DOSEN PEMBIMBING:
Ns.M.SYIKIR,S.KEP
OLEH :
WAHYUNI SYARIFUDDIN(P.18.014)
KATA PENGANTAR
i
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat-Nya dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatanMakalah ini yang berjudul “Diabetes Mellitus Tipe I” oleh kelompok 5
Keperawatan Medikal Bedah II
Dalam penulisanmakalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan pembuatanmakalahini dandapat memanfaatkan sebagaimana
mestinya.
Semoga segala bantuannya dibalas oleh Allah SWT dengan sesuatu yang lebih
baik. Penulis menyadari akan berbagai keterbatasan dan kelemahan yang ada pada
penulis, sehingga tidak menutup kemungkinan terhadap kekurangan, kelemahan
bahkan mungkin kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalahini
dapat memenuhi fungsinya dengan baik. Sekian dan terima kasih atas kami
ucapannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Tujuan...............................................................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI............................................................................................................................................5
A. Tinjauan Umum AnatomiFisiologi System Endokrin...................................................................5
B. TinjauanUmumTentangPenyakit.................................................................................................13
C. TinjauanUmumTentang Diabetes MelitusTipe 1.........................................................................13
BAB III.............................................................................................................................................................2
TINJAUAN KASUS...........................................................................................................................................2
BAB IV..........................................................................................................................................................9
ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................................................9
BAB V.........................................................................................................................................................16
PENUTUP..................................................................................................................................................16
A. KESIMPULAN...............................................................................................................................16
B. SARAN............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
besar. Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita Diabetes
Melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika tidak ada
tindakan yang dilakukam, jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi
552 juta pada tahun 2030 (IDF, 2011). Diabetes mellitus telah menjadi
penyebab dari 4,6 juta kematian. Selain itu pengeluaran biaya kesehatan
untuk Diabetes Mellitus telah mencapai 465 miliar USD (IDF, 2011).
International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak 183
juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang
dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah, (IDF,
2011). Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM
di Asia Tenggara (IDF, 2009). Jumlah penderita DM terbesar berusia antara
40-59 tahun (IDF, 2011).
Ada beberapa jenis Diabetes Mellitus yaitu Diabetes Mellitus Tipe I,
Diabetes Mellitus Tipe II, Diabetes Mellitus Tipe Gestasional, dan Diabetes
Mellitus Tipe Lainnya.Diabetes Mellitus biasa disebut dengan the silent killer
karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan
berbagai macam keluhan. Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain
gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi
seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangren, infeksi paru-paru,
gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang, penderita
DM yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi
pembusukan (Depkes,2005).
B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Penyakit Diabetes MelitusTipe I
2. Untuk Mengetahui pentingnya penatalaksanaanterhadappenyakit diabetes
mellitus Tipe I
3. Menganalisis Kasus Diabetes Melitus I
4
4. Merencanakan Asuhan Keperawatan terkait kasus
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
neorosekretori yang terdapat dalam hipotalamus.Kelenjar hipofise
mempunyai dua lobus, yaitu lobus anterior, dan lobus posterior.
II. KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian
bawah melekat pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan
melekat pada dinding laring. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus (lobus
dekstra dan lobus sinsitra ), saling berhubungan, masing-masing lobus
tebalnya 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar 2,5 cm. kelenjar tiroid
menghasilkan hormone tiroksin. Pembentukan hormone tiroid bergantung
pada jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh sumber utama
untuk memelihara keseimbangan yodium dalam makanan dan.Fungsi
Hormon Tiroid :
a. Mempengaruhi pertumbuhan dan maturasi (pematangan)
jaringan tubuh, penggunaan energy total.
b. Mengatur kecepatan metabolism tubuh dan memengaruhi
beberapa reaksi metabolic dalam tubuh.
c. Menambah sintesis asam ribonukleus (RNA) dan protein,
suatu aksi yang mendahului meningginya basal
metbolisme.
d. Dalam konsentrasi tinggi, balans nitrogen negative dan
sintesis protein berkurang.
e. Menambah produksi panas dan menyimoan energy pada
konsentrasi hormone tiroid yang tinggi.
f. Absropsi intestinal glukosa bertambah lancer oleh hormone
tiroid, memungkinkan factor toleransi glukosa yang
abnormal sering, ditemukan pada hipertiroidsme. air
minum.
