Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


(DIABETES MELITUS TIPE I)

DOSEN PEMBIMBING:

Ns.M.SYIKIR,S.KEP

OLEH :

ISMI NUR AULIA S (P.18.008)

WAHYUNI SYARIFUDDIN(P.18.014)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR
2019/2020

KATA PENGANTAR

i
Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat-Nya dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatanMakalah ini yang berjudul “Diabetes Mellitus Tipe I” oleh kelompok 5
Keperawatan Medikal Bedah II
Dalam penulisanmakalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan pembuatanmakalahini dandapat memanfaatkan sebagaimana
mestinya.
Semoga segala bantuannya dibalas oleh Allah SWT dengan sesuatu yang lebih
baik. Penulis menyadari akan berbagai keterbatasan dan kelemahan yang ada pada
penulis, sehingga tidak menutup kemungkinan terhadap kekurangan, kelemahan
bahkan mungkin kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalahini
dapat memenuhi fungsinya dengan baik. Sekian dan terima kasih atas kami
ucapannya.

Manding,15 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Tujuan...............................................................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI............................................................................................................................................5
A. Tinjauan Umum AnatomiFisiologi System Endokrin...................................................................5
B. TinjauanUmumTentangPenyakit.................................................................................................13
C. TinjauanUmumTentang Diabetes MelitusTipe 1.........................................................................13
BAB III.............................................................................................................................................................2
TINJAUAN KASUS...........................................................................................................................................2
BAB IV..........................................................................................................................................................9
ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................................................9
BAB V.........................................................................................................................................................16
PENUTUP..................................................................................................................................................16
A. KESIMPULAN...............................................................................................................................16
B. SARAN............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
besar. Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita Diabetes
Melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika tidak ada
tindakan yang dilakukam, jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi
552 juta pada tahun 2030 (IDF, 2011). Diabetes mellitus telah menjadi
penyebab dari 4,6 juta kematian. Selain itu pengeluaran biaya kesehatan
untuk Diabetes Mellitus telah mencapai 465 miliar USD (IDF, 2011).
International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak 183
juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang
dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah, (IDF,
2011). Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM
di Asia Tenggara (IDF, 2009). Jumlah penderita DM terbesar berusia antara
40-59 tahun (IDF, 2011).
Ada beberapa jenis Diabetes Mellitus yaitu Diabetes Mellitus Tipe I,
Diabetes Mellitus Tipe II, Diabetes Mellitus Tipe Gestasional, dan Diabetes
Mellitus Tipe Lainnya.Diabetes Mellitus biasa disebut dengan the silent killer
karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan
berbagai macam keluhan. Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain
gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi
seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangren, infeksi paru-paru,
gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang, penderita
DM yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi
pembusukan (Depkes,2005).
B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Penyakit Diabetes MelitusTipe I
2. Untuk Mengetahui pentingnya penatalaksanaanterhadappenyakit diabetes
mellitus Tipe I
3. Menganalisis Kasus Diabetes Melitus I

4
4. Merencanakan Asuhan Keperawatan terkait kasus

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Umum AnatomiFisiologi System Endokrin


System endokrin adalah suatu system yang bekerja dengan perantaraan
zat-zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar
endokrin merupakan kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil
sekresinya langsung masuk ke dalam darah dan cairan limfe, beredar
dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus (saluran). Hasil sekresinya
disebut hormon, dan excresi hormonnya ke cairan intrasel (tidak langsung
ke pembuluh darah). Hormone ini masuk ke dalam darah dan dibawa oleh
system peredaran darah ke seluruh bagian tubuh. Sistem endokrin terdiri
dari kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan system saraf,
mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ
tubuh.Kelenjar endokrin yang terdapat didalam tubuh adalah sebagai
berikut :
I. HYPOPHYSIS
Kelejar hipofisis atau pituitary adalah suatu kelenjar endokrin yang
terletak di dasar tengkorak (sela tursika) fossa os sfenoid. Besarnya kira-
kira 10x13x6 mm dan beratnya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini memegang
peranan penting dalam menyekresi hormone dari semua organ endokrin
(sebagai pengatur), kegiatan hormone yang lain, dan mempengaruhi
pekerjaan kelenjar yang lain. Hipofisis dihubungkan dengan hipotalamus
oleh sebuah tangkai penghubung tipis. Fungsi hipofise dapat diatur oleh
sususnan saraf pusat melalui hypothalamus yang dilakukan oleh sejumlah
hormone yang dihasilkan hipotalamus. Hormone-hormon yang mengatur
fungsi hipofise disebut hipophysiotropic hormone dihasilkan ole sel-sel

5
neorosekretori yang terdapat dalam hipotalamus.Kelenjar hipofise
mempunyai dua lobus, yaitu lobus anterior, dan lobus posterior.
II. KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian
bawah melekat pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan
melekat pada dinding laring. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus (lobus
dekstra dan lobus sinsitra ), saling berhubungan, masing-masing lobus
tebalnya 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar 2,5 cm. kelenjar tiroid
menghasilkan hormone tiroksin. Pembentukan hormone tiroid bergantung
pada jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh sumber utama
untuk memelihara keseimbangan yodium dalam makanan dan.Fungsi
Hormon Tiroid :
a. Mempengaruhi pertumbuhan dan maturasi (pematangan)
jaringan tubuh, penggunaan energy total.
b. Mengatur kecepatan metabolism tubuh dan memengaruhi
beberapa reaksi metabolic dalam tubuh.
c. Menambah sintesis asam ribonukleus (RNA) dan protein,
suatu aksi yang mendahului meningginya basal
metbolisme.
d. Dalam konsentrasi tinggi, balans nitrogen negative dan
sintesis protein berkurang.
e. Menambah produksi panas dan menyimoan energy pada
konsentrasi hormone tiroid yang tinggi.
f. Absropsi intestinal glukosa bertambah lancer oleh hormone
tiroid, memungkinkan factor toleransi glukosa yang
abnormal sering, ditemukan pada hipertiroidsme. air
minum.

