Oleh
Nurfadilah
20150102015
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas petunjuknya
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat oleh penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah
“STILISTIKA”. Adapun judul dari makalah ini adalah “Analisis 3 lirik Lagu
Mandar”. Adapun isi dari makalah ini membahas tentang
definisi,Manfaat,sejarah,dan Macam-macam gaya bahasa.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
iii
D. LAGU MANDAR ..................................................................................... 27
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia
dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid dalam
Ardiani M, 2009:1). Sastra adalah institusi sosial yang menggunakan medium
bahasa (Wellek dan Warren dalam Ardiani M, 2009:1). Karya sastra sebagai hasil
kreasi pengarang (Aminuddin dalam Ardiani M, 2009:1).
Genre sastra atau jenis sastra dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu
sastra imajinatif dan nonimajinatif. Dalam praktiknya sastra nonimajinatif terdiri
atas karya-karya yang berbentuk esei, kritik, biografi, otobiografi, dan sejarah.
Yang termasuk sastra imajinatif ialah karya prosa fiksi (cerpen, novelet, novel
atau roman), puisi (puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik), dan drama (drama
komedi, drama tragedi, melodrama, dan drama tragikomedi), (Najid dalam
Ardiani M, 2009:1).
Lirik lagu termasuk dalam genre sastra karena lirik adalah karya sastra (puisi)
yang berisi curahan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian (KBBI dalam
Ardiani M, 2009:1). Jadi lirik sama dengan puisi tetapi disajikan dengan bentuk
nyanyian yang termasuk dalam genre sastra imajinatif.
Lagu adalah rangkaian nada yang dipadukan dengan irama yang harmonis
dan dilengkapi dengan syair yang membentuk sebuah harmonisasi indah. Lagu
merupakan salah satu hal yang kerap dijadikan sebagai media untuk
menyampaikan pesan terhadap orang lain. Pesan yang disampaikan melalui lirik
lagu atau syair merupakan contoh dari komunikasi verbal dan non verbal. Lagu
adalah media yang merupakan komunikasi verbal dan non verbal. Lagu
merupakan komunikasi verbal jika dilihat dari sisi lirik. Lirik biasanya berisikan
pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Setiap lagu
memiliki penggemar dan pangsa pasar tersendiri, tergantung pada kondisi
pendengarnya. Kondisi psikologis seseorang juga akan mempengaruhi suasana
hati seseorang yang mendengarkan lagu tersebut. Ketika seseorang tersebut
sedang sedih dan ia mendengarkan lagu sendu, ia akan cenderung semakin sedih
1
saat menghayati dan memaknai liriknya lebih dalam. Hal ini menunjukan pesan
yang terkandung dalam lagu tersebut sampai pada komunikan. Namun, ada pula
ketika seseorang sedang sedih dan mendengar lagu yang bersemangat dan
memiliki lirik yang memberikan banyak dukungan, ia akan cenderung kembali
bersemangat dan tidak sedih lagi.
Menurut Geoffrey Madel “it is peculiar genius of music to capture and evoke
patterns of intentional feeling such as ecpectiotions, desires,joyful, sadness even
madness” (Madell 2002 : 126). Diterjemahkan oleh penulis yaitu, ciri khas yang
luar biasa dari musik adalah dapat menangkap dan membangkitkan pola perasaan
seperti pengharapan, keinginan, kegembiraan, kesedihan bahkan ke gilaan. Lagu
menyampaikan pesan-pesannya dengan lirik. Lirik lagu biasanya dikemas dengan
ringan dan mudah diingat. Setiap lagu pasti memiliki cerita tersendiri. Cerita
inilah pesan yang akan disampaikan kepada orang lain. Oleh sebab itu, banyak
orang menggunakan lagu sebagai media mengungkapkan perasaan terhadap orang
lain. Lagu juga merupakan contoh dari komunikasi nonverbal jika dilihat dari sisi
nada dan melodi. Denis Mc Quail mengatakan “The transmission information,
ideas, attitudes or emotion from one person or group to another (or other)
primaril throuht symbols”, yang artinya komunikasi berarti proses penyampaian
pesan atau informasi, baik berupa ide, sikap atau emosi dari seseorang atau
kelompok kepada yang lain (atau orang lain) melalui simbol-simbol. (Mc Quail
1993 : 4). Musik merupakan media yang efektif untuk menyampaikan pesan.
