SKRIPSI
MARTHA M. AIWOR
NIM : 201671053
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Pemimbing I Pemimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi/Jurusan Dekan Fakultas Sastra dan Budaya
Sastra Indonesia FSB UNIPA Universitas Papua
ii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
1.4.1 Manfaat Praktis ........................................................................... 4
1.4.2 Manfaat Teoritis .......................................................................... 4
1.5. Ruang Lingkup .................................................................................. 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN
KERANGKA BERPIKIR
2.1. Kajian Pustaka ................................................................................... 5
2.2. Konsep ............................................................................................... 6
2.2.1. Gaya Bahasa ............................................................................... 6
2.2.2. Makna ........................................................................................ 7
2.2.3. Lirik Lagu .................................................................................. 7
2.3. Landasan Teori .................................................................................. 7
2.3.1. Bentuk-Bentuk Gaya Bahasa ..................................................... 7
2.4. Kerangka Berpikir ............................................................................. 13
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian .............................................................................. 14
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 14
3.2.1. Lokasi Penelitian .................................................................... 14
3.2.2. Waktu Penelitian ...................................................................... 14
3.3. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 14
3.3.1. Jenis Data ................................................................................... 14
3.3.2. Sumber Data ............................................................................... 14
iii
3.4. Instrumen Penelitian .......................................................................... 15
3.4.1. Handphone ................................................................................. 15
3.4.2. Buku Catatan .............................................................................. 15
3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 15
3.6. Teknik Analisis Data ......................................................................... 15
3.6.1. Redukasi Data ............................................................................ 15
3.6.2. Penyajian Data............................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh
anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri.
Bahasa yang dipergunakan oleh kelompok-kelompok masyarakat dalam
berkomunikasi memiliki dua arti, yaitu bunyi bahsa yang dihasilkan oleh alat-alat
ucap dan arti atau makna yang tersirat dalam bunyi bahasa yang dihasilkan oleh
alat ucap belum dapat dikategorikan sebagai bahasa apabila bunyi bahasa tersebut
tidak mengandung suatu makna tertentu didalamnya. Oleh karena itu setiap
kelompok masyarakat pemakai suatu bahasa telah memilih arti yang tertentu.
Dengan demikian, didalam setiap kelompok msayarakat bahasa akan terhimpun
bermacam-macam susunan bunyi yang berbeda dengan yang lain yang
mengandung arti serta makna yang berbeda-beda. Kamus Bahasa Besar Indonesia
(2017). Menurut Keraf dalam Smaradipha (2005) Bahasa sebagaialat komunikasi
antara anggota msayarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia, dan juga bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan
simbol-simbol vocal (bunyi ujaran) yang bersifat arbiter. Didalam bahasa juga
ditemukan Gaya Bahasa. Pengertian Gaya bahasa sebagai berikut.
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan
eefek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal
tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan
gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Dale
[et al] dalamTarigan, 1986 : 5). Gorys Keraf mengatakan, Gaya Bahasa adalah
cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan
jiwa dan kepribadian penulis ( pemakai bahasa). Sebuah gaya bahasa harus
mengandung tiga unsur berikut : Kejujuran, Sopan Santun, dan menarik (Keraf,
1985 : 113). Gaya bahasa juga berarti 1) pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh
seseorang dalam bertutur atau menulis ; 2) Pemaian ragam tertentu untuk
memperoleh efek-efek tertentu; 3) Keseluran ciri-ciri bahasa sekelompok penulis
sastra; 4) Cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis
1
atau lisan (KBBI, 195, 297). P. Suparman Natawidjaja (1986: 73) mengatakan,
gaya bahasa adalah pernyataan dengan pola tertentu, sehingga mempunyai efek
tersendiri terhadap pemerhati. Dengan pola materi akan menimbulkan efek
lahiriah (efek bentuk), sedangkan dengan pola arti (pola makna) akan
menimbulkan efek rokhaniah. Gaya bahasa banyak terdapat didalam karya-karya
sastra salah satunya lagu.
Lagu merupakan kata-kata yang dirangkai secara indah yang dinyanyikan
dengan iringan music. Lagu dibuat berdasarkan komposisi musik dan memiliki
irama serta tenpo agar para pendengar ikut terhanyut perasaaanya ke dalam makna
lagu tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Jean Marie Bretagne (Via Smith dan
Fauchon, 2001 : 287 dan 289). Lagu adalah sastra yang sangat istimewa, karena
tempo lagu menunjukkan setiap kedalaman makna. Lirik-lirik pada lagu berifat
manis, sehingga dapat membuat orang-orang merasa terbang, tergelincir, ringan
dan naïf. Menurut pendapat (Moelioni (peny.), 2003 : 624) lagu/nyanyian
merupakan hasil karya seni hubungan dari seni suara dan seni bahasa, sebagai
kmarya seni suara melibatkan dan warna suara penyanyinya.
Lirik lagu juga terbentuk dari bahasa yang dihasilkan dari komunikasi
antara pencipta lagu dengan masyarakat penikmat lagu. Lirik lagu merupakan
ekspresi seseorang dari dalam hatinya tentang suatu hal yang baik sudah dilihat,
didengar maupun dialami. Lirik lagu juga memiliki kekhususan dan tersendiri
dibandingkan dengan sajak karena penuangan ide lewat lirik lagu diperkuat
dengan melodi dan jenis irama yang disesuaikan dengan lirik lagu tersebut. Disini
peneliti memilih lagu Wem Meisido yang memiliki 24 lagu berbahasa biak.
Wem Meisido (lahir pada tanggal 29 Juni 1961) Wem Meisido dibesarkan
di Manokwari, lalu Wem Meisido pindah tinggal di Nabire Papua. Bapak Wem
Meisido pernah menempuh pendidikan di SPP/SPMA Negeri Manokwari terus
Bapak Wem Meisido melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
UNIVERSITAS SATYA WIYATA MANDALA (USWIM) Nabire Papua. Wem
Meisido adalah seorang penyanyi local asal papua yang merupakan pencipta lagu
sekaligus penyanyi, Wem Meisido membuat karya-karya lagunya ada lagu
Berbahasa Biak, lagu dengan memakai bahasa Indonesia dan juga lagu Rohani.
Lagu-lagu kumpulan Wem Meisido ini dijadikan kaset lagu Rohani, lagu pop
2
bahasa Indonesia dan lagu-lagu berbahasa Biak dibuat kaset, kemudian kumpulan
lagu-lagu Bapak Wem Meisido ini juga diupload di Youtube. Disini peneliti tidak
menulis tentang tahun berapa Bapak Wem Meisido merilis sebuah album, peneliti
hanya tahu sedikit tentang Bapak Wem Meisido sebagai penyanyi dan pencipta
lagu. Dari kumpulan lagu-lagu karya Bapak Wem Meisido ini dari lagu Rohani,
lagu pop berbahsa Indonesia dan lagu berbahasa Biak disini peneliti hanya
memilih kumpulan lagu-lagu berbahsa Biak yang peneliti ambil dari Youtube
terdiri dadri 24 lagu berbahasas Biak yang menjadi objek untuk diteliti dari 24
lagu memiliki judul sebagai berikut :
Disini alasan peneliti memilih lagu berbahsa Biak karya Wem Meisido
yang memiliki 24 lagu peneliti tertarik pada lagu yang menceritakan tentang
kehidupan dan alam selain itu juga peneliti ingin mengetahui gaya bahasa dan
makna apa saja yang terdapat dalam 24 lagu berbahasa Biak karya Wem Meisido.
Hal tersebut yang membuat peneliti ingin mengkaji lagu berbahasa Biak karya
Wem Meisido sebaqgaqi objek penelitian.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis memilih dua topik
permasalahan untuk diteliti, yaitu :
1. Bagaimana gaya bahasa pada lagu bahasa Biak Wem Meisido ?
2. Apa saja makna yang terkandung pada lagu berbahasa Biak karya
Wem Meisido ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
mempunyai dua tujuan dalam penelitian ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui gaya bahasa yang digunakan oleh Wem Meisido
dalam lagu berbahsa Biak.
2. Untuk menjelaskan setiap makna yang terkandung dalam lirik lagu
berbahasa Biak Wem Meisido tersebut.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI
DAN KERANGKA BERPIKIR
5
Juita (2021) dengan judul penelitian “ Analisi gaya bahasa pada lirik
lagu karya Feliks Edon dalam album Rame Raes kajian stilistika”. Hasil
penelitian ini yang diperoleh adalah penggunaan gaya bahasa. Metode
yang dipakai dalam penelitian adalah metode deskriptif kualitatif yaitu
metode yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang
dipisahkan dengan kategori untuk memeperoleh kesimpulan.
Penelitian tentang “ Analisis gaya bahasa dan makna pada lirik lagu
berbahasa Biak karya Wem Meisido kajian stilistika” dari kelima
penelitian terdahulu sama-sama menjadikan lirik lagu sebagai objek
penelitian dan juga menggunakan kajian stilistika. Akan tetapi dari kelima
penelitian diatas penulis menemukan satu penelitian yang mirip dengan
penelitian saat ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Diniari dan
Fachrudin (2013) karena sama-sama meneliti entang gaya bahasa dan
makna yang terkandung didalam lirik lagu.
2.2 Konsep
6
2.2.2 Makna
7
a) Simile
Majas Simile merupakan majas yang menggambarkan suatu keadaan
dengan menbanding-bandingkan suatu hal dengan hal lainnya yang pada
hakikatnya berbeda namun disengaja untuk di persamakan (Ducrot dan
Todorou, 1981 : 279). Hal-hal tersebut dibandingkan secara eksplisit
dengan penggunaan kata-kata seperti, bagaikan, laksana, umpama, dan
lain-lain.
b) Metafora
Metafora berasal dari Bahasa Yunani Metaphora yang artinya
memindahkan. Istilah metaphora diturunkan dari kata meta yang artinya
diatas pherein yang artinya membawa (Tarigan, 1993 : 141). Majas
metaphora membantu orang yang berbicara atau menulis untuk
menggambarkan hal-hal dengan jelas, dengan cara membanding-
bandingkan Suatu hal dengan hal lain yang memiliki ciri-ciri dan sifat
yang sama.
c) Personifikasi
personifikasi adalah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani
pada barang atau benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide yang
abstrak. Personifikasi merupakan pengungkapan dengan
menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang
bukan manusia. Personifikasi adalah majas yang menerapkan sifat-
sifat manusia terhadap benda mati. Personifikasi atau penginsanan
adalah gaya bahasa yang mempersamakan benda-benda dengan
manusia, punya sifat, kemampuan, pemikiran, perasaan, seperti yang
dimiliki dan dialami oleh manusia.
d) Alegori
Alegori yaitu gaya bahasa yang memperlihatkan perbandingan yang
utuh, yang membentuk kemannunggalan kang paripurna, merupakan
rangkaian cerita yang dipergunakan sebagai perlambang untuk
mendidik atau menerangkan suatu hal (Suprapto, 1991 : 10). Alegori
8
adalah gaya bahasa yang menggunakan lambang-lambang yang
termasuk dalam alegori antara lain: fable dan parable.
e) Alusio
Alusio merupakan pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan
karena sudah dikenal. Alusio adalah gaya bahasa yang menampilkan
danaya persamaan dari sesuatu yang dilukiskan yang sebagai referen
sudah dikenal pembaca.
f) Antitesis
Antitesis adalah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan
yang bertentangan.
g) Pleonasme
Pleonasme merupakan majas yang dipergunakan dengan cara
menambahkan keterangan padda pernyataan yang sudah jelas atau
menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
h) Tautologi
Tautologi merupakan suatu majas perulangan yang cara
melukiskannya dengan mengulang –ulang kata yang ada dalam
kalimat (Suprapto, 1991 : 85)
I) Sinestosia
Sinestesi adalah majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu
indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya. Dalam
majas sinestesis, perbandingan dilakukan dengan cara
membandingkan dengan suatu yang dapat dirasakan oleh pembaca
indra.
j) Metonomia
Metonomia adalah bahasa kiasan dalam bentuk penggantian nama atas
sesuatu
k) Asosiasi
Majas asosiasi merupakan majas perbandingan yang cara melukiskan
suatu hal dengan cara membandingkan suatu hal dengan hal lain,
sesuai dengan keadaan hal yang dimaksud (Suprapto, 1991 :14).
9
2. Gaya Bahasa Pertentangan
Majas pertentangan yaitu majas yang cara melukiskan hal apapun
mempertentangkan antara hal yang satu dengan hal yang lainnya.
a) Litotes
Litotes adalah majas yang berupa pernayataan yang berisfat
mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Litotes : ungkapan berupa
penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
b) Hiperbola
Hiperbola merupakan pengungkapan yang melebih-lebihkan
kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
c) Ironi
Ironi adalah gaya Bahasa yang berupa pernyataan yang isinya
bertentangan denan kenyataan yang sebenarnya.
d) Paradoks
Paradoks adalah gaya Bahasa yang mengandung pertentangan yang
nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks adalah gaya Bahasa
berupa pernayataan yang mengandung kontras atau pertentangan,
namun ternyata mengandung kebenaran.
e) Klimaks
Klimaks ialah gaya Bahasa yang berupa susunan ungkapan yang
makin lama makin mengandung penekanan atau mengandung
penekanan atau makin meningkat kepentingan dari gagasan atau
ungkapan sebelumnya.
f) Sinisme
Sinisme adalah gaya Bahasa yang merupakan sindiran yang berbentuk
kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan atau
ketulusan hati. Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide
bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
g) Sarkasme
Sarkasme adalah gaya Bahasa yang mengandung sindiran atau olok-
olok yang pedas atau kasae. Sarkasme sindiran langsung dan kasar.
10
Gaya Bahasa sindiran yang terkasar dimana memaki orang dengan
kata-kata kasar dan tidak sopan.
f) Eponim
Eponim adalah gaya Bahasa yang menyebut nama seseorang yang
begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu sehingga nama itu
dipakai untuk menyatakan sifat itu.
11
4. Gaya Bahasa Perulangan
Majas Perulangan yaitu majas yang cara-cara melukiskan suatu
keadaan dengan cara mengulang-ulang kata, frase, suatu maksud.
a) Repetisi
Repetisi merupakan majas perulangan kata, frase dan klausa yang
sama dalam suatu kalimat. Repetisi ialah majas perulangan yang cara
melukiskan suatu hal dengan mengulang-ulang kelompok kata atau
frasa yang sama (Ducrot dan Todorov, 1981 : 279).
b) Kiamus
Kiamus adalah gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus
merupakan inversi atau pembalikan susunan antara dua kata dalam
satu kalimat. Majas kiamus merupakan bentuk majas perulangan yang
isinya mengulang atau repetisi sekaligus merupakan inversi hubungan
antara dua kata dalam satu kalimat. (Ducrot dan Todorov, 1981 : 277).
c) Tautotes
Tautotes adalah gaya Bahasa perulangan yang berupa pengulangan
sebuah kata berkali-kali dalam sebuah konstruksi.
d) Anafora
Anafora adalah gaya Bahasa repetisis yang merupakan perulangan
kata pertama pada setiap baris atau kalimat. Majas anafora merupakan
bentuk majas perulangan yang menempatkan kata atau frasa yang
sama di depan suatu puisi (Suprapto, 1991 : 27).
12
Gaya Bahasa dan Makna Bahasa pada Lirik Lagu
Berbahasa Biak Karya Wem Meisido
Analisis Data
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
13
3.1 Metode Penelitian
14
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan peralatan yang digunakan untuk
menunjang penelitian yang dilakukan oleh penulis. Berikut adalah instrumen yang
digunakan adalah :
3.4.1 Handphone
Handphone dalam penelitian ini berguna untuk mendownload lagu-
lagu yang akan diteliti. Selain itu, penulis juga mendengarkan lagu
menggunakan handphone.
15
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, Supriyadi.2013. “ Analisis Gaya Bahasa pada lirik lagu grup musik wali
dan Pemanfaatannya sebagai bahan pembelajaran apresiasi puisi di
SMA”.
Setiaji, Rahmat. 2018. “Analsis Gaya Bahasa yang terdapat pada teks lagu Back
Number”.
Setiawan, AM. 2021. “Analisis Gaya Bahasa dalam lirik lagu Bertau Nadin
Amiza : Kajian Stilistika”.