Anda di halaman 1dari 26

Model PDRB di seluruh wilayah Indonesia

33 Provinsi

Oleh

Aldhi Garda Prasetyo

PROPOSAL DESERTASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Mengikuti Ujian Kualifikasi dan Merupakan syarat dapat dimulainya penyusunan disertasi
Pada Program Doktor Bidang Ilmu Ekonomi

Universitas Gunadarma

PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI


UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Salah satu tujuan suatu negara adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi adalah pendapatan nasional. Pendapatan
nasional suatu negara dapat menunjukkan seberapa besar aktivitas perekonomian
secara keseluruhan. Konsep pendapatan nasional adalah ukuran yang paling sering
dipakai sebagai indikator pertumbuhan ekonomi namun bukan satusatunya indikator
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah sebuah proses, bukan
merupakan suatu gambaran ekonomi pada suatu periode tertentu, ada perkembangan
atas perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). Pembangunan ekonomi
telah menimbulkan berbagai macam perubahan terutama pada struktur perekonomian.
Perubahan struktur ekonomi merupakan salah satu karakteristik yang terjadi dalam
pertumbuhan ekonomi pada hampir setiap negara maju. Asyad (1999) berpendapat
bahwa pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah
dan masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan
lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan
ekonomi) dalam wilayah tersebut. Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi
dalam masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Kemampuan pada pertumbuhan ekonomi yang meningkat disebabkan karena faktor
yang selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya (Sukirno,1996).
Menurut Boediono, pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output per
kapita dalam jangka panjang. Sedangkan menurut Lincollin (2002), pertumbuhan
ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa memandang apakah kenaikan
tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, dan apakah
terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak. Dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat maka diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat
dan distribusi pendapatan yang lebih merata. Masalah pertumbuhan ekonomi disuatu
daerah tergantung pada banyak faktor, salah satunya adalah kebijakan pemerintah itu
sendiri. Kebijakan pemerintah tersebut harus dikenali dan diidentifikasi secara tepat
supaya pertumbuhan ekonomi dapat tercapai di suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi
suatu daerah dapat diukur dengan melihat laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga
konstan. Pembangunan ekonomi sebuah negara pada dasarnya bertujuan untuk
mencapai kemakmuran masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan output yang dibentuk oleh berbagai
sektor ekonomi sehingga dapat menggambarkan bagaimana kemajuan atau
kemunduran yang telah dicapai oleh sektor ekonomi tersebut pada suatu periode
waktu tertentu. Tiap provinsi di Indonesia memiliki batas wilayah yang berbeda
dengan jumlah penduduk, tenaga kerja maupun pendidikan yang besar. Masing-
masing provinsi di Indonesia sedang mengalami suatu proses pembangunan ekonomi
yang berlangsung secara menyeluruh dan berkesinambungan dimana meningkatkan
perekonomian masyarakatnya. Pencapaian hasil pembangunan dipengaruhi
keberadaan kebupaten/kota yang berada pada wilayah provinsi tersebut termasuk
sumberdaya yang dimilikinya. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai
suatu indikator yang mempunyai peran penting dalam mengukur keberhasilan
pembangunan yang telah dicapai, dan dapat dijadikan sebagai suatu ukuran untuk
menentukan arah pembangunan suatu daerah dimasa yang akan datang. Akan tetapi,
kondisi daerah di Indonesia yang secara geografis dan sumber daya alam yang
berbeda menimbulkan daerah yang lebih makmur dan lebih maju dibandingkan
daerah lainnya. Untuk mendukung upaya pembangunan daerah perlu membuat
kebijakan yang mendukung penanaman modal yang saling menguntungkan bagi pihak
pemerintah dengan masyarakat. Modal pembangunan yang penting selain keuangan
daerah adalah sumber daya manusia. Apabila pertumbuhan ekonomi suatu negara
mengalami peningkatan maka akan terjadi peningkatan kesempata
kerja,kesejahteraan, produktivitas dan distribusi pendaptan.
Faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi masing-masing
provinsi di Indonesia adalah investasi. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang sudah
sangat pesat ternyata tidak terlepas dari pertumbuhan faktor utama proses investasi
pembangunan, yaitu pembentukan modal. Dalam penelitian ini investasi yang
dimaksud adalah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal
Asing (PMA). Apabila tingkat investasi tinggi maka pertumbuhan ekonomi juga
cenderung meningkat.
Modal lain yang digunakan untuk membiayai pembangunan daerah adalah
pendapatan asli daerah (PAD). PAD merupakan salah satu sumber penerimaan daerah
yang memiliki keterkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Menurut Saragih (2003),
daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi positif memiliki kemungkinan kenaikan
PAD atau kata lain adanya peningkatan PAD merupakan akses dari pertumbuhan
ekonomi atau PDRB dan diantara pertumbuhan ekonomi dan PAD diyakini terdapat
korelasi
Modal pembangunan yang penting selain keuangan daerah dan investasi adalah
sumber daya manusia. Partisipasi aktif dari seluruh masyarakat akan mempercepat
pembangunan daerah karena rasa kepemilikan yang lebih besar terhadap daerah. Hasil
yang dicapai dalam pembangunan juga akan lebih cepat dirasakan untuk daerah
sendiri sehingga nantinya dapat merangsang kesadaran masyarakat membangun
wilayah lokal masing-masing. Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan
memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas disamping terpenuhinya kuantitas
permintaan tenaga kerja.
Faktor lain adalah teknologi , menurut Robert Robert Solow menyatakan bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat output adalah teknologi. Bagi sebagian besar
ekonom, kemajuan teknologi (technologi progress) adalah faktor yang paling penting,
kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan
metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas tradisional seperti bercocok tanam,
membuat baju, atau membangun rumah (Lincolin Arsyad, 1997). Salah satu cara
untuk mengukur pengaruh teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari
peran TFP (Total Factor Productivity). TFP (Total Factor Productivity). merupakan
faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi selain tenaga kerja dan modal.
TFP dianggap sebagai kemajuan teknologi yang eksogen. Cara lain dalam mengukur
pengaruh teknologi terhadap tingkat output atau PDRB suatu daerah dapat dilihat dari
kapital per tenaga kerja efektif (tenaga kerja yang sedang bekerja.
Sadono Sukirno (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan teknologi bisa mengarah ke
pertumbuhan output per tenaga kerja yang berkelanjutan. Teknologi juga dapat dilihat
dari kapital per tenaga kerja efektif
Penulis memilih 33 provinsi di Indonesia karena ingin mengetahui seberapa besar
perbedaan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di masing- masing provinsi dengan
adanya perbedaan tingkat pertumbuhan PDRB antar provinsi dan perbedaan
kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing provinsi dan dampak
yang ditimbulkan bagi kesejahteraan rakyatnya. Adanya pendapat bahwa PDRB dan
pelaksanaan pembangunan yang tidak merata pada tiap-tiap provinsi atau wilayah
sehingga akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. Dengan latar
belakang yang sudah dipaparkan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
“Model PDRB di seluruh wilayah Indonesia 33 Provinsi “