Menurut Parker (Djohan, 2003:4) musik adalah produk pikiran, elemen vibrasi
atas frekuensi, bentuk, amplitudo dan durasi belum menjadi musik bagi manusia
sampai semua itu ditransformasi secara neurologis dan diinterprestasikan melalui
otak. Salah satu hal terpenting dalam sebuah musik adalah keberadaan lirik
lagunya, karena melalui lirik lagu, penyanyi lagu ingin menyampaikan pesan yang
merupakan pengekspresian dirinya terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di
dunia sekitar, dimana dia berinteraksi didalamnya. Lirik lagu dapat pula sebagai
sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh
karena itu, ketika sebuah lirik lagu di aransir dan diperdengarkan kepada khalayak
2
juga mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya sebuah
keyakinan, nilai-nilai, bahkan prasangka tertentu (Setianingsih, 2003:7-8).
Menurut pendapat dari Soerjono Soekanto (Rahmawati, 2000:1) bahwa musik
berkait erat dengan setting sosial kemasyarakatan dan gejala khas akibat interaksi
sosial dimana lirik lagu menjadi penunjang dalam musik tersebut dalam
menjembatani isu-isu sosial yang terjadi. Sejalan dengan pendapat Soerjono
Soekanto dalam (Rahmawati, 2000:1) yang menyatakan bahwa musik berkait erat
dengan setting sosial kemasyarakatan tempat dia berada. Musik merupakan gejala
khas yang dihasilkan akibat adanya interaksi sosial, dimana dalam interaksi
tersebut manusia menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Disinilah kedudukan
lirik sangat berperan, sehingga dengan demikian musik tidak hanya bunyi suara
belaka, karena juga menyangkut perilaku manusia sebagai individu maupun
kelompok sosial dalam wadah pergaulan hidup dengan wadah bahasa atau lirik
sebagai penunjangnya. Berdasarkan kutipan di atas, sebuah lirik lagu dapat
berkaitan erat pula dengan situasi sosial dan isu-isu sosial yang sedang
berlangsung di dalam masyarakat.
Teks lagu atau lirik lagu mengandung unsur-unsur dalam proses komunikasi
yaitu komunikator, pesan, media, komunikan dan efek. Penulis lirik dalam proses
komunikasi berperan komunikator. Sebagai komunikator, penulis lirik berusaha
menyampaikan informasi berupa pesan kepada komunikannya, yakni para
pendengar lagu itu sendiri. Lirik lagu biasanya menggunakan diksi yang unik,
bahasa yang indah, makna yang interpretatif dan merupakan ungkapan perasaan
yang sedang dihadapai oleh penulis lagu saat proses penulisan lagu berlangsung.
Pesan dalam lirik lagu merupakan hasil realitas yang dilihat atau dijumpai oleh
penulis lagu kemudian diproses, dinterpretasikan secara pribadi sesuai dengan apa
yang ia lihat dan disesuaikan dengan pola pemikiran serta pengalaman penulis
lagu tersebut yang dikemas dalam bentuk simbol-simbol pada lirik tersebut. Lirik
tersebut tentunya akan dimaknai secara interpretatif oleh pendengarnya. Saat lirik
diciptakan berdasarkan realitas dan pengalaman yang dialami oleh penulis
maupun konteks situasi sosial dan isu-isu sosial yang sedang berlangsung di
dalam masyarakat.