III. KELENJAR PARATIROID

Kelenjar paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar


tiroid. Terdapat dua pasang (4 buah) terletak di belkaang tiap lobus dari
kelenjar tiroid, dua sebelah kiri dan dua sebelah kanan. Besarnya setiap

6
kelenjar kira-kira 5x5x3 mm dengan berat antara 25-30 mg berat
keseluruhan lebih kurang 120 mg.Kelenjar tiroid menghasilkan hormone
paratiroksin yaitu suatu peptida, terdiri dari 84 asam amino. Dalam
melaksanakan kerjanya kelenjar tiroid diatur dan diawasi secara langsung
oleh kelenjar hipofise. Produksi hormone paratiroid akan meningkat
apabila kadar kalsium di dalam plasma menurun dalam keadaan fisiologis
normal. Kadar kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan
homeostatic dalam batas yang sangat sempit.
Fungsi kelenjar paratiroid :
a. Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dalam batas
yang sempit meskipun terdapat variasi-variasi yang luas
b. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal,
mempunyai efek terhadap reabsorbsi tubuler dari kalsium
dan sekresi fosfor
c. Mempercepat absorpsi kalsium di intestinum.
d. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormone paratiroid
menstimulasi resorpsi tulang sehingga menambah kalsium
dalam darah.
e. Dapat menstimulasi transpor kalsium dan fosfat melalui
membrane dari mitokondria

IV. THYMUS

Kelenjar timus terletak dalam rongga mediastinum di belakang os


sternum, di dalam rongga toraks, kira-kira setinggi bifukasi
trachea. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari dua lobus.
Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram,
ukurannya bertambah setelah masa remaja antara 30-40 gram dan
setelah dewasa akan mengerut.Kelenjar timus menginduksi
diferensiasi sel induk limfosit yang mampu berpartisipasi dalam
reaksi kekebalan. Di antara bukti tentang adanya aktivasi endokrin
pada timus ialah kenyataan bahwa timus peka terhadap hormone
tiroid. Mengecilnya ukuran timus sementara kedewasaan kelamin

7
tercapai disebabkan oleh hambatan yang diberikan oleh steroid
gonald. Steroid adrenal juga menghambat timus, pengaruh ini
dipakai sebagai parameter untuk kortikosteroid.Kelenjar timus
adalah suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan
imunologis. Sumber hormone timus mempersiapkan proliferasi dan
maturasi sel-sel yang mempunyai kemampuan potensial
imunologis dalam jaringan lain. Setelah dewsa pertumbuhan akan
berkurang sehingga mengurangi aktivitas kelamin.

Fungsi kelenjar timus :

1. Suatu sumber sel yang mempunyai kemampuan imunologis.


2. Sumber hormone timik yang mempersiapkan proloferasi dan
maturasi sel-sel yang mempunyai kemampuan potensial
imunologis dalam banyak jaringan lain.
3. Mengurangi aktivitas kelamin.

V. KELENJAR SUPRARENALIS

Kelenjar suprarenalis atau adrenal berbentuk ceper terdapat pada bagian


atas dari ginjal. Beratnya kira-kira 5-9 gram berjumlah dua buah sesuai
dengan jumlah ginjal. Kelenjar ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar
(Korteks) yang berasal dari sel-sel mesodermal, bagian dalam disebut
medula yang berasal dari sel-sel ectodermal. Berdasarkan perbedaan dari
zat yang dihasilkan, fungsi dan peranan dalam mengatur kehidupan sel di
dalam tubuh juga berbeda.Bagian korteks menghasilkan hormone-hormon
yang dikatagorikan sebagai hormone steroid, sedangkan bagian medula
menghasilkan katekolamim.

VI. KELENJAR PIENALIS

Kelenjar pienalis (epifise) ini terdapat dalam ventrikel otak, berbentuk


kecil dengan warna merah seperti sebuah cemara. Kelenjarna menonjol
dari mensefalon ke atas dan ke belakang kolikus superior. Fungsinya

8
belum diketahui dengan jelas. Kelenjar in menghasilkan sekresi interna
dalam membantu pancreas dn kelenjar kelamin berperan penting dalam
mengatur aktivitas seksual dan reproduksi manusia.

Glandula pienalis diatur oleh isyarat syaraf yang ditimbulkan oleh cahaya
yang terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat lain yang serupa
melewati aliran darah atau cairan ventrikel III ke glandula hipofise anterior
menghambat sekresi hormone gonadotropin, dan gonad menjadi terhambat
lalu berinvolusi

Mekanisme kerja insulin :


4. Meningkatkan transport glukosa dalam sel/jaringan tubuh
5. Meningkatkan transport asam amino ke dalam sel
6. Meningkatkan sintesis protein di orak dan hati
7. Menghambat kerja hormone yang sensitive terhadap lipase dan
meningkatkan sintesis lipida.
8. Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.

