Anda di halaman 1dari 21

ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf)

 Zakat
Pengertian
Zakat menurut bahasa bermakna suci, tumbuh, berkembang dan berkah. Zakat secara
fiqh adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang –
orang yang berhak.

Dasar Peradaban
Diwajibkannya zakat tidak terlepas dari situasi sosial peradaban yang berkembang dalam
sejarah kemanusiaan. Dari zaman dahulu, manusia selalu terbagi menjadi kaum kaya-
miskin, penindas-tertindas,penguasa-dikuasai. Secara alami, muncul perasaan tersentuh
pada penderitaan orang yang miskin. Sehingga muncul cara – cara untuk menghilangkan
penderitaan itu, salah satunya melalui distribusi kekayaan. Agama – agama dan filsafat
sebelum islam menganjurkan, tidak memaksakan distribusi kekayaan itu. Sejarah
menunjukkan Mesir, Babilonia, Persia, Yunani, Roma tidak berhasil memecahkan
masalah kemiskinan.
Sebelum Islam, agama – agama telah menyuruh orang kaya untuk berbuat baik kepada
orang – orang miskin, namun suruhan itu bersifat :
 Tidak lebih dari anjuran, belum menjadi perintah wajib.
 Terserah pada kemurahan hati, negara tidak berwenang memungut dan
mendistribusikannya.
 Tidak begitu jelas besarnya santunan, termasuk juga persyaratannya dan cara
pembayarannya.

Perbedaan Zakat dalam Agama Lain dan Islam


a. Zakat bukan kebajikan saja, tapi rukun islam
Karena zakat adalah rukun islam dan setiap rukun islam adalah ibadah yang
memiliki hubungan langsung dengan Allah, maka zakat juga memiliki nuansa
ibadah sebagai bukti ketaatan dan penghambaan manusia kepada Allah. Ini
memberikan nilai yang sangat tinggi dibandingkan mekanisme distribusi
kekayaan lainnya, seperti pajak,retribusi dan pungutan lainnya. Oleh sebab itu,
seperti puasa, zakat juga memiliki wibawa moral untuk dijalankan oleh orang –
orang yang beriman.
b. Zakat hak fakir atas orang kaya
Dalam Islam, pemilik kekayaan bukanlah orang kaya melainkan Allah. Orang
kaya adalah orang yang mendapatkan titipan kelebihan harta dari Allah. Jadi
kepemilikan harta orang kaya bersifat tidak mutlak. Allah berhak memindahkan
titipan itu kepada siapa yang Ia kehendaki. Dengan zakat, Ia menghendaki titipan
itu berpindah kepada orang fakir.
c. Zakat kewajiban yang ditentukan
Proporsi zakat dari harta ditentukan secara jelas,sehingga memberikan kepastian
bagi wajib zakat, pemungut zakat dan pemerintah yang mengelola.
d. Pemerintah berperan aktif
Di negara islam yang belum mapan peran penganjur, pemungut, pengelola dan
penyalur zakat tergantikan secara alami oleh lembaga amil zakat (swasta) atau
lembaga sosial lainnya. Hal ini membuktikan kegagalan pemerintah di satu sisi,
namun juga menggambarkan tingginya inisiatif sebagian masyarakat yang tinggi
untuk memfasilitasi anggota masyarakat yang memiliki kesadaran keberagaman
yang baik. Di negara islam yang mapan, pemerintah bertindak sebagai penganjur,
pemungut, pengelola dan penyalur zakat, sebagaimana peran pemerintah dalam
perpajakan.
e. Negara berwenang menghukum
Di negara islam yang mapan, undang – undang dapat mempidanakan pelaku
penyimpangan zakat, yaitu: wajib zakat yang tidak membayar zakat,pihak
penerima yang tidak berhak menerima zakat, pelaku penggelapan dana zakat,
penahan dana zakat yang sudah seharusnya dibagikan, ulama yang berfatwa tidak
mewajibkan zakat, orang yang dimuka menyangkal kewajiban zakat dan
sebagainya.
f. Penentang zakat harus dibunuh
Di masa abu bakar, para penentang zakat diperangi oleh pemerintah karena
pembangkangan ini sudah menentang sendi – sendi dari tegaknya agama dan
pemerintahan Islam. Dalam hukum pidana modern,pihak yang menentang
tegaknya sendi – sendi agama dan pemerintahan juga dapat diancam dengan
hukuman maksimal pidana mati.
g. Zakat kewajiban muslim
Karena zakat adalah rukun islam, zakat adalah bagian ibadah kepada Allah
sekaligus pembeda orang muslim dengan kafir. Walaupun harta orang kafir
banyak, ia tidak boleh berzakat.
h. Zakat mengacu pada Qur’an dan Sunnah
Aturan mengenai zakat tidak diserahkan pada ijtihad penguasa maupun
perwakilan – perwakilan masyarakat, namun diatur secara langsung oleh Allah
dan Rasul- Nya, agar aturan itu adil dan jelas. Jika aturan itu dibuat oleh
perwakilan penguasa, bisa jadi tak ada zakat untuk penguasa. Jika aturan itu
dibuat oleh perwakilan petani, bisa jadi tak ada zakat untuk petani. Jika aturan itu
dibuat oleh perwakilan peternak, bisa jadi tak ada zakat untuk peternak. Jika
aturan itu dibuat oleh perwakilan pegawai, bisa jadi tidak ada zakat untuk
pegawai, dan seterusnya.
i. Zakat bertujuan menanggulangi kemiskinan
Penanggulangan kemiskinan adalah upaya terus menerus untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat yang ditempuh melalu berbagai cara. Inti dari semua cara
itu adalah orang miskin harus bekerja. Supaya orang miskin bekerja, caranya ada
bermacam – macam: ia harus berpendidikan atau berkeahlian cukup sesuai
dengan spesifikasi pekerjaan tersebut, harus ada pengusaha yang membuka
lapangan kerja baru, harus ada investor yang mengambil risiko menanamkan
uangnya untuk menyambung hidup orang miskin ketika ia tidak punya pekerjaan
atau penghasilannya tidak mencukupi untuk bertahan hidup.
j. Zakat terbukti mencapai tujuan politiknya
Tujuan politik yang dicapai melalui zakat adalah kesatuan kepemimpinan politik.
Pada masa Abu Bakar, pembangkangan terhadap perintah zakat berati
pembangkangan terhadap otoritas pemerintahan, sehingga pembangkangan itu
harus diperangi sampai akhirnya mereka membayar zakat kembali dan tunduk
pada otoritas pemerintah.