3
Menurut Djohan (2003 : 7-8), bahwa musik merupakan perilaku sosial yang
kompleks dan universal yang didalamnya memuat sebuah ungkapan pikiran
manusia, gagasan, dan ide-ide dari otak yang mengandung sebuah sinyal pesan
yang signifikan. Pesan atau ide yang disampaikan melalui musik atau lagu
biasanya memiliki keterkaitan dengan konteks historis. Muatan lagu tidak hanya
sebuah gagasan untuk menghibur, tetapi memiliki pesan-pesan moral atau
idealisme dan sekaligus memiliki kekuatan ekonomis.
Dalam penelitian ini akan diteliti mengenai gaya bahasa yang terkandung pada
lirik lagu ditinjau dari kajian stilistika. Penelitian ini ditinjau dari kajian stilistika
yang berkaitan dengan gaya yang meliputi konsep-konsep tentang pilihan leksikal
seperti pengunaan bahasa daerah, bahasa asing, mengenai ungkapan dan majas
serta pesan moril yang terkandung dalam lirik lagu tersebut(Nurgiyantoro dalam
Ardiani M, 2009:2).
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam Analisis lagu ini adalah bagaimanakah gaya
bahasa dalam lirik lagu : a. Topole di balitung ( Syaiful Sinrang )
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari Analisis ini adalah untuk menganalisis wujud gaya
bahasa dari lirik lagu : a. Topole di balitung ( Syaiful Sinrang )
4
dengan mendeskripksikan fakta berupa liriknya dan mengidentifikasi
gaya bahasa yang sesuai.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stilistika
a. Pengertian Stilistika
Istilah stilistika berasal dari istilah stylistr'cs dalam bahasa inggris. istilah
stilistika atau stylistics terdiri dari dua kata style dan ics. Stylist adalah pengarang
atau pembicara yang baik gaya bahasanya, perancang atau ahli dalam mode. lcs
atau ika adalah ilmu, kaji, telaah. Jadi, stilistika adalah ilmu gaya atau ilmu gaya
bahasa. Gaya memang selalu dihubungkan dengan pemakaian atau penggunaan
bahasa dalam karya sastra. Ini merupakan hakikat stilistika Ini menyebabkan
stilistika merupakan ilmu gabung an atau interdisipliner. Stilistika
menggabungkan ilmu linguistik dengan ilmu sastra. Menurut Junus (1989: xvii),
hakikat stilistika adalah studi mengenai pemakaian bahasa dalam karya sastra.
Strlistika dipakai sebagai ilmu gabung. yakni linguistik dan ilmu sastra. Paling
tidak, studi stilistika dilakukan oleh seorang linguis, tetapi menaruh perhatian
terhadap sastra (atau sebaliknya). Dalam aplikasinya, seorang linguis bekerja
dengan menggunakan data pemakaian bahasa dalam karya sastra, dengan melihat
keistimewaan bahasa sastra. Dengan demikian, stilistika dapat dipahami sebagai
aplikasi teori linguistik pada pemakaian bahasa dalam sastra.
Menurut Shrpley, stilistika adalah ilmu tentang gaya (style), sedangkan style
berasal dari kata stilus (latin) yang semula berarti alat berujung mncmg yang
digunakan untuk menulis di atas bidang berlapis lilin. Bagi mereka yang dapat
menggunakan alat tersebut secara baik, disebut sebagai praktisi gaya bahasa yang
sukses, sebaliknya, bagi mereka yang tidak dapat menggunakan dengan baik,
disebut praktisi gaya yang kasar atau gagal. Benda runcing sebagai alat untuk
menulis dapat diartikan bermacam-macam. Salah satu diantaranya adalah
menggores, melukai, menembus, menusuk bidang datar sebagai alat tulisan.
6
Konotasi lain adalah ”menggores” atau "menusuk” perasaan pembaca, bahkan
juga penulis sendiri sehingga menimbulkan efek tertentu. Pada dasarnya, di
sinilah makna kata stilistika sehingga kemudian berarti gaya bahasa yang
sekaligus berfungsi sebagai penggunaan bahasa yang khas.
