Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

ASI adalah minuman dianjurkan untuk semua neonatus, termasukbayi

prematur. ASI memiliki manfaat nutrisi, imunologis dan fisiologis

dibandingkan dengan susu formula atau susu jenis lainnya. (Maryunani, 2015)

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO),

diperkirakan 130 juta bayi dilahirkan didunia setiap tahun dan 4 juta bayi

meninggal dalam 28 hari pertama kehidupannya. Menurunkan angka

kesakitan WHO merekomendasikan agar bayi baru lahir mendapat ASI

eksklusif ( tanpa tambahan makanan ) paling sedikit 6 bulan. Makanan padat

seharusnya diberikan setelah enam bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan

sampai anak berusia dua tahun. [ CITATION Try17 \l 1033 ]

Berdasarkan data WBTI tahun 2012 tentang kondisi menyusui di 51

negara berdasarkan pengukuran indikator yang telah ditetapkan,Indonesia

urutan ke 49 dari 51 negara dengan angka menyusui hanya sebesar 27,5%

( IBFAN & BPNI, 2012 ). Hal ini tentu sangat memprihatinkan mengingat

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kebijakan tentang ASI

yang cukup baik serta upaya-upaya program akselerasi untuk pencapaian ASI

1
eksklusif yang sangat gencar baik dilakukan oleh pemerintah, swasta maupun

Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ). [ CITATION Sua18 \l 1033 ]

Berdasarkan data dari Departement Kesehatan RI tahun 2014,

mengacu pada target program tahunan sebesar 80%, menyatakan bahwa

pemberian ASI eksklusif secara nasional sebesar 52,3% belum mencapai

target. Berdasarkan data dan informasi profil Kesehatan Indonesia 2016

menunjukkan bahwa ibu-ibu memberikan ASI hanya 9,2% dalam ≥1 jam

kelahirannya, dan 42,7% dalam <1 jam kelahirannya, dan pemberian ASI

secara eksklusif terjadi penurunan besar 29,5% maka angka tersebut masihlah

jauh target. ( Depkes RI , 2014 )

Berdasarkan data riset kesehatan dasar ( Riskesdes 2013 ) pemberian

ASI eksklusif pada bayi usia 0-1 bulan 48,7%, pada usia 2-3 bulan menurun

menjadi 42,2% dan semakin menurun seiring dengan meningkatnya usia bayi

yaitu 36,6% pada bayi berusia 4-5 bulan dan 30,2% pada bayi usia 6 bulan.

Pada tahun 2009 pencapaian cakupan ASI eksklusif sebesar 34,3% dan

menurun pada 2010 menjadi 33,6% ( BPS Susenas 2010 ). Sedangkan Hasil

Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 jauh lebih rendah lagi yaitu 30,2%.

( Riskesdes 2013 ). Angka tersebut masih jauh dari target cakupan ASI

nasional yaitu sebesar 80% .[ CITATION Sua18 \l 1033 ]

Sebanyak 8 sampel dari 10 sampel yang diteliti menyatakan bahwa

hasil pijat oketani 80% efektif mengatasi masalah payudara diantaranya untuk

2
kelancaran ASI, mencegah bendungan ASI dan puting yang tidak menonjol.

Hasil penelitian Cho, Ahn Hye, Lee, Akh Sukhee and Hur (2012) dalam

jurnalnya yang berjudul “ Effects of Oketani Breast Massage on Breast pain,

the Breast milk Ph of Mothers, and the Sucking Speed of Neonates” diperoleh

nilai <001, yang berarti ada perbedaan setelah dilakukan pijat oketani yaitu

seluruh partisipan mengalami peningkatan produksi ASI. [ CITATION Kus18 \l

1033 ]

Berdasarkan profil provinsi Sulawesi Selatan 2009 jumlah bayi yang

diberi ASI eksklusif pada tahun 2009 sebesar 97,837 bayi dari total 163,595

bayi (59,80%) yang sampai 6 bulan 38,5% bayi yang mendapatkan ASI

eksklusif. Sedangkan berdasarkan Kota Makassar memiliki 26.990 total bayi

dan yang diberi ASI eksklusif hanya 24,887 bayi (92,21%) Zulfan, D.W,

2014.

Berdasarkan data awal yang didapatkan di RS TK II Pelamonia

Makassar pasien ibu post partum pada tahun 2018 adalah 670 orang dan

semua melakukan pijat oketani. Pada tahun 2019 dari bulan januari - april

118 orang yang melakukan pijat oketani. Maka data yang diperoleh dari dua

tahun terakhir adalah 788 orang yang melakukan pijat oketani.

1.2 Rumusan masalah

3
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diperoleh

peneliti adalah “ Hubungan pijat oketani dengan kelancaran ASI ibu post

partum di Rumah Sakit TK II Pelamonia Makassar”.