Tujuan Zakat
Tujuan Zakat bagi Pribadi :
Bagi Pemberi:
a. Mensucikan jiwa dari sifat
kikir
b. Syukur kepada Allah
c. Obat hati dari cinta dunia
d. Mengembangkan kekayaan
batin
e. Menarik simpati
f. Mensucikan harta
g. Mengembangkan harta
Bagi penerima:
a. Membebaskan dari kebutuhan
b. Menghilangkan iri dan dengki
Tujuan Zakat bagi masyarakat :
a. Asuransi sosial/jaminan sosial.
b. Mempercepat peredaran uang
c. Menegakkan jiwa umat
(memerdekakan manusia dan
meyalakan api kemanusiaan).
d. Memelihara fitrah dasar
manusia.
e. Menyelesaikan masalah
curamnya perbedaan, meminta
– minta, rusaknya
persaudaraan, bencana,
membujang dan pengungsi.

Zakat dan Pajak


Pajak adalah kewajiban yang harus disetorkan pada negara sesuai dengan ketentuan
tanpa mendapat kontra prestasi dari negara. Antara pajak dan zakat, terdapat persamaan
dan perbedaan.
Persamaan zakat dan pajak :
a. Unsur paksaan.
b. Penyetoran kepada negara.
c. Tidak ada imbalan tertentu.
d. Mempunyai tujuan politik dan keuangan.
Perbedaan pajak dan zakat
a. Dari segi nama dan etiketnya
Ada filosofi luhur yang sarat nilai ibdah dan penghambaan dari zakat yaitu
bersih, berkah, tumbuh sehingga menimbulkan wibawa spiritual bagi pemeluk
islam, sedangkan pajak adalah kata yang netral tidak memiliki konotas ibadah.
b. Mengenal dasar teorinya
Penerapan pajak dalam peradaban manusia bersumber pada teori kontrak sosial
dan teori kewenangan negara. Secara kontrak sosial, pajak adalah pembayaran
dimuka yang dilakukan oleh seseorang terhadap perlindungan sekolompok
manusia. Pembayaran ini adalah bagian dari suatu perjanjian jual beli yang
berbentuk pembayaran jasa atas pekerjaan. Negara memberikan pelayanan bagi
warganya, maka warga negara membayar pajak kepada negara sebagai imbalan
atas pekerjaannya. Secara teori wewenang negara, pajak adalah konsekuensi
biaya negara melakukan fungsinya melayani masyarakat.
Dasar teori zakat : (1) zakat adalah hak Allah sehingga beban umum manusia, (2)
harta adalah amanah dari Allah (3)zakat adalah utang individu pada masyarakat,
(4) zakat adalah bukti persaudaraan universal manusia.
c. Mengenai hakikat dan tujuannya
Hakikat dari seluruh amal ibadah, termasuk zakat, adalah bukti penghambaan,
kepatuhan, kerelaan kepada Allah, sedangkan pajak tidak mengandung hakikat
demikian.
d. Mengenai batas dan nisabnya
Zakat bervariasi nilainya, namun secara umum dapat dibatasi pada seperduapuluh
atau seperempatpuluh. Sedangkan pajak memiliki perhitungan yang lebih
kompleks dan tarif bervariasi. Sebagai alat fiskal, pemerintah dapat mengubah
tarif pajak untuk memengaruhi perilaku manusia. Zakat walaupun juga berfungsi
sebagai alat fiskal, namun tidak dapat diubah tarifnya sekehendak pemerintah.
e. Mengenai kelestarian dan kelangsungan
Kelestarian dan kelangsungan zakat ada selama dunia ini ada dan pemeluk islam
masih ada,sedangkan pajak dapat berubah tergantung rezim yang berkuasa.
f. Mengenai alokasinya
Alokasi penggunaan pajak diserahkan kepada kebijakan pemerintah yang
tertuang dalam anggaran belanjan negara, sedangkan Allah telah menentukan
hanya delapan golongan yang berhak disalurkan zakat yaitu fakir, miskin, hamba
sahaya, orang yang berutang, orang yang sedang dalam perjalanan,amil, fi
sabilillah dan mualaf. Maksud sejati dari penentuan mutlak dan ekskusifitas
delapan golongan ini tentu hanya Allah yang mengetahui,namun alokasi untuk
delapan golongan ini sungguh bersesuaian dengan tujuan zakat baik bagi pribadi
maupun masyarakat.
g. Hubungannya dengan penguasa
Pajak adalah bagian dari kebijakan pemerintah sedangkan zakat adalah tugas suci
pemerintah untuk mengelolanya. Sebab sebagaimana jihad, dakwah, hukuman
pidana dan hal-hal yang bersifat barang dan jasa publik lainnya, zakat hanya
dapat dilakukan secara sempurna oleh pemerintah. Kehadiran perintah – perintah
dalam islam yang bersifat politik di atas juga sekaligus bukti ketidakmungkinan
penerapan sekularisasi politik dalam islam.
Prinsip – Prinsip Zakat
a. Keadilan
Keadilan dalam zakat terdiri dari : (1) sama rata dalam kewajiban zakat, (2)
membebaskan harta yang kurang dari nisab, (3) larangan berzakat dua kali untuk
objek yang sama, (4) zakat sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan, (5)
memperhatikan kondisi pembayar. Zakat tidak boleh lebih dari sekali
Subjek dan objek zakat yang sama tidak boleh dizakati lebih dari sekali karena
hal ini kezaliman pada wajib zakat.
b. Kepastian
Sejak diturunkan pertama kali sampai ribuan tahun kemudian, besaran zakat sama
persis.
c. Ekonomis
Karena kesederhanaan perhitungan zakat,secara administrasi hemat biaya
pemungutan.
Wajib Zakat
Kewajiban zakat melekat baik pada subjek maupun objek zakat. Subjek yang wajib
zakat (muzakki) adalah seorang muslim dewasa yang waras, erdeka dan mimiliki kekayaan
yang memenuhi syarat – syarat tertentu. Kewajiban zakat melekat juga pada objek harta yang
memenuhi syarat – syarat tertentu walaupun ia milik anak – anak dan orang gila.
Terdapat 2 pendapat tentang kewajiban zakat bagi lembaga seperti yayasan, perseroan
dan sebagainya. Pendapat pertama tidak mewajibkan, pendapat kedua mewajibkan membayar
zakat. Pendapat pertama lebih kuat, alasannya :
a. Subjek semua perbuatan dalam islam adalah manusia, baik di dunia maupun di
akhirat. Karena lembaga terdiri dari manusia baik pengurus maupun pemiliknya,
maka pertanggungjawabannya akan kembali kepada manusia-manusia di
dalamnya, bukan entitas lembaga itu sendiri.
b. Karena zakat diwajibkan kepada pengurus dan pemilik dari lembaga tersebut
maka jika zakat dikenakan kepada lembaga akan terjadi double
counting(perhitungan ganda) atas suatu aktivitas pengembangan harta yang sama.
Untuk menghindari double counting tersebut, maka zakat tidak diwajibkan
kepada lembaga.
c. Islam pada dasarnya sederhana dan mudah. Jika kita hendak mewajibkan zakat
kepada lembaga sedangkan kepemilikan lembaga tersebut tersebar maka
perhitungannya menjadi rumit dan tidak bersesuaian dengan kemudahan dan
kesederhanaan dalam islam.
Syarat – Syarat kekayaan wajib zakat adalah :
a. Milik Penuh
Berarti bahwa harta tersebut tidak mengandung hak orang lain sedikitpun. Harta
yang wajib dizakati harus bebas dari hutang terlebih dahulu. Harta hasil mencuri,
merampok, atau menipu termasuk harta hasil korupsi tidak wajib dizakati karena
masih terkandung hak milik orang lain.
b. Berkembang
Artinya harta dapat tumbuh bertambah jik adikelola dengan baik. Misalnya uang
tunai dibelikan barang persediaan. Barang ini dijual kembali menjadi uang tunai
yang lebih besar dar sebelumnya.
c. Sampai nisab
Nisab adalah batas minimal harta yang dimiliki. Nisab zakat berbeda – beda
tergantung jenis harta yang dimiliki.
Hikmah dari adanya nisab adalah untuk memastikan bahwa hanya orang kaya
yang membayar zakat. Ada ulama yang menambahkan syarat dari harta yang
wajib dizakati adalah lebih dari kebutuhan rutin, yaitu bahwa harta tersebut telah
dikurangi dengan biaya kebutuhan-kebutuhan pokok.
d. Berlalu setahun
Jangka waktu (haul) kepemilikan harta juga menjadi syarat dalam penentuan
harta yang wajib dizakatii. Harta yang telah mencapai nisab tersebut setidak-
tidaknya telah dimiliki selama setahun Qamariyah, kecuali zakat yang dikenakan
pada produk pertanian atau perternakan yang memiliki siklus produksi tersendiri.
e. Lebih dari kebutuhan pokok
Komponen biaya kebutuhan pokok menjadi pengurangan kewajiban zakat karena
zakat pada prinsipnya hanya dikenakan pada harta yang berkembang bukan harta
yang masih terbebani kewajibab pokok.
Macam – macam zakat
 Zakat harta atau maal
Yaitu bagian harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya untuk golongan
orang tertentu setelah dimiliki selama jangka waktu tertentu dalam jumlah
minimal tetentu.
 Zakat fitrah
Yaitu harta yang wajib dikeluarkan setiap muslim yang mempunyai kelebihan
pada malam Hari Raya Idul Fitri. Zakat fitrah mulai diwajibkan pada tahun ke 2
Hijriah untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan
yang tidak ada gunanya. Besarnya adalah satu sha’(2,167 kg) makanan pokok
penduduk setempat. Sasaran utama zakat fitrah terutama kaum fakir dan miskin.
Sifat zakat fitrah tidak mengentaskan kemiskinan selama – lamanya, melainkan
berbagi kegembiraan berhari raya.
Sumber Zakat
1. Zakat binatang ternak
2. Zakat emas dan perak
3. Zakat kekayaan dagang
4. Zakat pertanian
5. Zakat madu dan produksi hewani
6. Zakat barang tambang dan hasil laut