Dalam bidang bahasa dan sastra, stilistika dikatakan sebagai bagian dari ilmu
sastra, lebih sempit lagi, ilmu gaya bahasa dalam kaitannya dengan aspek-aspek
keindahan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gaya memiliki
beberapa ciri, yaitu (a) kekuatan, kesanggupan, gaya dalam pengertian denotatif,
misalnya gaya pegasm gaya lentur, gaya tarik bumi; (b) sikap, gerakan, seperti
dalam tingkah laku, misalnya gaya tarik, gaya hidup; (c) irama, lagu, seperti
dalam music, misalnya gaya musik Barat; (d) cara melakukan, seperti dalam
olahraga, gaya renang, gaya dada; (e) ragam, cara, seperti dalam bangunan, seperti
bagunan gaya Eropa; dan (9) cara yang khas, seperti pemakaian bahasa dalam
karya sastra, misalnya gaya inversr.
7
e. llmu yang menyelidiki pemakaian bahasa dalam karya sastra
dengan mempertimbangkan aspek-aspek keindahannya
sekaligus latar belakang sosialnya.
Secara teoretis, telah banyak pakar sastra yang memberikan definisi tentang
stilistika. Beberapa di antaranya seperti diuraikan berikut ini,
Kutha Ratna (20099) menyatakan bahwa stilistika sebagai bagian dari ilmu
sastra, lebih sempit lagi ilmu gaya bahasa dalam kaitannya dengan aspek-aspek
keindahan. Musthafa (2008z51) berpendapat bahwa stilistika adalaah gaya bahasa
yang digunakan seseorang dalam mengekspresikan gagasan lewat tulisan.
Pengertian stilistika yang cukup komprehenSIf dan representatif seperti
dikemukakan oleh Teeuw (1984.81) dan Tuloli (2000'6), stilistika atau ilmu gaya
bahasa pada umumnya membicarakan pemakaian bahasa yang khas atau
istimewa, yang merupakan ciri khas seorang penulis, aliran sastra, atau pula
penyimpangan dari bahasa sehari-hari atau dari bahasa yang normal atau baku,
dan sebagainya. Dengan demikian, secara sederhana dapat diaimpulkan bahwa
8
stilistika (stylistics) adalah ilmu yang secara speSifik mengungkap penggunaan
gaya bahasa yang khas dalam karya sastra.
9
jika dapat menentukan prisip yang mendasari kesatuan karya sastra, dan jika dapat
menemukan suatu tujuan estetika umum yang menonjol dalam sebuah karya sastra
dan keseluruhan unsurnya (Wellek dan Warren).
Untuk mengetahui cirri pembeda gaya sebuah teks dari teks lain. perlu
dilakukan penghitungan frekuensi pemunculan tanda-tanda linguistik yang
terdapat di dalamnya. Gaya kemudian “diukur” berdasarkan kadar devrasinya
terhadap bahasa yang wajar dan baku. Data kuantitatif yang diperoleh dari analisis
seperti ini dapat memberikan bukti-bukti konkret yang dapat menopang deskripsi
stilistika sebuah karya dengan cara yang lebih dapat dipertanggungjawabkan
(Nurgiatoro, 1998 283)
10
ini bertUjuan untuk mempelajari cara htur-iitur lmgurstik mempengaruhi makna
sebuah karya secara keseluruhan dan efek-efeknya pada pembaca.
Pada mulanya, stilistika lebih terbatas pada persoalan bahasa dalam karya
sastra. Namun dalam perkembangannya, pengertian gaya juga dilihat dalam
hubungannya di luar karya sastra Make dibedakan anatar gaya sastra dan gaya
nori sastra. Jalan pikiran yang nmenyebutkan betapa eratnya hubungan antara
bahasa sastra dapat dikemukakan sebagai benkut. Pada pennsipnya , “seni sastra'
(baca juga “seni bahasa') dapat dipandang dari dua segi kemungkinan. Pertama.
