ISABELLA
20180104041
i
3.2 JENIS DAN SUMBER DATA ............................................................................................ 21
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan riset mini yang berjudul “ Penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas (SAK ETAP) Studi Kasus CV. Utama
Jaya di Jakarta “. Tujuan dari penulisan dari riset ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah seminar akuntansi sektor bisnis di universitas esa unggul. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu, selaku guru/dosen di bidang mata
kuliah ini yang telah memberikan tugas sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, riset mini yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Isabella
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dalam bahasa Indonesia berarti menghitung. Akuntansi dalam dunia usaha bisa dikatakan
sebagai bahasa bisnis karena hampir seluruh kegiatan bisnis didunia baik perorangan
mengambil keputusan yang berhubungan dengan bisnis yang dijalankan. Akuntansi adalah
suatu proses yang diawali dengan mencatat, mengelompokkan, mengolah serta menyajikan
data, mencatat transaksi apapun yang berhubungan dengan keuangan sehingga informasi
yang didapat tersebut digunakan oleh orang yang berkompeten dengan informasi tersebut,
bahaya ini, profesi akuntansi mengesahkan seperangkat standar dan prosedur umum yang
disebut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Standar akuntansi yang berlaku
Akuntansi Keuangan (SAK) sedangkan standar akuntansi yang berlaku khusus, yaitu
laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal) adalah Standar
diterapkan pada koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Bank Perkreditan
1
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 17 Juli 2009 yang lalu, telah menerbitkan
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK–ETAP). IAI
menerbitkan standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil menengah yang
jumlahnya hampir 90% dari total perusahaan di Indonesia dalam menyusun laporan
keuangan mereka. Dengan adanya SAK ETAP ini perusahaan kecil menengah tidak perlu
menyusun laporan keuangan mereka berdasarkan SAK yang berlaku umum. SAK-ETAP
diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1
untuk koperasi, UMKM, dan entitas tanpa akuntabilitas lainnya dalam menyajikan
laporan keuangan. SAK ETAP juga diharapkan menjadi solusi permasalahan internal
perusahaan, terutama bagi manajemen yang hanya melihat hasil laba yang diperoleh
tanpa melihat kondisi keuangan yang sebenarnya. Tujuan dari SAK ETAP sendiri yakni
untuk memberikan kemudahan bagi entitas skala kecil dan menengah. Contoh
pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelola
usaha, kreditur, dan entitas tanpa akuntabilitas lainnya. SAK-ETAP yang merupakan
penyederhanaan dari SAK umum lebih mudah digunakan dan lebih sesuai dengan kondisi
laporan keuangan menjadi tolak ukur bagi pemilik UKM dalam memperhitungkan
keuntungan yang diperoleh, mengetahui berapa tambahan modal yang dicapai, dan
dapat mengetahui bagaimana keseimbangan hak dan kewajiban yang dimiliki. Setiap
akan didasarkan pada kondisi keuangan yang dilaporkan secara lengkap, bukan hanya
didasarkan pada laba semata. Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan perlu
memahami apa arti dari angka yang ada dalam laporan keuangan dan bagaimana
menganalisis serta menafsirkan data keuangan dengan cara yang logis dan sistematis.
2
Namun dalam praktiknya terdapat beberapa perusahaan yang belum melakukan pembukuan
atau pencatatan keuangannya berdasarkan standar akuntansi keuangan. Hal tersebut timbul
karena pemilik perusahaan berasumsi bahwa perusahaan mereka belum terlalu besar
kegiatan operasinya. Padahal laporan keuangan adalah hal yang paling essensial bagi
pemilik perusahaan sebagai dasar untuk mengembangkan usaha mereka dalam hal
pengambilan keputusan.