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat masalah-masalah yang
berkaitan dengan penelitian ini. Masalah tersebut diidentifikasikan sebagai berikut :
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Investasi dalam negeri terhadap PDRB diseluruh wilayah


Indonesia ?
2. Bagaimana pengaruh Investasi asing terhadap PDRB diseluruh wilayahIndonesia ?
3. Bagaimana pengaruh angkatan kerja terhadap PDRB diseluruh wilayah Indonesia ?
4. Bagaimana pengaruh Pendapatan asli daerah terhadap PDRB diseluruh wilayah
Indonesia ?
5. Bagaimana pengaruh jumlah perusahaan perusahaan sektor industri terhadap PDRB
diseluruh wilayah Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh investasi dalam negeri,investasi luar negeri, angkatan kerja,


pendapatan asli daerah, jumlah perusahaan terhadap PDRB di seluruh wilayah
indonesia.
2. Menganalisis pengaruh variabel yaitu investasi dalam negeri , investasi luar negeri
angkatan kerja, pendapatan asli daerah, dan jumlah unit usaha secara bersama-sama
terhadap PDRB di seluruh wilayah indonesia

1.4 Kegunaan Penelitian


1. Hasil penelitian ini diharapan dapat memberikan gambaran bagaimana kontribusi
tingkat investasi, tenaga kerja, pendapatan asli daerah dan teknologi terhadap
PDRB wilayah indonesia

2.Penelitian ini diharapkan sebagai informasi bagi lembaga-lembaga terkait


dalam menentukan kebijaksanaannya yang berkaitan dengan dengan
pertumbuhan ekonomi daerah

1.5 Kerangka pemikiran Hipotesis

Investasi dalam negeri

Investasi Luar negeri

Angkatan kerja PDRB

Pendapatan Asli daerah

Jumlah unit usaha

Berdasarkan model penelitian diatas, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian
ini adalah :
A.Diduga investasi dalam ,inestasi luar negeri, tenaga kerja, pendapatan asli daerah
dan jumlah unit usaha secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap PDRB.
B. Diduga Investasi dalam negeri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
PDRB.
C. Diduga Investasi luar negeri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
PDRB.
D. Diduga angkatan kerja mempunyai pengaruh yg signifikan terhadap PDRB..
E Diduga jumlah unit usaha mempunyai pengaruh yg signifikan terhadap PDRB.
BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Fungsi Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan mengubah input menjadi output. Kegiatan tersebut
dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi
menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari sejumlah input
dengan menggunakan teknologi tertentu
Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (Y) dan
variabel yang menjelaskan (X) atau fungsi yang menunjukkan hubungan antara
hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input). Secara matematis
fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut (Mubyarto, 1994):

Y = f (X1,X2..........Xn) .................................... (2.1)

Dimana :

Y = adalah hasil produksi (output)


x1....xn = faktor-faktor produksi (input)

Pengelolaan usahatani antara lain bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi


dan pendapatan petani. Kedua tujuan tersebut merupakan faktor penentu bagi seorang
petani untuk mengambil keputusan dalam usahataninya. Petani sebagai pengelola
usahatani harus dapat mengalokasikan penggunaan faktor-faktor produksi yang terdiri
dari tanah, tenaga kerja dan modal secara tepat. Oleh karena itu petani harus dapat
mengkombinasikan faktor-faktor produksinya agar mendapatkan hasil yang optimum
sehingga memperoleh pendapatan yang maksimum.
Kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi diusahakan sedemikian rupa agar
dalam jumlah tertentu menghasilkan keuntungan tertinggi. Tindakan ini sangat
berguna untuk memperkirakan tingkat keuntungan usaha tani relatif terhadap Sumber
daya yang tersedia.