1.3 Tujuan penelitian

Untuk mengetahui apakah ada hubungan pijat oketani dengan

kelancaran ASI ibu post partum di RS TK II Pelamonia Makassar

1.4 Manfaat penelitian

a. Mafaat ilmiah

Untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi

keperawatan, seni pemecahan masalah, pengembangan institusi,

profesi keperawatan, dan kesehatan pasien.

b. Bagi institusi

Hasil dari penelitian ini dapat dipakai sebagai sumber

informasi bagi penelitian secara rutin dan berkala bagi perawat tentang

pijat oketani.

c. Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk memperluas pengetahuan,

wawasan, serta cakrawala berpikir dalam mengembangkan bakat dan

potensi yang dimilikinya dalam memahami Hubungan pijat oketani

dengan kelancaran ASI ibu post partum di Rumah Sakit TK II

Pelamonia Makassar.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum masing-masing variabel penelitian

A. Tinjauan umum tentang pemijatan payudara dan pijat oketani

1. Pengertian

Pemijatan pada payudara merupakan suatu tindakan perawatan

payudara yang dimulai pada hari pertama atau kedua setelah

melahirkan. Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan

sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya aliran susu sehingga

memperlancar pengeluaran ASI. Selain itu menghindari terjadinya

pembengkakan payudara dan kesulitan menyusui, serta menjaga

kebersihan payudara agar tidak mudah terkena infeksi. [ CITATION

Kus18 \l 1033 ]

Pijat oketani adalah salah satu metode perawatan payudara

yang tidak menimbulkan rasa sakit dan populer dari jepang. Pijatan ini

merangsang kekuatan otot pectoralis untuk meningkatkan produksi

ASI dan membuat payudara menjadi lebih lembut dan elastis sehingga

memudahkan bayi untuk mengisap ASI. Pijat oketani telah terbukti

5
sangat efektif dalam mengurangi nyeri payudara dan meningkatkan pH

ASI dan kecepatan refleks suctin neonatal. [ CITATION Nia17 \l 1033 ]

Manajemen laktasi oketani adalah sesuatu yang unik,

manajemen payudara yang dibuat oleh ibu sotomi yaitu oketani dari

jepang. Sotomi juga berteori bahwa menyusui meningkatkan ikatan

ibu dan anak sementara juga mengelilingi fisik dan mental ibu dan

anak, kondisi dengan cara alami ini banyak dilakukan dijepang selama

beberapa tahun. Ini membantu ibu menyusui mengatasi kesulitan

tertentu saat menyusui bayi mereka. Ini pertama kali diperkenalkan di

Bangladesh pada tahun 1994. Ia juga dikenal sebagai perawatan

payudara oketani.[ CITATION NKa09 \l 1033 ]

2. Struktur Payudara

Struktur payudara wanita dirancang untuk memproduksi ASI.

Pada tiap payudara, terdapat 20 lobus yang memiliki sistem saluran

(duct system). Saluran utama bercabang menjadi saluran-saluran kecil

yang berakhir pada sekelompok sel yang memproduksi susu, disebut

alveoli. Saluran tersebut melebar menjadi penyimpanan susu dan

bertemu pada putting susu, sel otot mengelilingi alveoli.[ CITATION

Ria12 \l 1033 ]

6
3. Bagaimana payudara menghasilkan ASI

Terdapat banyak refleks yang mempengaruhi produksi ASI.

Ada refleks pada ibu dan refleks pada bayi, keduanya berperan besar

dalam proses tubuh untuk menghasilkan ASI. [ CITATION Ria12 \l 1033 ]

Refleks pada ibu ada tiga, yaitu sebagai berikut

1. Refleks Prolaktin

Bayi mengisap payudara dan menstimulasi ujung syaraf.

Syaraf inilah yang kemudian memerintahkan otak untuk

mengeluarkan hormon, yaitu hormon prolaktin. Prolaktin

merangsang alveoli (sel kelenjar) untuk menghasilkan lebih

banyak air susu. Menyusui dengan sering adalah cara terbaik untuk

mendapatkan ASI dalam jumlah banyak.

2. Let – Down Refleks

Hormon oksitosin yang dikeluarkan oleh tubuh menyebabkan

sel-sel otot disekitar alveoli berkontraksi sehingga mendorong air

susu masuk kesaluran penyimpanan dan akhirnya bayi dapat

mengisapnya. Terjadinya refleks ini dipengaruhi oleh kondisi jiwa

ibu. Melalui refleks ini, terjadi pula kontraksi rahim yang

7
membantu lepasnya plasenta dan mengurangi perdarahan. Oleh

karena itu, bayi perlu disusui sesegera mungkin.

3. Semakin bayi mengisap, semakin banyak susu yang dihasilkan.

Sama seperti refleks pada ibu, refleks pada bayi yang

berpengaruh dalam proses menyusui pun ada tiga

1. Rooting refleks atau refleks mencari

Bayi baru lahir bila disentuh pipinya akan menoleh kearah

sentuhan. Bila bibirnya dirangsang atau disentuh, dia akan

membuka mulut dan berusaha mencari puting untuk menyusu.

Refleks ini sangat penting selama proses menyusui karena bayi

akan menggunakan refleks ini untuk memulai menyusu.

2. Refleks mengisap

Bayi sudah bisa mengisap sejak lahir. Semakin sering bayi

mengisap, produksi ASI pun akan semakin berlimpah. Refleks ini

akan terlihat bila ada sesuatu yang merangsang langit-langit

mulutnya, biasanya puting susu.