6
kelenjar kira-kira 5x5x3 mm dengan berat antara 25-30 mg berat
keseluruhan lebih kurang 120 mg.Kelenjar tiroid menghasilkan hormone
paratiroksin yaitu suatu peptida, terdiri dari 84 asam amino. Dalam
melaksanakan kerjanya kelenjar tiroid diatur dan diawasi secara langsung
oleh kelenjar hipofise. Produksi hormone paratiroid akan meningkat
apabila kadar kalsium di dalam plasma menurun dalam keadaan fisiologis
normal. Kadar kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan
homeostatic dalam batas yang sangat sempit.
Fungsi kelenjar paratiroid :
a. Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dalam batas
yang sempit meskipun terdapat variasi-variasi yang luas
b. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal,
mempunyai efek terhadap reabsorbsi tubuler dari kalsium
dan sekresi fosfor
c. Mempercepat absorpsi kalsium di intestinum.
d. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormone paratiroid
menstimulasi resorpsi tulang sehingga menambah kalsium
dalam darah.
e. Dapat menstimulasi transpor kalsium dan fosfat melalui
membrane dari mitokondria
IV. THYMUS
7
tercapai disebabkan oleh hambatan yang diberikan oleh steroid
gonald. Steroid adrenal juga menghambat timus, pengaruh ini
dipakai sebagai parameter untuk kortikosteroid.Kelenjar timus
adalah suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan
imunologis. Sumber hormone timus mempersiapkan proliferasi dan
maturasi sel-sel yang mempunyai kemampuan potensial
imunologis dalam jaringan lain. Setelah dewsa pertumbuhan akan
berkurang sehingga mengurangi aktivitas kelamin.
V. KELENJAR SUPRARENALIS
8
belum diketahui dengan jelas. Kelenjar in menghasilkan sekresi interna
dalam membantu pancreas dn kelenjar kelamin berperan penting dalam
mengatur aktivitas seksual dan reproduksi manusia.
Glandula pienalis diatur oleh isyarat syaraf yang ditimbulkan oleh cahaya
yang terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat lain yang serupa
melewati aliran darah atau cairan ventrikel III ke glandula hipofise anterior
menghambat sekresi hormone gonadotropin, dan gonad menjadi terhambat
lalu berinvolusi
9
Gambar2.1Letakpankreas(Netter,2006
10
Dalam tubuh manusia normal pulau Langerhans menghasilkan empat
jenis sel :
Insulin merupakan protein kecil terdiri dari dua rantai asam amino,
satu sama lainnya dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sebelum dapat
berfungsi ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar dalam
membrane sel. Sekresi insulin dikendalikan oleh kadar glukosa
darah.Mekanisme kerja insulin :
11
Kelenjar gonad yaitu testis pada pria dan ovarium pada wanita,
mempunyai fungsi endokrin dan reproduksi. Sebagai kelenjar
endokrin, testis menghasilkan hormone seks yaitu androgen dan
sperma. Sedangkan ovarium menghasilkan estrogen dan progesterone
serta memproduksi sel telur.
1. Testis :
2. Ovarium :
12
Hormone perempuan yang dihasilkan dalam ovarium adalah
estrogen dan progesterone .
13
B. TinjauanUmumTentangPenyakit
Diabetes mellitus tipe I yaitu dicirikan dengan hilangnya sel penghasil insulin
pada pulau-pulau langhernas pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada
13
tubuh. Diabetes mellitus tipe II, terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk
merespon dengan wajar terhadap aktivitas insulin yang dihasilkan pankreas
(resistensi insulin), sehingga tidak tercapai kadar glukosa yang normal dalam
darah. Diabetes mellitus tipe II lebih banyak ditemukan dan meliputi 90% dari
semua kasus diabetes di seluruh dunia (Maulana, 2009)
2. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
a) Tipe 1: diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
Sangat tergantung pada insulin. Disebabkan oleh kerusakan sel beta
pancreas sehingga tubuh tidak dapat memproduksi insulin alami untuk
mengontrol kadar glukosa darah.