ketat, kurang teknis produksi dan keahlian dan masalah manajemen termasuk
menjadi masalah utama UKM. Hal ini sering diabaikan oleh pemilik UKM,
khususnya berkaitan dengan penerapan kaidah akuntansi yang benar. Masalah ini
benar sangat minim. Di Indonesia, kebanyakan pemilik UKM tidak tamat SMP. Mereka
keluarganya. Hal ini yang menyebabkan salah satu penyebab keuangan UKM
kurang baik. Dengan adanya PP No 46 tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas
UKM, pemerintah akan menetapkan tarif pajak sebesar 1% bagi para pemilik
usaha UKM yang memiliki laba kurang dari 4,8 Milyar per tahun. Dengan
adanya peraturan pemerintah ini, seharusnya bagi para pemilik UKM menggunakan
kaidah akuntansi yang benar dalam proses pembuatan laporan keuangan. Hal ini
bertujuan agar dapat memaksimalkan laba yang ingin diperolehnya, dan tidak
terkena peraturan tentang ketentuan pajak saat ini. Kendala pembuatan laporan
keuangan oleh pemilik UKM yaitu mereka tidak mengerti kalau ada standar
3
akuntansi yang mengaturnya, sehingga mereka tidak menerapkan standar tersebut
pencatatan sederhana sudah baik digunakan, akan tetapi kurang signifikan. Pembuatan
laporan keuangan UKM sebaiknya menggunakan metode khusus yaitu SAK ETAP agar
Adapun objek penelitian ini adalah ekspedisi CV. Utama Jaya di Jakarta, yang
berlokasi di Jalan Gabungan no 54. CV. Utama Jaya di Jakarta adalah termasuk salah satu
perusahaan kecil menegah yang terdapat di jakarta dan bergerak di bidang jasa. Produk
jasa yang dijual oleh CV. Utama Jaya ini adalah service dokumen, dan service computer.
Dalam menyusun laporan keuangan CV. Utama Jaya belum menyajikan laporan keuangan
lengkap seperti yang disyaratkan dalam SAK ETAP yang terdiri atas neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas atas laporan keuangan.
Laporan keuangan yang dibuat oleh CV. Utama Jaya ini kurang mampu menyediakan
informasi yang lengkap karena laporan keuangan yang disajikan CV. Utama Jaya hanya
terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan neraca.
4
1.2 Perumusan Masalah
1) Apakah laporan keuangan UKM CV. Utama Jaya sudah menerapkan SAK
ETAP?
2) Apa saja kendala yang di hadapi perusahaan dalam penerapan SAK ETAP ?
1. Tujuan penelitian
b. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh perusahaan dalam
2. Manfaat penelitian
a. Bagi Penulis
ETAP.
5
b. Bagi Perusahaan
6
BAB II
LANDASAN TEORI
pihak yang berkepentingan dalam bentuk laporan akuntansi ataudikenal dengan laporan
keuangan.
tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat
merupakan sistem dalam bisnis yang membahas tentang keuangan dan bagaimana uang itu
masuk dan digunakan, jadi akuntansi sangat penting dalam bisnis sebagai analisis laba dan
rugi.
Keuangan (DSAK) yang berada dibawah naungan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Standar akuntansi keuangan di Indonesia merupakan pedoman bagi siapa saja dalam
7
menyusun laporan keuangan yang akan diterima oleh umum. Secara garis besar ada
empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi keuangan yaitu :
rupiah (cost) suatu transaksi yang harus dicatat. Standar akuntansi memberikan
berapa jumlah rupiah yang harus diperhitungkan dan dicatat pertama kali
dalam suatu transaksi atau berapa rupiah yang harus dilekatkan pada suatu
penentuan jumlah rupiah (cost) yang dicatat pertama kali pada saat suatu transaksi
nama yang digunakan laporan keuangan agar tidak terjadi kesalahan klasifikasi
transaksi akan dimasukkan ke dalam elemen dan pos yang tepat. Elemen
(capital), pendapatan (revenue), biaya (expense), rugi (loss), dan laba (net
income). Pos laporan merupakan rincian dari tiap elemen tersebut. Batasan
nama yang digunakan sehari-hari yang sudah terlanjur mempunyai arti umum.
Hal ini sering menimbulkan salah arti dipihak pemakai, karena pemakai
berbeda dengan arti yang dimaksudkan dalam laporan keuangan. Karena itu
8
pemakai laporan hendaknya mengartikan istilah sesuai dengan pengertian yang
3. Pengakuan
2.3 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan
Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun
1984. SAK di Indonesia merupakan terapan dari beberapa standar akuntansi yang ada
seperti, IAS, IFRS, ETAP, GAAP. SAK ETAP dipergunakan untuk perusahaan yang
belum go public, bukan fidusia (bank, asuransi, dana pensiun, dan lain
Terdapat perbedaan mendasar antara SAK ETAP dan PSAK. Salah satunya dapat
dilihat dari Komponen laporan keuangan, dimana SAK ETAP masih menggunakan
istilah Neraca, Laporan Laba rugi, Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas laporan Keuangan, sedangkan PSAK, Neraca berganti nama dengan
9
Laporan Posisi Keuangan, disajikan pula Laporan Laba Rugi Komperehensif, selain
juga menyusun Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas
Laporan Keuangan. Penyajian Laporan Laba Rugi Komperehensif dianggap perlu pada
PSAK, sedangkan tidak pada SAK ETAP, mengingat SAK ETAP adalah
penyederhanaan dari PSAK . Perbedaan lainnya adalah pada metode pengukuran. SAK
ETAP menggunakan historical cost dan nilai wajar, sedangkan PSAK mengunakan
historical cost, biaya kini, nilai realisasi bersih dan nilai sekarang. Selain itu
dalam penilaian aset, SAK ETAP hanya menggunakan biaya historis dan baru
menggunakan revaluasi kalau diizinkan, sedangkan PSAK bisa memilih salah satu
akuntabilitas publik signifikan menyusun laporan keuangan karena SAK ETAP lebih
mudah dan sederhana. SAK ETAP menggunakan prinsip pengakuan dan pengukuran
pervasif. Pervasif berarti dalam hal tidak ada pengaturan tertentu dalam SAK ETAP untuk
suatu transaksi atau peristiwa maka entitas harus menetapkan kebijakan akuntansi yang
menghasilkan informasi yang relevan dan andal bagi pengguna laporan keuangan.