VII. KELENJAR PANKREAS (Pulau Langerhans)

Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin


dan endokrin. Bagian eksokrin mengeluarkan larutan encer alkalis
serta enzim pencernaan melalui duktus pankreatikus ke dalam lumen
saluran cerna. Dia antara sel-sel eksokrin di seluruh pankreas tersebar
kelompok-kelompok atau “pulau” sel endokrin yangdikenal sebagai
pulau (islets) Langerhans. Sel endokrin pankreas yang terbanyak
adalah sel β
(beta),tempatsintesisdansekresiinsulin,danselα(alfa)yangmenghasilka
nglukagon. Sel D (delta), yang lebih jarang adalah tempat sintesis
somatostatin (Sherwood L, 2009)

9
Gambar2.1Letakpankreas(Netter,2006

Gambar 2.2 Struktur pankreas (Netter, 2006)

10
Dalam tubuh manusia normal pulau Langerhans menghasilkan empat
jenis sel :

1. Sel-sel A (alfa) sekitar 20-40 % memproduksi glucagon menjadi


factor hiperglikemik, mempunyai anti-insulin aktif

2. Sel-sel B (beta) 60-80% fungsinya membuat insulin

3. Sel-sel D 5-15 % membuat somatostatin

4. Sel-sel F 1% mengandung dan menyekresi pankreatik polipeptida.

Insulin merupakan protein kecil terdiri dari dua rantai asam amino,
satu sama lainnya dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sebelum dapat
berfungsi ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar dalam
membrane sel. Sekresi insulin dikendalikan oleh kadar glukosa
darah.Mekanisme kerja insulin :

1) Insulin meningkatkan transport glukosa ke dalam


sel/jaringan tubuh kecuali otak, tubulus ginjal, mukosa usus
halus, dan sel darah merah. Masuknya glukosa adalah suatu
proses difusi, karena perbedaan konsentrasi glukosa bebs
antara luar sel dan dalam sel

2) Meningkatkan transport asam amino ke dalam sel.

3) Meningkatkan sintesis protein di otak dan hati.

4) Menghambat kerja hormone yang sensitive terhadap lipase,


meningkatkan sintesis lipida.

5) Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.

Kekurangan insulin dapat menyebabkan kelainan yang dikenal dengan


diabetes mellitus, yang mengakibatkan glukosa tertahan di luar sel
(cairan ekstraseluler), mengakibatkan sel jaringan mengalami
kekurangan glukosa/ energy dan akan merangsang glikogenolisis di
sel hati dan sel jaringan.

VIII. KELENJAR KELAMIN

11
Kelenjar gonad yaitu testis pada pria dan ovarium pada wanita,
mempunyai fungsi endokrin dan reproduksi. Sebagai kelenjar
endokrin, testis menghasilkan hormone seks yaitu androgen dan
sperma. Sedangkan ovarium menghasilkan estrogen dan progesterone
serta memproduksi sel telur.

Gonad dan kelenjar-kelenjar aksesori pada waktu lahir mempunyai


ukuran yang lebih kecil dan tidak berfungsi. Pada masa pubertas
kelenjar gonad menjadi aktif dan sifat kelamin sekunder mulai
Nampak, terjadi peningkatan sekresi gonadotropin ( FSH dan LH)
yang merangsnag perkembangan dan produksi kelenjar Gonad.
Peningkatan sekresi FSH dan LH disebabkan kepekaan hipotalamus
terhadap inhibisi (hambatan) steroid menurun. Fungsi reproduksi pria
dapat dibagi menjadi tiga golongan :

1. Spermatogenesis untuk pembentukan sperma

2. Pelaksanaan keja seksual

3. Pengaturan fungsi seksual pria oleh berbagai hormon ( fungsi


endokrin )yang berhubungan dengan fungsi reproduksi, efek
hormone seks pria pada organ seks tambahan, metabolisme sel dan
fungsi tubuh lain.

1. Testis :

Testis meghasilkan beberapa hormone seks pria yang bersama-


sama dinamakan androgen. Salah satu diantaranya adalah
testoteron yang lebih banyak dan lebih kuat dari yang lainnya,
serta bertanggungjawab pada efek hormone pria. Testosterone
dibentuk oleh sel interstisial leyding yang terletak pada interstisial
antara tubulus seminalis. Sekresi androgen (Hormon seks pria) ,
misalnya kelenjar adrenal menyekrsi androgen dalam keadaan
normal tidak menyebabkan sifat maskulinisasi yang bermakna.

2. Ovarium :

12
Hormone perempuan yang dihasilkan dalam ovarium adalah
estrogen dan progesterone .

13
B. TinjauanUmumTentangPenyakit

Diabetes melitus adalah suatu kondisi gangguan yang ditandai dengan


hiperglikemi kondisi ini berkaitan dengan gangguan metabolisme karbhohidrat,
lemak, protein sebagai akibat dari penurunan sekresi insulin, penurunan
sensitivitas insulin atau kombinasi keduanya sehingga mengakibatkan keruskan
mikrovaskuler dan makrovaskuler. Dalam jangka panjang gangguan metabolik ini
berkontribusi pada komplikasi penyakit seperti penyakit kardiovaskuler (CVD),
retinopaty, nefropati, neuropati dan resiko lebih tinggi adalah terkena kanker.
Kriteria diagnosis diabetes melitus adalah kadar glukosa puasa 126mg/dl, atau
pada 2 jam setelah makan 200mg/dl atau HbA1c 8%. Jika kadar glukosa 2 jam
setelah makan 140mg/dl tetapi lebih kecil dari 200mg/dl dinyatakan glukosa
toleransi lemah.
Diabetes diklasifikasikan menjadi 3 tipe yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, dan diabetes
gestational. Pada diabetes tipe 1 berhubungan dengan autoimun pada tubuh yaitu
kerusakan pada sel beta pankreas sehingga sel beta pankreas tidak mensekresi
hormon insulin yang mengatur kadar gula darah dalam tubuh sekitar 5%-10% dari
populasi di diagnosa DM tipe. Insidensi diabetes tipe 1 terjadi pada anak-anak
sampai remaja, DM tipe 2 (kombinasi resistensi insulin dan defisiensi relatif
insulin). Kebanyakan orang dengan DM tipe 2 memiliki gangguan heterogen yang
ditandai dengan obesitas, penurunan fungsi sel beta pankreas, resistensi insulin.
Pada DM tipe 2 insidensi dan pravalensi meningkat karena usia dan obesitas
selain itu terdapat pula DM gestrasional yang ditandai dengan intoleransi glukosa
yang pertamak kali dikenali selama kehamilan.