b) Tipe II : diabetes melitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
Tidak tergantung insulin. Disebabkan oleh gangguan metabolism dan
penurunan fungsi hormone insulin dalam mengontrol kadar glukosa darah
dan hal ini bisa terjadi karena factor genetic dan juga dipicu oleh pola
hidup yang tidak sehat,
c) Diabetes melitus gestasional (GDM)
Disebabkan oleh gangguan hormonal pada wanita hamil.GDM juga
melibatkan suatu kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran
hormone insulin yang tidak cukup. Sama dengan jenis-jenis kencing manis
lain. Hal ini dikembangkan selama kehamilan dan dapat meningkatkan atau
menghilang setelah persalinan. Walaupun demikian tidak menutup
kemungkinan diabetes gestasional dapat mengganggu kesehatan janin dan
ibu. Dan sekitar 20%-50% dari wanita-wanita dengan diabetes melitus
gestasional sewaktu-waktu dapat menjadi penderita
3. Etiologi
penyakit DM tipe 1 dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
a. PolaMakan
Pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya DM. Hal ini
disebabkan jumlah atau kadar insulin oleh sel β pankreas mempunyai
kapasitas maksimum untuk disekresikan.
b. Obesitas
14
Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai
kecenderungan lebih besar untuk terserang DM dibandingkan dengan
orang yang tidak gemuk.
4. Manifestasi Klinis
Berikut ini adalah faktor resiko yang dapat terkena DM Tipe I, antara
lain:
15
5.Patofisiologi
DM Tipe 1 ( DMT 1 = Diabetes Mellitus Tergantung Insulin)
DMT 1 merupakan DM yang tergantung insulin. Pada DMT 1
kelainan terletak pada sel beta yang bisa idiopatik atau
imunologik. Pankreas tidak mampu mensintesis dan mensekresi
insulin dalam kuantitas dan atau kualitas yang cukup, bahkan
kadang-kadang tidak ada sekresi insulin sama sekali. Jadi pada
kasus ini terdapat kekurangan insulin secara absolut
(Tjokroprawiro, 2007).
TINJAUAN KASUS
Anda bekerja di pusat perawatan diabetes mellitus (DM) yang berlokasi di rumah
sakit pendidikan yang besar. Pasien pertama yang Anda temui adalah K.W.,
seorang wanita Hispanik berusia 25 tahun, yang baru saja keluar dari rumah sakit
2 hari yang lalu setelah didiagnosis menderita DM tipe I.
Sembilan hari yang lalu, K.W. pergi menemui dokter setelah 1 bulan riwayat
sering buang air kecil, haus, kelelahan parah, penglihatan kabur, dan beberapa
terbakar dan kesemutan di kakinya. Dia menghubungkan gejala-gejala tersebut
dengan bekerja berjam-jam di depan komputer. Tingkat glukosa acaknya adalah
410 mg / dL. Keesokan harinya, laboratoriumnya adalah sebagai berikut: glukosa
puasa 335 mg / dL, HbA1C 8.8%, kolesterol 310 mg / dL, trigliserida 300 mg /
dL, HDL 25 mg / dL, LDL 160 mg / dL, rasio 12,4, kreatinin 0,9 mg / dL, dan
indeks massa tubuh 37.6. BP-nya adalah 160/96 mm Hg. Dia dirawat di rumah
sakit untuk mengontrol kadar glukosa dan memulai terapi insulin injeksi multi-
dosis dengan penghitungan karbohidrat (CHO). Setelah keluar, K.W. telah dirujuk
ke Anda untuk pendidikan komprehensif. Anda harus mencakup empat bidang
dasar: farmakoterapi, pemantauan glukosa, terapi nutrisi medis (MNT), dan
olahraga.
1).K.W. dimulai pada skala geser lispro (Humalog) empat kali sehari dan insulin
glargine (Lantus) 30 unit pada waktu tidur. Apa perbedaan paling signifikan
antara kedua insulin ini?