beban dalam SAK ETAP didasarkan pada prinsip pervasif dari kerangka dasar
10
a. Perbedaan SAK ETAP dengan SAK Umum (IFRS)
11
b. Ruang lingkup SAK ETAP
12
eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan
dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksadana dan bank investasi.
SAK ETAP
a. Dapat Dipahami
b. Relevan
c. Materialitas
d. Keandalan
f. Pertimbangan Sehat
g. Kelengkapan
h. Dapat Dibandingkan
i. Tepat Waktu
Bagian ini membahas bagian umum laporan keuangan yaitu defenisi laporan
keuangan suatu entitas”. Laporan keuangan ini digunakan oleh para pemakai
Dipandang dari sisi biaya dan manfaat laporan keuangan yang bertujuan
umum akan menyediakan informasi yang sangat bermanfaat dengan biaya yang
rendah.
akuntansi. Sistem pencatatan ditampung dalam sebuah pos yang disebut akun.
mutasi saldo akun bisa juga dari kelompoknya. Dengan demikian, analisis
keuangan, dan arus kas entitasyang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna
14
laporan keuangandalam pembuatan keputusan ekonomik”. Dalam memenuhi
1. Dapat Dipahami
pengguna tertentu
2. Materialitas
Materialitas bergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai
material dari SAK ETAP agar mencapai penyajian tertentu dari posisi
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,
Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan
subtansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini
5. Pertimbangan Sehat
tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah. Namun
6. Kelengkapan
menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi
7. Dapat Dibandingkan
dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus
dilakukan secara konsisten untuk suatu entitas, antar periode untuk entitas
8. Tepat Waktu
17
terbaik untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam megambil keputusan
ekonomi.
9. Keandalan
andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebasdari kesalahan material dan
bias, dan penyajiansecara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan. Laporan keuangan tidak bebas dari
dari :
18
2.5 Teori yang berhubungan dengan SAK ETAP
1. Teori Entitas
organisasi dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomi yang berdiri
sendiri, bertindak atas nama sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau
pihak lain yang menanamkan dana dalam organisasi dan kesatuan ekonomik
tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. Dari perspektif ini,
2. Teori Kontingensi
kemudian dipakai oleh Kazt dan Rosenzweig (1973) yang menyatakan bahwa
tidak ada cara terbaik dalam mencapai kesesuaian antara faktor organisasi dan
lingkungan untuk memperoleh prestasi yang baik bagi suatu organisasi. Teori
kontingensi merupakan suatu teori yang cocok digunakan dalam hal yang
mengkaji reka bentuk, perancangan, prestasi dan kelakuan organisasi serta kajian
3. Teori Atribusi
Menurut Fritz Heider sebagai pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan
penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan apakah
19
dariinternal misalnya sifat, karakter, sikap, dll ataupun eksternal misalnya tekanan
individu, maka dapat dikatakan bahwa hanya melihat perilakunya akan dapat
diketahui sikap atau karakteristik orang tersebut serta dapat juga memprediksi
Fritz Heider juga menyatakan bahwa kekuatan internal (atribut personal seperti
seperti aturan dan cuaca) itu bersama - sama menentukan perilaku manusia. Dia
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang penulis lakukan ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi
kasus. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi (Afifuddin & Saebani, 2012: 57-58). Studi kasus adalah suatu inkuiri
empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata bilamana batas-batas
antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan dimana multi sumber bukti
dimanfaatkan.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
yaitu data-data pendukung perhitungan tarif jasa yang ada pada CV. Utama Jaya Di Jakarta.