3. Refleks menelan

Saat ada sesuatu yang masuk kedalam mulutnya, dalam hal ini

air susu, bayi sudah bisa menelannya.[ CITATION Ria12 \l 1033 ]

4. Anatomi payudara

8
Dalam teknik pijat oketani, payudara dibagi menjadi dua, yaitu

sisi sebelah kiri dan sisi sebelah kanan. Pertama garis tegak lurus

ditarik dari puting kearah garis payudara. Menggunakan ini sebagai

garis dasar dengan luas area 105 derajat diukur pada kedua sisi dan

diberi nama B dan C. A singkatan dari sisanya 150 derajat dibagian

atas kedua payudara, B berdiri untuk bagian dalam sisi kanan payudara

dan sisi luar kiri payudara, sementara C berdiri disisi luar kanan

payudara dan sisi dalam payudara kiri. Baik B dan C adalah 105

derajat disetiap sisinya. Kemudian masing-masing bagian A, B dan C

terbagi menjadi tiga bagian lagi. Dikedua payudara kiri dan kanan.

Bagian A dibagi menjadi tiga bagian yang sama 1, 2, dan 3 searah

jarum jam, sedangkan bagian B dan C adalah dibagi rata dari atas

kebawah (1), (2), dan (3). Yaitu, B- (3) dan C- (3) saling berdekatan

satu sama lain dan tentukan batas B dan C ditengahnya. B (3) dan C-

(3) berada pada poros payudara yang mendukung saat berdiri.

[ CITATION Mac17 \l 1033 ]

5. Dasar pelaksanaan pijat oketani

Payudara terdiri dari kelenjar susu yang dikelilingi kulit,

jaringan ikatdan adiposa tisu. Di posterior,, kelenjar susu bersifat

longgar terhubung ke fasia dalam dari pectoralis mayor. Payudara bisa

bergerak melawan pektoralis mayor otot dan thoraks. Lokasi payudara

itu diikat oekh jaringan ikat ke kulit dan dada otot. Jaringan pengikat

9
ini mendukung elastisitas dan secara spontan berkembang dan

berkontraksi mengakomodasi fungsi fisiologis payudara. Fasia

bertindak sebagai dasar dari payudara. Jika dasar kehilangan

elastisitasnya karena sebab apapun, akan nampak patahan fasia

pektoralis utama. Jika ASI tidak diekskresikan dalam kondisi seperti

tekanan dipayudara naik, sirkulasi darah vena akan terganggu dan

pembuluh darah mamaria menjadi padat. Pada saat yang sama aerola

dan putting susu menjadi indurated (mengeras). Teknik manual oketani

membubarkan gangguan tersebut dengan pemisahan-pemisahan adhesi

antara payudara secara manual dasar dan pektoral fasia utama

membantu mengembalikan fungsimpayudara secara normal. Teknik ini

disebut pembukaan kedalaman mammae. Mekanisme dasar payudara

adalah push up dal pull ups. Idenya dalah memobilisasi payudara dari

basisnya meningkatkan vaskularitasnya dan dengan demikian

meningkatkan aliran susu.[ CITATION Mac17 \l 1033 ]

6. Karakteristik Pijat Oketani

a. Pijat oketani tidak menimbulkan rasa tidak nyaman atau rasa nyeri

b. Pasien dapat segera merasakan pulih dan lega (comfort and relief)

c. Dapat meningkatkan proses laktasi tanpa melihat ukuran atau bentuk

payudara dan putting pasien

10
d. Meningkatkan kualitas ASI

e. Dapat memperbaiki kelainan bentuk putting susu seperti inversi atau

putting rata

f. Dapat mencegah lukapada putting dan mastitis

7. Langkah-langkah pijat oketani[ CITATION Mac17 \l 1033 ]

a. Langkah I

Mendorong area C dan menariknya keatas (arah A1) dan B2 dengan

menggunakan ketiga jari tangan kanan dan jari kelingking tangan kiri

kearah bahu.

b. Langkah II

Mendorong ke arah C 1-2 dan menariknya keatas dari bagian tengah

A (1-2) dengan menggunakan jari kedua tangan kerah ketiak kiri.

c. Langkah III

Mendorong C (2) dan menariknya keatas A (3) dan B (1) dengan

menggunakan jari dan ibu jari tangan kanan dan jari ketiga tangan

kiri menempatkan ibu jari diatas sendi ke 2 dari jempol kanan.

Kemudian mendorong dan menarik sejajar dengan payudara yang

berlawanan. Mendorong dan menarik nomor (1) , (2) dan (3)

digunakan untuk memisahkan bagian keras dari payudara dari fasia

dari pectoralis utama.

11
d. Langkah IV

Menekan seluruh payudara menuju umbilikus menempatkan ibu jari

kanan pada C (1) , tegah , ketiga , dan jari kelingking disisi B dan ibu

jari kiri pada C (1) , tengahh , ketiga , dan kelingking disisi A.

e. Langkah V

Menarik payudara menuju arah praktisi dengan tangan kanan

sementara dengan lembut memutar itu dari pinggiran atas untuk

memegang margin yang lebih rendah payudara seperti langkah 4.

f. Langkah VI

Menarik yudara kearah praktisi dengan tangan kiri sambil

memutarnya dengan lembut dari pinggiran atas kepegangan margin

bawah payudara seperti tehnik no. 5. Ini adalah prosedur yang

berlawanan dengan langkah no.5.

g. Langkah VII

merobohkan payudara menuju arah praktisi dengan tangan kiri

sementara lembut memutar itu dari pinggiran atas untuk memegang

margin yang lebuh rendah payudara seperti manipulasi 5. Ini adalah

prosedur berlawanan dengan operasi (5). Prosedur manual (5) dan (6)

adalah tehnik untuk mengisolasi bagian dasar keras dari C- payudara

(2) ke C (1) dari fasia pectoralis utama.

