Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KIMIA

BATERAI KERING – SEL LECLANCHE

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KIMIA yang di ampu oleh:
Vera Pangni Fakhriani, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 6
Teknik Elektro A

1. Adis Galih Firdaus - 1710631160026


2. Ahmad Farid Verdiansyah - 1710631160028
3. Elisa Septiyani - 1710631160018
4. Suciani Rahma Pertiwi - 1710631160017

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG


FAKULTAS TEKNIK – TEKNIK ELEKTRO
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya
kepada kita semua. Dengan Rahmat dan pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan
makalah kimia ini. Shalawat dan salam pada Rasulullah Muhammad SAW yang telah
membawa cahaya petunjuk pada umat manusia.
Dengan tersusunnya makalah kimia ini merupakan bukti bahwa penulis telah selesai
mengerjakan proyek akhir semester kimia yang diberikan yaitu pembuatan dan pembahasan
tentang sel lechlance. Untuk itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima
kasih yang sedalam dalamnya kepada semua pihak yang telah ikut mendukung dan membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Ucapan terima kasih ini penulis khususkan kepada :
1. Ibu Vera Pangni Fakhriani, S.Pd., M.Pd , selaku Dosen pengampu mata kuliah Kimia
Dasar.
2. Teman – teman yang telah memberikan dukungan.
3. Kelompok 6 yang telah membantu dalam pembuatan proyek akhir semester ini,
sehingga proyek ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam mengerjakan proyek akhir semester ini banyak
kekurangan dan kesalahan yang penulis lakukan baik disengaja ataupun tidak, oleh karena itu
penulis mohon maaf pada semua pihak yang terlibat. Kemudian dalam menulis makalah ini
penulis mengharapkan masukan dan saran dari pembaca demi penyempurnaan dan perbaikan
makalah ini.
Penulis berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pihak
pihak yang memerlukan pada umumnya.

Karawang, 27 Desember 2017

Kelompok 6 Kimia

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................1
C. TUJUAN...........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................2

1. PENGERTIAN SEL KERING...............................................................2


2. BAGIAN – BAGIAN BATERAI............................................................2
3. SEJARAH SEL BATERAI KERING.......................................................2
4. PRINSIP KERJA BATERAI..................................................................6
5. CARA KERJA BATERAI.....................................................................6
6. APLIKASI BATERAI KERING.............................................................7

BAB III PROSES DAN HASIL KERJA............................................................8

1. METODE PEMBUATAN BATERAI KERING.........................................8


A. ALAT DAN BAHAN.................................................................8
B. CARA MEMBUAT....................................................................8

BAB IV PENUTUP.....................................................................................10

A. KESIMPULAN..................................................................................10
B. SARAN...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa kita sadari cukup banyak peran serta sel leclanche
yang membantu kita seiring berkembangnya teknologi sampai era sekarang ini. Mulai
dari hal yang sebut saja tidak terlihat bahkan sering kita abaikan sampai hal yang sangat
terlihat.
Penggunaan baterai pada alat-alat elektronik seperti radio, mainan, serta lampu senter
juga merupakan contoh aplikasi adanya sel kering atau sel leclanche yang ada di sekitar
kita beserta penggunaan dan pengaplikasiannya pada kehidupan sehari – hari. Bahan-
bahan kimia yang semula selalu kita anggap membahayakan ternyata tidak semuanya
bersifat seperti itu, justru lebih banyak manfaatnya daripada bahayanya jika digunakan
dengan baik dan benar. Namun bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Bagaimana proses
yang terjadi dalam baterai tersebut? Hal ini yang akan penulis bahas dan jadikan proyek
akhir semester 1 mata kuliah Kimia Dasar, tentang pengertian sel kering, sejarah, prinsip
kerja, pengaplikasiannya, hingga proses pembuatan baterai atau sel kering, yang akan
penulis bahas lebih dalam pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas di makalah ini adalah:
1. Apa itu sel kering?
2. Apa saja bagian – bagian dari baterai?
3. Apa sajakah pengaplikasian sel kering dalam kehidupan sehari – hari?
4. Siapakah penemu dan sejarah dari sel kering?
5. Bagaimanakah prinsip kerja dari baterai?
6. Bagaimanakah cara kerja dari baterai?
7. Bagaimanakah proses pembuatan baterai kering?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas proyek akhir semester 1 yang diberikan oleh dosen
pengampu.
2. Dapat mengetahui apa itu sel kering.
3. Dapat mengetahui bagian – bagian dari baterai.
4. Dapat mengetahui aplikasi dan penggunaan dari sel kering.
5. Dapat mengetahui siapakah penemu dan sejarah dari sel kering.
6. Dapat mengetahui prinsip kerja dari baterai.
7. Dapat mengetahui cara kerja dari baterai.
8. Dapat mengetahui proses pembuatan baterai kering.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Sel Kering