Jawaban:
Perbedaanya yaitu:
2
a) Humalog(Insulin kerja cepat)dengan lama kerja 4-8jam.Insulin jenis ini
diberikan 30-60 menit sebelum makan untuk mengendalikan kadar gula
darah sesudah makan.
b) Lantus(Insulin kerja panjang)dengan lama kerja 12-24 jam.Insulin jenis ini
paling lambat diserap oleh tubuh dan bertujuan untuk mengendalikan
kadar gula darah puasa.Umumnya hanya digunakan satu kali(sebelum
tidur malam)atau dua kali(pada pagi dan malam hari)
c)
Jawaban:
Waktu puncak lispro insulin dalam waktu 2 jam dan dengan durasi 5 menit
3).K.W. menyatakan bahwa dia mengenal orang-orang yang memakai NPH dan
insulin reguler dan ingin tahu mengapa dia tidak bisa meminumnya. Jelaskan
keuntungan menggunakan insulin glargine (Lantus) dan lispro (Humalog).
Jawaban:
Jawaban:
3
5.)Poin spesifik apa yang akan Anda sertakan dalam rencana pengajaran untuk
K.W. tentang mengelola terapi insulin? (Pilih semua yang berlaku.)
Jawaban:
Jawaban:
7.)K.W. menyatakan bahwa dietnya sebagian besar adalah makanan cepat saji,
dan makanan yang dimasak di rumah tinggi mengandung pati dan lemak. Dia juga
menyatakan bahwa karena jadwal kerjanya, waktu makan sering bervariasi dari
hari ke hari. Apa penghitungan CHO, dan mengapa metode ini bekerja dengan
baik untuk K.W.
Jawaban:
4
8.)Identifikasi poin-poin penting yang akan dicakup dalam Medical Nutrition
Therapy (MNT)
Jawaban:
1. Mengontrolguladarahmelalui diet
2. Berolahragateratur
3. Pemberianobat-obatan oral atau insulin
adalahpengobatanutama
4. Mengurangirokok
5. Meningkatkanperilakuhidupsehat
9.)K.W. menyatakan bahwa dia saat ini tidak berolahraga sama sekali. Apa
manfaatnya bagi K.W. terima dari berpartisipasi dalam program latihan?
Jawaban:
MenjelaskanpadaNy.Kwjikatidakberolahagatentunyaakansemakinmemperburukpe
nyakit yang dideritanyakarenaberolahraga akan membantu menurunkan risiko
terjadinya komplikasi pada diabetes. Selain itu, manfaat penting olahraga untuk
penderita diabetes juga dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan
menjaga gula darah tetap terkendali.
10.)Apa yang Anda butuhkan untuk mengajar K.W. tentang tindakan pencegahan
olahraga?
Jawaban:
MendorongterusmenerussecaraberkalapadaNy.Kwtentangpentingnyamencega
hdiabetes DmTipe 1 denganolahraga,
karenadenganmelakukanpencegahanolahragaakanmemiliki efek yang
bermanfaat bagi parameter fisiologis dan mengurangi faktor risiko metabolik
pada diabetes mellitus yang resistan terhadap insulin, salah satu olahraga yang
disarankan pada pasien DM Tipe ini yaitu latihan aerobik, latihan aerobik
5
sedang dapat menjaga tekanan darah pada pasien neuropati diabetik dan juga
tetap menjaga pola makan dan memperbanyak nutrisi
11.)K.W. menyatakan bahwa dia dan suaminya berencana untuk memiliki anak
lagi dalam satu atau dua tahun. Dia ingin tahu bagaimana DM-nya akan
mempengaruhi kehamilan. Kehamilan pada orang dengan DM adalah masalah
yang kompleks. Informasi dasar apa yang dapat Anda bagikan dengan K.W. hari
ini tanpa membuatnya kewalahan?
Jawaban:
MenjelaskanpadaNy.Kwdansuaminyauntukmenundakehamilansementarawaktukar
enamenjalani kehamilan bagi pengidap diabetes melitus akan membuat segalanya
berbeda. Diabtes adalah penyakit yang disebebkan tingginya kadar gula dalam
darah seseorang. Jika tingkaat gula dalam darah tinggi ketika menjalani
kehamilan, maka bayi dalam kandungan akan terkena dampaknya.
Resiko yang mungkin terjadi pada ibu yang mengalami diabetes melitus:
1. Pre-eklampsia
2. Persalinan prematur
3. Cairan ketuban berlebihan
4. Infeksi saluran kemih
6
12.)Parameter evaluatif apa yang dapat Anda gunakan untuk menentukan apakah
pengajaran Anda dengan K.W. apakah efektif?