1. Zakat Ternak
Syarat agar binatang ternak terkena zakat adalah:
 Sampai nisab
 Telah dimiliki setahun
 Digembalakan
 Tidak dipekerjakan
Syarat berupa digembalakan dan tidak dipekerjakan maksudnya bahwa binatang
ternak tersebut memang disengaja untuk dipelihara agar bertambah banyak. Jika
dipekerjakan sebagai pembajak, hewan tersebut tidak dizakati karena zakat sudah
dikenakan pada hasil pertanian dari tanah yang dibajak. Dari ribuan jenis hewan dan
beberapa jenis hewan ternak yang ada di dunia ini, Islam hanya mewajibkan zakat
pada : unta, sapi (termasuk kerbau), kambing (termasuk biri – biri dan domba).
ZAKAT UNTA
Jumlah Unta Zakat yang harus dibayar
5–9 1 ekor kambing
10 – 14 2 ekor kambing
15 – 19 3 ekor kambing
20 – 24 4 ekor kambing
25 – 35 Seekor anak unta betina (berusia 1 tahun atau lebih)
36 – 45 Seekor anak unta betina (berusia 2 tahun atau lebih)
46 – 60 Seekor anak unta betina (berusia 3 tahun atau lebih)
61 – 75 Seekor anak unta betina (berusia 4 tahun atau lebih)
76 – 90 2 ekor anak unta betina (berusia 2 tahun atau lebih)
91 – 120 2 ekor anak unta betina (berusia 3 tahun atau lebih)
121 – 129 3 ekor anak unta betina (berusia 2 tahun atau lebih)
130 – 139 seekor anak unta betina (berusia 3 tahun lebih) ditambah 2 ekor
anak unta betina (umur 2 tahun lebih)
140 – 149 2 ekor anak unta betina betina (berusia 3 tahun lebih) ditambah 1
ekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih)
150 – 159 3 ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih)
160 – 169 4 ekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih)
170 – 179 3 ekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih) ditambah 1 ekor anak
unta betina (umur 3 tahun lebih)
180 – 189 2 ekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih) ditambah 2 ekor anak
unta betina (umur 3 tahun lebih)
190 – 199 3 ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih) ditambah 1 ekor anak
unta betina (umur 2 tahun lebih)
200 - 209 4 ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih) atau 5 ekor anak unta
betina (umur 2 tahun lebih)

