penurunan regulasi reseptor CRH
hipofisis. Akibatnya hipofisis tidak berespons lagi atau responnya terhadap stresor
menjadi datar. Ketidakseimbangan jalur-jalur tersebut secara langsung atau tidak
langsung, terpisah atau bersamaan dapat mempengaruhi saluran cerna, yaitu :
mempengaruhi sekresi asam lambung, motilitas, vaskularisasi dan menurunkan ambang
rasa nyeri (Andre dkk, 2013 ).
dispepsia organik ditemukan adanya suatu kelainan struktural setelah dilakukan
pemeriksaan endoskopi
Definisi lain dari dispepsia fungsional adalah penyakit yang bersifat kronik, gejala yang
berubah-ubah, mempunyai riwayat gangguan psikiatrik, nyeri yang tidak responsif
dengan obat-obatan, dapat ditunjukkan letaknya oleh pasien, serta secara klinis pasien
tampak sehat, berbeda dengan dispepsia organik yang gejala cenderung menetap,
jarang mempunyai riwayat gangguan psikiatri, serta secara klinis pasien tampak
kesakitan (Abdullah & Gunawan, 2012).
c. Gastritis
https://www.slideshare.net/ameeraffanya/gastritis-dan-gastroeteritis
3. Apa saja tanda dan gejala dari penyakit di skenario ?
Tanda dan gejala GERD

4. Apa penyebab pasien mengeluhkan gejala seperti pada skenario ?


Nyeri dan panas di ulu hati hingga ke dada, mual, muntah, perut terasa penuh, nyeri
menelan, vital sign normal, nyeri tekan epigastrik, tidak terdapat hepatomegali dan
ikterik
5. Klasifikasi dari jenis penyakit di skenario ?

6. Patofisiologi skenario
Patofisiologi ulkus peptikum yang disebabkan oleh Hp dan obat-obatan anti-inflamasi
non-steroid (OAINS) telah banyak diketahui. 1 Dispepsia fungsional disebabkan oleh
beberapa faktor utama, antara lain gangguan motilitas gastroduodenal, infeksi Hp, asam
lambung, hipersensitivitas viseral, dan faktor psikologis. Faktor-faktor lainnya yang dapat
berperan adalah genetik, gaya hidup, lingkungan, diet dan riwayat infeksi
gastrointestinal sebelumnya. 11,123 Konsensus Nasional Penatalaksanaan Dispepsia dan Infeksi Helicobacter pylori
IV.1. Peranan gangguan motilitas gastroduodenal
Gangguan motilitas gastroduodenal terdiri dari penurunan kapasitas lambung dalam
menerima makanan (impaired gastric accommodation), inkoordinasi antroduodenal, dan
perlambatan pengosongan lambung. Gangguan motilitas gastroduodenal merupakan
salah satu mekanisme utama dalam patofisiologi dispepsia fungsional, berkaitan dengan
perasaan begah setelah makan, yang dapat berupa distensi abdomen, kembung, dan
rasa penuh.5,12
IV.2. Peranan hipersensitivitas viseral
Hipersensitivitas viseral berperan penting dalam patofisiologi dispepsia fungsional,
terutama peningkatan sensitivitas saraf sensorik perifer dan sentral terhadap
rangsangan reseptor kimiawi dan reseptor mekanik intraluminal lambung bagian
proksimal. Hal ini dapat menimbulkan atau memperberat gejala dispepsia. 5
IV.3. Peranan faktor psikososial
Gangguan psikososial merupakan salah satu faktor pencetus yang berperan dalam
dispepsia fungsional. Derajat beratnya gangguan psikososial sejalan dengan tingkat
keparahan dispepsia. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa depresi dan ansietas
berperan pada terjadinya dispepsia fungsional. 5,12
IV.4. Peranan asam lambung
Asam lambung dapat berperan dalam timbulnya keluhan dispepsia fungsional. Hal ini
didasari pada efektivitas terapi anti-sekretorik asam dari beberapa penelitian pasien
dispepsia fungsional. Data penelitian mengenai sekresi asam lambung masih kurang,
dan laporan di Asia masih kontroversial.5
IV.5. Peranan infeksi Hp
Prevalensi infeksi Hp pasien dispepsia fungsional bervariasi dari 39% sampai 87%. Hubungan infeksi Hp dengan
ganggguan motilitas tidak konsisten namun eradikasi Hp memperbaiki gejala-gejala dispepsia fungsional

7. Kenapa bisa nyeri diarea epigastric ?


8. Kenapa bisa perut terasa penuh ?
9. Kenapa juga terjadi mual muntah ?
10. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis

11. Terapi dari kemungkinan diagnosis ?


12. Penatalaksanaan dari gejala pasien pada skenario ?
13. Prognosis dari diagnosis bagaimana ?
14. Apa yang menjadi faktor pemicu munculnya gejala pada pasien ?
Perlindungan mukosa gaster

Anda mungkin juga menyukai