Data kualitatif yaitu data-data berupa struktur organisasi, proses pencatatan keuangan,
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang penulis
gunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan keuangan CV. Utama Jaya Di Jakarta
21
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis akan melaksanakan pengumpulan data dengan teknik
sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
seseorang (Sugiono, 2012: 329). Wawancara adalah sebuah teknik mengumpulkan data-data
Wawancara dengan kata lain adalah kegiatan tanya jawab antara pewawancara dengan
narasumber untuk mendapatkan informasi dan opini. Menurut Nawawi & Martini dalam
(Afifuddin & Saebani, 2012: 134) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam
objek penelitian.
Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif
yaitu menggambarkan dan membandingkan laporan keuangan yang dibuat oleh CV. Utama
Jaya di Jakarta selama ini dengan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi
22
BAB IV
CV Utama Jaya berdiri sejak tahun 2005 beralamat di Jalan Ampera Selatan km 5
jakarta. Pendapatan rata-rata yang diperoleh tiap bulannya berkisar Rp 15.000.0000 hingga
Rp 17.000.000 dan memiliki asset sekitar Rp 200.000.000. Pemilik CV Utama Jaya adalah
listrik, air telepon, pembayaran angsuran utang bank dan penyusutan peralatan serta
transaksi lainnya yang terjadi setiap bulan berjalan hingga menghasilkan laporan keuangan
yang terdiri atas laporan laba/rugi, laporan perubahan modal serta neraca.
CV Utama Jaya ini bergerak dalam bidang jasa yaitu service dokumen dan service
komputer. Dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) laporan keuangan yang lengkap terdiri atas: nerara, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan dalam
laporan keuangan CV Utama Jaya yang disajikan hanya dalam bentuk laporan laba rugi,
laporan perubahan modal dan neraca. Berikut laporan keuangan yang di sajikan oleh CV
Utama Jaya :
23
Tabel 4.1.1 Laporan Laba / Rugi CV Utama Jaya
CV Utama Jaya
Laporan Laba/Rugi
Desember 2018 (dalam satuan Rp)
Pendapatan
Total Pendapatan Rp 17.439.000
Beban
Beban gaji Rp 2.250.000
Beban sewa took Rp 1.050.000
Beban listrik, air, telepon Rp 1.565.000
Penyusutan peralatan (1%) Rp 693.000
Pembelian perlengkapan took Rp 8.478.900
Total Beban Rp 14.036900
Laba Rp 3.402.100
Prive Rp 1.000.000
Rp 2.402.100
24
Tabel 4.1.3 Neraca CV Utama Jaya
CV Utama Jaya
Neraca
Desember 2018
Aktiva Pasiva
Peralatan Rp 69.300.000
Rp 68.607.000
4.2 Pembahasan
a. Pada akun pembelian perlengkapan toko yang dikelompokkan dalam akun beban
pembelian perlengkapan kantor sebagai beban, padahal dari hasil wawancara yang
sudah penulis lakukan pada akhir tahun desember 2018 masih terdapat sekitar 30 %
perlengkapan yang tersisa dan hanya 70 % yang digunakan untuk aktivitas operasi
CV Utama Jaya. Hal tersebut tentunya dapat mempengaruhi kuantitas dari laba
yang diperoleh, bukan itu saja jumlah laba yang dimasukkan pada laporan laba rugi
akan mempengaruhi nilai pada laporan perubahan modal dan total aktiva dan pasiva
25
yang dimiliki oleh CV Utama Jaya. Jika akun pembelian peralatan yang digunakan
oleh CV Utama Jaya untuk melakukan aktivitas operasi hanya 70 % dari total
peralatan yang dimiliki Rp 8.478.900 maka hanya Rp 5.935.230 yang akan menjadi
beban.
b. CV. Utama Jaya tidak memisahkan pendapatan di luar usaha yang diperolehnya dan
Laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP namun tidak sepenuhnya, masih banyak unsur
yang tidak terdapat dalam laporan keuangan yang disajikan pada CV Utama Jaya, seperti
tidak disajikan laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan dan lainnya.
Berdasarkan hasil observasi yang sudah penulis lakukan ditemukan kendala yang
dialami oleh CV Utama Jaya, dalam menerapkan laporan keuangan berdasarkan SAK
ETAP, yaitu:
1. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas antar bidang karena pemilik sekaligus
menjadi pengelola usaha. Pemilik mengelola usaha sendiri, sehingga waktu yang
seluruh perlengkapan yang digunakan dalam aktivitas operasi perusahaan baik itu
yang terpakai maupun yang tidak terpakai sebagai beban. Seharusnya yang
26
digunakan sebagai beban hanya perlengkapan yang telah digunakan untuk aktivitas
operasi perusahaan.
akuntansi.