2.1.2 Definisi Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang


menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno, 1994: 10). Pertumbuhan ekonomi
diartikan sebagai kenaikan GDP (Gross Domestic Product) tanpa memandang bahwa
kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk dan tanpa
memandang apakah ada perubahan dalam struktur ekonominya (Suryana, 2000: 5).
Menurut Zaris, (1987: 82) pertumbuhan ekonomi adalah sebagian dari perkembangan
kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan besarnya pertumbuhan domestik
regional bruto per kapita (PDRB per kapita). Samuelson (1995: 436) mendefinisikan
bahwa pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya perluasan atau peningkatan dari
Gross Domestic Product potensial/output dari suatu negara.
Ada 4 faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi :
a. Sumber daya manusia.
Kualitas input tenaga kerja, atau sumber daya manusia merupakan faktor
terpenting bagi keberhasilan ekonomi. Hampir semua faktor produksi yang
lainnya, yakni barang modal, bahan mentah serta teknologi, bisa dibeli atau
dipinjam dari negara lain. Tetapi penerapan teknik-teknik produktivitas tinggi atas
kondisi-kondisi lokal hampir selalu menuntut tersedianya manajemen, ketrampilan
produksi, dan keahlian yang hanya bisa diperoleh melalui angkatan kerja terampil
yang terdidik.

b. Sumber daya alam.


Faktor produksi kedua adalah tanah.Tanah yang dapat ditanami merupakan faktor
yang paling berharga. Selain tanah, sumber daya alam yang penting antara lain
minyak-minyak gas, hutan air dan bahan-bahan mineral lainnya.
c. Pembentukan modal.
Untuk pembentukan modal, diperlukan pengorbanan berupa pengurangan
konsumsi, yang mungkin berlangsung selama beberapa puluh tahun. Pembentukan
modal modal dan investasi ini sebenarnya sangat dibutuhklan untuk kemajuan cepat
di bidang ekonomi.
d. Perubahan teknologi dan inovasi.
Salah satu tugas kunci pembangunan ekonomi adalah memacu semangat
kewiraswastaan. Perokonomian akan sulit untuk maju apabila tidak memiliki para
wiraswastawan yang bersedia menanggung resiko usaha dengan mendirikan berbagai
pabrik atau fasilitas produksi, menerapkan teknologi baru, mengadapi berbagai
hambatan usaha, hingga mengimpor berbagai cara dan teknik usaha yang lebih maju
(Samuelson, 1995: 436-439)

2.1.3 Model pertumbuhan ekonomi

Pembangunan daerah dan pembangunan sektoral perlu selalu dilaksanakan dengan


selaras, sehingga pembangunan sektoral yang berlangsung di daerah-daerah, benar-
benar sesuai dengan potensi dan prioritas daerah. Dan keseluruhan pembangunan,
daerah juga benar-benar merupakan satu kesatuan politik, ekonomi,
sosial , budaya dan pertahanan keamanan di dalam mewujudkan tujuan nasional.
Pembangunan daerah dilaksanakan agar ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar
daerah tidak semakin meluas. Tujuan pembangunan yang sedang dilaksankan
mencakup sasaran seperti : Pertama, dalam usaha meratakan pembangunan di seluruh
daerah, sekaligus untuk menghindari terjadinya jurang perbedaan tingkat
pembangunan antar daerah yang semakin dalam. Kedua, pengarahan dalam kegiatan
pembangunan daerah sesuai dengan kemampuan aspirasi dan potensi yang terdapat di
daerah, baik bagi kepentingan perkembangan nasional maupun bagi kepentingan
40daerah sendiri.
Ketiga, mengembangkan hubungan ekonomi antar daerah yang saling
menguntungkan agar terjalin ikatan-ikatan (ekonomi) antar daerah yang kuat di dalam
satu rangka kesatuan ekonomi nasional yang kokoh.
Keempat, membina daerahdaerah minus, daerah perbatasan, dan tanah-tanah kritis,
dengan program-program khusus (Sanusi, 1987: 120).

Pembangunan daerah juga diarahkan untuk mencapai tiga tujuan penting yaitu
pertumbuhan (growth), pemerataan (equity), dan keberlanjutan (sustainability).
Tujuan pembangunan yang pertama, untuk pertumbuhan ditentukan sampai dimana
kelangkaan sumber daya yang terdiri atas sumber daya manusia (human capital),
peralatan (man made resources) dan sumber daya alam (natural resources) dapat
dialokasikan secara maksimal dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan
produktif. Dalam hal ini terdapat upaya memadukan kemampuan sumber daya
manusia dan pemanfaatan sumber daya alam dengan ketersediaan sumber daya alam
dan sumber daya buatan dengan teknologi dalam rangka memperbesar produktifitas.
Semakin tinggi tingkat kemampuan sumber daya manusia, besar kemungkinan untuk
memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia guna mencapai pertumbuhan yang
tinggi. Sedangkan tujuan pembangunan yang kedua, yaitu pemerataan yang
mempunyai implikasi dalam pencapaian tujuan yang ketiga supaya sumber daya dapat
berkelanjutan maka tidak boleh terfokus hanya pada satu daerah saja sehingga
manfaat yang diperoleh dari pertumbuhan dapat dinikmati semua pihak. Sedangkan
tujuan berkelanjutan, pembangunan daerah harus memenuhi

2.1.4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

PDRB merupakan penjumlahan dari semua harga dan jasa akhir atau semua
nilai tambah yang dihasilkan oleh daerah dalam periode waktu tertentu (1 tahun).
Untuk menghitung nilai seluruh produksi yang dihasilkan suatu perekonomian dalam
suatu tahun tertentu dapat digunakan 3 cara penghitungan. Ketiga cara tersebut adalah

1. Cara Pengeluaran.

Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlah pengeluaran ke atas
barang-barang dan jasa yang diproduksikan dalam negara tersebut. Menurut cara ini
pendapatan nasional adalah jumlah nilai pengeluaran rumah tangga konsumsi, rumah
tangga produksi dan pengeluaran pemerintah serta pendapatan ekspor dikurangi
dengan pengeluaran untuk barang-barang impor.