C. TinjauanUmumTentang Diabetes MelitusTipe 1


1. Pengertian
Diabetes mellitus adalah penyakit gangguan metabolik terutama metabolisme
karbohidrat yang disebabkan oleh berkurangnya atau ketiadaan hormon insulin
dari sel beta pankreas, atau akibat gangguan fungsi insulin, atau keduanya
(Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul
pada seseorang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar gula glukosa darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Syahbudin, 2009).

Diabetes mellitus tipe I yaitu dicirikan dengan hilangnya sel penghasil insulin
pada pulau-pulau langhernas pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada
13
tubuh. Diabetes mellitus tipe II, terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk
merespon dengan wajar terhadap aktivitas insulin yang dihasilkan pankreas
(resistensi insulin), sehingga tidak tercapai kadar glukosa yang normal dalam
darah. Diabetes mellitus tipe II lebih banyak ditemukan dan meliputi 90% dari
semua kasus diabetes di seluruh dunia (Maulana, 2009)

2. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
a) Tipe 1: diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
Sangat tergantung pada insulin. Disebabkan oleh kerusakan sel beta
pancreas sehingga tubuh tidak dapat memproduksi insulin alami untuk
mengontrol kadar glukosa darah.
b) Tipe II : diabetes melitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
Tidak tergantung insulin. Disebabkan oleh gangguan metabolism dan
penurunan fungsi hormone insulin dalam mengontrol kadar glukosa darah
dan hal ini bisa terjadi karena factor genetic dan juga dipicu oleh pola
hidup yang tidak sehat,
c) Diabetes melitus gestasional (GDM)
Disebabkan oleh gangguan hormonal pada wanita hamil.GDM juga
melibatkan suatu kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran
hormone insulin yang tidak cukup. Sama dengan jenis-jenis kencing manis
lain. Hal ini dikembangkan selama kehamilan dan dapat meningkatkan atau
menghilang setelah persalinan. Walaupun demikian tidak menutup
kemungkinan diabetes gestasional dapat mengganggu kesehatan janin dan
ibu. Dan sekitar 20%-50% dari wanita-wanita dengan diabetes melitus
gestasional sewaktu-waktu dapat menjadi penderita
3. Etiologi
penyakit DM tipe 1 dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

a. PolaMakan
Pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya DM. Hal ini
disebabkan jumlah atau kadar insulin oleh sel β pankreas mempunyai
kapasitas maksimum untuk disekresikan.

b. Obesitas

14
Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai
kecenderungan lebih besar untuk terserang DM dibandingkan dengan
orang yang tidak gemuk.

c. Penyakit dan infeksi padapankreas


Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi pankreas
sehingga menimbulkan radang pankreas. Hal itu menyebabkan sel β
pada pankreas tidak bekerja secara optimal dalam mensekresi insulin.

d. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan


Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan
radang pankreas. Peradangan pada pankreas dapat menyebabkan
pankreas tidak berfungsi secara optimal dalam mensekresikan hormon
yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh, termasuk hormon
insulin.

4. Manifestasi Klinis

Berikut ini adalah faktor resiko yang dapat terkena DM Tipe I, antara
lain:

1. Poliuria ( peningkatan pengeluaran urin )

2. Polidipsi ( peningkatan rasa haus ) akibat volume urin


yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan
dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel mengikuti
dehidrasi ekstrasel akan berdifusi keluar sel mengikutin
penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang
hipertonik ( sangat pekat ). Dehidrasi intrasel
merangsang pengeluaran ADH (Antidiuretik Hormone )
dan menimbulkan haus.

3. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran


darah pada pasien diabetes lama,katabolisme protein di
otot dan ketidakmampuan sebagian sel untuk
menggunakan glukosa sebagai energi

15
5.Patofisiologi
DM Tipe 1 ( DMT 1 = Diabetes Mellitus Tergantung Insulin)
DMT 1 merupakan DM yang tergantung insulin. Pada DMT 1
kelainan terletak pada sel beta yang bisa idiopatik atau
imunologik. Pankreas tidak mampu mensintesis dan mensekresi
insulin dalam kuantitas dan atau kualitas yang cukup, bahkan
kadang-kadang tidak ada sekresi insulin sama sekali. Jadi pada
kasus ini terdapat kekurangan insulin secara absolut
(Tjokroprawiro, 2007).

Pada DMT 1 biasanya reseptor insulin di jaringan perifer


kuantitas dan kualitasnya cukup atau normal ( jumlah reseptor
insulin DMT 1 antara 30.000-35.000 ) jumlah reseptor insulin
pada orang normal ± 35.000. sedang pada DM dengan obesitas
± 20.000 reseptor insulin (Tjokroprawiro, 2007).