Untuk jumlah lebih dari 209, perhitungan zakatnya kembali ke perhitungan awal
semula yaitu 5-9 zakatnya 1 ekor kambing dan seterusnya.
Misalnya, berapa zakat 215 unta ?
Karena, 215 = 209 + 6
Bagian I (209) : 4 ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih) atau 5 ekor anak unta
betina (umur 2 tahun lebih)
Bagian II (6) : 1 ekor kambing
Jadi, total zakatnya adalah 4 ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih) atau 5 ekor
anak unta betina (umur 2 tahun lebih)
ZAKAT SAPI
Jumlah Sapi Zakat yang harus dibayar
s.d.
30 1 ekor anak sapi jantan/betina 1 tahun
40 1 ekor anak sapi betina 2 tahun
60 2 ekor anak sapi jantan
70 1 anak sapi betina (2 tahun) dan 1 anak sapi jantan (1 tahun)
80 2 ekor sapi betina (2 tahun)
90 3 ekor anak sapi jantan (1 tahun)
100 1 ekor sapi betina 1 tahun dan 2 ekor jantan 1 tahun
110 2 ekor betina 2 tahun dan 1 ekor jantan 1 tahun
120 3 ekor betina 2 tahun atau 2 ekor jantan 1 tahun

Untuk jumlah lebih dari 120, perhitungan zakatnya kembali ke perhitungan awal
semula yaitu 30 zakatnya 1 ekor anak sapi jantan/betina 1 tahun dan seterusnya.
ZAKAT KAMBING
Nisab zakat kambing adalah 40 ekor.
Jumlah Kambing Zakat yang harus dibayar
40 – 120 1 ekor kambing
121 – 200 2 ekor kambing
201 – 399 3 ekor kambing
400 – 499 4 ekor kambing
500 - 599 5 ekor kambing

Setiap tambahan 100 ekor kambing, zakatnya 1 ekor.

KATEGORI ZAKAT TERNAK

Hewan yang diserahkan kepada petugas zakat haruslah : mulus (tidak cacat,rusak),
betina (kecuali disebutkan lain), usianya cukup, pertengahan, yaitu tidak terlalu besar
dan jug tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil.
Prinsip umum zakat ternak
 Pemungut zakat pemerintah
 Ternak yang diberi makan oleh manusia berupa makanan yang dibeli dari
pabrik pakan tidak dizakati
 Besarnya kewajiban zakat rata – rata 1 : 40 atau 2, 5 %

2. Zakat Uang, Emas dan Perhiasan lainnya


Zakat uang adalah zakat yang dikenakan pada kekayaan berupa uang atau yang
meneyerupainya misalnya emas dan perak.
Dalil Q.S 9:34 – 35
“... Dan orang – orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya
di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) azab yang pedih. (Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan
dalam neraka Jahannam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung
mereka, “ Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka
rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.”

Nisabnya emas adalah 85 gram emas. Sedangkan besarnya 2,5 %.

Jika harga emas Rp 500.000/gram, maka nisabnya = 85 gram x 500.000/gram =


Rp42.500.000,-.

Perhiasan berupa emas dan perak dizakati kecuali jika dipakai. Ketentuan ini berlaku
bagi emas, perak,intan,pertama dan zat berharga lain. Perhiasan seperti patung tidak
dizakati karena harta haram.
Misalnya :
Kepemilikan emas batangan 200 gram, kepemilikan emas yang dipakai sebagai cincin
5 gram dan kalung 2,5 gram dan kepemilikan peralatan makan dari emas 10 gram.
Zakatnya adalah
Emas Batangan = 200 gram x 2,5 % = 5 gram
Emas perhiasan = tidak dizakati(karena dipakai)
Emas peralatan makan = tidak dizakati

Total zakat = 5 gram x 500.000 = Rp.2.500.000

Zakat penghasilan
Subjek Sumber Pendapatan Besarnya Dasar
Ekonomis Berupa
Karyawan Tenaga Gaji, Upah 2,5% Qiyas
pada
zakat
perhiasan
Pemilik Properti Penyewaan Pendapatan 10% x Qiyas
(gedung,perkantoran,ruma properti Sewa (Pendapa pada
h,kamar,mesin,peralatan) tan – zakat
biaya) pertanian
atau 5%
x
pendapat
an (jika
biaya
sulit
diukur)
Investor Saham dan Dividen dan 2,5% Qiyas
surat berharga margin jual Zakat
beli perhiasan
Penemu, Hak Royalti 2,5 % Qiyas
Pencipta,pengarang paten,eksklusif zakat
perhiasan

Pendapatan/bulan x 12 = pendapatan tahunan


Biaya kebutuhan pokok/bulanx12 = biaya hidup tahunan
Penghasilan bersih = Pendapatan tahunan – Biaya hidup tahunan
Zakat = 2, 5 % x Penghasilan bersih

Misalnya :
Pendapatan per bulan Rp 10 juta, kebutuhan pokok kita Rp 9 juta, maka pendapatan
tersisa = Rp 1 juta. Setahun = Rp 1 juta x 12 = Rp 12 juta, sehingga tidak wajib
dizakati.

Pendapatan per bulan Rp 9 juta, kebutuhan kita Rp 4 juta, maka pendapatan tersisa =
Rp 5 juta. Setahun = Rp 5 juta x 12 = Rp 60 juta, sehinga wajib dizakati.
Besarnya zakat = 2,5 % x Rp 60 juta = Rp1.500.000/tahun.

3. Zakat perdagangan
Harta benda perdagangan adalah semua hal yang diperdagangkan, selain uang tunai,
seperti : alat – alat, barang – barang, pakaian, makanan , tanah, rumah, harta tak
bergerak dan bergerak. Dalilnya adalah Q.S 2:267, yaitu “Wahai orang – orang yang
beriman! Infakkanlah sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu.
Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata (enggan)
terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakarya Maha Terpuji.”
Harta yang dizakati adalah aktiva lancar bersih ditambah modal ditahan seorang
pedagang, yaitu diambil dari komponen kas, piutang, persediaan, utang lancar dan
laba ditahan, yaitu dengan formulasi sebagai berikut:
Zakat = 2,5% x (Kas+Piutang+Persediaan-Utang Lancar+Laba ditahan)

Harta yang dizakati bersifat sebagai berikut:


 Bukan laba saja
Laba memang harta yang berkembang, namun zakat tidak diberlakukan hanya
pada laba saja.
Misalnya dalam zakat ternak, zakat tidak hanya pada anak ternak sebagai hasil
dari pengembangan hewan ternak, melainkan pada modalnya yaitu induk-
induknya. Dalam kasus perusahaan manufaktur, zakat tidak hanya dikenakan
pada laba tapi pada persediaan barang yang ada, karena dari persediaan itulah
muncul potensi pertambahan harta.
 Aset yang tidak berkembang tidak dizakati
Aset seperti gedung kantor, pabrik tidak dizakati karena ia adalah aset tetap
yang tidak berhubungan langsung dengan proses pengembangan harta.
Namun, gedung dan pabrik harus dizakati bila usaha dari perusahaan itu
adalah jual beli gedung kantor dan jual beli pabrik.
 Aset yang berkembang dizakati
Kas, persediaan, piutang dan laba dizakati karena ia adalah pengembangan
dari harta. Kas, persediaan, piutang menghasilkan putaran kas yang disebut
siklus konversi kas yang menghasilkan laba. Siklus konversi kas ditambah
laba adalah awal dari siklus konversi kas berikutnya. Inilah rahasia dibalik
berkembangnya.
 Laba yang dizakati adalah laba ditahan (retained earning)
Perusahaan dan pemilik perusahaan adalah dua entitas yang terpisah. Karena
terpisah, maka zakatnya juga terpisah. Laba terbagi menjadi dua, yaitu untuk
pemilik (dividen) dan perusahaan untuk pengembangan usaha. Laba yang
dizakati adalah laba ditahan sebab dividen bukan lagi milik perusahaan. Hal
ini dilakukan agar tidak terjadi double counting yaitu zakat dikenakan dua kali
pada objek yang sama, yaitu dikenakan sebagai zakat perusahaan dan
dikenakan pula ketika menjadi dividen.
4. Zakat Pertanian
Zakat pertanian adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil bumi seperti buah –
buahan,biji – bijian, tanaman dan sebagainya. Besarnya adalah 10 % (jika pengairan
tadah hujan. Dan 5% (jika pengairan irigasi). Hal ini karena pada lahan tadah hujan
campur tangan manusia lebih sedikit. Semua tanaman yang wajib dizakati, kecuali
kayu api, bambu, ganja. Haulnya bukanlah setahun, tapi setiap panen. Untuk hasil
pertanian berupa biji – bijian, nisabnya adalah 5 wasq alias 300 sha’ alias 1200 mud.
Satu sha setara dengan 4 genggam orang Madinah atau setara dengan 2,176 kg, jadi
nisabnya adalah 300 x 2,176 kg yaitu 653 kg. Jika tanah pertanian seorang muslim
dipinjamkan pada orang lain, zakat dibebankan kepada orang lain itu. Apabila suatu
tanah dikerjakan bersama, pemilik dan rekan kongsinya penggarap menanggung zakat
secara bersama. Dalam hal tanah disewakan, zakat wajib atas penyewa (pemilik hasil
tanaman).

TANAH USHURIYA
Tanah Ushuriya adalah tanah yang bercirikan salah satu dari :
 Tanah yang penduduknya masuk Islam
 Tanah yang ditaklukan dengan perang
 Tanah yang tidak ada pemiliknya
 Tanah mati yang dihidupkan muslim

Semua tanah diatas dizakati 5% atau 10% jika menghasilkan.


TANAH KHARAJIYA
Tanah yang diperoleh menurut penaklukan dan dikenakan pajak kharaj. Tanah seperti
ini tidak boleh diperjualbelikan. Pajak yang dikenakan sama statusnya dengan sewa
tanah. Tanah yang dibayar kharaj tetap dibayar zakatnya. Contohnya adalah tanah
tanah yang ditaklukan pada Perang Khaibar.
5. Zakat Madu dan Produk Hewan
Produk hewani disini mencakup sutra, susu dan sebagainya yang dikeluarkan oleh
hewan. Dari Umar bin Syu’aib, “ Sesungguhnya Rasulullah mengambil zakat madu
sebesar sepersepuluh.”
Nisab madu adalah lima wasaq(653 kg). Untuk produk hewan lain, zakatnya juga
sepersepuluh dari penghasilan bersih.

6. Zakat Barang Tambang dan Hasil Laut


Barang Tambang termasuk salah satu jenis kekayaan yang menjadi bisnis yang
menciptakan kekayaan luar biasa bagi manusia. Hal ini disebabkan hal – hal sebagai
berikut :
 Hasil barang tambang dibutuhkan sebagian besar manusia baik produk
langsungnya maupun turunan. Misalnya minyak dan gas bumi, batu bara, baja
dan besi, logam, pasir dan sebagainya yang memiliki manfaat bagi kehidupan
manusia.
 Untuk memasuki sektor bisnis pertambangan kebanyakan memerlukan modal
yang besar, teknologi yang canggih dan sumberdaya manusia yang kompeten
sehingga menimbulkan hambatan masuk bagi pemain baru yang pada
gilirannya membuat pemasoknya sedikit.
 Risiko usaha yang besar, terutama kegagalan penemuan pada saat tahap
eksplorasi dan kecelakaan serta meledaknya fasilitas pertambangan pada saat
eksploitasi, membuat imbal hasil yang tinggi layak untuk memberikan
kompensasi bagi risiko usaha tersebut.
Zakatnya adalah 20 % ( untuk yang tidak memerlukan upaya untuk mengambilnya)
dan 2,5% (untuk yang memerlukan upaya untuk mengambilnya).
Dilihat dari segi kemudahan dalam melakukan eksplorasi dan eksploitasi.
Jenis Eksplorasi Eksploitasi Besaran Zakat
Minyak dan gas Sulit Sulit 2,5 %
Batubara Mudah Mudah 20 %
Bijih besi Mudah Sulit 2,5 %
Logam Mulia Sulit Sulit 2,5 %
Pasir Mudah Mudah 20 %
Kapur Mudah Mudah 20 %
Logam lainnya Mudah Sulit 2,5 %
Batu alam Mudah Mudah 20 %

Perhitungan zakat barang tambang diambil dari komponen kas, piutang, persediaan,
utang lancar dan modal ditahan, yaitu dengan formulasi sebagai berikut :

Zakat = 2,5% x (Kas+Piutang+Persediaan - Utang Lancar+Laba ditahan)

Zakat = 20% x (Kas+Piutang+Persediaan - Utang Lancar+Laba ditahan)


Untuk perusahaan yang memiliki usaha pertambangan terintegrasi, perhitungan zakat
dilakukan hanya terhadap produk akhir agar tidak terjadi double counting (pencatatan
ganda)
Misal, perusahaan minyak dan gas melakukan bisnis dari hulu sampai hilir dengan
produksi sebagai berikut :
Tahap Proses Hasil Zakat
1 Pengeboran dan Minyak Mentah Tidak ada
pengangkatan
2 Penyulingan Minyak yang telah Tidak ada
disuling, seperti
bensin,solar, avtur
dsb
3 Pengangkutan dan Penjualan kepada Zakat 2,5 %
penjualan konsumen
Jika perusahaan tambang tersebut tidak terintegrasi, maka pengenaan zakat dilakukan
pada saat serah terima barang kepada konsumen.
Dipungut zakatnya ketika ditambang/dijual dan tidak ada ketentuan waktu untuk
mengambilnya (tidak perlu menunggu setahun).
Nisabnya : 20 misqal (4,25 gram) emas alias 85 gram emas.
Hasil laut yang dimaksud dalam hal ini adalah tangkapan ikan atau hasil lautnya yang
dilakukan di laut lepas, bukan dilakukan di waduk/danau (keramba), atau kolam yang
khusus dipelihara oleh manusia. Dipungut zakatnya ketika dilakukan penangkapan
dan tidak ada ketentuan waktu untuk mengambilnya (tidak perlu menunggu setahun).
Nisabnya 20 misqal (4,25 gram) emas alias 85 gram emas.
Terhadap perusahaan yang melakukan integrasi penangkapan dari hulu ke hilir
dilakukan pemungutan zakat hanya padapenjualan akhir.
Taha Proses Hasil Zakat
p
1 Penangkapan ikan Ikan Segar Tidak ada
2 Pemilahan, pembersihan, Sarden ikan dalam Tidak ada
pemasakan dan pengalengan kaleng
ikan langsung di kapal
3 Perjalanan menuju pelabuhan Penjualan kepada Zakat 2,5 %
konsumen dan penjualan konsumen akhir
Untuk usaha yang menangkap ikan dan hasil laut tanpa memerlukan upaya yang sulit
zakatnya adalah 20%.
Untuk kategori sulit
Zakat = 2,5% x (Kas+Piutang+Persediaan - Utang Lancar+Laba ditahan)

Untuk Kategori mudah


Zakat = 20% x (Hasil Tangkapan – Biaya penangkapan - Utang)
Jenis – jenis perekonomian yang dapat dizakati :
No Sektor Jenis Zakat
1 Pertanian Zakat pertanian, zakat
peternakan, zakat hasil laut
2 Pertambangan dan penggalian Zakat hasil tambang
3 Manufaktur Zakat perdagangan
4 Listrik, gas dan air Zakat perdagangan
5 Konstruksi Zakat perdagangan
6 Perniagaan umum, hotel dan restoran Zakat perdagangan
7 Transportasi dan komunikasi Zakat perdagangan
8 Keuangan Zakat perhiasan
9 Jasa – jasa umum Zakat perhiasan

Golongan Penerima zakat

“Allah SWT berfirman dalam Al quran Surat Taubah (9) : 58 (TENGOK QURAN
HAFALKAN) ”

1. Fakir adalah orang yang sama sekali tidak memiliki pekerjaan


2. Miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan, namun pendapatannya tidak
dapat memenuhi kebutuhan pokoknya.
3. Amil Zakat adalah mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat,
mulai dari pengumpul sampai kepada bendahara dan penjaganya.
4. Muallaf adalah mereka yang diharapkan kecenderungan hatinya atau
keyakinannya dapat bertambah terhadap islam, atau terhalangnya niat jahat
mereka atas kaum muslimin, atau harapan akan adanya kemanfaatan mereka
dalam membela dan menolong kaum muslimin dari musuh.
5. Riqab adalah budak. Bentuk jaman dari raqabah. Istilah dalam Quran adalah
budak belian laki laki (abid) dan bukan perempuan (amah).
Cara membebaskan budak :
 Menolong hamba mukatab, budak yang bersepakat dengan tuannya
apabila ia sanggup mempunyai harta tertentu, maka ia bebas.
 Seorang dengan harta zakatnya atau seseorang bersama – sama dengan
temannya membeli seorang budak atau amah kemudian dibebaskannya.
 Pembebasan budak dalam Quran mencakup menolong mukatab dan
membebaskan budak belian.
 Bagian ini dapat pula dipergunakan untuk membebaskan tawanan
muslim. Karena status tawanan perang dalam hukum perang menyerupai
budak.
6. Gharimin adalah orang orang yang berutang dan sukar untuk membayarnya
7. Fisabilillah adalah orang yang berjuang di jalan Allah SWT.
8. Ibnu Sabil adalah kiasan untuk musafir, yaitu orang yang melintas satu daerah
kedaerah lain.
Jenis – jenis perjalanan :
 Perjalanan mencari rizki
 Perjalanan mencari ilmu
 Perjalanan berperang di jalan Allah
 Perjalanan melaksanakan ibadah haji
Pembagian di antara mustahik tidak harus disamakan (masing – masing 1/8 bagian),
namun alokasinya bisa berubah tergantung maslahat yang ditentukan kebijakan
penguasa setempat yang adil. Namun, demikian hendaklah semua ashnaf (golongan)
tetap mendapatkan haknya, dengan prioritas pada golongan fakir dan miskin.

 INFAQ
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk
kepentingan sesuatu. Menurut terminologi syariat infaq berarti mengeluarkan sebagian
harta atau pendapatan/ penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan islam.
Jika zakat ada nishab. Infaq dikeluarkan setiap orang yang beriman, baik yang
berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit
(QS.3:134). Jika zakat harus diberikan kepada mustahik tertentu (8 asnaf), maka infaq
boleh diberikan kepada siapapun. Misalnya untuk kedua orang tua, anak yatim, dan
sebagainya (QS.2:215).
Infaq terbagi menjadi dua macam:
(1) Infaq wajib : seperti zakat, nadzar.
(2) Infaq sunah: seperti memberikan pertolongan dan memberikan suatu barang.
Ketentuan berinfaq untuk Infaq wajib : bentuk dan jumlah pemberiannya telah
ditentukan. Sedangkan Infaq sunah: tidak ada ketentuan dalam bentuk dan jumlah
pemberiannya, terserah kepada pertimbangan dan keikhlasannya. Dan manfaat dari
berinfaq yaitu untuk mengharap ridha allah dan melatih diri.