Elemen kering atau baterai adalah sumber tegangan yang dapat lebih lama mengalirkan
arus listrik daripada elemen Volta. Elemen kering dibuat pertama kali pada tahun 1866,
kimiawan Perancis oleh George Leclanche. Elemen kering ini terdiri atas Zn yang berbentuk
bejana dan logam dalam Zn ini dilapisi karbon (batang arang). Karena batang arang memiliki
potensial lebih tinggi daripada Zn, maka batang arang sebagai katoda, sedangkan Zn sebagai
anooda. Di bagian dalam elemen kering ini terdapat campuran antara salmiak atau amonium
klorida (NH4Cl) serbuk arang dan batu kawi atau mangan dioksida (MnO2). Campuran ini
berbentuk pasta yang kering. Karena elemen ini menggunakan larutan elektrolit berbentuk
pasta yang kering maka disebut elemen kering. Pada elemen kering, NH4Cl sebagai larutan
elektrolit dan MnO2 sebagai depolarisator. Kegunaan dispolarisator yaitu dapat meniadakan
polarisasi. Sehingga arus listrik pada elemen kering dapat mengalir lebih lama sebab tidak ada
gelembung-gelembung gas. Arus listrik pada baterai mengalir searah dan terjadi bila kutub
positif dihubungkan dengan kutub negatif. Oleh sebab itu aliran baterai dinamakan Direct
Current (DC). Untuk menambah tegangan listrik baterai dapat disusun secara seri, yaitu
disusun berurutan dengan kutub positif-negatif dengan berselang-seling. Adapun pasangan
paralel adalah jika masing-masing kutub baterai yang sama saling dihubungkan, tegangan
listrik yang didapat bertambah, tetapi arus yang mengalir akan menjadi lebih besar. Bateray
kering atau disebut juga sel kering adalah elemen primer dimana elemen ini hanya terdiri dari
satu sel sehingga tidak dapat difungsikan lagi jika sudah habis terpakai. Pada sel kering arus
listrik timbul akibat tegangan seng (Zn) lebih besar dari tegangan batang karbon (C) sehingga
arus akan mengalir dari karbon ke seng melalui penghantar luar. Seng bertindak sebagai kutub
negatif dan karbon bertindak sebagai kutub positif.
2. Bagian – Bagian Baterai
Bagian – bagian penyusun dari elemen kering antara lain :
1. kutub positif (katoda) terbuat dari batang karbon (C)

2. kutub negatif (anoda) terbuat dari seng (Zn)

3. larutan elektrolit terbuat dari amonium klorida (NH4Cl);

4. dispolarisator terbuat dari mangan dioksida (MnO2).


