Anda di halaman 1dari 5

F4

JUDUL:

PENYULUHAN MENGENAI ASI EKSKLUSIF

LATAR BELAKANG:

Tahun 2012 telah diterbitkan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian ASI Eksklusif (PP Nomor 33
Tahun 2012). Dalam PP tersebut diatur tugas dan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah
dalam pengembangan program ASI, diantaranya menetapkan kebijakan nasional dan daerah,
melaksanakan advokasi dan sosialisasi serta melakukan pengawasan terkait program pemberian ASI
Eksklusif. Menindaklanjuti PP tersebut, telah diterbitkan Permenkes Nomor 15 Tahun 2013 tanggal 18
Februari 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah ASI dan
Permenkes Nomor 39 Tahun 2013 tanggal 17 Mei 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk lainnya.
4.314 orang konselor menyusi dan 415 orang fasilitator pelatihan konseling menyusui telah dilatih
sampai tahun 2013, dalam rangka mendukung keberhasilan program menyusui. (Infodatin, 2014)

PERMASALAHAN:

Berdasarkan Laporan target nasional pencapaian ASI eksklusif tahun 2010, yaitu sebesar 80%.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Penyampaian informasi kepada sasaran yang tepat dan dengan metode yang baik dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman masyarakat secara umum. Penyuluhan pada masyarkat luas merupakan
salah satu metode yang paling sering digunakan. Penyuluhan kali ini sasarannya adalah seluruh ibu hamil
yang berada di wilayah Puskesmas Amahai. Media yang digunakan berupa poster berisi informasi
mengenai anemia pada kehamilan.

PELAKSANAAN:

Penyuluhan mengenai anemia pada kehamilan telah dilaksanakan pada tangal 30 September 2019 di
Puskesmas Amahai, pukul 09.00 WIT

MONITORING DAN EVALUASI:

Penyuluhan berjalan lancar dan peserta tampak antusias, terbukti dengan adanya pertanyaan-
pertanyaan dari peserta yang berhubungan dengan materi. Kekurangannya yaitu, tempat
dilaksanakannya penyuluhan tidak cukup luas sehingga perlu dilakukan dua kali penyuluhan dengan
peserta berbeda.
F5

JUDUL:

PEMBERIAN OBAT CACING FILARIASIS

LATAR BELAKANG:

Kecacingan merupakan penyakit endemik dan kronik yang diakibatkan oleh cacing parasit dengan
prevalensi tinggi, tidak mematikan, tetapi menggerogoti kesehatan tubuh manusia sehingga berakibat
menurunnya kondisi gizi dan kesehatan masyarakat. Kecacingan sebagai salah satu penyebab anemia
gizi merupakan masalah sangat penting karena dampak yang ditimbulkan mempengaruhi tingkat
kecerdasan dan produktivitas. Meskipun jarang men yebabkan kematian secara langsung, namun
kecacingan yang berat dan menahun terbukti sangat mempengaruhi pel-tumbuhan dan perkembangan
fisik dan mental anak-anak. Kecacingan pada anak-anak akan berdampak pada gangguan kemampuan
belajar, dan pada orang dewasa akan menurunkan produktivitas kerja.

PERMASALAHAN:

Pada dasarnya konsep kesehatan akan mengikuti perilaku dan lingkungan, dimana saat ini sebagian
besar penyakit ditentukan perilaku individu, namun faktor lingkungan juga masih menjadi penyebab
masalah kesehatan masyarakat. Salah satu penyakit JIKK Vol. 7 No.1 Januari 2016 : 24-29 25 yang
disebabkan karena perilaku dan lingkungan yang kurang mendukung kesehatan adalah kecacingan,
terutama pada anak sekolah (Anugrah, 2008). Infeksi kecacingan merupakan salah satu penyakit yang
masih banyak terjadi di masyarakat namun kurang mendapatkan perhatian (neglecteddiseases).
Penyakit yang termasuk dalam kelompok neglected diseases memang tidak menyebabkan wabah yang
muncul dengan tiba-tiba ataupun menyebabkan banyak korban, tetapi merupakan penyakit yang secara
perlahan mempengaruhi kesehatan manusia, menimbulkan gejala yang mengganggu aktivitas,
menyebabkan gangguan pertumbuhan. Pada tahap lanjut, adanya parasit didalam tubuh dapat
menyebabkan penurunan prestasi anak akibat kecacingan dan dapat memperparah kondisi kesehatan
mereka (Gandahusada, 2004).