B. Tinjauan Umum tentang Kelancaran ASI

1. Pengertian ASI

12
ASI adalah hadiah terindah dari ibu kepada bayi yang

disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu berupa makanan

alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi yang mudah

dicerna dan mengandung komposisi nutrisi yang seimbang dan

sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang tersedia setiap saat, siap

disajikan dalam suhu kamar dan bebas dari kontaminasi. [ CITATION

Zki13 \l 1033 ]

Secara alamiah, kedua belah kelenjar payudara ibu mampu

menghasilkan ASI. Dengan demikian, ASI merupakan makanan yang

telah disiapkan untuk calon bayi saat ibu mengalami kehamilan.

Selama hamil, payudara ibu mengalami perubahan untuk menyiapkan

produksi ASI tersebut sehingga jika telah tiba waktunya ASI dapat

digunakan sebagai pemenuhan nutrisi bayi.

2. Manfaat ASI

Seperti yang dilansir dari Daily Mail (29/08), tim peneliti dari

Duke University Medical Center menemukan “bayi yang minum ASI

mengalami pertumbuhan usus yang lebih menyehatkan. Hal ini

dikarenakan ASI ternyata mendorong koloni mikrobiotik flora unik

untuk meningkatkan pengembangan sistem imun”.[ CITATION Zki13 \l

1033 ]

Dr. Parker menjelaskan bahwa “hanya ASI yang dapat

memberikan manfaat ini”. Peneliti pun berharap mereka mampu

13
mengembangkan pengganti ASI yang memiliki komposisi hampir

sama. Sehingga untuk ibu yang mengalami masalah dengan produksi

ASI, bayinya masih mendapatkan manfaat serup

Sementara itu, pihak Department Of Health selama ini sudah

menyarankan agar ibu memberikan ASI pada bayi minimal selama

enam bulan. Sayangnya banyak ibu yang berhenti memberikan ASI

pada bayi setelah menyusui tiga bulan saja.

Berikut merupakan berbagai manfaat ASI selain bagi ibu dan

bayi, ASI juga bermanfaat bagi keluarga dan Negar

1. Bagi Bayi

Manfaat ASI bagi bayi adalah :

a. Dapat memulai kehidupannya dengan baik

Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan

yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal

baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.

b. Mengandung antybody

Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin

(zat kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui

plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat akan menurun

segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan

memproduksi sendiri immununoglobulin secara cukup saat

mencapai usia sekitar 4 bulan. Mekanisme pembentukan

14
antybody pada bayi adalah sebagai berikut: apabila ibu

mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antybody

dan disalurkan dengan bantuan jaringan limfosit. Antibody

dipayudara disebut mammae associated immunocompetent

lymphoid tissue (MALT). Kekebalan terhadap penyakit saluran

pernafasan yang ditransfer disebut Bronchus assiciated

immunocompetent lymphoid tissue (BALT) dan untuk penyakit

saluran pencernaan ditransfer melalui Gut Associated

Immunocompetent lymphoid Tissue (GALT).

c. ASI mengandung komposisi yang tepat

Dimaksud dengan ASI mengandung komposisi yang tepat

adalah karena ASI berasal dari berbagai bahan makanan yang

baik untuk bayi terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup

kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6

bulan pertama.

d. Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan

antara ibu dan bayi

Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi,

kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan

perkembangan psikomotor maupun social yang lebih baik.

Hormon yang terdapat dalam ASI juga dapat memberikan rasa

kantuk dan rasa nyaman.

15
e. Terhindar dari alergi

Pada bayi baru lahir sustem IgE belum sempurna. Pemberian

susu formula akan merangsang aktivasi system ini dan dapat

menimbulkan alergi. Asi tidak menimbulkan efek ini.

Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan

akan mengurangi kemungkinan alergi.

2. Bagi ibu

a. Aspek kontrasepsi

Ibu mungkin tidak menyadari bahwa ASI yang ibu berikan

dengan cara menyusui dapat memberikan aspek kontrasepsi

bagi ibu. Hal ini dapat terjadi karena hisapan mulut bayi pada

puting susu ibu merangsang ujung saraf sensorik sehingga post

anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk

keindung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada

ovulasi.

b. Aspek kesehatan ibu

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya

oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi

uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.

Penunangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi

prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma

16
mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding yang

tidak menyusui.

c. Aspek penurunan berat badan

Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih

cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil.

Pada sat hamil, badan bertambah besar, selain karena janin,

juga karena penimbunan lemak pada tubuh, cadangan lemak ini

sebenarnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam

produksi ASI.