Batang karbon (batang arang) memiliki potensial tinggi, sedangkan lempeng seng
memiliki potensial rendah. Beda potensial antara batang karbon dengan seng adalah 1,5 volt.
3. Sejarah Sel Baterai Kering
Johann Wilhelm Ritter, penemu sel baterai kering.
Lahir : 16 Desember 1776 di Samitz bei Haynau, Silesia.
2
Wafat : 23 Januari 1810 di Munich, Jerman
Johann Wilhelm Ritter menemukan ujung spektrum ultraviolet, membuat sel baterai
kering pertama pada tahun 1802 dan baterai penyimpanan pada tahun 1803. Kontribusinya
yang sangat penting adalah elektrokimia yang dikembangkan pada tahun 1798. Ritter adalah
orang pertama yang membuat hubungan yang jelas antara galvanisme dan reaktivitas kimia. Ia
adalah penemu tekhnik elektroplating yang terkenal. Sebagai tambahan, ia juga menjadi
terkenal karena menjadi pionir dalam elektrokimia.
Johann Wilhelm Ritter dilahirkan di Samitz, Silesia (kemudian Jerman, sekarang
Chojnow, Polandia) pada tanggal 16 Desember 1776. Ia memulai karirnya sebagai ahli
farmasi di Liegnitz, Silesia, di mana ia bekerja dari tahun 1791 hingga 1795. Bekerja magang
sebagai apoteker di Liegnitz di usia 14 tahun, Ritter mengembangkan ketertarikan dalam
bidang kimia melebihi bidang ilmiah lainnya. Ketika mewarisi sejumlah uang lima tahun
kemudian, ia mampu meninggalkan pekerjaannya dan mendaftar di Universitas Jenna. Pada
tahun 1796, iapergi ke Universitas Jenna untuk mengejar ketertarikannya dalam bidang
ilmiah. Di sana ia mempelajari kedokteran, menetap sebagai pengajar setelah lulus, hingga
mendapat gelar Duke Saxe-Gotha pada tahun 1802. Ketika menjadi profesor di Universitas
Jena (1803-1804) ia adalah seorang ahlil sains yang agresif. Ia terlibat dengan filosofi kimia
karena kebanggaan Jerman. Ia sangat mendukung teori flogiston yang dicetuskn Becher dan
Stahl (juga didukung oleh Priestley dari Inggris) yang membawanya ke dalam perdebatan
filosofi Lavoisier yang mengurangi ilmu kimia ke dalam sesuatu yang bisa diukur.
Ritter mengabdikan seluruh usahanya untuk mempelajari listrik dan elektrokimia. Pada
tahun 1800, hanya dalam hitungan bulan setelah ahli kimia Inggris William Nicholson
berhasil dalam menguraikan air menjadi hidrogen dan oksigen dengan elektrolisis, Ritter
mengulangi percobaan tapi mengubah elektroda sehingga ia bisa mengumpulkan dua gas
secara terpisah, sehingga memperbaiki percobaan Carlisle dan Nicholson. Pertanyaan yang
membingungkan antara para ahli pada saat itu adalah bagaimana rangkaian kesatuan ini bisa
diukur dapat membuat rangkaian lain yang bisa diukur dengan pergerakan yang mudah antara
rangkaian. Yakni, bagaimana oksigen dan hidrogen bergerak melewati air dan tampak di
elektroda yang lain? Ritter menjawab pertanyaan membingungkan ini dengan menyatakan
bahwa air diubah menjadi hidrogen pada elektroda negatif, sedangkan air menjadi oksigen
pada elektroda positif dengan adanya listrik. Alasannya yang lebih jauh adalah karena air
tidak terurai dengan listrik, tapi tergalvanisasi menjadi hidrogen dan oksigen yang merupakan
senyawa penyusun air, dan listrik positif dan negatif. Para ahli sejarah telah mencoba untuk
menetapkan tanpa adanya keberhasilan mengapa Ritter membuat pernyataan sederhana ini
yang melibatkan air dan listrik ketika data dari percobaannya sendiri tidak pernah dibenarkan
oleh mereka. Pernyataan ini juga dibuat ketika kolega ilmiahnya melawan ide tersebut yang
telah ia kembangkan.
Tak lama setelah itu, ia menemukan proses elektroplating. Pada tahun 1800, Ritter
mengamati bahwa ia bisa mendapatkan logam yang menempel di tembaga yang merupakan
usaha elektroplating yang pertama. Ia juga mengamati bahwa sejumlah logam terdeposit dan
sejumlah oksigen dihasilkan selama proses elektrolisis yang tergantung pada jarak antara
elektroda. Ia belajar bahwa semakin dekat jarak antar elektroda, semakin besar efeknya.
Konsep dasar elektrolisis dan elektroplating ini ditemukan oleh Ritter dan pada saat yang
sama, bahkan pada beberapa hal, jauh lebih awal sebelum percobaan Carlisle dan Nicholson,
Cruickanks atau Davy. Pada tahun 1801, ia mengamati arus termoelektrik dan mengantisipasi
penemuan termoelektrik oleh Thomas Johann Seebeck.

