Anda di halaman 1dari 11

PERTANYAAN YG BELUM DIJAWAB

Selamat sore, saya Awwalul Khasanatul Ummah mohon izin bertanya

Salah satu masalah psikologis dan sekual pada lansia adalah jatuh cinta di usia senja. Apabila
seorang lansia yang telah ditinggal pasangannya kembali jatuh cinta kemudian lebih semangat
dalam menjalani kehidupan apakah keadaan tersebut masih disebut masalah pada lansia? Mohon
penjelasannya

PERTANYAAN YG BELUM TERJAWAB

 mohon izin bertanya mengenai topik PIS-Pk.

Sasaran utama PIS-PK salah satunya yaitu keluarga. Lalu, bagaimana cara kita membedakan
penerapan askep lanisa PIS-PK dengan askep keluarga yang pada umumnya? Mungkin bisa
dijelaskan, hal apa yang harus diperhatikan untuk membedakan diantara keduanya.

PERTANYAAN YG SUDAH TERJAWAB

Saya mau bertanya, bagaimana jika ada salah satu instansi (rumah sakit maupun puskesmas)
yang tidak mau menerima pelayanan kesehatan keluarga terutama pelayanan kesehatan pada
lansia. Bagaimana sikap kita atau tindakan kita sebagai perawat atau tenaga medis menanggapi
hal tersebut? Dan apakah ada sanksinya bagi instansi tersebut yang bisa dikatakan sudah
menelantarkan pasien? Jika ada, sebutkan.

Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah
Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat. Masing-masing pihak memiliki kewajiban, kewajiban rumah sakit dan kewajiban
pasien diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan. yaitu pada Permenkes Nomor 4 Tahun 2018
tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien, jadi apabila ada penyelewengan
pelayanan bisa saja dialporkan kepada pihakn berwajib

Apa yang dimaksud dengan pendekatan PIS-PK dengan substansi 12 indikator terpilih yang
mewakili 4 masalah kesehatan? Apa saja 12 indikator dan 4 masalah kesehatan itu?

itu salah satu langkah yang bisa digunakan yaa

waalaikumsalam, Alifya saya ijin mendiskusikan ya. jadi ada 12 indikator PIS PK yaitu :
Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
Anggota keluarga tidak ada yang merokok
Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

A. Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak :


1. Keluarga mengikuti KB
2. Ibu bersalin Di fakses
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5. Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
B. Pengendalian Penyakit Menular & Tidak Menular :
6. Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7. Penderita hipertensi berobat teratur
8. Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
C. Perilaku dan kesehatan lingkungan :
9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10. Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih
11. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
12. Sekeluarga menjadi anggota JKN/akses

Pada ppt dijelaskan bahwa penguatan pelayanan kesehatan ada 3 yaitu peningkatan akses,
peningkatan mutu dan regionalisasi rujukan. Nah jika salah satu dari 3 macam penguatan
tersebut tidak dilaksanakan, apakah pelayanan kesehatan masih bisa berjalan dengan baik?
Terimakasih, mohon maaf jika ada salah kata.

Pertama, peningkatan akses. Upaya ini dilakukan melalui pemenuhan tenaga kesehatan,
peningkatan sarana pelayanan primer (Puskesmas, klinik pratama, dokter praktek mandiri),
pemenuhan prasarana pendukung (alat kesehatan, obat, dan bahan habis pakai), serta inovasi
untuk pelayanan di daerah terpencil dan sangat terpencil, dengan pendekatan pelayanan
kesehatan bergerak, gugus pulau, atau telemedicine.

Kedua, peningkatan mutu baik fasilitas penyelenggara layanan, maupun sumber daya manusia
kesehatan diantaranya melalui penyediaan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) atau
standar prosedur operasional (SPO), peningkatan kemampuan tenaga kesehatan (Nakes), dokter
layanan primer (DLP) dan akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).
Ketiga, regionalisasi rujukan melalui penguatan sistem rujukan baik di tingkat Kabupaten,
Regional, maupun Nasional. Sejak jaminan kesehatan nasional (JKN) dilaksanakan mulai awal
2014, kebutuhan penataan sistem rujukan semakin dibutuhkan. Di era JKN, mekanisme rujukan
penting untuk menjamin mutu pelayanan dan efisiensi pembiayaan.

Keempat, penguatan peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi
melalui sosialisasi advokasi dan capacity building.

Kelima, penguatan dukungan bagi penguatan pelayanan kesehatan dari lintas sektor, baik itu
berupa regulasi, infrastruktur, maupun pendanaan.
semua yang telah dibentuk oleh pemerintah harus dilaksanakan secara simultan guna untuk
mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan

bagaimana jika kita sebagai perawat ingin melakukan pendekatan dengan keluarga tetapi
keluarga menolak?lantas apa yang harus kita lakukan sebagai perawat agar keluarga tersebut
terpapar materi.

Kita harus tetap berusaha agar si terima di keluarga tersebut, kita juga harus tetap memberikan
pengertian-pengertian, memberikan motivasi tentang pentingnya kita melakukan pendekatan
PIS-PK, Dan kita harus tetap sabar

ika hal itu terjadi maka yang dilakukan perawat adalah mendekati tokoh penting di desa tersebut
misalnya kepala desa ataupun perangkat desa sehingga sebelum perawat terjun ke rumah",
masyarakat sudah mengerti dari tujuan kedatangan perawat tersebut, atau bisa juga perawat yang
datang ke rumah-rumah didampingi oleh pegawai desa atau ibu" pkk.  Namun menurut saya hal
itu tidak akan terjadi apa lagi program ini dijalankan oleh puskesmas jadi kepercayaan
masyarakat lebih besar.

 bagaimana cara meningkatkan pelayanan kesehatan keluarga yang komprehensif

menurut saya yang paling penting adalah pendekatan dengan keluarga itu sendiri, kalau kita
dekat dengan keluarga tsb maka akan tercipta BHSP yang baik pula yang nantinya akan
meningkatkan aksesibilitas keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif dalam
mendukung pencapaian tujuan yankes.

menjawab pertanyaannya dan menambah jawaban teman saya sebelumnya. Saya setuju dengan
pendapat silvy bahwa BHSP adalah hal yang penting dalam pendekatan keluarga. Edukasi pada
masyarakat menjadi hal yang selalu dipilih dalam meningkatkan pelayanan kesehatan, termasuk
keluarga. Yang bisa diedukasikan dapat dimulai dari promotif sampai kuratif. Dan juga ajarkan
pada keluarga gerakan yang dilakukan pemerintah, seperti Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dll.
Menurut saya edukasi memang hal yang perlu ditingkatkan kembali. Inilah yang dinamakan
pendekatan keluarga. Kita ketok pintunya, kalau ada yang sakit kita dorong untuk berobat atau
edukasi. Itu saja dari saya, terimakasih.

Bagaimana peran perawat untuk menyadarkan keluarga untuk memiliki alokasi dana untuk
pemeliharaan kesehatan sehingga tidak bergantung pada pemerintah

Kunci utama dalam menyadarkan keluarga adakah dengan cara memberi motivasi atau arahan
tentang pentingnya mengalokasikan dana untuk anggota keluarga yang sakit tidak hanya untuk
lansia tetapi untuk anggota keluarga yang lainnya juga, karena jika kita terus bergantung kepada
pemerintah dan tidak bisa mandiri maka akan kasihan juga pemerintah setidaknya dengan kita
mengalokasikan sedikit dana untuk anggota keluarga yang sakit kita bisa mengurangi sedikit
beban pemerintah dan untuk keluarga yang mampu agar membiayai sendiri tidak bergantung
kepada pemerintah maka dengan seperti itu juga kita akan membantu rakyat yang kurang mampu
jika mereka sakit yang seharusnya mereka mendapatkan bantuan kesehatan maka akan tertangani
dengan baik
Sekian yang bisa saya jawab mohon maaf apabila ada salah kata

Saya setuju dengan pendapat vivi bahwa kita harus mengedukasi keluarga. KIta pelan-pelan
perkenalkan pada keluarga mengenai kesehatan itu seperti apa, program yang ditawarkan itu
berefek dan berdamapak bagaimana pada keluarga, Juga kita bisa menggali sejauh mana
pengetahuan yang dimiliki keluarga sehingga keluarga merasa mengerti dan memahami
bagaimana ia nanti mengalokasikan dana yang dimilikinya untuk menyisihkannya demi
kesehatan keluarganya. itu saja pendapat saya, terimakasih.

kita sudah membuat askep keluarga dan kita sudah melakukan pembelajaran dlm meng-askep klg
dg benar. Nah,dalam melakukan asuhan keperawatan pastinya terjadi bbrp hambatan,utk pada
lansia sendiri apakah hambatan tsb sama dg askep klg kita kemarin? jika,ya tlg jlaskan apa saja
sekiranya hambatannya dan solusinya... terimakasih

kalok menurut saya sih hampir sama dengan asuhan keperawatan keluarga ya, untuk
permasalahan yang paling utama sih pastinya harus BHSP dong mbak padilla kalok belom ada
kata percaya dan nyaman mana bisa mulai tuh hehe..

ijin menjawab pertanyaannya dan menambahkan jawaban teman saya sebelumnya. Saya setuju
dengan pendapat rangga bahwasanya BHSP adalah hal yang penting dalam melakukan tindakan
keperawatan. Nah menjawab pertanyaan fadilla. Hambatan yang kita temui pada askep lansia
apakah sama dengan Askep keluarga, menurut saya ada hal yang berbeda. Bila pada askep
keluarga kita tidak mesti menemukan lansia yang mengalami masalah keperawatan akan tetapi
bila di askep lansia yang kita temui adalah permasalahan pada lansia. Masalah yang sering
ditemui yaitu Duka Cita, Instabilitas dan jatuh dan Psikologis & seksual. Untuk itu perlu kiranya
kita sebagai perawat bisa menempatkan diri dengan benar bagaimana cara memberikan asuhan
keperawatan pada lansia. Hambatan pasti ditemui di setiap perjalanan, yang membedakan
bagaimana kamu mengatasinya. Yang perlu diingat, lansia bukan suatu penyakit, mereka adalah
proses kehidupan. Itu saja pendapat saya, terimakasih.

PIS-PK ialah salah satu program nawa cita guna untuk mensejahterakan masyarakatnya.
Kebetulan di daerah rumah saya sudah banyak ibu-ibu yang ditinggal suaminya meninggal ,
diantaranya ada beberapa ibu yang suaminya bekerja sebagai PNS dan ada yang wiraswasta, Nah
otomatis ibu-ibu yang suaminya notabene bekerja sebagai PNS pastilah mendapat uang
pensiunan sedangkan ibu-ibu yang suaminya wiraswasta tidak mendapatkan serta bisa saja
menimbulkan kecemburuan sosial akibatnya pola sosisal dan kesehatan akan terganggu, kita
sebagai perawat apa yang harus kita edukasi kan kepada orang-orang seperti itu?

Melihat dari kasus yang sudah dipaparkan menurut saya kita sebagai perawat sudah sewajibnya
memberikan edukator, sebagai pendidik masyarakat secara promotif dan preventif kita bisa
melakukan hal positif seperti contohnya senam lansia, makan sehat bersama , hal-hal seperti itu
dapat mengurangi rasa kecemburuan sosial dan bisa terhindar dari gangguan pola kesehatan

Ijin menjawab pertanyaannya dan menambah jawaban teman saya sebelumnya.


Saya setuju dengan pendapat eko yang bila digarisbesarkan adalah buat si ibu melakukan
aktivitas lainnya untuk mengalihkan pikirannya dari 'kecemburuan sosial'. Yang saya ketahui
dalam suatu daerah pasti ada lembaga yang melayani program wirausaha bagi mereka yang
memiliki kemauan untuk melakukannya. Menurut saya itu cocok untuk dilakukan pada ibu yang
masih mampu untuk melakukan aktivitas sosial seperti berwirausaha kecil-kecilan, gunanya
selain mengalihkan pikiran dari 'kecemburuan sosial' menurut saya juga bisa untuk menambah
pendapatan. Karena sesungguhnya menurut saya dibanding kita merasa iri pada apa yang
dimiliki orang lain, kenapa kita tidak coba untuk berusaha juga. :) itu pendapat saya, terimakasih

Kenapa sih harus menggunakan PIS-PK? Tidak menggunakan Program lainnya

Saya izin menjawab pertanyaan dari Maulida. Mengapa harus menggunakan PIS-PK karena ini
adalah salah satu program andalan pemerintah yang berfokus pada kualitas hidup sehat manusia
Indonesia, sehat bagi tiap individu merupakan program utama pembangunan kesehatan bahkan
ada dalam Menkes RI. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dipilih karena
upaya kesehatan dilakukan dalam keluarga untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
memampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kondisi masyarakat Indonesia yang
memiliki derajat kesehatan optimal.
Kenapa tidak menggunakan program yang lain, memang banyak program untuk meningkatkan
kesehatan. Tetapi yang paling berfokus dan melibatkan keluarga kali ini sangat memiliki efek
yang lebih baik dan sangat tepat untuk meningkatkan derajat kesehatan bahkan telah ditetapkan
oleh kementerian kesehatan Republik Indonesia.
Mohon maaf bila ada kesalahan jawaban, terimakasih
Ijin menjawab pertanyaannya dan ijin menambahkan jawaban teman saya sebelumnya. Saya
setuju dengan pendapat gita yang menyatakan memang ada program lain yang gunanya dibidang
kesehatan. Tetapi program indonesia sehat ini yang saya ketahui, cakupannya: total coverage,
dimana puskesmas harus mempunyai data based kesehatan seluruh keluarga di wilayah kerjanya,
dan juga puskesmas dapat turun langsung untuk melakukan pendekatan pada keluarganya.
sedangkan pada Substansinya: 12 indikator terpilih mewakili 4 masalah kesehatan prioritas
yang akan ditanggulangi selama 5 tahun ini. Fokus masalah kesehatannya lebih jelas. Meskipun
dalam pelaksanaannya ada kendala yang sering ditemui, menurut saya program ini mempunyai
benefit yang bagus di masyarakat.

apakah Program Indonesia Sehat ini sudah terlaksana dengan baik sehingga mencapai tujuan
yang ingin dicapai?  Dan apa saja kendala dari program ini? 

Untuk sudah terlaksananya dgn baik sehingga mencapai tujuan yg ingin dicapai ? Jadi
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga oleh puskesmas akan
berjalan dengan baik bila pengaturan tugas tidak harus terbentuk secara formal, melainkan dapat
berupa jejaring koordinasi dan kerjasama antara internal puskesmas dengan pihak-pihak
eksternal yang di harapkan mendukungnya.

untuk kendala,
1. Lemahnya manajemen pelayanan kesehatan dalam 12 indikator Program Indonesia Sehat
dengan pendekatan Keluarga sehingga belum optimalnya Manajemen Pelayanan Kesehatan
dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang sedang berjalan

2. kemungkinan bisa dari 3 (Tiga) indikator permasalahan yaitu: Kurangnya keluarga mengikuti
Program Keluarga Berencana (KB), Sedikitnya penderita hipertensi yang melakukan pengobatan
secara teratur, banyak nya keluarga yang tidak mempunyai akses sarana air bersih. ini sesuai
dengan kondisi permasalahan setiap desa/kecamatan yang ditemukan

3. Dan kemungkinan Masih banyaknya KK yang belum terdata atau terinput dikarenakan
kurangnya sosialisasi tentang Manajemen pelayanan kesehatan PIS-PK sehinngga masyarakat
tidak menanggapi atau mengacuhkan petugas PIS-PK yang berkunjung kerumah dengan alasan
takut penipuan dan lain sebagainya.

 ijin menambahkan jawaban teman saya sebelumnya.


Kalau menurut saya program indonesia sehat masih berjalan dan belum bisa dikatakan terlaksana
dengan baik, karena tolak ukur untuk melihat keberhasilannya tidak hanya dilihat dari satu atau
beberapa daerah saja. Tentu saja diakibatkan karena kendala yang dimiliki di setiap daerahnya
berbeda. Saya setuju dengan pendapat bima pada poin 3, yaitu masih adanya KK yang belum
tercatat, kalau menurut saya itu dikarenakan kurangnya sosialisasi yang diberikan sehingga
masyarakat cenderung tidak mau tau dengan program yang sedang berjalan. Itu pendapat saya,
terimakasih
Jika pada saat kita melakukan pendekatan keluarga untuk melakukan upaya promotif dan
preventif tetapi keluarga menolak upaya tersebut, Bagaimana cara terbaik untuk melakukan
pendekatan ke keluarga tersebut untuk memenuhi tujuan pembangunan kesehatan

kita sebagai tenaga medis terutama perawat sudah sewajibnya kita melaksanakan sebagai
edukator, melaksanakan promotif,preventif serta kuratif. Nah apabila ada keluarga yang menolak
untuk kita ajak memenuhi tujuan kesehatan sebenarnya itu kembali lagi ke pribadi masing-
masing karena apa yang sudah kita lakukan telah benar dan satu lagi menurut saya kita sebagai
perawat harus pandai untuk mencari jalan atau meyakinkan klien kita agar apa yang kita
implementasikan dapat berjalan sesuai harapan :)

benar sekali kita harus menjacari jalan lain untuk meyakinkan contoh memberikan edukasi
tentang pentingnya upaya promotif dan preventif serta dampak yang akan diperoleh jika tidak
melakukan upaya yang telah dianjurkan tersebut. jadi keluarga juga akan berfikir dan tau
manfaat dari kegiatan tersebut :)
terima kasih

bahwa semakin bertambahnya usia, orang tersebut akan mengalami penurunan sistem tubuh itu
akan kehilangan konsentrasi dan lain-lain, lalu apabila ada lansia yang telah ditinggal anaknya
yang sudah mempunyai keluarga baru, lansia tersebut akan tinggal sendiri karena hal itu. dan
akan menyebabkan lansia tersebut menjadi kesepian depresi dan ada juga beberapa kasus lansia
yang hidup sendiri itu ada yang bunuh diri karena dia menganggap bahwa untuk apa hidup. lalu
intervensi dan implementasi apa yang harus dilakukan untuk lansia tersebut agar hidup terasa
bermakna ?

Pada kasus diatas perencanaan yang dapat dilakukan seperti melakukan kunjungan pada lansia,
kemudian dalam implementasi sebagai perawat memberikan edukasi bahwa penting dan banyak
manfaat jika bersosialisasi. Misalkan, dengan rutin mengikuti kegiatan posyandu lansia dapat
memberikan rutinitas baru pada lansia, mendapatkan banyak teman seumuran dan memiliki
kelompok untuk bersosialisasi. Sekiranya itu tanggapan dari saya, semoga dapat menjawab
pertanyaan Wahidah.

ingin bertanya di materi ppt terdapat 3 masalah lanjut usia salah satunya instabilitas dan jatuh
yang dapat menimbulkan komplikasi pada lansia sehingga dapat memperburuk keadaan lansia
tersebut yang fisiknya sudah lemah. Tindakan apa yang harus dilakukan keluarga untuk
mencegah timbulnya masalah tersebut ?

Berdasarkan pemaparan ppt, terdapat tindakan pencegahan yang dapat kita lakukan sebagai
pencegahan kondisi instabilitas ataupun jatuh itu terjadi yaitu dengan 2 cara penyesuaian,
diantaranya :

1. Penyesuaian kebiasaan (misalnya membiasakan jalan berpegangan)


2. Penyesuaian lingkungan, seperti :

a. Menyesuaikan ukuran perabotan

b. Menyediakan penerangan yang cukup pada kamar, rumah dan luar rumah 

c. Menyediakan pegangan pada tangga, jalan dan kamar mandi

Semoga tanggapan saya dapat menjawab pertanyaan Berlin ya.

melihat Fungsi pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat yang dilakukan oleh puskesmas
berupa tindakan kuratif (pengobatan) menjadi lebih dominan dibandingkan kegiatan-kegiatan
promotif dan preventif.

Mengapa puskesmas lebih dominan tindakan kuratif (pengobatan) Dibandingkan dengan


kegiatan promotif dan preventif? Padahal sudah terlihat seperti kasus-kasus saat ini contohnya
mengenai covid'19 pemerintah lagi gencar-gencarnya menggunakan metode promotif dan
preventif untuk menekan angka penularan virus tersebut.

Berdasarkan Permenkes RI No 75, 2014 "Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya". Jadi hal tersebut telah
disesuaikan dengan peraturan yang ada. Untuk covid-19 pihak puskesmas sepemahaman saya
melakukan screening awal terhadap klien, lalu apabila pasien butuh untuk melakukan rapid test /
pcr maka akan diberikan surat rujukan kepada rumah sakit rujukan terdekat yang telah ditunjuk
pemerintah.

progam pemerintah (PIS-PK) seperti apa yg digunakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas
hidup pada lansia, karena setau saya jarang petugas kesehatan terjun dalam mengembang kan
PIS-PK pada lansia ??

Puskesmas memiliki program posyandu lansia yang dilaksanakan rutin setiap bulan, menurut
saya posyandu lansia ini program pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Saya
tidak tahu di daerah Putri ada posyandu lansia atau tidak, akan tetapi di daerah saya ada
posyandu lansia yang diadakan setiap bulannya. Lalu selain itu biasanya petugas puskesmas di
daerah saya mengunjungi rumah - rumah lansia rutin setiap bulannya. Untuk pelaksanaan saat ini
di tengah pandemi saya kurang mengetahui apakah tetap dilaksanakan seperti biasa atau
menggunakan metode lain.

Apa yang harus kita lakukan sebagai perawat bila terdapat keluarga yang tidak peduli akan
kesehatan lansia yang ada di keluarga mereka? Bagaimana cara kita menyelesaikan
permasalahan tersebut ? 
Menurut saya hal yang pertama harus perawat lakukan adalah menjalin BHSP dengan klien
maupun keluarga klien, lalu setelah BHSP terjalin dengan baik maka tugas selanjutnya adalah
mengidentifikasi hal apa yang membuat keluarga tidak peduli akan kesehatan lansia apakah
karena tidak memiliki biasa, dsb. Lalu setelahnya kita rancang proses pemberian edukasi kepada
keluarga sesuai dengan penyebab keluarga melakukannya. Terakhir lakukan evaluasi kepada
keluarga, apakah edukasi yg diberikan dapat dijalankan dengan baik.

Saya Nurul Nur Hamidah izin bertanya, di ppt dijelaskan bahwa untuk mewujudkan program
indonesia sehat bisa dilakukan dengan penyuluhan. Penyuluhan juga tidak harus bertatap muka
tetapi juga bisa dilakukan dengan menggunakan whatsapp atau dengan aplikasi lain. Tetapi
sekarang marak dengan berita yang tidak benar, dan kadang orang begitu percaya dengan apa
yang dia dapat dari pesan tidak jelas sumbernya. Bagaimana cara kita sebagai perawat agar
masyarakat mendapatkan informasi kesehatan dengan benar ?

mendapatkan informasi dengan benar yakni kita sesering mungkin melakukan penyuluhan
tentang kesehatan terutama untuk masyarakat di daerah terpencil yang terbatas dalam hal apapun
dan memberi tahu agar masyarakat tidak mudah percaya tentang informasi kesehatan yang
beredar sebelum di pastikan sumber kebenarannya dan kita sebagai masyarakat yang hidup di era
modern seperti ini sudah sepatutnya memanfaatkan situs tentang kesehatan yang kompeten
contohnya situs milik kemenkes RI Disana tertera banyak sekali informasi tentang kesehatan
yang valid
Sekian yang bisa saya jawab, mohon maaf apabila ada salah kata dan semoga membantu
Wassalamualaikum

Jika, misal ada orang tua punya penyakit diabetes militus, bisa jadi anak dari orang tua tersebut
punya faktor resiko terkena penyakit diabetes militus juga. Apakah keluarga tersebut belum bisa
disebut karakteristik keluarga sehat, karena ada yang terkena penyakit DM, mengapa?

Saya Nurul Nur Hamidah ingin menjawab dari pertanyaan Alan


Di ppt sudah disebutkan bahwa karakteristik dari keluarga sehat itu Keluarga memiliki dan
menggunakan air bersih di lingkungan tempat tinggalnya,Keluarga memiliki dan menggunakan
Toilet yang bersih,Seluruh anggota keluarga tidak merokok dan menggunakan zat aditif
lainnya,Keluarga memastikan setiap anggota keluarganya cukup gizi,Keluarga memiliki dan
menggunakan Alokasi Dana untuk pemeliharaan kesehatan,Saling Memahami Kebutuhan
masing-masing
Jadi, bila keluarga tersebut sudah ada yang terkena DM maka keluarga tersebut sudah tidak sehat
lagi. Karena keluarga belum bisa mengalokasikan dana dengan tepat untuk pemeliharaan
kesehatan. Bila memang mempunyai resiko DM,maka anggota keluarga harus mensupport
dengan menjaga pola makan dan mengalokasikan dana dengan tepat agar tidak timbul DM pada
keluarga tersebut.Bila dalam keluarga tersebut saling memahami kebutuhan masing masing
maka tidak akan mungkin timbul DM dalam keluarga tersebut.
Pada slide dijelaskan "2 tahun pertama setelah ditinggal pasangan biarkan lansia mengekpresikan
duka citanya" 

Pertanyaan saya, apakah pada saat itu kita boleh mengalihkan perhatiannya?  Bukankah 2 tahun
pertama itu cukup lama? Apakah tidak ada kemungkinan lansia itu akan depresi atau bahkan
gangguan jiwa karena tidak bisa mengkoping dirinya? Bagaimana cara kita untuk mengalihkan
perhatiannya?  

Saya Nurul Nur Hamidah ingin menjawab dari pertanyaan vira. Dari artikel yang saya baca fase
dari duka cita itu menurut Averill ada 3 fase yaitu fase terkejut, putus asa, dan pulih kembali.
Fase terkejut ini terjadi dalam 1-3 hari. Fase putus asa terjadi setelah 1 tahun kematian. Dan fase
pulih kembali terjadi 1-2 tahun setelah kematian. Pada fase pulih kembali ini biasanya diiringi
dengan penerimaan dan meningkatnya aktivitas. Jadi dibiarkan disini bukan dilepas begitu saja
lansianya, tetapi tetap perlu diawasi. Lansia dibiarkan mengekspresikan kesdihannya seperti
menangis atau sedih, tetapi kita juga hrus menghiburnya agar lansia tersebut tidak terus menerus
sedih. Dibiarkan selama 2 tahun itu karena fase pulih kembali setelah berduka periode waktunya
segitu. Jadi pemaknaan kata dibiarkan ini bukan sepenuhnya di lepas, tetapi tetap perlu diawasi
dan dihibur,

saya mau bertanya, di dalam karakteristik keluarga sehat ada  segi fisik,  yaitu : keluarga
memiliki dan menggunakan air bersih dilingkungan tempat tinggalnya dan kelurga memiliki dan
menggunakan toilet yang bersih. lalu jika lingkungan tempat tinggalnya itu termasuk desa yang
sangat plosok dan tidak mempunyai cukup air bersih  dan tidak memiliki toilet sendiri2
dirumahnya, solusi apa yang harus dilakukan oleh program indonesia sehat?

saya ingin menjawab dari pertanyaan khofifah,


bila dalam suatu desa sulit mendapatkan air bersih maka yang dilakukan pemerintah adalah
dengan menerapkan Program Hibah Air Minum Perkotaan. Program ini yaitu dengan
memberikan sambungan air bersih dari rumah ke rumah. Dan program ini sudah dilakukan
pemerintah pada tahun 2010. Selain itu juga, masyarakat juga bisa menerapkan go green di
daerah tersebut. Jadi warganya diharapkan memperbanyak menanam pohon dan menjaga
lingkungan sekitar agar air bisa terus mengalir. Jika dalam desa tersebut air sudah tidak bisa
kembali bersih maka, warga tersebut bisa diberi penyuluhan dengan memberikan pengetahuan
tentang memfilter air yang kotor jadi bersih.
Untuk masalah pada warga yang tidak memiliki toilet sendiri sendiri dirumah, maka dapat
dibangun toilet umum di desa tersebut. Dengan syarat warganya juga menjaga kebersihan dari
toilet umum tersebut.
Setahu saya itu yang bisa saya jawab, bila ada salah kata mohon dimaafkan

PIS-PK itu kan Program Indonesia Sehat-Pembangunan Kesehatan. Apakah sudah dapat
dipastikan bahwa pendekatan tersebut sudah menyebar luas dan rata di Indonesia. Kalau saja
masih ada daerah yang belum kenal dengan pendekatan PIS-PK ini, apa solusinya ?
Terdapat 12 indikator keluarga sehat untuk menilai keluarga sehat, terwujud desa sehat,
kecamatan sehat, kabupaten sehat, provinsi sehat, dan selanjutnya tercapailah Indonesia Sehat.
terdapat beberapa masalah pelaksanaan PIS-PK, antara lain puskesmas memiliki keterbatasan
SDM pelaksana PIS-PK (Pembina Keluarga, petugas teknis program), kesulitan dalam
menginput data PIS-PK. Selain itu masih ada masyarakat yang enggan menerima petugas
pembina keluarga saat melakukan kunjungan keluarga, puskesmas belum semua melakukan
analisa hasil kunjungan rumah.
Untuk itu, pemberdayaan kemandirian masyarakat terus diupayakan dengan pengembangan dan
pembinaan UKBM yang ada di desa. Dengan rapat koordinasi, diharapakan puskesmas
mempunyai peranan penting dalam pembinaan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM). Hal itu untuk menyelaraskan seluruh upaya di dalam pelaksanaan pembangunan
kesehatan, agar dapat berjalan selaras, terintegrasi dan berkesinambungan. Sehingga upaya
pencapaian Indonesia sehat dapat segera terwujud.

Assalamu'alaikum wr.wb.

Izin bertanya, mengenai lansia di keluarga yang menggunakan PIS-PK pada penguatan
pelayanan kesehatan didapatkan penerapan pendekatan dengan Continuum of Care. Mengapa
harus menggunakan pendekatan tersebut dalam penguatan payanan kesehatan, apa alasan
utamanya?

Waalaikumsalam Gita, ijin mendiskusikan ya


tujuan adanya Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di
wilayah kerjanya.

Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan pengembangan dari
kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut.1. Kunjungan keluarga untuk
pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan
datanya.2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan
preventif.3. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.4.
Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk pengorganisasian/
pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas.
terimakasih semoga membantuTop of Form

Anda mungkin juga menyukai