Jawaban:
YaitudengancaramemberikanpenjelasankepadaNy.Kwuntukkonntrol optimal
kadarguladarahsetiapsebulansekali di pelayankesehatantedekat,
carainisangatefektifkarenasangatmudahmenegtahuiperkembanganpenyakitDm
tipe 1 yang dideritapadaNy.Kw
K.W. memanggil klinik beberapa hari kemudian mengeluh mengidap "flu". Dia
mengatakan bahwa dia telah mual dan muntah sekali pada malam hari. Dia bilang
dia punya dua bangku longgar. Saat ditanyai, dia menyatakan bahwa dia memang
sedikit kedinginan dan mungkin demam ringan tetapi tidak memiliki termometer
untuk memeriksa suhunya. Dia menyatakan dia tidak memeriksa kadar
glukosanya pagi ini atau mengambil insulinnya karena dia belum makan.
13.)Jelaskan instruksi yang perlu Anda berikan kepada K.W. tentang manajemen
penyakitnya dan DM
Jawaban:
7
Manajemen diri merupakan proses yang kompleks, yang menuntut
tanggungjawab pasien, sehingga variabel psikologik relevan untuk
diidentifikasi. AdapunmanajemenpadaDmtipe 1Penyakit DM tipe 1
merupakan diabetes idiopatik, disebabkan destruksi sel beta autoimun,
biasanya memicu terjadinya defisiensi insulin absolut. Faktor herediter
berupa antibodi sel islet.Faktor lingkungan berupa infeksi virus (virus
Coxsackie, enterovirus, retrovirus, mumps), defisiensi vitamin D, toksin
lingkungan, menyusui jangka pendek, paparan dini terhadap protein
kompleks. Berbagai modifikasi epigenetik ekspresi gen juga terobservasi
sebagai penyebab genetik berkembangnya DM tipe 1.Pencegahan DM
mudah dilakukan, berolahraga secara rutin-teratur minimal 150 menit per
minggu, batasi konsumsi gula murni, hindari konsumsi daging berlemak,
diet rendah karbohidrat.Pola diet penderita DM adalah 3 kali makan besar,
3 kali makan kecil/kudapan, dengan selang waktu 3 jam. Dengan
manajemen yang inovatif-komprehensif berbasis imunoterapi, maka DM
menjaditerkendali.
8
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnese
a. Identitas
1) Nama : Ny.KW
2) TTL/Umur : 25 Tahun
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Diagnosa Mds : DM type I
b. Keluhan Utama:
Sering buang air kecil, haus, kelelahan parah, penglihatan kabur, dan
beberapa terbakar dan kesemutan di kakinya
c. Riwayat Keluhan Utama:
Sering buang air kecil, haus, kelelahan parah, penglihatan kabur, dan
beberapa terbakar dan kesemutan di kakinya. Dia menghubungkan
gejala-gejala tersebut dengan bekerja berjam-jam di depan komputer.
d. Keluhan Yang Menyertai
Sering buang air kecil, haus, kelelahan parah, penglihatan kabur, dan
beberapa terbakar dan kesemutan di kakinya. Dia menghubungkan
gejala-gejala tersebut dengan bekerja berjam-jam di depan komputer.
e. Riwayat Kesehatan Lalu
- Klien menderita diabetes melitus (DM) type 1
f. ADL
1) Nutrisi: Kurang makan dan Minum
2) Eliminasi: Klienseringbuang air kecil
2. Pemeriksaan Fisik
a. TTV:
- TD 160/96
- Nadi 120 kali/menit
9
- Pernafasan 11 kali/menit
- Suhu 40,7 ° C
b. Inspeksi:
1) Klien tampak lemah
2) Wajah pucat
3) Klien nampak kedinginan
4) Klien nampak mengidap flu
c. Palpasi:
1) Kulitnya teraba hangat
3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Lab
- Guladarahpuasa335 mg/dL
- HbA1C 8,8%
- Total Kolesterol310 mg/dL
- Trigliserida 300 mg/dL
- LDL 160 mg/dL
- HDL 25 mg/dL
- Kreatinin 0,9 mg/dL
4. Pengobatan
- Terapi insulin injeksi multi-dosis dengan perhitungan
karbohidrat(CHO)
- Farmakoterapi
- Terapi nutrisi medis(MNT)
- Olahraga
10
B. Patoflow keperawatan
KEKURANGAN INSULIN
Nafas aseton
Mual
Hiperglikemia Badan Keton
Muntah
Nyeri
Penglihatan Urinasi
abdomen
yang kabur atau poliuria Asidosis
Kelemahan
Dehidrasi Respirasi
Sakit
Kepala
Rasa Haus
polidipsia
11
Intervensi Keperawatan
2. Resiko Tujuan a. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan
Gangguannutrisiberhubun :Setelahdilakukantindakankeperawatansel indikasi.