“seni sastra' dipandang sebagai bagian dari seni pada umumnya. Di sini. karya
sastra dikaji sebagi objek estetika, dengan mengkhususkan perhatiannya pada
gejala bahasa, plastik bahasa, dan penggunaan bahasa kias/malas atau bahasa
figurative (figurative language). serta sarana retorika yang lain. Jadi
pengkajiannya masuk kedalam kalian stlistika. retorika dan estetika Kedua. seni
sastra dipandang eebagar bagian dan ilmu bahasa (lrnguratiee) pada umunnya
Dalam hal ini seni eaatra dikljl dengan berdasarkan penggunaan bahasa yang khas
Jadi masuk pada lrnguatik terapan la dikau ragam bahasa yang digunakan Apa
temanya Penekanannya pada pengkajran teks sastra Landasan teorinya adalah
konveneikonvenai atauu konsepsi-konsepsi sastra atau bahasa.
b. Sajarah Stilistlka
Stilistika telah mulai dikenal pada masyarakat dl Barat dan Indonesia Sepak
zaman Plato (427-317 SM) dan Aristoteles (384-322 SM). sesungguhnya telah
ada killln linguistik tentang proses proaktif dalam kesusastraan. Zaman Plato dan
Anetotelea mungkin terlalu Jauh dari zaman kita. Pada 1916 telah terbit sebuah
kata haail kenaaama sastrawan dan bahasa berakhiran Formalrsme Rusia dengan
buku yang berjudul. The Study in Theory of Purtics Language. Pada tahun 1923,
Roman Jakobaan menulis tentang pursr Ceko yang menerapkan kritena semantik
modern dalam pengkajran struktur dan pola puisr. Pada 1957, Chomsky membuka
pandangan baru dalam lrngurstrk dalam penerbitan bukunya Syntactic Stmoturee.
Keauaaatraan merasakan dampak pandangan baru rtu.
11
Pada awalnya. sastrawan dan kntrkus sastra memfungsrkan manfaat
pengkajran linguistik terhadap karya sastra Berbagai anggapan pengkapan
demikian akan merusak keindahan seni karya sastra itu Semakin lama semakrn
drsadan bahwa pendekatan lrngurstlk merupakan salah satu pendekatan yang
dapat ditempuh untuk menemukan makna karya sastra. Analisrs strlrstika
berupaya mengganti subjektif dan impresionisme yang digunakan kntrkus sastra
sebagai pedoman dalam mengkaji karya sastra dengan suatu pengkajran yang
relatrf lebih obyektif dan ilmiah
12
poetika pada hakikatnya adalah persoalan filsafat. Dengan demikian, peristiwa
sastra dihubungkan dengan peristiwa Bahasa Indonesia. Hal ini ada hubungannya
dengan pengajaran bahasa Kekurangan penyelidikan bahasa dan sastra Indonesia
terasa sekali oleh pengajar di sekolah, yaitu Sifat pembelajaran tidak lagi
merupakan perluasan. tetapi pendalaman. Bahasa lndonesia merupakan salah satu
fenomena yang berhubungan adat dengan manusia Indonesia. Slamat Mulyana
mendefinisikan stilistika adalah pengetahuan tentang kata yang berjiwa.
Pada 1982, Sudjiman membuat Diktat Mata Kuliah Stilistika. Program S1.
Universrtas lndonesia. Kemudian Ia menerbitkan buku Bunga Rampai Stilistika.
Gianti. Jakarta 1993. istilah stilistika sejak 1980-an ini mulai dikenal di dunia
Pengetahuan Tinggi sebab telah menjadi satu disiplin ilmu. Hal ini
dilatarbelakangi oleh kenyataan selama ini bahwa dalam usaha memahami karya
sastra para kritikus sastra menggunakan pendekatan intrinsik dan ekstrisik, bahkan
ada yang menggunakan beberapa pendekatan sekaligus. Semua itu ada hukum
untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang alasan pengarang
menciptakan karya tertulis. gagasan yang hendak disampaikan ataupun hal-hal
yang mempengaruhi cara penyampaiannya semua itu dilakukan untuk merebut
makna yang terkandung dalam karya sastra serta menikmati keindahannya.