 SHODAQAH
Sedekah berasal dari kata shadaqah yang berarti benar. Orang yang suka bersedekah
adalah orang yang benar pengakuan imannya. Adapun secara  terminologi syariat
shadaqah makna asalnya adalah tahqiqu syai’in bisyai’i, atau menetapkan atau
menerapkan sesuatu pada sesuatu. Sikapnya sukarela dan tidak terikat pada syarat-syarat
tetentu dalam pengeluarannya baik mengenai jumlah, waktu, dan kadarnya. Atau
pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada
orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan jumlah, jenis
maupun waktunya. Sedekah tidak terbata pada pemberian yang bersifat material saja
tetapi juga dapat berupa jasa yang bermanfaat  bagi orang lain. Bahkan senyuman yang
dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain termasuk kategori sedekah.
Shadaqah mempunyai cakupan yang luas dan digunakan al-quran untuk mencakup segala
jenis sumbangan.
Shadaqah merupakan pemberian seorang muslim kepada orang lain (baik muslim
maupun non muslim). Sedekah berarti memberi derma, termasuk memberikan derma
untuk mematuhi hukum dimana kata zakat digunakan didalam al-quran dan sunah. Kata
zakat disebut pula sedekah karena zakat merupakan sejenis derma yang diwajibkan
sedangkan sedekah adalah sukarela. Zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu 
pungutan wajib, sedangkan sedekah lainnya dibayar secara sukarela. Jumlah dan nishab
zakat ditentukan sedangkan jumlah sedekah yang lainnya sepenuhnya tergantung
keinginan yang menyumbag.
Shadaqah mempunyai makna yang lebih luas dibandingkan infaq. Jika infaq dikaitkan
dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat
nonmateriil. Shadaqah ialah segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh waktu
dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi tetapi juga dalam bentuk non materi.
Misalnya menyingkirkin rintangan di jalan, menuntun orang buta, memberikan
senyuman dan wajah yang manis kepada sudaranya, menyalurkan syahwatnya kepada
istrinya. Dan shadaqah adalah ungkapan kejujuran (shiddiq) iman seseorang.
Hadits   riwayat Imam Muslim dari Abu Dzar, rasulullah mengatakan bahwa jika tidak
mampu bersedekah dengan harta, maka membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil,
berhubungan suami istri, atau melakukan kegiatan amr ma’ruf nahi munkar adalah
sedekah.

 WAQAF
Pengertian
Wakaf adalah suatu kata yang berasal dari bahasa arab, yaitu waqf yang berarti menahan,
menghentikan atau mengekang. Dalam bahasa Indonesia kata waqaf biasa diucapkan
dengan wakaf dan ucapan inilah yang dipakai dalam perundang-undangan di Indonesia.
Sedangkan menurut istilah wakaf menghentikan atau menahan perpindahan milik suatu
harta yang bermanfaat dan tahan lama sehingga manfaat harta tersebut dapat digunakan
untuk mencari keridhaan Allah SWT.

Dasar hukum
 Dasar Hukum Wakaf Secara teks
Wakaf tidak terdapat dalam Alquran dan As Sunnah, namun makna dan kandungan
wakaf terdapat dalam dua sumber hukum Islam tersebut. Di dalam Alquran sering
menyatakan konsep wakaf dengan ungkapan yang menyatakan tentang derma harta
(infaq) demi kepentingan umum. Sedangkan dalam hadits sering kita temui
ungkapan wakaf dengan ungkapan habs (tahan). Semua ungkapan yang ada di
Alquran dan al hadits senada dengan arti wakaf ialah penahanan harta yang dapat
diambil manfaatnya tanpa musnah seketika dan untuk penggunaan yang mubah
serta dimaksudkan untuk mendapatkan keridlaan Allah swt. (Basyir Azhari, 1977:
55) benda yang diwakafkan harus bersifat tahan lama dan tidak mudah musnah..

Rukun Wakaf
1. Orang yang berwakaf (Wakif)
Yang dimaksud dengan wakif adalah pemilik harta benda yang melakukan
perbuatan hukum.
2. Harta yang diwakafkan (mauqufbih)
Agar harta benda yang diwakafkan sah, maka harta benda tersebut harus.
Pertama, mutaqawwin yakni harta pribadi milik si wakif secara sah dan halal,
dapat benda bergerak atau tidak bergerak, benda berwujud atau tidak berwujud,
Kedua, benda yang diwakafkan itu jelas wujudnya dan pasti batas- batasnya
dan tidak dalam keadaan sengketa,
Ketiga, benda yang diwakafkan itu harus kekal yang memungkinkan dapat
dimanfaatkan secara terus menerus.
3. Tujuan wakaf (mauqufalaih)
Yang dimaksud dengan mauquf adalah tujuan wakaf yang harus dilaksanakan
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh ajaran Islam. Oleh karena itu,
benda-benda yang dijadikan sebagai objek wakaf hendaknya benda-benda yang
termasuk dalam bidang mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4. Ikrar wakaf (Shigat wakaf) Sighat atau pernyataan wakaf harus dinyatakan
dengan tegas baik secara lisan maupun tulisan, menggunakan kata “aku
mewakafkan" atau “aku menahan" atau kalimat semakna lainnya. Dengan
pernyataan wakif itu, maka gugurlah hak wakif. Selanjutnya, benda itu menjadi
milik mutlak Allah yang dimanfaatkan untuk kepentingan umum yang menjadi
tujuan wakaf. Oleh karena itu, benda yang telah diikrarkan wakafnya, tidak bias
dihibahkan, diperjualbelikan maupun diwariskan.
Syarat Wakaf
1. Wakaf tidak dibatasi dengan waktu tertentu sebab perbuatan wakaf berlaku
untuk selamanya, tidak untuk waktu tertentu. Bila seseorang mewakafkan
kebun untuk jangka waktu sepuluh tahun misalnya, maka wakaf tersebut
dipandang batal.
2. Tujuan wakaf harus jelas, seperti mewakafkan sebidang tanah untuk mesjid,
pesantren, perkuburan, dan yang lainnya. Namun, apabila seseorang
mewakafkan sesuatu kepada hukum tanpa menyebut tujuannya, hal itu
dipandang sah sebab penggunaan benda-benda wakaf tersebut menjadi
wewenang lembaga hukum yang menerima harta-harta wakaf tersebut.
3. Wakaf harus segera dilaksanakan setelah dinyatakan oleh yang mewakafkan,
tanpa digantungkan pada peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang
sebab pernyataan wakaf berakibat lepasnya hak milik bagi orang yang
mewakafkan. Bila wakaf digantungkan dengan kematian yang mewakafkan, ini
bertalian dengan wasiat dan tidak bertalian dengan wakaf. Dalam pelaksanaan
seperti ini, berlakulah ketentuan-ketentuan yang bertalian dengan wasiat.
4. Wakaf merupakan perkara yang wajib dilaksanakan tanpa adanya hak khiyar
(membatalkan atau melangsungkan wakaf yang telah dinyatakan) sebab
pernyataan wakaf berlaku seketika dan untuk selamanya.

Jenis Harta Benda Waqaf


 Benda Tidak Bergerak
Harta benda tidak bergerak adalah harta yang tidak dapat
dipindahkan baik dalam jangka waktu pendek atau dalam jangka
waktu panjang.

Benda tidak bergerak


a. hak atas tanah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan baik yang sudah maupun yang belum terdaftar;
b. bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah
c. tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;
d. hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan; dan
e. benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan prinsip
syariah dan Peraturan Perundang-undangan.1

Adapun contoh harta benda wakaf yang tidak bergerak adalah


sebagai berikut2 :

 Tanah, Banda macam inilah yang sangat dianjurkan agar


diwakafkan, karena mempunyai nilai jariyah yang lebih lama.
 Bangunan

Sah disewakan seluruh atau sebagiannya, seperti tingkat bawah


saja, baik sebagai masjid atau lainnya, karena bangunan termasuk
benda yang sah diwakafkan. Demikian pendapat mazhab Syafi’I dan
Hambali.

 Pohon unuk diambil buahnya

Wakaf pohon termasuk wakaf benda untuk diambil manfaatnya,


baik langsung ketika diwakafkan atau pada masa sekarang.

 Sumur untuk digali airnya

Wakaf sumur bermanfaat didaerah yang sering dilanda kekeringan


dengan fasilitas lain yang mendukung seperti mesin air dan pipa.

 Benda Bergerak Selain Uang


Harta benda bergerak adalah harta benda yang dapat
dipindahkan atau dipindahkan karena ketetapan perundang-
undangan yang dimana benda tersebut tidak bisa habis karena
dikonsumsi.

2
1. Benda digolongkan sebagai benda bergerak karena sifatnya yang
dapat berpindah atau dipindahkan atau karena ketetapan
undang-undang.
2. Benda bergerak terbagi dalam benda bergerak yang dapat
dihabiskan dan yang tidak dapat dihabiskan karena pemakaian.
3. Benda bergerak yang dapat dihabiskan karena pemakaian tidak
dapat diwakalkan, kecuali air dan bahan bakar minyak yang
persediaannya berkelanjutan.
4. Benda bergerak yang tidak dapat dihabiskan karena pemakaian
dapat diwakafkan dengan memperhatikan ketentuan prinsip
syariah.3
kebendaan bergerak dapat dibagi dalam dua golongan:
1. Benda bergerak karena sifatnya yaitu benda-benda yang dapat
berpindah atau dapat dipindahkan misalnya ayam, kambing, buku,
pensil, meja, kursi, dan lain-lain (Pasal 509 KUHPer). Termasuk juga
sebagai benda bergerak ialah kapal-kapal, perahu-perahu, gilingan-
gilingan dan tempat-tempat pemandian yang dipasang di perahu
dan sebagainya (Pasal 510 KUHPer).
2. Benda bergerak karena ketentuan undang-undang (Pasal 511
KUHPer) misalnya:
a. Hak pakai hasil dan hak pakai atas benda-benda bergerak;
b. Hak atas bunga-bunga yang diperjanjikan;
c. Penagihan-penagihan atau piutang-piutang;
d. Saham-saham atau andil-andil dalam persekutuan dagang,
dan lain-lain.

Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa salah satu benda


bergerak yang dapat diwakafkan adalah benda bergerak karena
sifatnya seperti kapal, pesawat terbang, Kendaraan bermotor, mesin
dan peralatan industri yang tidak tertancap pada pembangunan,
logam dan batu mulia dan/atau benda lainnya yang tergolong

3
sebagai benda yang bergerak karena sifatnya dan memiliki manfaat
jangka panjang.
Selain itu ada juga harta benda bergerak selain uang karena
peraturan perundang-undangan yang dapat diwakafkan sepanjang
tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah sebagaimana yang
terdapat dalam PP RI No. 42 Tahun 2006 pasal 21 yang meliputi
1. Surat berharga
Surat berharga yang dimaksud disini berupa saham, surat
utang Negara, obligasi pada umumnya dan surat berharga
lainnya yang dapat dinilai dengan uang.
2. Hak atas kekayaan intelektual
Hak atas kekayaan intelektual dalam hal ini berupa hak cipta,
hak merek, hak paten, dan hak desain industri.
3. Hak atas benda lainnnya
Hak atas benda lainnya yaitu hak sewa, hak pakai dan hak
pakai hasil atas benda bergerak; atau perikatan, tutntutan
atas jumlah uang yang dapat ditagih atas benda bergerak
 Benda Bergerak Berupa Uang
1. Wakaf uang yang dapat diwakafkan adalah mata uang
rupiah.
2. Dalam hal uang yang akan diwakafkan masih dalam mata
uang asing, maka harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam
rupiah.
3. Wakif yang akan mewakafkan uangnya diwajibkan untuk:
a. hadir di Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf
Uang (LKS-PWU) untuk menyatakan kehendak wakaf
uangnya;
b. menjelaskan kepemilikan dan asal-usul uang yang akan
diwakafkan;
c. menyetorkan secara tunai sejumlah uang ke LKSPWU;
d. mengisi formulir pernyataan kehendak Wakif yang
berfungsi sebagai AIW.
4. Dalam hal Wakif tidak dapat hadir sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a, maka Wakif dapat menunjuk wakil
atau kuasanya.
5. Wakif dapat menyatakan ikrar wakaf benda bergerak
berupa uang kepada Nazhir di hadapan PPAIW yang
selanjutnya Nazhir menyerahkan AIW tersebut kepada LKS-
PWU.4
Pengurus Waqaf
Pengurus waqaf lebih dikenal dengan dengan nadzir, Nadzir dapat berbentuk orang atau
Badan yang memegang amanat untuk memelihara dan mengurus harta waqaf sesuai
dengan wujud dan tujuan waqaf tersebut.
Nadzir waqaf berwenang untuk melakukan segala tindakan yang mendatangkan
kebaikan bagi waqaf bersangkutan dengan memperhatikan syarat – syarat yang
ditentukan oleh waqif.
Atas pengurusan harta benda waqaf, seorang nadzir berhak untuk mendapatkan upah
selama dia melaksanakan tugasnya dengan baik.
Adapun syarat Nadzir adalah :
1. Dewasa
2. Berakal sehat
3. Dapat dipercaya
4. Mampu menyelenggarakan segala yang berurusan dengan harta waqaf

Anda mungkin juga menyukai