Zakat
Pengertian
Zakat menurut bahasa bermakna suci, tumbuh, berkembang dan berkah. Zakat secara
fiqh adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang –
orang yang berhak.
Dasar Peradaban
Diwajibkannya zakat tidak terlepas dari situasi sosial peradaban yang berkembang dalam
sejarah kemanusiaan. Dari zaman dahulu, manusia selalu terbagi menjadi kaum kaya-
miskin, penindas-tertindas,penguasa-dikuasai. Secara alami, muncul perasaan tersentuh
pada penderitaan orang yang miskin. Sehingga muncul cara – cara untuk menghilangkan
penderitaan itu, salah satunya melalui distribusi kekayaan. Agama – agama dan filsafat
sebelum islam menganjurkan, tidak memaksakan distribusi kekayaan itu. Sejarah
menunjukkan Mesir, Babilonia, Persia, Yunani, Roma tidak berhasil memecahkan
masalah kemiskinan.
Sebelum Islam, agama – agama telah menyuruh orang kaya untuk berbuat baik kepada
orang – orang miskin, namun suruhan itu bersifat :
Tidak lebih dari anjuran, belum menjadi perintah wajib.
Terserah pada kemurahan hati, negara tidak berwenang memungut dan
mendistribusikannya.
Tidak begitu jelas besarnya santunan, termasuk juga persyaratannya dan cara
pembayarannya.
Tujuan Zakat
Tujuan Zakat bagi Pribadi :
Bagi Pemberi:
a. Mensucikan jiwa dari sifat
kikir
b. Syukur kepada Allah
c. Obat hati dari cinta dunia
d. Mengembangkan kekayaan
batin
e. Menarik simpati
f. Mensucikan harta
g. Mengembangkan harta
Bagi penerima:
a. Membebaskan dari kebutuhan
b. Menghilangkan iri dan dengki
Tujuan Zakat bagi masyarakat :
a. Asuransi sosial/jaminan sosial.
b. Mempercepat peredaran uang
c. Menegakkan jiwa umat
(memerdekakan manusia dan
meyalakan api kemanusiaan).
d. Memelihara fitrah dasar
manusia.
e. Menyelesaikan masalah
curamnya perbedaan, meminta
– minta, rusaknya
persaudaraan, bencana,
membujang dan pengungsi.
1. Zakat Ternak
Syarat agar binatang ternak terkena zakat adalah:
Sampai nisab
Telah dimiliki setahun
Digembalakan
Tidak dipekerjakan
Syarat berupa digembalakan dan tidak dipekerjakan maksudnya bahwa binatang
ternak tersebut memang disengaja untuk dipelihara agar bertambah banyak. Jika
dipekerjakan sebagai pembajak, hewan tersebut tidak dizakati karena zakat sudah
dikenakan pada hasil pertanian dari tanah yang dibajak. Dari ribuan jenis hewan dan
beberapa jenis hewan ternak yang ada di dunia ini, Islam hanya mewajibkan zakat
pada : unta, sapi (termasuk kerbau), kambing (termasuk biri – biri dan domba).
ZAKAT UNTA
Jumlah Unta Zakat yang harus dibayar
5–9 1 ekor kambing
10 – 14 2 ekor kambing
15 – 19 3 ekor kambing
20 – 24 4 ekor kambing
25 – 35 Seekor anak unta betina (berusia 1 tahun atau lebih)
36 – 45 Seekor anak unta betina (berusia 2 tahun atau lebih)
46 – 60 Seekor anak unta betina (berusia 3 tahun atau lebih)
61 – 75 Seekor anak unta betina (berusia 4 tahun atau lebih)
76 – 90 2 ekor anak unta betina (berusia 2 tahun atau lebih)
91 – 120 2 ekor anak unta betina (berusia 3 tahun atau lebih)
121 – 129 3 ekor anak unta betina (berusia 2 tahun atau lebih)
130 – 139 seekor anak unta betina (berusia 3 tahun lebih) ditambah 2 ekor
anak unta betina (umur 2 tahun lebih)
140 – 149 2 ekor anak unta betina betina (berusia 3 tahun lebih) ditambah 1
ekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih)
150 – 159 3 ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih)
160 – 169 4 ekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih)
170 – 179 3 ekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih) ditambah 1 ekor anak
unta betina (umur 3 tahun lebih)
180 – 189 2 ekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih) ditambah 2 ekor anak
unta betina (umur 3 tahun lebih)
190 – 199 3 ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih) ditambah 1 ekor anak
unta betina (umur 2 tahun lebih)
200 - 209 4 ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih) atau 5 ekor anak unta
betina (umur 2 tahun lebih)
Untuk jumlah lebih dari 209, perhitungan zakatnya kembali ke perhitungan awal
semula yaitu 5-9 zakatnya 1 ekor kambing dan seterusnya.
Misalnya, berapa zakat 215 unta ?
Karena, 215 = 209 + 6
Bagian I (209) : 4 ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih) atau 5 ekor anak unta
betina (umur 2 tahun lebih)
Bagian II (6) : 1 ekor kambing
Jadi, total zakatnya adalah 4 ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih) atau 5 ekor
anak unta betina (umur 2 tahun lebih)
ZAKAT SAPI
Jumlah Sapi Zakat yang harus dibayar
s.d.
30 1 ekor anak sapi jantan/betina 1 tahun
40 1 ekor anak sapi betina 2 tahun
60 2 ekor anak sapi jantan
70 1 anak sapi betina (2 tahun) dan 1 anak sapi jantan (1 tahun)
80 2 ekor sapi betina (2 tahun)
90 3 ekor anak sapi jantan (1 tahun)
100 1 ekor sapi betina 1 tahun dan 2 ekor jantan 1 tahun
110 2 ekor betina 2 tahun dan 1 ekor jantan 1 tahun
120 3 ekor betina 2 tahun atau 2 ekor jantan 1 tahun
Untuk jumlah lebih dari 120, perhitungan zakatnya kembali ke perhitungan awal
semula yaitu 30 zakatnya 1 ekor anak sapi jantan/betina 1 tahun dan seterusnya.
ZAKAT KAMBING
Nisab zakat kambing adalah 40 ekor.
Jumlah Kambing Zakat yang harus dibayar
40 – 120 1 ekor kambing
121 – 200 2 ekor kambing
201 – 399 3 ekor kambing
400 – 499 4 ekor kambing
500 - 599 5 ekor kambing
Hewan yang diserahkan kepada petugas zakat haruslah : mulus (tidak cacat,rusak),
betina (kecuali disebutkan lain), usianya cukup, pertengahan, yaitu tidak terlalu besar
dan jug tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil.
Prinsip umum zakat ternak
Pemungut zakat pemerintah
Ternak yang diberi makan oleh manusia berupa makanan yang dibeli dari
pabrik pakan tidak dizakati
Besarnya kewajiban zakat rata – rata 1 : 40 atau 2, 5 %
Perhiasan berupa emas dan perak dizakati kecuali jika dipakai. Ketentuan ini berlaku
bagi emas, perak,intan,pertama dan zat berharga lain. Perhiasan seperti patung tidak
dizakati karena harta haram.
Misalnya :
Kepemilikan emas batangan 200 gram, kepemilikan emas yang dipakai sebagai cincin
5 gram dan kalung 2,5 gram dan kepemilikan peralatan makan dari emas 10 gram.
Zakatnya adalah
Emas Batangan = 200 gram x 2,5 % = 5 gram
Emas perhiasan = tidak dizakati(karena dipakai)
Emas peralatan makan = tidak dizakati
Zakat penghasilan
Subjek Sumber Pendapatan Besarnya Dasar
Ekonomis Berupa
Karyawan Tenaga Gaji, Upah 2,5% Qiyas
pada
zakat
perhiasan
Pemilik Properti Penyewaan Pendapatan 10% x Qiyas
(gedung,perkantoran,ruma properti Sewa (Pendapa pada
h,kamar,mesin,peralatan) tan – zakat
biaya) pertanian
atau 5%
x
pendapat
an (jika
biaya
sulit
diukur)
Investor Saham dan Dividen dan 2,5% Qiyas
surat berharga margin jual Zakat
beli perhiasan
Penemu, Hak Royalti 2,5 % Qiyas
Pencipta,pengarang paten,eksklusif zakat
perhiasan
Misalnya :
Pendapatan per bulan Rp 10 juta, kebutuhan pokok kita Rp 9 juta, maka pendapatan
tersisa = Rp 1 juta. Setahun = Rp 1 juta x 12 = Rp 12 juta, sehingga tidak wajib
dizakati.
Pendapatan per bulan Rp 9 juta, kebutuhan kita Rp 4 juta, maka pendapatan tersisa =
Rp 5 juta. Setahun = Rp 5 juta x 12 = Rp 60 juta, sehinga wajib dizakati.
Besarnya zakat = 2,5 % x Rp 60 juta = Rp1.500.000/tahun.
3. Zakat perdagangan
Harta benda perdagangan adalah semua hal yang diperdagangkan, selain uang tunai,
seperti : alat – alat, barang – barang, pakaian, makanan , tanah, rumah, harta tak
bergerak dan bergerak. Dalilnya adalah Q.S 2:267, yaitu “Wahai orang – orang yang
beriman! Infakkanlah sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu.
Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata (enggan)
terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakarya Maha Terpuji.”
Harta yang dizakati adalah aktiva lancar bersih ditambah modal ditahan seorang
pedagang, yaitu diambil dari komponen kas, piutang, persediaan, utang lancar dan
laba ditahan, yaitu dengan formulasi sebagai berikut:
Zakat = 2,5% x (Kas+Piutang+Persediaan-Utang Lancar+Laba ditahan)
TANAH USHURIYA
Tanah Ushuriya adalah tanah yang bercirikan salah satu dari :
Tanah yang penduduknya masuk Islam
Tanah yang ditaklukan dengan perang
Tanah yang tidak ada pemiliknya
Tanah mati yang dihidupkan muslim
Perhitungan zakat barang tambang diambil dari komponen kas, piutang, persediaan,
utang lancar dan modal ditahan, yaitu dengan formulasi sebagai berikut :
“Allah SWT berfirman dalam Al quran Surat Taubah (9) : 58 (TENGOK QURAN
HAFALKAN) ”
INFAQ
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk
kepentingan sesuatu. Menurut terminologi syariat infaq berarti mengeluarkan sebagian
harta atau pendapatan/ penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan islam.
Jika zakat ada nishab. Infaq dikeluarkan setiap orang yang beriman, baik yang
berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit
(QS.3:134). Jika zakat harus diberikan kepada mustahik tertentu (8 asnaf), maka infaq
boleh diberikan kepada siapapun. Misalnya untuk kedua orang tua, anak yatim, dan
sebagainya (QS.2:215).
Infaq terbagi menjadi dua macam:
(1) Infaq wajib : seperti zakat, nadzar.
(2) Infaq sunah: seperti memberikan pertolongan dan memberikan suatu barang.
Ketentuan berinfaq untuk Infaq wajib : bentuk dan jumlah pemberiannya telah
ditentukan. Sedangkan Infaq sunah: tidak ada ketentuan dalam bentuk dan jumlah
pemberiannya, terserah kepada pertimbangan dan keikhlasannya. Dan manfaat dari
berinfaq yaitu untuk mengharap ridha allah dan melatih diri.
SHODAQAH
Sedekah berasal dari kata shadaqah yang berarti benar. Orang yang suka bersedekah
adalah orang yang benar pengakuan imannya. Adapun secara terminologi syariat
shadaqah makna asalnya adalah tahqiqu syai’in bisyai’i, atau menetapkan atau
menerapkan sesuatu pada sesuatu. Sikapnya sukarela dan tidak terikat pada syarat-syarat
tetentu dalam pengeluarannya baik mengenai jumlah, waktu, dan kadarnya. Atau
pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada
orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan jumlah, jenis
maupun waktunya. Sedekah tidak terbata pada pemberian yang bersifat material saja
tetapi juga dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyuman yang
dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain termasuk kategori sedekah.
Shadaqah mempunyai cakupan yang luas dan digunakan al-quran untuk mencakup segala
jenis sumbangan.
Shadaqah merupakan pemberian seorang muslim kepada orang lain (baik muslim
maupun non muslim). Sedekah berarti memberi derma, termasuk memberikan derma
untuk mematuhi hukum dimana kata zakat digunakan didalam al-quran dan sunah. Kata
zakat disebut pula sedekah karena zakat merupakan sejenis derma yang diwajibkan
sedangkan sedekah adalah sukarela. Zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu
pungutan wajib, sedangkan sedekah lainnya dibayar secara sukarela. Jumlah dan nishab
zakat ditentukan sedangkan jumlah sedekah yang lainnya sepenuhnya tergantung
keinginan yang menyumbag.
Shadaqah mempunyai makna yang lebih luas dibandingkan infaq. Jika infaq dikaitkan
dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat
nonmateriil. Shadaqah ialah segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh waktu
dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi tetapi juga dalam bentuk non materi.
Misalnya menyingkirkin rintangan di jalan, menuntun orang buta, memberikan
senyuman dan wajah yang manis kepada sudaranya, menyalurkan syahwatnya kepada
istrinya. Dan shadaqah adalah ungkapan kejujuran (shiddiq) iman seseorang.
Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Dzar, rasulullah mengatakan bahwa jika tidak
mampu bersedekah dengan harta, maka membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil,
berhubungan suami istri, atau melakukan kegiatan amr ma’ruf nahi munkar adalah
sedekah.
WAQAF
Pengertian
Wakaf adalah suatu kata yang berasal dari bahasa arab, yaitu waqf yang berarti menahan,
menghentikan atau mengekang. Dalam bahasa Indonesia kata waqaf biasa diucapkan
dengan wakaf dan ucapan inilah yang dipakai dalam perundang-undangan di Indonesia.
Sedangkan menurut istilah wakaf menghentikan atau menahan perpindahan milik suatu
harta yang bermanfaat dan tahan lama sehingga manfaat harta tersebut dapat digunakan
untuk mencari keridhaan Allah SWT.
Dasar hukum
Dasar Hukum Wakaf Secara teks
Wakaf tidak terdapat dalam Alquran dan As Sunnah, namun makna dan kandungan
wakaf terdapat dalam dua sumber hukum Islam tersebut. Di dalam Alquran sering
menyatakan konsep wakaf dengan ungkapan yang menyatakan tentang derma harta
(infaq) demi kepentingan umum. Sedangkan dalam hadits sering kita temui
ungkapan wakaf dengan ungkapan habs (tahan). Semua ungkapan yang ada di
Alquran dan al hadits senada dengan arti wakaf ialah penahanan harta yang dapat
diambil manfaatnya tanpa musnah seketika dan untuk penggunaan yang mubah
serta dimaksudkan untuk mendapatkan keridlaan Allah swt. (Basyir Azhari, 1977:
55) benda yang diwakafkan harus bersifat tahan lama dan tidak mudah musnah..
Rukun Wakaf
1. Orang yang berwakaf (Wakif)
Yang dimaksud dengan wakif adalah pemilik harta benda yang melakukan
perbuatan hukum.
2. Harta yang diwakafkan (mauqufbih)
Agar harta benda yang diwakafkan sah, maka harta benda tersebut harus.
Pertama, mutaqawwin yakni harta pribadi milik si wakif secara sah dan halal,
dapat benda bergerak atau tidak bergerak, benda berwujud atau tidak berwujud,
Kedua, benda yang diwakafkan itu jelas wujudnya dan pasti batas- batasnya
dan tidak dalam keadaan sengketa,
Ketiga, benda yang diwakafkan itu harus kekal yang memungkinkan dapat
dimanfaatkan secara terus menerus.
3. Tujuan wakaf (mauqufalaih)
Yang dimaksud dengan mauquf adalah tujuan wakaf yang harus dilaksanakan
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh ajaran Islam. Oleh karena itu,
benda-benda yang dijadikan sebagai objek wakaf hendaknya benda-benda yang
termasuk dalam bidang mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4. Ikrar wakaf (Shigat wakaf) Sighat atau pernyataan wakaf harus dinyatakan
dengan tegas baik secara lisan maupun tulisan, menggunakan kata “aku
mewakafkan" atau “aku menahan" atau kalimat semakna lainnya. Dengan
pernyataan wakif itu, maka gugurlah hak wakif. Selanjutnya, benda itu menjadi
milik mutlak Allah yang dimanfaatkan untuk kepentingan umum yang menjadi
tujuan wakaf. Oleh karena itu, benda yang telah diikrarkan wakafnya, tidak bias
dihibahkan, diperjualbelikan maupun diwariskan.
Syarat Wakaf
1. Wakaf tidak dibatasi dengan waktu tertentu sebab perbuatan wakaf berlaku
untuk selamanya, tidak untuk waktu tertentu. Bila seseorang mewakafkan
kebun untuk jangka waktu sepuluh tahun misalnya, maka wakaf tersebut
dipandang batal.
2. Tujuan wakaf harus jelas, seperti mewakafkan sebidang tanah untuk mesjid,
pesantren, perkuburan, dan yang lainnya. Namun, apabila seseorang
mewakafkan sesuatu kepada hukum tanpa menyebut tujuannya, hal itu
dipandang sah sebab penggunaan benda-benda wakaf tersebut menjadi
wewenang lembaga hukum yang menerima harta-harta wakaf tersebut.
3. Wakaf harus segera dilaksanakan setelah dinyatakan oleh yang mewakafkan,
tanpa digantungkan pada peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang
sebab pernyataan wakaf berakibat lepasnya hak milik bagi orang yang
mewakafkan. Bila wakaf digantungkan dengan kematian yang mewakafkan, ini
bertalian dengan wasiat dan tidak bertalian dengan wakaf. Dalam pelaksanaan
seperti ini, berlakulah ketentuan-ketentuan yang bertalian dengan wasiat.
4. Wakaf merupakan perkara yang wajib dilaksanakan tanpa adanya hak khiyar
(membatalkan atau melangsungkan wakaf yang telah dinyatakan) sebab
pernyataan wakaf berlaku seketika dan untuk selamanya.
2
1. Benda digolongkan sebagai benda bergerak karena sifatnya yang
dapat berpindah atau dipindahkan atau karena ketetapan
undang-undang.
2. Benda bergerak terbagi dalam benda bergerak yang dapat
dihabiskan dan yang tidak dapat dihabiskan karena pemakaian.
3. Benda bergerak yang dapat dihabiskan karena pemakaian tidak
dapat diwakalkan, kecuali air dan bahan bakar minyak yang
persediaannya berkelanjutan.
4. Benda bergerak yang tidak dapat dihabiskan karena pemakaian
dapat diwakafkan dengan memperhatikan ketentuan prinsip
syariah.3
kebendaan bergerak dapat dibagi dalam dua golongan:
1. Benda bergerak karena sifatnya yaitu benda-benda yang dapat
berpindah atau dapat dipindahkan misalnya ayam, kambing, buku,
pensil, meja, kursi, dan lain-lain (Pasal 509 KUHPer). Termasuk juga
sebagai benda bergerak ialah kapal-kapal, perahu-perahu, gilingan-
gilingan dan tempat-tempat pemandian yang dipasang di perahu
dan sebagainya (Pasal 510 KUHPer).
2. Benda bergerak karena ketentuan undang-undang (Pasal 511
KUHPer) misalnya:
a. Hak pakai hasil dan hak pakai atas benda-benda bergerak;
b. Hak atas bunga-bunga yang diperjanjikan;
c. Penagihan-penagihan atau piutang-piutang;
d. Saham-saham atau andil-andil dalam persekutuan dagang,
dan lain-lain.
3
sebagai benda yang bergerak karena sifatnya dan memiliki manfaat
jangka panjang.
Selain itu ada juga harta benda bergerak selain uang karena
peraturan perundang-undangan yang dapat diwakafkan sepanjang
tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah sebagaimana yang
terdapat dalam PP RI No. 42 Tahun 2006 pasal 21 yang meliputi
1. Surat berharga
Surat berharga yang dimaksud disini berupa saham, surat
utang Negara, obligasi pada umumnya dan surat berharga
lainnya yang dapat dinilai dengan uang.
2. Hak atas kekayaan intelektual
Hak atas kekayaan intelektual dalam hal ini berupa hak cipta,
hak merek, hak paten, dan hak desain industri.
3. Hak atas benda lainnnya
Hak atas benda lainnya yaitu hak sewa, hak pakai dan hak
pakai hasil atas benda bergerak; atau perikatan, tutntutan
atas jumlah uang yang dapat ditagih atas benda bergerak
Benda Bergerak Berupa Uang
1. Wakaf uang yang dapat diwakafkan adalah mata uang
rupiah.
2. Dalam hal uang yang akan diwakafkan masih dalam mata
uang asing, maka harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam
rupiah.
3. Wakif yang akan mewakafkan uangnya diwajibkan untuk:
a. hadir di Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf
Uang (LKS-PWU) untuk menyatakan kehendak wakaf
uangnya;
b. menjelaskan kepemilikan dan asal-usul uang yang akan
diwakafkan;
c. menyetorkan secara tunai sejumlah uang ke LKSPWU;
d. mengisi formulir pernyataan kehendak Wakif yang
berfungsi sebagai AIW.
4. Dalam hal Wakif tidak dapat hadir sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a, maka Wakif dapat menunjuk wakil
atau kuasanya.
5. Wakif dapat menyatakan ikrar wakaf benda bergerak
berupa uang kepada Nazhir di hadapan PPAIW yang
selanjutnya Nazhir menyerahkan AIW tersebut kepada LKS-
PWU.4
Pengurus Waqaf
Pengurus waqaf lebih dikenal dengan dengan nadzir, Nadzir dapat berbentuk orang atau
Badan yang memegang amanat untuk memelihara dan mengurus harta waqaf sesuai
dengan wujud dan tujuan waqaf tersebut.
Nadzir waqaf berwenang untuk melakukan segala tindakan yang mendatangkan
kebaikan bagi waqaf bersangkutan dengan memperhatikan syarat – syarat yang
ditentukan oleh waqif.
Atas pengurusan harta benda waqaf, seorang nadzir berhak untuk mendapatkan upah
selama dia melaksanakan tugasnya dengan baik.
Adapun syarat Nadzir adalah :
1. Dewasa
2. Berakal sehat
3. Dapat dipercaya
4. Mampu menyelenggarakan segala yang berurusan dengan harta waqaf