Karena medium yang digunakan oleh pengarang adalah bahasa. pengantar bahasa
13
pasti akan mengungkapkan hal-hal yang membantu kita menafsirkan makna suatu
karya sastra atau bagian-bagiannya untuk selanjutnya memahami dan
menikmatinya. Pengkajian ini disebut pengkajian stilistika. Dalam pengkajian ini
tampak relevansi lingutstik atau ilmu bahasa terhadap studi sastra. Dengan
stilistika. dapat dijelaskan interaksi yang rumit antara bentuk dan makna yang
sering luput dari perhatian dan pengamatan para kritikus sastra
Stilistika Hal ini sudah dilaksanakan sejak 1958 sampai dengan sekarang ini,
misalnya Budi S telah membuat skripsi tentang “Bahasa Danarto dalam Godlob
Kajian Stiliatika Cerpen-cerpen Danarto'. 1990. ia mamben penekanan analisis
terhadap kosakata. majas (bahasa kiasan). sarana retorika, struktur sintesis.
interaksi bahasa dan humor dari mantra (Puleh. 1994 X). Pada 1993. Lukman
Hakim membahas atilistika judul makalahnya "Tinjauan Stiiistiks terhadap
Robohnya Surau Kami”. (AA Nawa). la membahas cerita pendek ini dari sisi gaya
bahasalstii. pengarangnya terutama yang berhubungan dengan (1) struktur kalimat
yang dihubungkan dengan gaya bercerita; dan (2) pemilihan leksikal yang
dikaitkan dengan pemakaian majas (Depdikbud. 1993 28-38, Bahasa dan Sastra. x
4).
14
Bentuk Bahasa Kiss dalam Karya Sastra Pada 2003, Tirto Suwondo membahas
cerpen dengan pandangan stilistika, judul makalahnya "Cerpen Dinding Waktu.
karya Danano. Studi Stilistika“ dimuat dalam bukunya Studi Sastra Beberapa
AItematif. Hanindita. Yogyakarta. 2003. Suwondo berkesimpulan bahwa cerpen
dinding waktu karya Danarto kaya akan gaya bahasa, baik gaya bahasa
berdasarkan struktur kata dan kalimat maupun berdasarkan langsung atau tidaknya
makna. Dengan demikian, hingga saat sekarang ini. stilistika sudah berkembang
dengan pesat.
d.Tujuan Stilistika
15
sastra. Tedapat berbagai tujuan stilistika, yaitu sebagai berikut. Pertama,
menerangkan hubungan antara bahasa dengan fungsi artistik dan maknanya.
Kedua, menentukan dan memperlihatkan penggunaan bahasa sastrawan. khusus
penyimpangan dan penggunaan linguistik untuk memperoleh efek khusus. Ketiga,
menjawab pertanyaan mengapa sastrawan mengekspresikan dirinya justru
memilih cara khusus? Bagaimanakah efek estetis yang dapat dicapai melalui
bahasa? Apakah pemilihan bentuk-bentuk bahasa tertentu dapat menimbulkan
efek estetis? Apakah fungsi penggunaan bentuk tertentu mendukung tujuan
estetis? Keempat, mengganti kritik sastra yang bersifat subyektif dan impresif
dengan analisis. Stil wacana sastra yang lebih obyektif dan ilmiah. Kelima,
menggambarkan karakteristik khusus sebuah karya sastra. Keenam, mengkaji
pelbagai bentuk gaya bahasa yang digunakan oleh sastrawan dalam karyanya.
f. Manfaat Stilistika
Berbagai manfaat diperoleh dari stilistika bagi pembaca sastra, guru sastra,
kritikus sastra, dan sastrawan. Manfaat menelaah stilistika ialah sebagai berikut. a.