4. Pemilik juga memiliki usaha lain untuk dikembangkan sehingga tidak terlalu fokus
Dari ketidak sesuaian penyajian laporan keuangan CV Utama Jaya, maka berikut ini
Tabel 4.3.1 Laporan Laba Rugi CV Utama Jaya Berdasarkan SAK ETAP
CV Utama Jaya
Laporan Laba/Rugi
Desember 2018 (dalam satuan Rp)
Pendapatan
Pendapatan jasa Rp 15.789.000
Pendapatan di luar jasa Rp 1.650.000
Rp 17.439.000
Beban
Beban gaji Rp 2.250.000
Beban sewa took Rp 1.050.000
Beban listrik, air, telepon Rp 1.565.000
Beban penyusutan peralatan toko Rp 693.000
Beban perlengkapan toko Rp 5.935.230
Rp 11.493.230
Laba Rp 5.945.770
27
Tabel 4.3.2 laporan Perubahan Modal CV Utama Jaya Berdasarkan SAK ETAP
CV Utama Jaya
Laporan Perubahan Modal
Desember 2018 (dalam satuan Rp)
Laba Rp 5.945.770
Prive Rp 1.000.000
Rp 4.945.770
Aktiva Pasiva
Rp 138.872.670
Aktiva tetap
Rp 68.607.000
28
Dari penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP terlihat bahwa terdapat
perbedaan selisih laba yang diperoleh CV Utama Jaya sebesar Rp 2.543.670 hal tersebut
beban, padahal perlengkapan masih tersisa 20 % dari total perlengkapan periode desember
2018. Selisih tersebut juga akan mempengaruhi total dari modal akhir yang diperoleh yaitu
sebesar Rp 2.543.670 dan akan berpengaruh juga terhadap perolehan aktiva dan pasiva pada
29
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil riset mini ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan
laporan keuangan CV Utama Jaya ditinjau berdasarkan SAK ETAP belum sepenuhnya
dilakukan. Masih terdapat beberapa unsur laporan keuangan yang tidak disajikan oleh CV
Utama Jaya seperti laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang telah
disyaratkan dalam SAK ETAP serta pembelian perlengkapan kantor yang dikelompokkan
ke dalam akun beban seharusnya hanya jumlah perlengkapan yang digunakan dalam
aktivitas operasi perusahaan atau terpakai saja yang dijadikan beban yaitu 70% dari jumlah
perlengkapan.
Selain itu terdapat juga kendala yang dihadapi dalam menyusun laporan keuangan yaitu
tidak adanya pembagian tugas yang jelas antar bidang karena pemilik sekaligus menjadi
pengelola usaha. Kurangnya sumber daya manusia yang memiki kemampuan dalam
akuntansi. Pemilik mengelola usaha sendiri, sehingga waktu yang dimiliki difokuskan untuk
melayani pelanggan dan menyelesaikan pekerjaan serta pemilik juga memiliki usaha lain
untuk dikembangkan sehingga tidak terlalu fokus pada suatu bidang usaha.
30
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyajian laporan keuangan yang disajikan
1. Perlengkapan kantor seharusnya 70% saja dari total perlengkapan yang dijadikan
beban dan diganti nama akun menjadi beban perlengkapan, dan sisa dari 30%
dalam neraca.
2. Seharusnya CV Utama Jaya menyajikan laporan arus kas dalam laporan keuangan
pembagian tugas didalam pihak internal CV Utama Jaya itu sendiri untuk membuat
dan menyusun laporan keuangan yaitu orang yang sesuai dengan keahlian atau
31
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Afifudin. Saebani, Beni Ahmad. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia
Wirahardja, Roy Iman, dkk. 2010. Standar Akuntansi Keuangan UKM = SAK ETAP,
Putra, Hermon Adhy Putra. Kurniawati, Elisabeth Penti. Penyusunan Laporan keuangan
untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Berbasis Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Jurnal. Universitas Kristen Satya
Wacana
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Mikro Kecil Menengah (Studi
Hasanudin.
https://fitriayurochmah.wordpress.com/2016/02/05/makalah-teori-akuntansi/
https://www.cryptowi.com/pengertian-akuntansi/
https://sudutekonomi.blogspot.com/2017/11/teori-kontingensi-contingency-theory.html
https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/pengertian-akuntansi-secara-umum/
https://id.wikipedia.org/wiki/Wawancara
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/S1ak/article/view/2254
32