DMT 1, biasanya terdiagnosa sejak usia kanak-kanak.


Pada DMT 1 tubuh penderita hanya sedikit menghasilkan
insulin atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan insulin,
oleh karena itu untuk bertahan hidup penderita harus mendapat
suntikan insulin setiap harinya. DMT1 tanpa pengaturan harian,
pada kondisi darurat dapat terjadi (Riskesdas, 2007).
BAB III

TINJAUAN KASUS

Anda bekerja di pusat perawatan diabetes mellitus (DM) yang berlokasi di rumah
sakit pendidikan yang besar. Pasien pertama yang Anda temui adalah K.W.,
seorang wanita Hispanik berusia 25 tahun, yang baru saja keluar dari rumah sakit
2 hari yang lalu setelah didiagnosis menderita DM tipe I.

Sembilan hari yang lalu, K.W. pergi menemui dokter setelah 1 bulan riwayat
sering buang air kecil, haus, kelelahan parah, penglihatan kabur, dan beberapa
terbakar dan kesemutan di kakinya. Dia menghubungkan gejala-gejala tersebut
dengan bekerja berjam-jam di depan komputer. Tingkat glukosa acaknya adalah
410 mg / dL. Keesokan harinya, laboratoriumnya adalah sebagai berikut: glukosa
puasa 335 mg / dL, HbA1C 8.8%, kolesterol 310 mg / dL, trigliserida 300 mg /
dL, HDL 25 mg / dL, LDL 160 mg / dL, rasio 12,4, kreatinin 0,9 mg / dL, dan
indeks massa tubuh 37.6. BP-nya adalah 160/96 mm Hg. Dia dirawat di rumah
sakit untuk mengontrol kadar glukosa dan memulai terapi insulin injeksi multi-
dosis dengan penghitungan karbohidrat (CHO). Setelah keluar, K.W. telah dirujuk
ke Anda untuk pendidikan komprehensif. Anda harus mencakup empat bidang
dasar: farmakoterapi, pemantauan glukosa, terapi nutrisi medis (MNT), dan
olahraga.

1).K.W. dimulai pada skala geser lispro (Humalog) empat kali sehari dan insulin
glargine (Lantus) 30 unit pada waktu tidur. Apa perbedaan paling signifikan
antara kedua insulin ini?

Jawaban:

Perbedaanya yaitu:

2
a) Humalog(Insulin kerja cepat)dengan lama kerja 4-8jam.Insulin jenis ini
diberikan 30-60 menit sebelum makan untuk mengendalikan kadar gula
darah sesudah makan.
b) Lantus(Insulin kerja panjang)dengan lama kerja 12-24 jam.Insulin jenis ini
paling lambat diserap oleh tubuh dan bertujuan untuk mengendalikan
kadar gula darah puasa.Umumnya hanya digunakan satu kali(sebelum
tidur malam)atau dua kali(pada pagi dan malam hari)
c)

2.)Apa waktu puncak dan durasi untuk lispro insulin?

Jawaban:

Waktu puncak lispro insulin dalam waktu 2 jam dan dengan durasi 5 menit

3).K.W. menyatakan bahwa dia mengenal orang-orang yang memakai NPH dan

insulin reguler dan ingin tahu mengapa dia tidak bisa meminumnya. Jelaskan
keuntungan menggunakan insulin glargine (Lantus) dan lispro (Humalog).

Jawaban:

Keuntungannya mudah dibawa dan insulin terdapat didalam tubuh secara


alamiah

4.)Identifikasi konten penting untuk dimasukkan dalam terapi farmakologis.

Jawaban:

Dalam terapi farmakologis dengan pemberian obat oral seperti


sulfonilurea,glinid,biguinid untuk mendapatkan level glukosa darah antara 80-120
mg/dL pada siang hari dan mendapatkan kadar glukosa daarah antara 100-140
mg/dL disaat malam hari,mengontrol HbA1c kurang <7 %

3
5.)Poin spesifik apa yang akan Anda sertakan dalam rencana pengajaran untuk
K.W. tentang mengelola terapi insulin? (Pilih semua yang berlaku.)

Jawaban:

a. Selalu berikan suntikan di lokasi yang sama dan mudah dijangkau.


b. Dua suntikan akan diperlukan untuk memberikan lispro (Humalog)
dan glargine (Lantus).
c. Idealnya, glargine (Lantus) harus diberikan sebelum tidur.
d.

6.)Identifikasi konten penting untuk dimasukkan dalam pemantauan glukosa.

Jawaban:

Untuk memmantau kadar glukosa darah dengan On-Chip yang memiliki


keunggulan sederhana sangat efektif,akuraat,nyaman,murah dan secara efektif
dapat menentukan konsentrasi glukosa dalam air liur.

7.)K.W. menyatakan bahwa dietnya sebagian besar adalah makanan cepat saji,
dan makanan yang dimasak di rumah tinggi mengandung pati dan lemak. Dia juga
menyatakan bahwa karena jadwal kerjanya, waktu makan sering bervariasi dari
hari ke hari. Apa penghitungan CHO, dan mengapa metode ini bekerja dengan
baik untuk K.W.

Jawaban:

Penghitungan CHO (Carbohydrate Counting) padaNy.Kw ada perubahan


signifikan yang ditentukan pada indikator kontrol glikemik antara penghitung
karbohidrat.Perhitungan CHO diihitung dalam ‘’Carb’’dengan 1 carb
didefinisikan sebagai 10 g
CHO.MetodeinibekerjadenganbaikpadaNy.Kwkarenamencakupsuatu metode
pendekatan dalam melakukan perencanaan makan dengan berpedoman pada
jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi, bukan pada jenis karbohidratnya.
Metode ini biasanya dikombinasikan dengan metode memakai indeks glisemik
(IG) dan glycemic load (GL).