3
Dengan dorongan dari Alexander von Hunboldt, ia memulai percobaan galvanisme. Ia
telah dipuji untuk listrik yang terkait dengan galvanisme, dan ia mendukungnya dengan data
dari percobaannya. Johann Wilhelm Ritter yang mendukung Galvani percaya bahwa
fenomena listrik galvanik dapat terjadi pada tubuh hewan adalah dirinya sendiri dan beberapa
pionir galvanisme di Jerman. Ketika arus galvanik diperdebatkan dan dipertanyakan sebagai
fenomena listrik, Ritter membuktikannya secara eksperimen. Ia belajar bahwa ia
menempelkan selempeng emas pada masing-masing ujung dua kawat yang terhubung lapisan
Voltaik, daun-daun akan saling tarik menarik ketika saling didekatkan. Ketika daun-daun
saling menempel, sirkuit listrik akan tertutup.
Pada tahun 1801, ketika menggunakan rangkaian yang terdiri dari 100 sel, Ritter
memperhatikan bahwa otot merespon secara berbeda bila ia mengubah kecepatan amplitude
stimulus. Ketika ia meningkatkan arus perlahan-lahan, tidak ada kontraksi yang terjadi, tapi
bila ia meningkatkan mplitude stimulus dengan cepat, otot pun berkontraksi. Lantas ia
menyimpulkan bahwa amplitudo stimulus harus bertambah dengan cepat untuk
mengkontraksikan otot. Metode peningkatan atau engurangan muatan listrik pada saat itu
adalah juga untuk menambah atau mengurangi lapisan logam pada rangkaian. Pekerjaan Ritter
untuk menyiapkan rangkaian untuk Georg Ohm selanjutnya mengukuhkan hubungan antara
arus, kekuatan elektromotor dan hambatan. Dalam satu percobaannya, Ritter melewatkan arus
pada rangkaian dengan menggunakan tangannya, dan mengamati perilaku arus tersebut.
Ketika arus bertambah dengan cepat dalam amplitudo, tangannya menahan kutub negatif yang
sedikit menjadi keras sementara tangan yang lain tidak mengeras. Pengamatan respon fisiologi
ni tidak diperhatikan oleh koleganya yang menjaga bahwa arus dari sel galvanik hanya
membantu nutrisi. Tidak hanya Pfluger yang mengumumkan pada tahun 1859 bahwa jaringan
di bawah kutub negatif baterai galvanik terinduksi meningkatkan eksitabilitas
(katelektrotonus), dan jaringan di bawah kutub positif dengan eksitabilitas berkurang
(anelektrotonus) adalah pengamatan Ritter pada polaritas galvanik negatif yang telah
dijelaskan.
Ritter sangat dikenal atas penemuannya untuk spektrum ultraviolet pada tahun 1801.
Saat itu di mana seorang ahli astrofisika Sir Herschel menemukan radiasi yang melebihi range
spektrum merah, sinar infra merah. Sangat kuat dipengaruhi oleh pandangan filosofi
Romantisisme dan Filosofi alam, ia percaya pada prinsip polaritas di alam dan setelah
penemuan Herschel akan radiasi inframerah, ia berhipotesis adanya kemungkinan polaritas
dalam spektrum dan berhasil melihat radiasi tak tampak yang melebihi violet. Pada tahun
1801, ia melakukan percobaan dengan perak klorida (AgCl). Senyawa kimia ini terurai
dengan cahaya, membebaskan perak yang menghasilkan zat tak berwarna yang berubah
menjadi hitam. Reaksi ini adalah dasar fotografi pradigital. Dalam ilmu kimia saat itu,
terdapat rumor bahwa cahaya biru lebih efisien dalam menginisisasi perubahan kimia daripada
cahaya merah. Ritter mencoba untuk mengukur kecepatan di mana perak klorida terpecah
dengan warna yang berbeda. Ia membuktikan bahwa cahaya biru meman lebih efisien
daripada cahaya merah. Ia terpesona, bagaimanapun, reaksi yang penuh semangat itu terjadi di
daerah sekitar violet di mana tidak terlihat apapun. Radiasi baru ini secara orisinal disebut
Sinar Kimia tapi sekarang disebut ultra violet (melebihi violet). Penerimaan penemuan ini
dhalangi oleh gaya Ritter yang sulit dipahami dan kecenderungannya untuk mencampurkan
spekulasi dengan pengmatan ilmiah. Penemuannya atas radiasi ultraviolet secara independen
juga penemuan Wolaston, juga pada tahun 1802. Ritter juga membuat kontribusi pada
spektroskopi.