Mendapatkan atau membuktikan ciri-ciri keindahan bahasa yang universal dari
segi bahasa dalam karya sastra lebih. b. Menerangkan secara baik keindahan
sastra dengan menunjukkan keselarasan penggunaan ciri-ciri keindahan bahasa
dalam karya sastra. c. Membimbing pembaca menikmati karya sastra dengan baik.
d. Membimbing sastrawan memperbaiki atau meninggikan mutu karya sastranya.
e. Kemampuan membedakan bahasa yang digunakan dalam satu karya sastra
dengan karya sastra yang lain.
B. GAYA BAHASA
Gaya bahasa adalah pernyataan dengan pola tertentu sehingga mem punyai
efek tersendiri terhadap pemerhati. Dengan pola materi, akan menimbukan efek
lahiriah (efek bentuk). sedangkan dengan pola arti (pola makna) akan
16
menimbulkan efek rohaniah. Terdapat berbagai jenis gaya bahasa. Jeniejenis
tersebut dikelompokkan dalam empat kelompok besar, yaitu gaya bahasa
perbandingan, pertentangan, pertautan, dan perulanga
b. Macam-macam Majas
1. Majas Perbandingan
a. Personifikasi
Gaya bahasa ini seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap
layaknya manusia.
b. Metafora
Yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin
disampaikan dalam bentuk ungkapan.
17
Contoh: Pegawai tersebut merupakan tangan kanan dari komisaris
perusahaan tersebut. Tangan kanan merupakan ungkapan bagi orang
yang setia dan dipercaya.
c. Asosiasi
Yaitu membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan
pemberian kata sambung bagaikan, bak, ataupun seperti.
Contoh: Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua. Artinya, keduanya
memiliki wajah yang sangat mirip.
d. Hiperbola
Contoh: Orang tuanya memeras keringat agar anak tersebut dapat terus
bersekolah. Memeras keringat artinya bekerja dengan keras.
e. Eufemisme
Gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik dengan
padanan yang lebih halus.
f. Metonimia
Yaitu menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada pada
benda umum.
Contoh: Supaya haus cepat hilang, lebih baik minum Aqua. Aqua di sini
merujuk pada air mineral.
g. Simile
18
Hampir sama dengan asosiasi yang menggunakan kata hubungan bak,
bagaikan, ataupun seperti; hanya saja simile bukan membandingkan dua objek
yang berbeda, melainkan menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan
h. Alegori
i. Sinekdok
Gaya bahasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro toto dan
sinekdok totem pro parte. Sinekdok pars pro toto merupakan gaya bahasa yang
menyebutkan sebagian unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda.
Sementara itu, sinekdok totem pro parte adalah kebalikannya, yakni gaya bahasa
yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi.
Contoh:Pars pro Toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga
kelihatan.
j. Simbolik
2. Majas Pertentangan
19
a.Litotes
Contoh: Selamat datang ke gubuk kami ini. Gubuk memiliki artian sebagai
rumah.
b. Paradoks
c. Antitesis
d. Kontradiksi Interminis
3. Majas Sindiran
20
a. Ironi
Contoh: Rapi sekali kamarmu sampai sulit untuk mencari bagian kasur
yang bisa ditiduri.
b. Sinisme
c.Sarkasme
4. Majas Penegasan
a. Pleonasme
b. Repetisi
21
c. Retorika
Contoh: Kapan pernah terjadi harga barang kebutuhan pokok turun pada
saat menjelang hari raya?
d. Klimaks
Contoh: Bayi, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua
seharusnya memiliki asuransi kesehatan.
e. Antiklimaks
f. Pararelisme
22
g. Tautologi
Contoh: Hidup akan terasa tenteram, damai, dan bahagia jika semua
anggota keluarga saling menyayangi.