4
8.)Identifikasi poin-poin penting yang akan dicakup dalam Medical Nutrition
Therapy (MNT)

Jawaban:

1. Mengontrolguladarahmelalui diet
2. Berolahragateratur
3. Pemberianobat-obatan oral atau insulin
adalahpengobatanutama
4. Mengurangirokok
5. Meningkatkanperilakuhidupsehat

9.)K.W. menyatakan bahwa dia saat ini tidak berolahraga sama sekali. Apa
manfaatnya bagi K.W. terima dari berpartisipasi dalam program latihan?

Jawaban:

MenjelaskanpadaNy.Kwjikatidakberolahagatentunyaakansemakinmemperburukpe
nyakit yang dideritanyakarenaberolahraga akan membantu menurunkan risiko
terjadinya komplikasi pada diabetes. Selain itu, manfaat penting olahraga untuk
penderita diabetes juga dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan
menjaga gula darah tetap terkendali.

10.)Apa yang Anda butuhkan untuk mengajar K.W. tentang tindakan pencegahan
olahraga?

Jawaban:

MendorongterusmenerussecaraberkalapadaNy.Kwtentangpentingnyamencega
hdiabetes DmTipe 1 denganolahraga,
karenadenganmelakukanpencegahanolahragaakanmemiliki efek yang
bermanfaat bagi parameter fisiologis dan mengurangi faktor risiko metabolik
pada diabetes mellitus yang resistan terhadap insulin, salah satu olahraga yang
disarankan pada pasien DM Tipe ini yaitu latihan aerobik, latihan aerobik

5
sedang dapat menjaga tekanan darah pada pasien neuropati diabetik dan juga
tetap menjaga pola makan dan memperbanyak nutrisi

11.)K.W. menyatakan bahwa dia dan suaminya berencana untuk memiliki anak
lagi dalam satu atau dua tahun. Dia ingin tahu bagaimana DM-nya akan
mempengaruhi kehamilan. Kehamilan pada orang dengan DM adalah masalah
yang kompleks. Informasi dasar apa yang dapat Anda bagikan dengan K.W. hari
ini tanpa membuatnya kewalahan?

Jawaban:

MenjelaskanpadaNy.Kwdansuaminyauntukmenundakehamilansementarawaktukar
enamenjalani kehamilan bagi pengidap diabetes melitus akan membuat segalanya
berbeda. Diabtes adalah penyakit yang disebebkan tingginya kadar gula dalam
darah seseorang. Jika tingkaat gula dalam darah tinggi ketika menjalani
kehamilan, maka bayi dalam kandungan akan terkena dampaknya.

Resiko yang mungkin terjadi pada ibu yang mengalami diabetes melitus:

1. Pre-eklampsia
2. Persalinan prematur
3. Cairan ketuban berlebihan
4. Infeksi saluran kemih

Resiko yang mungkin terjadi pada janiin

1. Pertumbuhan janin terhambat


2. Lahir besar atau glant baby (makrosomia)
3. Cacat bawaan dengan peluang 3 kali lebih besar dari kehamilan normal
4. Meningkatnya kadar birilubin yang membuat bayi menjadi kuning
5. Sindroma gangguan napas akibat kelebihan insulin yang menghambat
kerja hormon kortisol yang berfungsi mematangkan paru-paru janin,
sehingga paru-paru bayi belum matang pada usia 38 minggu
6. Kekurangan glukosan dan kalsium
7. Kelainan jantung
8. Kelainan neurologik dan psikologik pada bayi di kemudian hari

6
12.)Parameter evaluatif apa yang dapat Anda gunakan untuk menentukan apakah
pengajaran Anda dengan K.W. apakah efektif?

Jawaban:

YaitudengancaramemberikanpenjelasankepadaNy.Kwuntukkonntrol optimal
kadarguladarahsetiapsebulansekali di pelayankesehatantedekat,
carainisangatefektifkarenasangatmudahmenegtahuiperkembanganpenyakitDm
tipe 1 yang dideritapadaNy.Kw

KEMAJUAN STUDI KASUS

K.W. memanggil klinik beberapa hari kemudian mengeluh mengidap "flu". Dia
mengatakan bahwa dia telah mual dan muntah sekali pada malam hari. Dia bilang
dia punya dua bangku longgar. Saat ditanyai, dia menyatakan bahwa dia memang
sedikit kedinginan dan mungkin demam ringan tetapi tidak memiliki termometer
untuk memeriksa suhunya. Dia menyatakan dia tidak memeriksa kadar
glukosanya pagi ini atau mengambil insulinnya karena dia belum makan.

13.)Jelaskan instruksi yang perlu Anda berikan kepada K.W. tentang manajemen
penyakitnya dan DM

Jawaban:

MemberikanpenjelasanNy.KwPenyakit diabetes merupakan penyakit


kronis. Sebagai penyakit kronis, satu-satunya cara yang dapat dilakukan
pasien adalah melakukan manajemen diri agar terhindar atau
memperlambat munculnya komplikasi. manajemen diri diabetes
merupakan keterlibatan pasien terhadap seluruh aspek dalam penyakitnya,
berupa diet, olah raga/ aktivitas fisik, pengobatan dan pemantauan kadar
glukosa dalam darah. Dari berbagai penelitian di Indonesia
memperlihatkan banyak pasien mengalami kesulitan untuk melakukan
manajemen diri, sehingga mengakibatkan kontrol glukosa menjadi buruk.

7
Manajemen diri merupakan proses yang kompleks, yang menuntut
tanggungjawab pasien, sehingga variabel psikologik relevan untuk
diidentifikasi. AdapunmanajemenpadaDmtipe 1Penyakit DM tipe 1
merupakan diabetes idiopatik, disebabkan destruksi sel beta autoimun,
biasanya memicu terjadinya defisiensi insulin absolut. Faktor herediter
berupa antibodi sel islet.Faktor lingkungan berupa infeksi virus (virus
Coxsackie, enterovirus, retrovirus, mumps), defisiensi vitamin D, toksin
lingkungan, menyusui jangka pendek, paparan dini terhadap protein
kompleks. Berbagai modifikasi epigenetik ekspresi gen juga terobservasi
sebagai penyebab genetik berkembangnya DM tipe 1.Pencegahan DM
mudah dilakukan, berolahraga secara rutin-teratur minimal 150 menit per
minggu, batasi konsumsi gula murni, hindari konsumsi daging berlemak,
diet rendah karbohidrat.Pola diet penderita DM adalah 3 kali makan besar,
3 kali makan kecil/kudapan, dengan selang waktu 3 jam. Dengan
manajemen yang inovatif-komprehensif berbasis imunoterapi, maka DM
menjaditerkendali.

8
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Anamnese
a. Identitas
1) Nama : Ny.KW
2) TTL/Umur : 25 Tahun
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Diagnosa Mds : DM type I
b. Keluhan Utama:
Sering buang air kecil, haus, kelelahan parah, penglihatan kabur, dan
beberapa terbakar dan kesemutan di kakinya
c. Riwayat Keluhan Utama:
Sering buang air kecil, haus, kelelahan parah, penglihatan kabur, dan
beberapa terbakar dan kesemutan di kakinya. Dia menghubungkan
gejala-gejala tersebut dengan bekerja berjam-jam di depan komputer.
d. Keluhan Yang Menyertai
Sering buang air kecil, haus, kelelahan parah, penglihatan kabur, dan
beberapa terbakar dan kesemutan di kakinya. Dia menghubungkan
gejala-gejala tersebut dengan bekerja berjam-jam di depan komputer.
e. Riwayat Kesehatan Lalu
- Klien menderita diabetes melitus (DM) type 1
f. ADL
1) Nutrisi: Kurang makan dan Minum
2) Eliminasi: Klienseringbuang air kecil
2. Pemeriksaan Fisik
a. TTV:
- TD 160/96
- Nadi 120 kali/menit

9
- Pernafasan 11 kali/menit
- Suhu 40,7 ° C
b. Inspeksi:
1) Klien tampak lemah
2) Wajah pucat
3) Klien nampak kedinginan
4) Klien nampak mengidap flu
c. Palpasi:
1) Kulitnya teraba hangat
3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Lab
- Guladarahpuasa335 mg/dL
- HbA1C 8,8%
- Total Kolesterol310 mg/dL
- Trigliserida 300 mg/dL
- LDL 160 mg/dL
- HDL 25 mg/dL
- Kreatinin 0,9 mg/dL
4. Pengobatan
- Terapi insulin injeksi multi-dosis dengan perhitungan
karbohidrat(CHO)
- Farmakoterapi
- Terapi nutrisi medis(MNT)
- Olahraga

10
B. Patoflow keperawatan

KEKURANGAN INSULIN

Nafas aseton

Penggunaan glukosa oleh otot,lemak Selera makan Pemecahan lemak


Dan hati Produksi glukosa oleh hati yang buruk atau
anoreksia
Asam Lemak

Mual
Hiperglikemia Badan Keton

Muntah

Nyeri
Penglihatan Urinasi
abdomen
yang kabur atau poliuria Asidosis

Kelemahan
Dehidrasi Respirasi

Sakit
Kepala
Rasa Haus

polidipsia

11
Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Nursing Outcome Classsification Nursing Intervention Classification


1. Kekurangan volume cairan Setelah perawatan 2x24 jam Tujuan : 1. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan
berhubungan dengan TD ortostatik
kebutuhan cairan atau hidrasi pasien
dehidrasi 2. Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan
DS : terpenuhi kusmaul
- Klien mengatakan 3. Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan,
Kriteria Hasil :
selalumerasahaus penggunaan otot bantu nafas
1. Nadi 120 kali/menit 4. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit
DO : 2. Suhu tubuh 40,7° C dan membran mukosa
- Klien nampak lemah 3. Turgor kulit baik 5. Pantau masukan dan pengeluaran
- Wajah pucat 6. Pertahankan untuk memberikan cairan paling
4. Membran mukosa lembab
- Membran mukosa sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat
kering 5. Intake cairan adekuat ditoleransi jantung
- GDP 335mg/dL 6. Diare tidak ada 7. Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi
lambung.
8. Observasi adanya kelelahan yang meningkat,
edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur
9. Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin
dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan
laboratorium (Ht, BUN, Na, K)

2. Resiko Tujuan a. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan
Gangguannutrisiberhubun :Setelahdilakukantindakankeperawatansel indikasi.
gandenganmualdanmuntah
ama2x24jam makadiharapkan kebutuhan b. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan
bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan
DS :

12
- Klien mengatakan nutrisi pasien terpenuhi pasien.
mual dan muntah sekali c. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen /
Kriteria Hasil :
- Klien mengatakan tidak
adanya diare 1. Asupan kalori adekuat perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum
DO : 2. Asupan vitamin adekuat sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai
- TD 160/96 3. Asupan zat besi adekuat dengan indikasi.
- Nadi 120 kali/menit 4. Klien mengetahui diet yang
- Pernafasan 11 d. Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan
kali/menit dianjurkan
(nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah
- Suhu 40,7 ° C 5. Klien mengetahui manfaat atau
tujuan diet dapat mentoleransinya melalui oral.
- Klien tampak lemah
- Klien nampak flu 6. Klien mengetahui makanan yang e. Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini
diperbolehkan dalam diet sesuai dengan indikasi.
 Guladarahpuasa335 7. Klien mengetahui makanan yang f. Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan
mg/Dl tidak diperbolehkan dalam diet
tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi
 HbA1C 8,8% 8. Klien mengetahui perencanaan menu
 Total Kolesterol310 berdasarkan diet yang dianjurkan cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
mg/Dl 9. Klien dapat menginterpretasi g. Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
 Trigliserida 300 mg/Dl informasi gizi pada label makanan h. Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
 LDL 160 mg/dL 10. Klien mengetahui strategi i. Kolaborasi dengan ahli diet
 HDL 25 mg/dL meningkatkan kepatuhan diet

3 Resiko terjadi injury Setelah perawatan 2x24 jam maka 1. Hindarkan lantai yang licin.
berhubungan dengan diharapkan pasien tidak mengalami
2. Gunakan bed yang rendah.
retinopatidiabetik injury
DS : Kriteria Hasil : 3. Orientasikan klien dengan ruangan.

13
Klien mengeluh - Mengidentifikasi faktor-faktor resiko 4. Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
mengalamigangguanpengli injuri
5. Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi
hatandankesulitanuntukber
konsentrasi

14
C. Evaluasi

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi


.
1 Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan perawatan terkait
berhubungan dengan dehidrasi kekurangan volume cairan pada
pasien menunjukkan :
1. Nadi 120 kali/menit
2. Suhu tubuh 40,7 C
3. Turgor kulit kering
4. Membran mukosa lembab
5. Intake cairan adekuat
6. Diare tidak ada

2. ResikoGangguannutrisiberhubun Setelah dilakukan perawatan terkait


gandenganmualdanmuntah resikogangguan nutrisi pada pasien
menunjukkan :
1. .Asupan kalori adekuat
2. Asupan vitamin adekuat
3. Asupan zat besi adekuat
4. Klien mengetahui diet
yang dianjurkan
5. Klien mengetahui
manfaat atau tujuan diet
6. Klien mengetahui
makanan yang
diperbolehkan dalam diet
7. Klien mengetahui
makanan yang tidak
diperbolehkan dalam diet
8. Klien mengetahui
perencanaan menu
berdasarkan diet yang
dianjurkan
9. Klien dapat
menginterpretasi
informasi gizi pada label
makanan
10. Klien mengetahui
strategi meningkatkan
kepatuhan diet

15
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
besar. Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita
Diabetes Melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika
tidak ada tindakan yang dilakukam, jumlah ini diperkirakan akan
meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030 (IDF, 2011). Diabetes
mellitus telah menjadi penyebab dari 4,6 juta kematian. Selain itu
pengeluaran biaya kesehatan untuk Diabetes Mellitus telah mencapai 465
miliar USD (IDF, 2011). International Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa
mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara
berpenghasilan rendah dan menengah, (IDF, 2011). Pada tahun 2006,
terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM di Asia Tenggara
(IDF, 2009). Jumlah penderita DM terbesar berusia antara 40-59 tahun
(IDF, 2011).
2. System endokrin adalah suatu system yang bekerja dengan perantaraan
zat-zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar
endokrin merupakan kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil
sekresinya langsung masuk ke dalam darah dan cairan limfe, beredar
dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus (saluran).
B. SARAN
a. Konsumsi buah dan sayuran
b. Porsi makan sedikit atau dikurangi
c. Atur rencana makan
d. Hindaripemakaianalcohol

16
DAFTAR PUSTAKA

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen


Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (8th ed.). Singapura: Elsevier.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (8th ed.). Singapore: Elsevier.

Asuhan keperawatan,novian marsewa,Fakultas ilmu kesehatan UMP:2017

L, Tao & K, Kendall. (2014). Synopsis organ system endrokinolo. Jakarta ; Dr.
Lyndon Saputra

AMK, Syaifuddin. H. (2010). Anatomi fisiologi kurikulum berbasis kompetensi.


Jakarta; EGC

S.Si, Dwisang. Luvina Evi ¬(2014). Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan
Paramedis. Jakarta; Dr. Lyndon saputra

Birkeland K, Home P, Wendisch U, Ratner R,Johansen T,Endahl I.,Lyby K,Jendle


J,Roberts A,DeVries J and Meneghini I,(2011),Insulin Degludec in Type
Diabetes;A randomized controlled trial of a new-generation ultra-long-acting
insulin compared with insulin glarrgine,Diabetes Care 34,661-665

PERKUMPULAN ENDOKRINOLOGI INDONESIA PERKENI


2011.PETUNJUK PRAKTIS TERAPI INSULIN PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS

Muhammad Iqbal Bin MMohd Yusof,Adam Renaldi,Ilham sseptiandi,Budi


Kurniawan,Ahmad fauzi Majalah Farmasetika 1(1),3-7,2016

The factors affecting on esstimation of carbohyddrrate content of meals in

17
carrbohydrate countting.(2015)

18

Anda mungkin juga menyukai