2. Cara Produksi atau cara produk netto.


Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi
barang atau jasa yang diwujudkan oleh berbagai sektor (lapangan usaha) dalam
perekonomian. Dalam menghitung pendapatan nasional dengan cara produksi yang
dijumlahkan hanyalah nilai produksi tambahan atau value added yang diciptakan.

3. Cara Pendapatan
Dalam penghitungan ini pendapatan nasional diperoleh dengan cara
menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional. (Sukirno, 1994: 32).

Adapun manfaat penghitungan nilai PDRB adalah :

1. Mengetahui dan menelaah struktur atau susunan perekonomian. Dari


perhitungan PDRB dapat diketahui apakah suatu daerah termasuk daerah
industri, pertanian atau jasa dan berapakah besar sumbangan masing
masing sektornya.

2. Membandingkan perekonomian dari waktu ke waktu. Oleh karena nilai


PDRB dicatat tiap tahun, maka akan di dapat catatan angka dari tahun ke
tahun. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh keterangan kenaikan
45atau penurunan apaka ada perubahan atau pengurangan kemakmuran
material atau tidak.

2.1.5 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli daerah adalah penerimaan daerah dari berbagai usaha pemerintah
daerah untuk mengumpulkan dana guna keperluan daerah yang bersangkutan dalam
membiayai kegiatan rutin maupun pembangunannya, yang terdiri atas pajak
daerah,retribusi daerah, bagian laba usaha milik daerah, dan lain-lain penerimaan asli
daerah yang sah (NN, 2003). Pendapatan asli daerah diartikan sebagai pendapatan
daerah yang tergantung keadaan perekonomian pada umumnya dan potensi dari
sumber-sumber pendapatan asli daerah itu sendiri.

2.1.6 Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanampenanam
modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi
barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian (Sukirno, 1994: 107).
Investasi tidak hanya untuk memaksimalkan output, tetapi untuk menentukan
distribusi tenaga kerja dan distribusi pendapatan, pertumbuhan dan kualitas penduduk
serta teknologi.
Investasi swasta di Indonesia dijamin keberadaannya sejak dikeluarkannya Undang-
undang No.1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing dan Undang-undang No. 6
tahun 1968 tentang penanaman modal dalam negeri, yang kemudian dilengkapi dan
disempurnakan dengan Undang-undang No. 11 tahun 1970 tentang penanaman modal
asing dan Undang-undang No. 12 tahun 1970 tentang penanaman modal dalam
negeri. Berdasarkan dari sumber kepemilikan modal, maka investasi swasta dapat di
bagi menjadi penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri. Investasi
atau pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang modal dan peralatan-peralatan
produksi dengan tujuan mengganti dan untuk menambah barangbarang modal dalam
perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa
depan. Investasi atau pengeluaran untuk membeli barangbarang modal dan peralatan
produksi dibedakan menjadi investasi perusahaan swasta, perubahan inventaris
perusahaan dan investasi yang dilakukan oleh pemerintah. Investasi perusahaan
merupakan komponen yang terbesar dari investasi dalam suatu negara.

Pengeluaran investasi tersebut terutama meliputi mendirikan bangunan industri,


membeli mesin-mesin dan peralatan produksi lain dan pengeluaran untuk
menyediakan bahan mentah. Investasi yang dilakukan di masa kini sangat erat
hubungannya dengan prospek memperoleh keuntungan di masa depan.
2.16 angkatan kerja
Tenaga kerja adalah penduduk yang siap melakukan pekerjaan, penduduk yang telah
memasuki usia kerja (working age population). Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I
pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu
negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja.
Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia Banyak hal mengenai kehidupan sosial di
suatu negara/masyarakat dapat dijabarkan jika diketahui mengenai komposisi
lapangan pekerjaan dari angkatan kerjanya, komposisi jenis pekerjaan dan fakta–fakta
lain mengenai angkatan kerja. Misalnya: apakah para penduduk muda (young
population) berusia terlalu muda untuk memasuki angkatan kerja, hingga belum bisa
mendapatkan pendidikan yang relatif cukup tinggi? Kemudian berapa banyakkah
penduduk tua (old population) dipaksa untuk tetap tinggal dalam angkatan kerja
setelah usia pensiun? adalah berumur 15-64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap
orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat
mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada
pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7
tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja. Tenaga kerja (man
power) adalah penduduk dalam usia kerja. Dalam literatur biasanya adalah seluruh
penduduk berusia 15–64 tahun. Tetapi kebiasaan yang dipakai di Indonesia adalah
seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (hasil sensus penduduk 1971 dan 1980).
Jadi, tenaga kerja (man power) adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15
tahun atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun
2000, Indonesia menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas
(lihat hasil Sensus Penduduk 1971, 1980 dan1990). Namun sejak penduduk 2000 dan
sesuai dengan ketentuan internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15
tahun atau lebih. Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik
sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab.
Angkatan kerja (labour force) secara demografi angkatan kerja bergantung dari
tingkat partisipasi angkatan kerja, yaitu berapa persen dari tenaga kerja yang menjadi
angkatan kerja. Jadi, angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yang
memproduksi barang dan jasa. Kelompok angkatan kerja terdiri dari 2 (dua) golongan
yaitu: 1. Angkatan kerja yang bekerja a. Mereka yang selama seminggu sebelum
pencacahan melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh penghasilan atau
keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit dua hari. b. Mereka yang selama
seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari
dua hari tetapi mereka adalah pekerja tetap, petani-petani dan orang-orang yang
bekerja dalam keahlian. 2. Angkatan kerja yang mencari pekerjaan a. Mereka yang
belum pernah bekerja dan sedang berusaha mencari/mendapatkan pekerjaan. b.
Mereka yang bekerja, pada saat pencacahan sedang menganggur dan berusaha
mendapatkan pekerjaan. c. Mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan. Bukan angkatan kerja (not in the labour force) adalah bagian
dari tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan. Jadi, mereka bagian
dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam
kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa

2.17 Industri Pengolahan/ Manufacturing


a Definisi Industri
Industri menurut Undang – undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian yaitu
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi,
dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri;
Industri pengolahan menurut Badan Pusat Statistik (2011:34) industri mempunyai dua
pengertian: 1. Pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha dan kegiatan di
bidang ekonomi bersifat produktif. 2. Dalam pengertian secara sempit, industri
hanyalah mencakup industri pengolahan yaitu suatu kegiatan ekonomi yang
melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar mekanis, kimia, atau dengan
tangan barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih nilainya dan sifatnya
lebih kepada pemakaian akhir Menurut KLBI tahun 2015, industri manufaktur atau
industri pengolahan merupakan kegiatan ekonomi/lapangan usaha meliputi di bidang
perubahan secara kimia atau fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk
baru. Bahan baku industri pengolahan berasal dari produk pertanian, kehutanan,
perikanan, pertambangan atau penggalian seperti produk dari kegiatan industri
pengolahan lainnya. Perubahan, pembaharuan atau rekonstruksi yang pokok dari
barang secara umum diperlakukan sebagai industri pengolahan. . Secara mikro,
industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-
barang yang homogeny, atau barang-barang yang memounyai sifat saling mengganti
yang erat. Secara makro, industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai
tambah yakni semua produk, baik barang maupun jasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pengertian industri secara luas adalah suatu unit usaha yang melakukan kegiatan
ekonomi yang mempunyai tujuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang terletak
pada suatu bangunan atau lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi
tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seseorang atau lebih yang
bertanggungjawab atas resiko usaha tersebut (Hasibuan, 1993). Unit industri
pengolahan digambarkan sebagai pabrik, mesin atau peralatan yang khusus
digerakkan dengan mesin dan tangan. Termasuk kategori industri pengolahan di sini
adalah unit yang mengubah bahan menjadi produk baru dengan menggunakan tangan,
kegiatan maklon atau kegiatan penjualan produk yang dibuat di tempat yang sama di
mana produk tersebut dijual dan unit yang melakukan pengolahan bahan-bahan dari
pihak lain atas dasar kontrak Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia No.
142 tahun 2015 tentang kawasan industri, yang dimaksud dengan : 1. Kawasan
Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan
kawasan industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri. 2. Perusahaan
Kawasan Industri adalah perusahaan yang mengusahakan pengembangan dan/atau
pengelolaan kawasan industri; 3. Kawasan Peruntukan Industri adalah bentangan
lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

2.18 Klarifikasi industri


1.Berdasarkan Kelompok
Kementrian Perindustrian menjelaskan bahwa industri nasional Indonesia
dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar yaitu:

a. Industri Dasar yang meliputi kelompok Industri Mesin dan Logam Dasar
(IMLD) dan kelompok Kimia Dasar (IKD). Termasuk dalam IMLD antara lain:
industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, dan sebagainya. Sedangkan
yang termasuk IKD antara lain: industri pengolahan kayu dan karetalam, industri
pestisida, industri pupuk, industri semen, industri batu bara, industri silikat
dan sebagainya.
b Industri Kecil yang meliputi antara lain industri pangan (makanan, minuman,
tembakau) industri sandang dan kulit (tekstil, pakaian jadi, serta barang dari
kulit), industri kimia dan bahan bangunan (industri kertas,percetakan,
penerbitan, barang-barang karet, plastik dan lainlain), industri galian bukan logam,
dan industri logam (mesin-mesin listrik, alat-alat ilmu pengetahuan, barang logam
dan sebagainya). Misi kelompok ini adalah melaksanakan pemerataan. Teknologi
yang digunakan adalah teknologi menengah atau sederhana dan padat karya.
Pengembangan Industri Kecil diharapkan dapat menambah kesempatan kerja
dan meningkatkan nilai tambah dengan memanfaatkan pasar dalam negeri dan
pasar luar negeri (ekspor)
C Industri Hilir yaitu kelompok Aneka Industri (AI) yang meliputi antara lain:
industri yang mengolah sumber daya hutan, industri yang mengolah hasil
pertambangan, industri yang mengolah sumber daya pertanian secara luas,
dan lain-lain. Misinya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan atau
pemerataan, memperluas kesempatan kerja, tidak padat modal dan teknologi
yang digunakan adalah teknologi menengah atau teknologi maju
2 Berdasarkan Besar Modal
berdasarkan besar kecilnya modal unit usaha yang bersangkutan, yaitu: :
a. Industri kecil adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan Rp
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) diluar tanah dan bangunan usaha;
b Industri menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi lebih besar
dari Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp5.000.000.000,-
(lima milyar rupiah) diluar tanah dan bangunan usaha;
c.Industri besar adalah industri yang memiliki nilai investasi lebih besar dari
Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) diluar tanah dan bangunan usaha.