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Obat cacing diberikan oleh petugas puskesmas bersama dengan dokter internsip, sebelumnya akan
dilakukan penyuluhan mengenai penyakit yang diakibatkan cacing. Hal yang akan disampaikan yaitu cara
penularannya, gejala yang timbul serta penanganan dan pencegahan yang bisa dilakukan. Anak diminta
untuk membawa bekal minum serta harus makan pagi terlebih dahulu sebelum minum obat.

PELAKSANAAN:

Kegiatan dilaksanakan di Desa Aira pada tanggal 16 Desember sampai 20 Desemberl 2019. Dokter
internsip mendataangi setiap rumah didampingi 1 kader dan 1 perawat, kemudian dokter internsip
memberikan penyuluhan singkat, perawat dibantu kader guru membagikan obat cacing dan kemudian
setelah semua mendapatkan jatahnya, obat diminum bersama-sama dianjurkan pada malam hari.

MONITORING DAN EVALUASI:

Pemberian obat filariasis diberikan sekali setahun selama minimal 5 tahun berturut-turut
F6

JUDUL:

PENANGANAN PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU

LATAR BELAKANG:

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang telah lama menjadi permasalahan
kesehatan di dunia. Tuberkulosis adalah salah satu dari 10 penyebab kematian di dunia. Pada tahun
2017, 10 juta orang mengidap tuberkulosis dan 1,6 juta orang meninggal, 0,3 juta diantaranya juga
mengidap HIV. Pada tahun 2017, 1 juta anak di estimasi mengidap tuberkulosis dan 230000 anak
meninggal karena tuberkulosis, termasuk anak dengan HIV dan TB. Tuberkulosis merupakan pembunuh
utama pasien dengan HIV-positif. Pasien dengan Multidrug-Resistant TB (MDR-TB) telah menjadi krisis
kesehatan umum. Estimasi WHO, terdapat 558000 kasus baru dengan resisten rifampisin, yang
merupakan lini pertama pengobatan tuberkulosis. 82% pasien merupakan MDR-TB. Secara global
insiden tuberkulosis menurun sekitar 2%. Di estimasi sekitar 54 juta orang sembuh karena diagnosis dini
dan pengobatan yang baik antara tahun 200 hingga 2017. Menurunkan angka epidemiologi tuberkulosis
adalah target kesehatan global tahun 2030.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menangani kasus TB yang terjadi di dunia, dan tidak sedikit biaya
yang telah dikeluarkan. Persebaran kasus TB di dunia memang tidak merata dan justru 86% dari total
kasus TB global ditanggung oleh negara berkembang. Sekitar 55% dari seluruh kasus global tersebut
terdapat pada negara-negara di benua Asia, 31% di benua Afrika, dan sisanya yang dalam proporsi kecil
tersebar di berbagai negara di benua lainnya. Secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus
insiden TBC (CI 8,8 juta – 12, juta) yang setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara
dengan insiden kasus tertinggi yaitu India, Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan.

PERMASALAHAN:

Untuk wilayah kerja dari Puskesmas Amahai kasus TB masih terbilang banyak dan termasuk wilayah
endemik TB. Kasus-kasus TB di Puskesmas didapatkan dari pemeriksaan skrining dahak beberapa pasien
yang datang berobat di puskesmas Amahaidan dicurigai sebagai pengidap TB paru. . Menurut Leavell
(1953), terdapat lima tahapan dalam pencegahan penyakit menular, yaitu promosi kesehatan, proteksi
khusus, diagnosis dini dan pengobatan yang cepat, pembatasan disabilitas, dan rehabilitasi. Selama ini,
upaya yang ditempuh dalam hal pengobatan penderita TB di Indonesia adalah dengan pemberian obat
anti-tuberkulosis (OAT) lini-1. Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun
2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-
laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan. Sedangkan angka case detection rate Indonesia
42,4 pada tahun 2018
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang dapat menular dan menjadi masalah kesehatan.
Intervensi medikamentosa diperlukan bagi pasien. Intervensi tersebut merupakan tatalaksana kuratif.

PELAKSANAAN:

Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dilakukan pula pemeriksaan dahak BTA dan foto
rontgen thorax. Dari hasil BTA, apabila didapatkan positif TB, dilanjutkan dengan pengobatan kategori 1
kombinasi dosis tetap fase intensif selama 2 bulan, sesuai berat badan pasien.

MONITORING DAN EVALUASI:

Untuk keperluan monitoring dan evaluasi, pasien diminta kembali sebelum satu minggu kemudian
untuk mengambil obat untuk minggu berikutnya. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa pasien
benar-benar minum obatnya.

Anda mungkin juga menyukai