C. Pesan Moril
a. Macam-maacam Amanat
Untuk itu, dalam hal ini ada 2 macam amanat yang perlu kita
ketahui yaitu amanat tersurat dan amanat tersirat. Atau dalam
23
istilah lain, amanat atau pesan ini dapat disampaikan secara
implisit ataupun secara eksplisit.
b. Ciri-ciri Amanat
24
D. Lagu Mandar
Elong adalah lagu, sedang yang dimaksud dengan elong Mandar adalah
lagu yang syairnya berbahasa Mandar, dalam bahasa setempat disebut
ayangang Mandar. Elong merupakan salah satu curahan suka maupun duka
untuk menghibur, mendidik, nasehat, kritik, dan penguat hati. Elong
Mandar dapat dikelompokkan dalam dua jenis. Pertama, yang tradisional,
kedua yang kreasi baru. Lagu Mandar tradisional adalah lagu yang syairnya
berbahasa Mandar dalam bentuk kalindaqdaq dengan irama yang khas.
Jadi, elong dengan lirik kalindaqdaq sebagai bagian dari puisi rakyat
Mandar dapat dikategorikan sebagai musik puisi atau musikalisasi puisi.
25
Elong banyak digunakan atau didengar pada waktu ibu atau nenek
sedang membelai menidurkan anak atau cucunya. Elong memang adalah
sarana pendidikan sejak kecil. Selain itu, kelembutan elong juga kerap
terdengar bila seorang pemuda sedang rindu maupun jatuh hati. Biasanya,
senandung lagu tradisional Mandar dinyanyikan saat bulan sedang purnama
yang maknanya sangat khusus dan bersifat pribadi.
Selanjutnya, lagu Mandar kreasi baru adalah lagu yang syairnya bahasa
Mandar dan dalam bentuk kalindaqdaq juga hanya dengan irama modern
seperti dangdut, jazz, kalipso dan irama lagu-lagu populer umumnya. Lagu
Mandar kreasi baru penciptanya jelas. Makna dan susunan melodinya
mengikuti pola musik modern, sehingga kualitasnya lebih memadai
dibandingkan dengan lagu Mandar tradisional.
Kendati lagu Mandar kreasi bisa dikatakan modern, tetapi lirik syairnya
masih kerap menggunakan syair kalindaqdaq, walau cenderung sedikit bila
dibandingkan hasil kreativitas penciptanya. Dibandingkan seni vokal
modern yang mempunyai reffrein, seni vokal tradisional Mandar tidaklah
demik
26
BAB III
HASIL PENELITIAN
1. Data 1
Maposara batammu
27
a. Gaya Bahasa yang terdapat dalam lirik lagu
2. Data 2
28
Lagu : “ di banuanna tau“
Upelei mo lamba
Di banuanna tau
2x
a. Gaya Bahasa
29
2. Majas Tautologi (Majas Penegasan )
Yaitu,menggunakan kata-kata bersinonim
untuk menegaskan sebuah kondisi atau ujaran.
b. Amanat
30
3. Data 3
Oh bulang
Oh kandi’tomala’bi’u
Iya mo dinyawau
Di allo bongi
a. Gaya Bahasa
Gaya bahasa ini seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap
layaknya manusia.
31
- Retorika ( Majas penegasan )
Yaitu memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak perlu
dijawab.
b.Amanat
Amanat yang yang terdapat dalam lagu ini adalah,tentang seseorang yang
berharap ada yang mengerti apa yang dirasakannya,dan telah di niatkan dalam hati,karena
hanya bisa bersabar atas apa yang di takdirkan oleh Allah.
32
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada ke tiga lirik lagu
tersebut menggunakan beberapa gaya bahasa yaitu :
33
DAFTAR PUSTAKA
http://campalagian01.blogspot.sg/2014/09/musik-mandar-modern-dan-
tradisional.html?m=1 27 Mei 2018
http://meky-anak-ranau.blogspot.sg/2011/11/proposal-penelitian-gaya-bahasa-
dalam.html?m=1. 26 mei 2018