2.19 Penelitian Terdahulu


1. Mokhamad anwar, Yunizar dan H. Sulaeman Nizar (2007) dalam penelitiannya
yang berjudul “Indentifikasi Sektor Industri Dan Peranannya Dalam Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Garut” menunjukan bahwa investasi pada sektor
industri menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Hal
ini menunjukan bahwa semakin tinggi investasi pada sektor industri dikabupaten garut
dapat secara positif meningkatkan pendapatan asli daerah dan sebaliknya
2. Indrajati Hertanto dan Jaka Sriyana (2011) dalam penelitiannya yang berjudul
“sumber pendapatan asli daerah kabupaten dan kota”menunjukan bahwa jumlah
industri, jumlah penduduk serta PDRB berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan
Asli daerah di Jawa Barat
3. Yesika Resianna Barimbing dan Ni Luh Karmini(2015) dalam penelitiannya
yang berjudul “Pengaruh Pad, Tenaga Kerja, Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Di Provinsi Bali”menunjukan bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah,
tenaga kerja, dan Investasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota diProvinsi Bali
4. Muchtholifah (2010) meneliti tentang : Pengaruh PDRB, Inflasi, Investasi Industri,
dan Jumlah Tenaga Kerja terhadap PAD di kota Mojokerto. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa : secara simultan PDRB, inflasi, investasi industri dan jumlah
tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap PAD. Secara parsial PDRB dan jumlah
tenaga kerja berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap PAD. Investasi
industry secara parsial berpengaruh signifikan dan berhubungan negatif terhadap
PAD. Sedangkan inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan dan berhubungan
negatif terhadap PAD. Pengaruh inflasi sangat kecil terhadap PAD. Variabel yang
dominan mempengaruhi PAD adalah variabel PDRB.

5. Renggar Oktafiani (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Kontribusi Sektor


Industri Informal Terhadap Pembentukan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kabupaten
Madiun Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya” dengan menggunakan data
panel menunjukan bahwa Hasil dari penelitian menunjukan bahwa secara simultan
variabel jumlah unit, tenaga kerja, invetasi dan nilai produksi mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah kabupaten Madiun.
6. Andi Abdul wahab, Rusdiah Iskandar, Irwansyah (2015) Penelitian ini
dilakukan untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung variabel investasi
pemerintah dan swasta serta tenaga kerja terhadap PDRB dan PAD kota Samarinda.
Hasil penelitian menyatakan bahwa investasi pemerintah tidak berpengaruh signifikan
terhadap PDRB sedangkan investasi swasta dan tenaga kerja berpengaruh signifikan
terhdap PDRB.Investasi Pemerintah dan swasta serta Tenaga kerja tidak berpengaruh
signifikan terhadap PAD secara langsung,tapi berpengaruh secara tidak langsung
7. Mohammad Riduansyah (2003), Kontribusi pajak dan retribusi daerah terhadap
pendapatan asli daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah guna mendukung
pelaksanaan otonomi daerah (studi kasus pemerintah kota bogor) hasil penelitian
mengatakan bahwa Kontribusi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap
perolehan PAD Pemerintah Kota Bogor dalam kurun waktu Tahun Anggaran (TA)
1993/1994 – 2000 cukup signifikan dengan rata-rata kontribusi sebesar 27,78% per
tahun
8. Muhammad Safar Nasir (2019), Analisis sumber - sumber pendapatan asli daerah
setelah satu dekade otonomi daerah hasil penelitian Elastisitas sumber PAD
kabupaten/kota seluruh Indonesia tahun anggaran 2007- 2013 menunjukkan bahwa
pajak memiliki rata-rata elastisitas yang tinggi.Sedangkan rata-rata nilai retribusi,
BUMD, dan lain-lain PAD yang sah memiliki nilai inelastis atau kurang peka
terhadap PAD.
9. Wiratno Bagus Suryono (2010), Analisis pengaruh pendapatan asli daerah
,tingkat investasi dan tenaga kerja terhadap PDRB Jawa tengah , hasil penelitian
PAD, Tingkat Investasi, Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan secara
parsial maupun simultan terhadap PDRB Jawa tengah

10. Miragustia Mayza, Raja Masbar, Muhammad Nasir (2015), Analisis faktor-
faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah(PAD) Provinsi ACEH, hasil
penelitian ariabel jumlah penduduk, rasio (pengeluaran pemerintah/PDRB) dan inflasi
secara bersama-sama mempengaruhi PAD, karena signifikansi berada dibawah 0,05
sedangkan dari Uji t menunjukkan variabel jumlah penduduk dan inflasi tidak
berpengaruh terhadap PAD. Sedangkan variabel rasio (pengeluaran
pemerintah/PDRB) berpengaruh terhadap PAD.
11. Maxwel Taluks (2013) , Analasis kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah
pada pendapatan asli daerah di kabupaten halmahera barat,  Pendapatan Asli Daerah
sangat bergantung pada penerimaan Pajak  dan Retribusi . Pada tahun 2007-2011
kontribusi pajak  rata-rata sebesar 17,58%. Sedangkan  kontribusi retribusi daerah
rata-rata sebesar 34,24%. Penerimaan pajak  dan retribusi daerah mengalami
penurunan di tahun 2008-2010. Pemerintah diharapkan dapat menata, penerimaan
melalui pajak, karena kontribusinya masi rendah dari potensi pajak yang ada.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian dari segi pendekatan dibagi menjadi dua macam yaitu, pendekatan
kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif pada dasarnya menekankan analisisnya
pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada
dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka
pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas
kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh
signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang
diteliti (Azwar, 2001: 5).