gandenganmualdanmuntah
ama2x24jam makadiharapkan kebutuhan b. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan
bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan
DS :
12
- Klien mengatakan nutrisi pasien terpenuhi pasien.
mual dan muntah sekali c. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen /
Kriteria Hasil :
- Klien mengatakan tidak
adanya diare 1. Asupan kalori adekuat perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum
DO : 2. Asupan vitamin adekuat sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai
- TD 160/96 3. Asupan zat besi adekuat dengan indikasi.
- Nadi 120 kali/menit 4. Klien mengetahui diet yang
- Pernafasan 11 d. Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan
kali/menit dianjurkan
(nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah
- Suhu 40,7 ° C 5. Klien mengetahui manfaat atau
tujuan diet dapat mentoleransinya melalui oral.
- Klien tampak lemah
- Klien nampak flu 6. Klien mengetahui makanan yang e. Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini
diperbolehkan dalam diet sesuai dengan indikasi.
Guladarahpuasa335 7. Klien mengetahui makanan yang f. Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan
mg/Dl tidak diperbolehkan dalam diet
tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi
HbA1C 8,8% 8. Klien mengetahui perencanaan menu
Total Kolesterol310 berdasarkan diet yang dianjurkan cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
mg/Dl 9. Klien dapat menginterpretasi g. Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
Trigliserida 300 mg/Dl informasi gizi pada label makanan h. Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
LDL 160 mg/dL 10. Klien mengetahui strategi i. Kolaborasi dengan ahli diet
HDL 25 mg/dL meningkatkan kepatuhan diet
3 Resiko terjadi injury Setelah perawatan 2x24 jam maka 1. Hindarkan lantai yang licin.
berhubungan dengan diharapkan pasien tidak mengalami
2. Gunakan bed yang rendah.
retinopatidiabetik injury
DS : Kriteria Hasil : 3. Orientasikan klien dengan ruangan.
13
Klien mengeluh - Mengidentifikasi faktor-faktor resiko 4. Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
mengalamigangguanpengli injuri
5. Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi
hatandankesulitanuntukber
konsentrasi
14
C. Evaluasi
15
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
besar. Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita
Diabetes Melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika
tidak ada tindakan yang dilakukam, jumlah ini diperkirakan akan
meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030 (IDF, 2011). Diabetes
mellitus telah menjadi penyebab dari 4,6 juta kematian. Selain itu
pengeluaran biaya kesehatan untuk Diabetes Mellitus telah mencapai 465
miliar USD (IDF, 2011). International Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa
mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara
berpenghasilan rendah dan menengah, (IDF, 2011). Pada tahun 2006,
terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM di Asia Tenggara
(IDF, 2009). Jumlah penderita DM terbesar berusia antara 40-59 tahun
(IDF, 2011).
2. System endokrin adalah suatu system yang bekerja dengan perantaraan
zat-zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar
endokrin merupakan kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil
sekresinya langsung masuk ke dalam darah dan cairan limfe, beredar
dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus (saluran).
B. SARAN
a. Konsumsi buah dan sayuran
b. Porsi makan sedikit atau dikurangi
c. Atur rencana makan
d. Hindaripemakaianalcohol
16
DAFTAR PUSTAKA
L, Tao & K, Kendall. (2014). Synopsis organ system endrokinolo. Jakarta ; Dr.
Lyndon Saputra
S.Si, Dwisang. Luvina Evi ¬(2014). Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan
Paramedis. Jakarta; Dr. Lyndon saputra
17
carrbohydrate countting.(2015)
18