3. Bagi keluarga

a. Aspek ekonomi

Memberikan ASI kepada bayi, dapat mengurangi pengeluaran

keluarga. ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang

seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat

digunakan untuk keperluan lain.

b. Aspek psikologi

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih

jarang, sehinnga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat

mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

4. Bagi negara

a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi

17
Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI

menjamin status gizi baik serta kesakitan dan kematian anak

menurun. Beberapa penelitian epidemiologi menyatakan

bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi,

misalnya diare, otitis media, dan infeksi pernafasan akut bagian

bawah.

b. Menghemat devisa negara

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasioanal. Jika semua

ibu menyusui, diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar

Rp 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu

formula.

c. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung

akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi

komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta

mengurangi biaya yanag diperlikan untuk perawatan anak

sakit.

d. Peningkatan kualitas generasi penerus

Anak yang mendaoat ASI dapt tumbuh kembang secara

optimal sehingga kualitas generasi peberus bangsa akan

terjamin. Anak yang diberi ASI juga memiliki IQ, EQ dan SQ

18
yang baik yang merupakan kualitas yag baik sebagai penerus

bangsa.

5. Bagi bumi, meyukseskan perlindungan alam

ASI bersuhu alami segar bebas bakteri, maka tak perlu

dipanaskan dan disteril, bisa mengurangi pemborosan bahan bakar,

selain itu untuk memenuhi kebutuhan susu bubuk yang berlebihan,

dunia kita membutuhkan berapa alam hijau, bahkan menebang

pohon pelindung hutan , untuk memelihara sapi perah yang lebih

banyak.

3. Macam-macam ASI

ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu: kolostrum, air susu

transisi, dan air susu matur. Komposisi ASI hari 1-4 (kolostrum)

berbeda dengan ASI hari ke 5-10 (transisi) dan ASI matur,

masing-masing ASI tersebut dijelaskan sebagai berikut.

(Maryunani, 2015)

1. Kolostrum

a. Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar.

b. Kolostrum berfungsi sebagai perlindungan terhadap

infeksi pada bayi, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Apabila ibu terinfeksi, maka

2. Sel darah putih dalam tubuh ibu membuat

perlindungan terhadap ibu

19
3. Sebagian sel darah putih menuju payudara dan

membentuk antybody

4. Antybody yang terbentuk, keluar melalui ASI

sehingga melindungi bayi

c. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi

dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga

sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama

kelahiran

d. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung

dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran

e. Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk

membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang

baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan

makanan bagi bayi, makanan yang akan datang.

f. Perbandingan kolostrum dengan ASI matur:

1. Kolostrum lebih kuning dibandingkan dengan ASI

matur

2. Kolostrum lebih banyak mengandung protein

dibandingkan ASI matur, tetapi berlainan dengan ASI

matur dimana protein yang utama adalah casein pada

kolostrum adalah globulin, sehingga dapat

20
memberikan daya perlindungan bagi bayi sampai 6

bulan pertama

3. Kolostrum lebih rendah kadar karbohidrat dan

lemaknya dibandingkan ASI matur

4. Total energi lebih rendah dibandingkan ASI matur

yaitu 58 kalori/ 100 ml kolostrum

5. Ph lebih alkalis dibandingkan dengan ASI matur

2. Air susu transisi/peralihan

a. ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum

sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari

ke-10

b. Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI

matur. Terjadi pada hari volumr ASI ke 4-10, berisi

karbohidrat dan lemak dan volume meningkat

c. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak

dan karbohidrat semakin tinggi

d. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak

dan berubah warna serta komposisinya

e. Kadar immunoglobulin dan protein menurun, sedangkan

lemak dan laktosa meningkat

3. Air susu matur

21
a. ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya.

b. ASI matur tampak berwarna putih kekuning-kuningan,

karena mengandung casineat, riboflaum dan karotin.

c. Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak menggumpal

bila dipanaskan.

d. Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit

pertama disebut foremilk.

1. Foremilk lebih encer

2. foremilk mempunyai kandungan rendah lemak dan

tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air.

e. Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk

1. Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi

2. Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat kenyang

f. Dengan demikian, bayi akan membutuhkan keduanya

baik foremik maupun hindmilk

g. Komposisi foremilk (ASI permulaan) berbeda dengan

hindmilk (ASI paling akhir)

h. Volume 300-850ml/24 jam.

4. Kandungan ASI

Kandungan ASI nyaris tak tertandingi. ASI mengandung zat gizi

yang secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh

22
kembang otak dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya.

Kandungan ASI yang utama terdiri dari. (Maryunani, 2015)

1. Laktosa (Karbohidrat)

a. Laktosa merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang

berperan penting sebagai sumber energi

b. Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang

terdapat dalam ASI murni

c. Sebagai sumber penghasil energi, sebagai karbohidrat utama,

meningkatkan penyerapan kalsium dalam tubuh, merangsang

tumbuhnya laktobasilus bifidus.

d. Laktobasilus bifidus berfungsi menghambat pertumbuhan

mikroorganisme dalam tubuh bayi yang dapat menyebabkan

berbagai penyakit atau gangguan kesehatan.

e. Komposisi dalam ASI: Laktosa – 7gr/100ml.

2. Lemak

a. Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi

sumber energi utama bayi serta berperan dalam pengaturan

suhu tubuh bayi.

b. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial

yaitu: asam linoleat dan asam alda linoleat yang akan diolah

oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA.

23
1. Arachidonic Acid (AA) dan Decosahexanoic Acid (DHA)

adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang

(polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk

pembentukan sel-sel otak yang optimal

2. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk

menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak

3. Disamping itu, DHA dan AA dalam tubuh dapat

dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor

yaitu masin-masing dari Omrga 3 (asam linoleat) dan

Omega 6 (asam linoleat).

4. AA dan DHA merupakan zat yang didapat dari perubahan

omega-3 dan omega-6 yang berfungsi untuk perkembangan

otak janin dan bayi.

c. Lemak : 50% tinggi pada ASI prematur, asam lemak esensial

d. Komposisi dalam ASI: ‘Lemak dalam ASI’ secara rinci dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian

meningkat jumlahnya.

2. Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali di isap oleh

bayi dan hal ini terjadi secara otomatis. Komposisi lemak

pada lima menit pertama isapan akan berbeda dengan 10

menit kemudian.

24
3. Kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari kedua

dan akan terus berubah menurut perkembangan bayi dan

kebutuhan energi yang diperlukan.

4. Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat tinggi dan

perbandingannya dengan PASI yaitu: 6:1.

5. Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapat

dibuat oleh tubuh yang berfungsi untuk memacu

perkembangan sel saraf otak bayi

3. Protein

a. Memiliki fungsi untuk mengatur dan pembangun tubuh bayi.

b. Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi

sebagai pembentuk sruktur otak.

c. Protein dalam susu adalah whey dan casein/kasein.

1. ASI memiliki perbandingan antara whey dan casein yang

sesuai untuk bayi .

2. Rasio whey dengan casein merupakan salah satu

keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi.

3. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35.

4. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah

diserap.

5. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey

: Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah di serap.

25
6. Whey lebih mudah dicerna dibandingkan dengan kasein

(yang merupakan protein utama susu sapi).

d. Beberapa jen is asam amino tertentu , yaitu sistin, taurin,

triptofan , dan fenilalanin merupakan senyawa yang berperan

dalam proses ingatan.

e. Sistin dan taurin merupakan dua macam asam amino yang tidak

terdapat dalam susu sapi.

1. Sistin: diperlukan untuk pertumbuhan somatik.

2. Taurin: Neotransmitter yang baik untuk perkembangan

otak anak.

a. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang

terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai

neurotransmitter dan berperan penting untuk proses

maturasi sel otak.

b. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa

defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan

pada retina mata.

f. Komposisi dalam ASI: Protein- 0,8-1, Ogr/100ml.

g. Ciri-ciri khas ‘Protein dalam ASI’ secara rinci dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI.

26
2. Namun demikian protein ASI sangat cocok karena unsur

protein didalamya hampir seluruhnya terserap oleh sistem

pencernaan bayi yaitu protein unsur whey.

3. Perbandingan protein unsur whey dan casein dalam ASI

adalah 80:40, sedangkan dalam PASI 20:80.

4. Artinya protein pada PASI hanya sepertiganya protein ASI

yang dapat diserap oleh sistem pencernaan bayi.

4. Garam dan mineral

a. ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya

relatif randah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai

berumur 6 bulan.

b. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat

stabil dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh

diet ibu.

1. Zat besi : zat yang membantu pembentukan darah untuk

menghindarkan bayi dari penyakit kurang darah atau anemia

2. Ferum : Fe rendah tapi mudah diserap.

c. Dalam PASI kandungan mineral jumlahnya tinggi, tetapi

sebagian besar tidak dapay diserap hal ini akan memperberat

kerja usus bayi serta mengganggu keseimbangan dalam usus

dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan

sehingga mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi

27
akan kambung, gelisah karena obstipasi atau gangguan

metabolisme.

5. Vitamin

a. ASI mengandung berbagai vitamin yang diperlukan bayi.

b. ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi

kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi

baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K.

c. Vitaim-vitamin tersebut, adalah vitamin : ADEK antara lain :

1. Vitamin A : vitamin yang sangat berguna bagi

perkembangan penglihatan bayi.

5. Volume ASI

Volume pengeluaran ASI pada minggu-minggu pertama bayi lahir

biasanya banyak, tetapi setelah itu sekitar 450-650 ml. seorang bayi

memerlukan sebanyak 600 ml susu per hari. Jumlah tersebut dapat

dicapai dengan menyusui bayinya selama 4-6 bulan pertama. Karena

itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi kebutuhan

gizinya. Setelah enam bulan volume pengeluaran susu menjadi

menurun, sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh

ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan. Dalam keadaan

produksi ASI telah normal, volume susu yang terbanyak yang dapat

28
diperoleh adalah lima menit pertama. Penyodotan atau pengisapan

oleh bayi biasanya berlangsung sampai 15-25 menit.

Berdasarkan kenyataan, perhitungan sederhana mengenai berapa

jumlah ASI yang diperlukan oleh bayi adalah sebagai berikut : bayi

normal memerlukan 160-165 ml ASI per kilogram berat badan per

hari. Dengan demikian bayi dengan berat 4 kg memerlukan 660 ml

ASI per hari dan 825 ml per hari untuk bayi dengan berat 5 kg. ibu-ibu

disarakankan untuk mengonsumsi makanan yang baik, bila

memungkinkan ibu mengonsumsi makanan yang paling bergizi yang

dapat diadakan oleh keluarga. Jumlah energi untuk keperluan

menyusui per hari adalah 500-600 kkal atau kira-kira 1/3-1/4 lebih

banyak dari yang dikonsumsi ibu secara normal.[ CITATION Ati03 \l 1033

C. Tinjauan Umum tentang Ibu Post partum

1. Pengertian Masa Post Partum

Masa post partum atau puerperium, adalah masa sesudah

persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian

alat-alat kandungan/reproduksi, seperti sebelum hamil yang lamanya 6

minggu atau 40 hari pascapersalinan.[ CITATION Nur13 \l 1033 ]

2. Tujuan Masa Post Partum

a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan

bayi.

29
b. Pencegahan, diagnosisi dini, dan pengobatan komplikasi pada

ibu.

c. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bila diperlukan.

d. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu serta

memungkinkan ibu untuk mampu melaksanakan perannya

dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus.

e. Imunisasi ibu terhadap tetanus.[ CITATION Nur13 \l 1033 ]

3. Tahapan Masa Post Partum

1. Puerpurium dini : masa kepulihan, yakni saat-saat ibu

dibolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

2. Puerpurium intermedial : masa kepulihan menyeluruh dari

organ-organ gental, kira-kira antara 6-8 minggu.

3. Remote puerpurium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi.[ CITATION Nur13 \l 1033 ]

D. Perubahan Fisiologis dalam Masa Nifas

Pada masa nifas, terjadi perubahan-perubahan anatomi dan fisiologis

pada ibu. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun

dianggap normal, dimana proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik.

Banyak faktor, termasuk tingkat energi, tingkat kenyamanan, kesehatan

bayi baru lahir dan perawatan serta dorongan semangat yang diberikan

30
oleh tenaga kesehatan, baik dokter, bidan, maupun perawat ikut

membentuk respons ibu terhadap bayinya selama maa nifas ini. Untuk

memberikan asuhan yang menguntungkan terhadap ibu, bayi, dan

keluarganya. Seorang bidan atau perawat harus memahami dan memiliki

pengetahuan tentang perubahan-perubahan anatomi dan fisiologis dalam

masa nifas ini dengan bauk. ( Maryunani, 2011 )

BAB III

Kerangka Konsep, Definisi Operasional, dan Hipotesis

31
3.1. Kerangaka konsep

A. Dasar Pemikiran Variabel Peneliti

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada tinjauan pustaka telah di

identifikasi variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini,

akan diangkat tentang Hubungan Pijat Oketani dengan Kelancaran ASI Ibu

Post Partum, di antaranya yaitu variabel independen yang digunakan adalah

Pijat oketani sedangkan Variabel dependen Kelancaran ASI Ibu Post Partum.

1. Pijat oketani adalah salah satu metode perawatan payudara yang tidak

menimbulkan rasa sakit dan populer dari jepang. Pijatan ini merangsang

kekuatan otot pectoralis untuk meningkatkan produksi ASI dan membuat

payudara menjadi lebih lembut dan elastis sehingga memudahkan bayi

untuk mengisap ASI. Pijat oketani telah terbukti sangat efektif dalam

mengurangi nyeri payudara dan meningkatkan pH ASI dan kecepatan

refleks suctin neonatal. (Nia Dwi Yuliati 2017)

2. Kelancaran ASI adalah pengeluaran ASI dikatakan lancar apabila ASI

berlebihan sampai keluar memancar, maka sebelum menyusui sebaiknya

ASI dikeluarkan terlebih dahulu, untuk menghindari bayi tersedak atau

enggan menyusu. ( Soetjiningih, 2013 )

32
B. Hubungan Antara Variabel

Pijat oketani Kelancaran ASI ibu


post partum

Keterangan :

: variabel independen

: variabel dependen

: penghubung antara variabel

C. Identifikasi Variabel

1. Variabel Bebas ( Variabel Independen )

Adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel

lain. Suatu kegiatan stimulus yang dilakukan oleh peneliti menciptakan

suatu dampak pada variabel dependen. Variabel bebas biasanya

dilakukan, diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya atau

pengaruhnya terhadap variabel lain. (Nursalam, 2016)

2. Variabel terikat ( Variabel Dependen )

33
Adalah variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain.

Variabel respon akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-

variabel lain. (Nursalam, 2016)

3.2. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Pijat Oketani adalah suatu alternative cara yang dilakukan untuk

menstimulasi proses produksi ASI dengan menekan otot pectorali.

Dilakukan pada hari pertama post partum sampai hari ketiga.

Kriteria objektif :

1. Tidak dilakukan : jika skor jawaban < 6

2. Dilakukan : jika skor jawaban > 6

Kelancaran ASI adalah produksi ASI yang lancar sehingga dapat

memenuhi kebutuhan bayi.

Kriteria objektif :

3. Kurang lancar : jika skor jawaban < 12

4. Lancar : jika skor jawaban > 12

D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis adalah ( ho ) tidak ada hubungan pijat oketani dengan

kelancaran ASI ibu post partum.

2. Hipotesis alternatif (Ha) yaitu ada hubungan pijat oketani dengan

kelancaran ASI ibu post partum.

34
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Metode Penelitians

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode yang digunakan

quasi eksperimen dengan pendekatan group comparison design bertujuan

untuk menentukan pengaruh dari suatu tindakan pada kelompok subjek yang

mendapat perlakuan kemudian dibandingkan dengan kelompok subjek yang

tidak mendapat perlakuan. Rancangan quasi eksperimen adalah

mengungkapkan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol

disampin kelompok eksperimental. (Nursalam, 2016).

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

35
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012).

Populasi pada penelitian ini adalah ibu post partum diruangan

cempaka yang berjumlah 33 responden.

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012).

Sampel dari penelitian ini adalah 30 ibu post partum di RS TK II

Pelamonia Makassar.

a. Besar sampel

Besar sampel dalam penelitian sebanyak ibu post partum

N
n= 2
1+ N (e )

Keterangan :

n=Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

33
n=
1+33 (0,052)

36
33
n=1+33 (0,0025)

33
n= =30,4 dibulatkan menjadi 30
1,0825

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS TK II PELAMONIA MAKASSAR

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 20 mei 2019 – 07 juni 2019

4.4. Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu memandang adanya

rekomendasi dari pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan

permohonan ijin kepada institusi tempat penelitian dalam hal ini RS TK II

Pelamonia Makassar. Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan

penelitian dengan menekankan etika penelitian.

Secara umum etika dalam penelitian/pengumpulan data dapat

dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-

hak subjek, dan prinsip keadilan menurut (nur salam 2016):

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

37
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

subjek khususnya jika menggunakan tindakan tindakan khusus.

b. Bebas dari ekspoltasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaanyang

tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya

dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak dapat

dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk

apa pun.

c. Risiko (benifis ratio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang

berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak, tanpa

adanya sanksi atau apa pun akan berakibat terhadap kesembuhannya, jika

mereka seorang klien.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to

full disclosure).

38
Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara terperinci serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.

c. Informed consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi

atau menolak menjadi responden. Pada informed consent juga perlu

dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk

pengembangan ilmu.

3. Prinsip keadilan (right to justice)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right to infair treatment)

subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila

ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

b. Hak dijaga kerahasiannya (right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia

(confidentiality).

4.5. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada

subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam

suatu penelitian (Nursalam, 2016).

1. Data primer

39
Data primer disebut dengan pengumpulan data yang diperoleh

dengan mengumpulkan responden dan memberikan kuisioner yang berisi

daftar pertanyaan yang disusun sesuai tujuan penelitian. Kuisioner yang

digunakan adalah secara tertutup yaitu responden mengisi sesuai pilihan

jawaban yang disediakan.(Ariani, 2014)

Kuisiner dalam penelitian ini terdiri atas dua bagian yaitu peran

ketua tim dengan jumlah peranyaan sebanyak 15 dengan menggunakan

skala gutman dengan nilai skor ya =2, tidak = 1 dan kinerja perawat

sebanyak dengan jumlah pertanyaan sebanyak 18 dengan menggunakan

skala guttman dengan nilai skor ya = 2 dan tidak = 1

2. Data sekunder

Data yang digunakan sebagai data pelengkap untuk data primer

yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Data yang

diperoleh dari data RS TK II Pelamonia Makassar

4.6. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yaitu peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek

untuk menjawab pertanyaan secara tertulis.

4.7. Rencana analisa data

1. Analisa Univariat

40
Digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian guna

memperoleh gambaran atau karakteristik sebelum dialakukan anlisa

bivariate.Hasil dari penelitian ditampilkan dalam bentuk distribusi

frekuensi.

Dalam penelitian ini jenis datanya adalah data kategorik yang

hanya menjelaskan angka/nilai, jumlah dan presentase masing-

masing variabel.

2. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat yang dilakukan adalah tabulasi silang antara

dua variabel yaitu variabel independent dan dependent.Analisa

Bivariat yang digunakan untuk mengetahui hubungan terhadap objek

penelitian adalah menggunakan uji chi square atau kali kuadrat.

41
KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PIJAT OKETANI DENGAN KELANCARAN IBU POST

PARTUM DI RS TK II PELAMONIA MAKASSAR

Inisial responden : ……………………………………………………

Umur responden :……………………………………………………..

Alamat responden : ……………………………………………………

Petunjuk pengisian:….…………………………………………………

1. Berilah tanda checklist atau cenderung () pada pilihan jawaban

dibawah ini

2. Pada kolom skor diisi oleh peneliti

42
a. Variabel independen pijat oketani

No Jawaban
Pertanyaan Skor
Ya Tidak
.
Apakah dengan pijat oketani
1.
tidak menimbulkan nyeri ?
Apakah pijat oketani dapat

2. meningkatkan kelancaran

ASI ?
Apakah pijat oketani dapat

meningkatkan proses laktasi

3. tanpa melihat ukuran atau

bentuk payudara dan

putting susu ?
Apakah pijat oketani dapat

4. memberikan rasa nyaman

terhadap ibu saat dipijat ?

b. Variabel dependen kelancaran ASI

NO Jawaban
Pertanyaan Skor
. Ya Tidak
Apakah ASI keluar memancar
1.
saat aerola dipijat ?
Apakah payudara ibu terasa
2.
kosong setelah menyusui ?

43
Apakah ASI keluar setelah bayi
3.
menyusui ?
Apakah setelah bayi menyusui
4.
ASI masih menetes ?
Apakah ibu merasa senang
5.
sambil menyusui bayinya ?
Apakah ibu sering menyusui

6. bayinya saat lapar yang ditandai

dengan bayi menangis ?


Apakah ibu menyusui dengan

mengeluarkan ASI
7.
menggunakan tangan dengan

cara memencet payudara ?


Apakah ibu menyusui bayi

dengan menggunakan alat


8.
seperti, ASI yang dikeluarkan

dengan alat pompa ASI ?

44
45

Anda mungkin juga menyukai