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu gejala yang bervariasi. Variabel juga dapat diartikan
sebagai obyek penelitian yang menjadi titik pusat perhatian dari suatu penelitian
(Arikunto: 1998: 99). Variabel dalam penelitian ini antara lain :

3.2.1 Variabel Bebas (Independent Variables)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas antara lain :

A. Investasi
Tingkat investasi merupakan jumlah uang yang ditanamkan untuk pembangunan
industri atau proyek-proyek Penanaman Modal Asing maupun Penanaman Modal
Dalam Negeri. Investasi adalah pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanam
modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal untuk menambah
kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian
(Diukur dalam satuan Juta Rupiah) (Sukirno, 1994: 107).

B. Angkatan kerja
Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu antara 15 sampai dengan 64
tahun (Suparmoko, 2002: 114). Mulyadi Subri (2002: 57), tenaga kerja adalah
penduduk dalam usia kerja atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara dalam
memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika
mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (Di ukur dalam satuan orang).
C Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah yaitu pendapatan yang berasal dari dalam daerah yang
bersangkutan yang merupakan hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil laba
perusahaan milik daerah dan juga pendapatan lainnya daerah yang sah. PAD adalah
suatu pendapatan yang menunjukkan kemampuan suatu daerah untuk menghimpun
sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan daerah (Sutrisno, 1984: 200).
Menurut pasal 6 Undang-undang No. 32 tahun 2004, PAD berasal dari pajak daerah,
retribusi daerah, bagian laba perusahaan daerah, dan penerimaan dinas danpendapatan
lain-lain yang disahkan (Diukur dalam satuan juta Rupiah).
D. Jumlah unit usaha sektor industri manufaktur
Peningkatan jumlah perusahaan maka akan meningkatkan jumlah output yang akan
dihasilkan sehingga lapangan pekerjaan meningkat dan akan mengurangi
pengangguran atau dengan kata lain akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Satuan yang digunakan adalah satuan unit

3.2.2 Variabel terikat/tergantung

Variabel tergantung adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui


besarnya efek atau pengaruh variabel yang lain. Besarnya efek tersebut diamati dari
ada tidaknya, timbulhilangnya, membesar-mengecilnya, atau berubahnya variasi yang
tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain termasud (Azwar, 2001: 62).
Variabel terikat atau tergantung dalam penelitian ini adalah PDRB. PDRB yaitu
jumlah nilai produksi netto dari suatu barang dan jasa yang dihasilkan daerah dalam
jangka waktu tertentu (satu tahun yg diukur dalam juta rupiah).

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data
time series periode tahun 2014 - 2019. Data sekunder adalah data yang diperoleh
lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh dari peneliti dari subyek penelitiannya.
Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah
tersedia (Azwar, 2001: 91). Data yang digunakan meliputi : data PDRB, data tingkat
investasi, data tenaga kerja, pendapatan asli daerah, dan data teknologi. Data ini
diperoleh dari Badan Pusat Statistik

3.3 Metode Penelitian


3.3.1 Analisis Panel Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis panel
data (pooled data) sebagai alat pengolah data menggunakan Evies 8. Analisis
panel data merupakan kombinasi antara analisis deret waktu (time series) dengan
analisis deret unit (cross section) (Widarjono, 2013).
Dalam model data panel, secara umum persamaan data panel dapat dituliskan
sabagai berikut (Sriyana 2015)

= log 1+ log 2+ log 3+ log 4+ log 5+ log 6+ log 7

Dimana :

Yit : Variabel Terikat


X : Variabel Bebas
X1 : Investasi dalam negeri
X2 : Investasi luar negeri
X3 : Angkatan Kerja
X4 : PAD
X5 : Jumlah unit usaha
βo : Konstan
β1, β2 : Koefisien Regresi
i : 1,2,3,.......n (data cross section)
t : 1,2,3,.......n (data time series)
e : Residual

Regresi dengan menggunakan data panel memiliki beberapa keuntungan. Data panel
yang merupakan gabungan dua data time series dan cross section mampu
menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan degree of freedom
yang lebih besar. Terdaapat tiga macam kemungkinan model pendekatan estimasi
yaitu :
1) Pendekatan Common Effects,
2) Fixed Effect Least Square Dummy Variabel / FEM LSDV,
3) Random Effects. (Sriyana 2015)

3.3.2 Common Effects Model (CEM)


Teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi data panel adalah hanya
dengan mengkombinasikan data time series dan cross secion. Dengan hanya
menggabungkan data tersebut tanpa melihat perbedaan antar waktu dan individu
maka bisa menggabungkan metode OLS untuk mengestimasi model data panel.
Metode ini dikenal dengan estimasi Common Effect. Dalam pendekatan ini tidak
memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data
antar provinsi sama dalam berbagai kurun waktu. Persamaan regresi model Common
Effects adalah sebagai berikut :
= log 1+ log 2+ log 3+ log 4+ log 5+ log 6+ log 7

3.3.3 Random Effect Model (REM

Metode ini memiliki estimasi data panel dengan residual yang mungkin saling
berhubungan antara waktu dan individu, dengan mengasumsikan setiap provinsi
mempunyai intersep. Namun demikian diasumsikan bahwa intersep adalah variabel
random. Model random effect ditulis dalam model regresi linier sebagai berikut :
= log 1+ log 2+ log 3+ log 4+ log 5+ log 6+ log 7

3.4 Pemilihan Model Data Panel

Pemilihan model yang akan digunakan dalam sebuah penelitian sangat perlu
dilakukan berdasarkan pertimbangan statistik. Hal ini ditujukan untuk memperoleh
dengan yang efisien. Untuk memutuskan model manakah yang paling tepat
digunakan untuk penelitian ini akan digunakan pengujian yang formal yaitu Chow
Test dan Hausman Test.