4
Ritter ditunjuk ke Pengadilan Gotha pada tahun 1801, dan pada tahun 1802 ia
meninggalkan Universitas Jena ke Universitas Gotha (sejauh 40 mil). Sambil memberikan
kuliah privat, ia melanjutkan penelitiannya dalam galvanisme yang didukung oleh Duke Ernst
von Schsen Gotha. Penelitian utamanya selesai dalam elektrokimia dan elektrofisiologi pada
tahuntahun 1803 dan 1804 di Gotha. Ia mengajukan teori elektrokimia dan
mendemonstrasikan gerakan tarik-menarik dan tolak-menolak muatan listrik. Ia mampu
mengisolasi unsur kalium.
Pada tahun 1802, ia mengembangkan baterai sel kering dari usahanya dengan sel
elektrolisis. Ia menemukan bahwa kombinasi yang baru ini bekerja seperti rangkaian Volta
untuk mengisi wadah Leyden, dan melanjutkan fungsi yang sama dengan baik selama enam
tahun. Rangkaian Volta bekerja hanya selama 15 hingga 20 menit sebelum kehabisan tenaga.
Ritter lagi-lagi tidak mempublikasikan penelitian pada ranngkaian kering ini karena ia
menyatakan bahwa dua bulan penelitiannya mebutuhkan dua tahun penulisan hasilnya.
Ia meneliti rangkaian kering karena rangkaian Volta menguap setelah beberapa hari
sebagaimana dilanjutkan untuk menunjukkan aktivitas pada elektroskop. Rangkaian kering
tidak membutuhkan banyak kelembaban. Rangkaian keringnya disebut juga rangkaian pengisi
muatan, dan terdiri dari satu logam dengan lempengan yang terpisah oleh kesatuan kain
flannel atau kertas karton yang cukup lembab dengan cairan yang tidak bereaksi kimia dengan
logam, yang melingkar. Ketika ujung rangkaian terhubung dengan kutub rangkaian Volta,
rnagkaian ini mengambil muatan dan ketika mengisi muatannya, dapat diganti dengan
rangkaian Volta tanpa terhubung dengan sumber energi. Rangkaian pengisi muatan Ritter
dapat tetap bermuatan selama lima menit tanpa menimbulkan kilat, setrum, dan menguraikan
air. Ia lalu memodifikasi dan memperbaiki rangkaian pengisi muatannya. Pada satu
kesempatan, ia mengatur 32 tembaga dan lembar kertas karton dalam tiga rangkaian. Dua dari
rangkaian tersebut mengandung 16 lempeng tembaga dengan rangkaian antara terdiri dari 32
lembar kertas karton. Ia pun membangun rangkaian pengisi muatan sehingga lempengan bisa
diubah, menggunakan 31 lempeng tembaga dan sesekali ia menggunakan 64 hingga 128
lempeng tembaga dengan kertas karton yang sama. Ia lalu mengunakan rangkaian barunya
untuk mengamati penguraian air, dan efek fisiologisnya, setrumnya dan tegangan
listriknya.Hasil percobaan dan rangkaian pengisian muatan yang dimodifikasi dipublikasikan.
Rangkaian tersebut dikenal sebagai rangkaian Ritter setelah ia wafat. Rngkaian terbesarnya
terdiri dari 2000 lempeng. Penemuan ulang rangkaian kering yang berhasil oleh yang lain
menghasilkan sebuah sel yang berfungsi seperti halnya rangkaian Ritter.
Pada tahun 1805, Ritter pindah ke Munich untuk mengambil jabatan di Akademi Sains
Jerman, dan publikasinya mengenai listrik, sebagian di atas pada tahun 1796, memenangkan
beasiswa di Akademi Sains Munich pada tahun yang sama. Di Munich ia terlibat dengan
percobaan dengan pembagian batang dan pendulum, yang ia lawan, memiliki listrik dari
polaritas listrik tersembunyi . Ritter mengklaim bahwa ia telah menemukan bentuk lain dari
polaritas listrik bumi yang disebabkan oleh adanya polaritas magnet. Ia menjaga efek
penemuan terbarunya dapat didemonstrasikan dengan menahan jarum emas dengan posisi
tertentu.
Paper ilmiahnya dipublikasikan selama penelitiannya di Universitas Liegnitz, dan Jena dan
Akademi Sains Jerman di Munich. Pada tahun 1798, ia mempublikasikan Beweiss, Dass Ein
Bestandiger Galvanismus den Lebensprozess im Tierreich Begleitet. Ia mempublikasikan
Beitrage zur Naheren Kenntnis des Galvanismus, Das Electrische Septem des Korpers pada
tahun 1805, dan Physikalisch-Chemische…, sebanyak 3 volumes, pada tahun 1806. Di usia 20
tahun, ia bekerja sebagai peninjau publikasi Alexander von Humboldt, dan di usia 23 tahun ia
5
mempublikasikan bukunya sendiri tentang galvanisme, dan ia mendukung Goethe dalam
mendirikan laboratorium sains.
Oersted berusaha mengulangi percobaan Ritter, tapi tidak pernah berhasil. Penelitian
Ritter di akhir tahun 1805 dipertanyakan oleh para ahli kimia, dan selama bagian terakhir dari
hidupnya, ia meraih reputasi yang tidak dapat diandalkan. Usahanya untuk memasuki sains
gaib mempengaruhi pekerjaannya yang terakhir, dan percobaan semacam itu telah
menghancurkan reputasi ilmiah Ritter sebagai ahli sains yang kompetitif. Karena percobaan-
percobaan ini dan klaim yang belum pernah dibuktikan, maka para ahli sejarah pun telah
mengabaikan penelitian Ritter antara tahun 1806 dan 1810. Meski kritik terus menghunjam, ia
tetap melanjutkan eksperimennya, tetapi karir ilmiahnya telah berakhir. Bahkan ketika di
puncak karir, penelitian ilmiah Ritter tidak jelas karena kesulitan yang ditemui oleh para ahli
sains lannya dalam membaca dan menginterpretasikan penemuannya. Percobaannya dianggap
tidak praktis dan ditulis dengan gaya yang diputarbalik yang membuat pembacaan dan
pemahaman sulit untuk beberapa kasus.
Penyakit dan masalah keuangan mulai datang dalam hidupnya. Kematiannya yang
cepat di Munich pada tanggal 23 Januari 1810, di usia 34 tahun disebabkan oleh kerja terus
menerus, kesedihan dan kesulitan hidup.

4. Prinsip Kerja Baterai


Baterai adalah perangkat yang mampu menghasilkan tegangan DC, yaitu dengan cara
mengubah energi kimia yang terkandung didalamnya menjadi energi listrik melalui reaksi
elektro kima, Redoks (Reduksi – Oksidasi). Baterai terdiri dari beberapa sel listrik, sel listrik
tersebut menjadi penyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia. Sel baterai tersebut
elektroda – elektroda. Elektroda negatif disebut anoda, yang berfungsi sebagai pemberi
elektron. Elektroda positif disebut katoda yang berfungsi sebagai penerima elektron. Antara
anoda dan katoda akan mengalir arus yaitu dari kutub positif (katoda) ke kutub negatif
(anoda). Sedangkan electron akan mengalir dari anoda menuju katoda.
Di dalam baterai sendiri, terjadi sebuah reaksi kimia yang menghasilkan elektron.
Kecepatan dari proses ini (elektron, sebagai hasil dari elektrokimia) mengontrol seberapa
banyak elektron dapat mengalir diantara kedua kutub. Elektron mengalir dari baterai ke kabel
dan tentunya bergerak dari kutub negatif ke kutub positif tempat dimana reaksi kimia tersebut
sedang berlangsung. Dan inilah alasan mengapa baterai bisa bertahan selama satu tahun dan
masih memiliki sedikit power, selama tidak terjadi reaksi kimia atau selama kita tidak
menghubungkannya dengan kabel atau sejenis Load lain. Seketika kita menghubungkannya
dengan kabel maka reaksi kimia pun dimulai. Lalu bagaimana komponen-komponen tersebut
bisa menghasilkan aliran listrik? Begini, anoda dan katoda terbuat dari bahan yang dapat
bereaksi dengan bahan elektrolitnya. Saat anoda dan elektrolit bereaksi, terbentuklah satu
senyawa baru yang menyisakan satu elektron. Sebaliknya, reaksi antara katoda dan elektrolit
membutuhkan satu elektron. Jadilah sisa elektron dari reaksi anoda dan elektrolit tadi
dikirimkan ke katoda agar katoda dapat bereaksi dengan elektrolit. Perpindahan elektron
inilah yang dapat menimbulkan aliran listrik dari sebuah baterai.

5. Cara Kerja Baterai


Baterai kering (sel Lechlance) terdiri atas suatu silinder seng sebagai
anode dan batang karbon sebagai katode. Silinder diisi pasta yang terdiri
atas campuran batu kawi (MnO2), salmiak (NH4Cl), sedikit air, dan di
6
tengah pasta itu diletakkan batang karbon. Karena karbon merupakan
electrode inert(sukar bereaksi), pasta berfungsi sebagai oksidator(katode).
Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
Anode            :Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
Katode           :2 MnO2(s) + 2 NH4-    (aq) + 2e- → Mn2O3(s) + 2 NH3(aq) +
H2O(l)
              
                                                                                                                          
+
Redoks          :Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 NH4+(aq) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) +
2NH3(aq) + H2O(l)
Selanjunya, Zn dan NH3 membentuk ion kompleks [Zn(NH3)4]2+
Zn2+(aq) + 4 NH3(aq) → [Zn(NH3)4]2+(aq)
Potensial tiap baterai kering adalah 1,5 volt. Baterai kering jika sudah
habis tidak dapat diisi ulang sehingga disebut sel primer. Untuk
membuatnya tahan lama, maka NH4Cl diganti dengan KOH. Reaksi yang
terjadi sebagai berikut.
Anode             :Zn(s) + 2 OH-(aq) → Zn(OH)2 + 2e-
Katode            :2 MnO2(s) + 2 H2O(l) + 2e- → 2 MnO(OH)(s) + 2 OH-
              
                                                                                                                          
+
Redoks            :Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 H2O(l) → Zn(OH)2(s) + 2 MnO(OH)(s)

6. Aplikasi Baterai Kering


Aplikasi dari baterai kering isi ulang atau istilah lainnya yaitu Rechargeable Sealed
Lead Acid Battery, fungsi Baterai ini dikelompokan dalam 2 kategori utama yaitu:
1. Standby Use (fungsi backup pada saat sumber energi utama tidak ada/failure).
Alat-alat yang menggunakan baterai termasuk kategori ini adalah sebagai berikut :
 UPS system (Computer/Server, ATM),
 Communication Systems (Pemancar Radio, BTS),
 CCTV, CATV, Fiber Optic Communications,
 Emergency Lighting (lampu darurat),
 Burglar Alarm Systems,
 Security Systems,
 Fire Alarm, Elevators.
2. Cyclic Use (fungsi pemakaian berulang-ulang, charge dan discharge). Peralatan
yang termasuk dalam fungsi pemakaian baterai ini antara lain :
 Electrical Vehicle (sepeda listrik, kursi roda listrik),
 Medical, Electrical, and Measuring Equipments,
 Radio Communications (radio HT),
 Projection Lights (Lampu Senter),
 Tools and Motor Starts (peralatan mekanik),
 Toys and Models (mainan anak, aeromodeling).

7
BAB III
Proses dan Hasil Kerja

1. Metode Pembuatan Baterai Kering

A. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat baterai kering sederhana:
1) Botol plastik untuk tempat,
2) Grafit/graphite,
3) Mangan Oksida (MnO2),
4) Amonium Klorida (NH4Cl),
5) Bubuk zn seng,
6) 2 penutup plastik kecil,
7) 2 kapas,
8) 2 sekrup,
9) Sendok ukur,
10) Cup plastik kecil,
11) Penutup botol yang telah dilubangi,
12) Kayu kecil yg berbentuk lingkaran,
13) Grafit led,
14) Kabel buaya,
15) Dudukan batre,
16) Sarung tangan,
17) Led.

B. Cara Membuat
Langkah – langkah dalam pembuatan baterai kering:

8
1) Pertama tama pakailah sarung tangan untuk melindungi tangan dari
cairan/zat kimia,
2) Yg pertama adalah masukkan mangan oksida ke botol plastik,
3) Kemudian tambahkan seluruh botol grafit,
4) Kemudian ambil 2 tabung plastik kecil dan celupkan ujungnya ke dalam,
lalu ulangi yg kedua,
5) Kemudian tutup bagian bawah tabung yang sudah dicelupkan dengan
penutup plastik tadi,
6) Tutup botol plastik campuran grafit lalu kocok selama kurang lebih
sepuluh detik,
7) Masukkan led grafit dan tusukkan ke bagian bawah dari tabung plastic,
8) Lalu taruh penutup botol di dalam cup kecil tadi,
9) Tempatkan salah satu tabung kecil tadi ke dalam penutup botol ,
10) Teteskan 10 tetes amonium klorida ke dalam tabung plastik,
11) Tambahkan 2 sendok ukuran kecil dari campuran yang sebelumnya,
12) Masukkan kapas ke dalam tabung kecil itu lalu tekan sampai benar benar
masuk kedalam,
13) Masukkan 1 sendok kecil dari seng ke dalam tabung,
14) Masukkan 3 tetes amonium klorida ke dalam tabung baterai,
15) Terakhir masukkan sekrup kedalam tabung,
16) Balikkan tabung baterai dan tempatkan kayu kecil itu lalu tekan grafit
lednya hingga kedalam,
17) Lalu silahkan dicoba dengan menyalakan lampu led.

9
BAB IV
Penutup

A. Kesimpulan
Sel Kering atau baterai pertama kali dibuat oleh Leclanche. Baterai disebut juga
elemen kering, karena elektrolitnya merupakan campuran antara serbuk karbon, batu kawi,
dan salmiak yang berwujud pasta (kering). Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat
merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh
suatu perangkat Elektronik. Baterai terdiri dari beberapa bagian, antara lain yaitu kutub positif
(katoda) yang terbuat dari batang karbon (C), kutub negatif (anoda) terbuat dari seng (Zn),
larutan elektrolit terbuat dari amonium klorida (NH4Cl), dan dispolarisator yang terbuat dari
mangan dioksida (MnO2). Batang karbon (batang arang) memiliki potensial tinggi, sedangkan
lempeng seng memiliki potensial rendah. Beda potensial antara batang karbon dengan seng
adalah 1,5 volt. Contoh dari aplikasi sel kering atau baterai kering dalam kehidupan sehari –
hari yaitu dalam penggunaan baterai pada UPS system, Communication Systems, CCTV,
CATV, Fiber Optic Communications, Emergency Lighting, Burglar Alarm Systems, Security
Systems, Fire Alarm, Elevators, Electrical Vehicle, Medical, Electrical, and Measuring
Equipments, Radio Communications, Projection Lights, Tools and Motor Starts, Toys and
Models, dan masih banyak lagi penggunaan dari sel kering disekitar kita yang mungkin belum
banyak kita ketahui.
B. Saran
Pastikan pada saat melakukan praktek percobaan pembuatan baterai kering ini pastikan
utamakan keselamatan terlebih dahulu, patuhilah tata tertib praktikum yang ada, hindarkan
kontak langsung dari bahan – bahan kimia berbahaya yang mungkin akan menimbulkan
kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan. Perlu kita ketahui bawasannya bahan – bahan
kimia bukan untuk dijadikan mainan ataupun hanya untuk hiburan belaka, jadi pastikan dalam
melakukan praktek ini harus ada dosen pembimbing atau dosen pengampu mata kuliah, atau
pun dari tenaga ahli dari bidang kimia yang mengawasi dan memandu proses percobaan
pembuatan baterai kering ini.

10

Anda mungkin juga menyukai