3.4.1 Uji Chow test

Uji chow test dilakukan untuk memilih apakah model yang digunakan
pooled LeastSquare atau fixxed effect. Hipotesis dari Chow test adalah :
 H0 : F-stat < F-tabel, maka model PLS yang valid digunakan
 H1 : F-stat > F-tabel, maka model fixxed effect yang valid digunakan
Apabila nilai Chow statistik (F-statistik) dari hasil pengujian lebih kecil dari F
tabel, maka hipotesis nol diterima. Sehingga model yang akan diterima dan
digunakan adalah model Partial Least Square (PLS), begitu pula sebaliknya. Dasar
penolakan terhadap hipotesis nol tersebut adalah dengan menggunakan F-statistik.

3.4.2 Uji Hausman Test

Uji ini selanjutnya membahas tentang pemilihan metode mana yang terbaik
di antara fixxed effect dan random effect uji hausman dilakukan dengan
menggunakan alat bantu E-views 6. Jika nilai Hausman test (χ2 statistik) hasil
pengujian lebih besar dari χ2 tabel, maka hipotesis nol ditolak sehingga model yang
akan diterima dan digunakan adalah model fixxed effect dan sebaliknya. Untuk
melakukan uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut :
 H0 : Model Random Effect
 H1 : Model Fixxed Effect
Dasar penolakan Ho adalah dengan menggunakan pertimbangan Chi Square.
Jika Chi Square > Chi Square Tabel maka Ho ditolak dan model yang digunakan
adalah Fixed Effect Model.

3.5 Penguji Statistik

Selain uji asumsi klasik, juga dilakukan uji statistik yang dilakukan untuk
mengukur ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktualnya. Uji statistik
dilakukan dengan koefisien determinasinya (R2 ), pengujian koefisien regresi secra
serentak ( Uji F), dan pengujian koefisien regresi secara individual (Uji T)

3.5.1 Koefisien Determinasi (R2 )

Koefisien determinasi (R2 ) digunakan untuk mengetahui sampai berapa besar


presentase variasi dalam variabel terikat pada model yang diterangkan oleh variabel
bebasnya. Nilai R2 berkisar antara 0 < R2 < 1. Semakin besar R2 , semakin baik
kualitas model, karena semakin dapat menjelaskan hubungan natara variabel
dependen dan independen (Gujarati, 2003).
Adapaun kegunaan koefisien determinasi adalah :
1) Sebagai ukuran ketepatan/ kecocokan garis regresi yang dibuat dari hasil estimasi
terhadap sekelompok data hasil observasi. Semakin besar nilai R2 , maka semakin
bagus garis regresi yang terbentuk dan semakin kecil R2 , maka semakin tidak tepat
garis regesi tersebut mewakili data hasil observasi.
2) Untuk mengukur proporsi/persentase dari jumlah variasi yang digunakan
diterangkan oleh model regresi atau untuk mengukur besar sumbangan dari variabel x
terhadap variabel u untuk mengukur proporsi/presentase dari jumlah variasi yang
diterangkan oleh model regresi atau untuk mengukur besar sumbangan dari variabel x
terhadap variabel y.
3.5.2 Uji F (Uji Serentak)

Uji F bertujuan untuk menunjukkan sapakah semua variabel bebas yang dimasukan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel tidak
bebas. Jika F hitung lebih besar dari F tabel, maka menolak Ho dan menerima Ha.
Artinya secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen secara signifikan. Dan sebaliknya, jika F hitung kebih kecil dari F tabel,
maka menerima Ho dan menolak Ha. Artinya variabel independen secara bersama-
sama tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. Apabila dengan
membandingkan probabilitasnya pada derajat keyakinan 5%, 10%. Jika
probabilitasnya kurang dari 5%,10% atau 0.05, 0.10 berarti variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan. Dan
sberlaku sebaliknya, jika probabilitasnya lebih besar dari derajat keyakinan 5%,10%
berarti variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel
depednen secara signifikan.

Ho : β1 =β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = β7 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang


signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
Ha : β 1 ≠β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ β6 ≠ β7 ≠ 0 berarti ada pengaruh yang signifikan
dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

3.5.3 Uji T Statistik

Untuk menguji bisa atau tidaknya model regresi tersebut bisa digunakan atau tidak
serta menguji kebenaran dari hipotesis yang ada, maka perlu diadakan pengujian
statistik sebagai berikut (Gujarati, 2007).
Hipotesis yang digunakan :

1) Jika hipotesis positif


Ho : βi ≤ 0 tidak ada pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen
Ha : βi > ada pengaruh positif antara variabel independen
dengan variabel dependen.

2) Jika hipotesis negatif


Ho : βi ≥ 0 tidak ada pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen
Ha : β < 0 ada pengaruh positif antara variabel independen
dengan variabel dependen

3) Jika T tabel ≥ t hitung. Maka Ho diterima berarti variabel


independen secara individu tidak berpengaruh secara signifikan
variabel dependen.

4) Jika T tabel ≤ t hiutng. Maka Ho ditolak berarti variabel


independen secara indiviu berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai