Anda di halaman 1dari 19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas X MIA-4 SMA Negeri 2
Sragen Tahun Pelajaran 2020/2021. Jumlah subjek penelitian ini adalah 28 siswa yang terdiri dari
15 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dibantu oleh guru.

B. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah materi adab berpakaian menggunakan metode example non
example untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa kelas X MIA-4 SMA Negeri 2
Sragen.

C. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada 2020/2021 yaitu bulan Januari sampai dengan bulan
Mei 2021. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus untuk melihat peningkatan
hasil belajar materi adab berpakaian menggunakan metode example non example. Setiap siklus
dilakukan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x45 menit. Waktu pelaksanaan tindakan dari
pra siklus, siklus satu dan siklus dua kegiatan tersebut dapat dilihat pada jadwal sebagai berikut:
Jadwal kegiatan Pelaksanaan
No. Kegiatan Pelaksanaan Waktu (bulan)
1. Persiapan penelitian Januari Februari Maret April Mei
a. Koordinasi peneliti
dengan kepala sekolah
dan guru mata pelajaran
b. Diskusi dengan guru
untuk mengidentifikasi
masalah pembelajaran
dan merancang
tindakan
c. Menyusun proposal
penelitian
d. Menyiapkan perangkat
pembelajaran dan
instrumen penelitian
e. Mengadakan simulasi
pelaksanaan tindakan
2. Pelaksanaan
Tindakan
a. Siklus I
-Perencanaan
-Pelaksanaan
-Observasi
-Refleksi
b. Siklus II
-Perencanaan
-Pelaksanaan
-Observasi
-Refleksi
3. Analisis Data dan
Pelaporan
a. Analisis data
b. Menyusun laporan/
skripsi
c. Ujian dan revisi

D. Tempat Penelitian
Dalam Penelitian ini peneliti akan mengambil lokasi di kelas X MIA-4 SMA Negeri 2
Sragen dengan pertimbangan bahwa peneliti bertugas sebagai guru praktikan di sekolah tersebut
sebagai guru PAI-BP.
E. Prosedur Perencanaan Tindakan Per Siklus

F. Pelaksanaan Siklus
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2
siklus. Tindakan pada siklus I pertemuan I menggunakan 4 langkah, yaitu: 1) perencanaan, 2)
tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi. Pada tahap tindakan, pembelajarannya menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut: 1) tahap orientasi, 2) tahap inti pembelajaran dan 3) penutup.
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti membuat persiapan dan perencanaan untuk menentukan
tindakan yang akan dilakukan. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain: rencana pembelajaran,
sarana kegiatan, materi, alat evaluasi dan skenario pembelajaran yang akan digunakan dalam
siklus I. Serta melakukan konsultasi dengan guru mapel yang bersangkutan. Perencanaan pada
siklus ini diawali dengan menentukan identifikasi masalah yang terjadi sebelum dilakukan
tindakan. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa kurang dari 50% siswa di bawah
nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75.
2. Pelaksanaan/Tindakan
Pada tahap ini peneliti dibantu dengan kolaborator melaksanakan tindakan sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Implementasi tindakan dimulai dengan kegiatan
pendahuluan yaitu mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran, mengabsen
siswa, dan memberikan apersepsi. Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan inti dilakukan dengan
menampilkan kumpulan gambar yang berkaitan dengan materi adab berpakaian sesuai dengan
syariat Islam, siswa diminta untuk menganalisis, kemudian guru menjelaskan materi secara
singkat. Selanjutnya siswa berusaha untuk memahami, menghayati, dan mencoba
menjelaskan ulang materi dari guru berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk. Kegiatan
terakhir mengadakan evaluasi pembelajaran dan diberi angket kepada siswa, kemudian
ditutup dengan doa dan salam.
3. Pengamatan/Observasi
Pengamatan berfungsi sebagai proses pendokumentasian dampak dari tindakan dan
menyediakan informasi untuk tahap refleksi. Pengamatan dilakukan pada saat tindakan
sedang dilakukan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pengamatan dilakukan
dalam keseluruhan pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran. Tahap ini, peneliti
mencatat hal-hal yang muncul akibat adanya tindakan. Hasil observasi kemudian akan
dijadikan awal dalam kegiatan refleksi.
Proses observasi dilakukan terhadap perencanaan guru, perilaku guru dalam proses
pembelajaran. Hasil observasi yang telah dicatat kemudian didiskusikan untuk menentukan
rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran selanjutnya. Tindakan
yang direncanakan diutamakan untuk mengatasi temuan utama, terutama yang termasuk di
dalam partisipasi siswa (siswa merasa senang dan gembira). Hasil catatan lapangan dipilih
yang memungkinkan pemecahannya dan didiskusikan dengan pengamatan penelitian. Proses
pemecahan masalah berupa langkah-langkah yang dapat dilakukan, sehingga penghambat
dapat diminimalkan dan pendukung dapat dioptimalkan.
4. Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan selesai, peneliti dan kolaborator mendiskusikan hasil
amatan yang diperoleh dari lembar observasi dan hasil tes belajar siswa. Hasil dari tes belajar
siswa didiskusikan untuk mencari cara perbaikan yang lebih tepat dan dapat digunakan pada
tindakan berikutnya.

G. Teknik Pengumpulan Data


Belummmm
Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Sragen


Program : Semua Program Penjurusan
Kelas / Semester : X / Gasal
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI-BP)
Materi Pokok : Berpakaian Sesuai Syariat Islam
Alokasi Waktu : 45 x 6 Jam Pelajaran (Dua Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI):


1 Menghayati dan mengamalkan ajaran 2 Menghayati dan mengamalkan
agama yang dianutnya perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong), kerja sama, toleran,
damai, bertanggung jawab, responsif,
dan pro-aktif dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regonal, dan kawasan
internasional.
3 Memahami, menerapkan, 4 Menunjukkan keterampilan menalar,
menganalisis, dan mengevaluasi mengolah, dan menyaji secara;
pengetahuan faktual, konsptual, efektif, kreatif, produktif, kritis,
prosedural, dan metakognitif pada mandiri, kolaboratif, komunikatif,
tingkat teknis, spesifik, detail, dan dan solutif dalam ranah konkret dan
kompleks berdasarkan rasa ingin abstrak terkait dengan
tahunya tentang ilmu pengetahuan, pengembangan dari yang
teknologi, seni, budaya, dan dipelajarinya di sekolah, serta
humaniora dengan wawasan mampu menggunakan metode yang
kemanusiaan, kebangsaan, sesuai dengan kaidah keilmuan.
kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan pada
bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
B. Kompetensi Dasar (KD):
1.5 Terbiasa berpakaian sesuai dengan syariat Islam
2.5 Menunjukkan perilaku berpakaian sesuai dengan syariat Islam
3.5 Menganalisis ketentuan berpakaian sesuai dengan syariat Islam
a.5 Mempraktekkan tatacara berpakaian sesuai dengan syariat Islam

C. Pencapaian Kompetensi (IPK):


1.5.1 Berakhlak mulia dengan membiasakan diri berbusana sesuai dengan syariat Islam
1.5.2 Mengubah perilaku dengan membiasakan diri berbusana sesuai dengan syariat Islam
2.5.1 Menunjukkan perilaku berpakaian sesuai dengan syariat Islam
2.5.2 Menunjukkan perilaku berpakaian kerudung/jilbab yang sesuai dengan syariat Islam
2.5.3 Menjelaskan tentang pengertian perilaku berpakaian yang sesuai dengan syariat Islam
3.5.1 Mengidentifikasi berpakaian sesuai syariat Islam yang baik dan benar
3.5.2 Mendemonstrasikan tatacara berpakaian sesuai syariat Islam

D. Tujuan Pembelajaran:
Melalui model Kajian Nilai Lintas Kelompok (Cross Over Groups Discussion of Value)
dengan metode Example Non Example, Make a Match, Silaturahmi Activities, Picture Commnent,
Puisi Acrostic, dan Pantun Bermakna peserta didik dapat membiasakan diri dengan berpakaian yang
sesuai dengan syariat Islam dengan perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, rasa aman, tawakal dan
perilaku adil, memiliki sikap keluhuran budi; kokoh pendirian, pemberi rasa aman, dan adil sebagai
implementasi pemahaman berakhlak mulia dengan berpakaian yang sesuai dengan syariat Islam.

E. Materi Pembelajaran:
1. Makna berpakaian yang sesuai dengan syariat Islam
2. Dalil Al-Qur’an dan hadits yang berkaitan dengan aturan berpakaian yang sesuai dengan syariat
Islam
3. Hikmah berpakaian yang sesuai dengan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari
F. Ringkasan Materi
1. Memahami Makna Busana Muslim/Muslimah dan Menutup Aurat
a. Makna aurat
Menurut bahasa, aurat berati malu, aib, dan buruk. Kata aurat berasal dari kata awira
yang artinya hilang perasaan. Jika digunakan untuk mata, berarti hilang cahayanya dan lenyap
pandangannya. Pada umumnya, kata ini memberi arti yang tidak baik dipandang, memalukan
dan mengecewakan. Menurut istilah dalam hukum Islam, aurat adalah batas minimal dari bagian
tubuh yang wajib ditutupi karena perintah Allah SWT.
b. Makna Jilbab dan Busana Muslimah
Secara etimologi, jilbab adalah sebuah pakaian yang longgar untuk menutup seluruh tubuh
perempuan kecuali muka dan kedua telapak tangan. Dalam bahasa Arab, jilbab dikenal dengan
istilah khimar, dan bahasa Inggris jilbab dikenal dengan istilah veil. Selain kata jilbab untuk
menutup bagian dada hingga kepala wanita untuk menutup aurat perempuan, dikenal pula istilah
kerudung, Hijab, dan sebagainya. Pakaian adalah barang yang dipakai (baju, celana, dan
sebagainya). Dalam bahasa Indonesia, pakaian juga disebut busana. Jadi, busana muslimah
artinya pakaian yang dipakai oleh perempuan. Pakaian perempuan yang beragama Islam disebut
busana muslimah. Berdasarkan makna tersebut, busana muslimah dapat diartikan sebagai
pakaian wanita Islam yang dapat menutup aurat yang diwajibkan agama untuk menutupinya,
guna kemaslahatan dan kebaikan wanita itu sendiri serta masyarakat di mana ia berada.
2. Dalil Al-Qur’an dan hadits yang berkaitan dengan aturan berpakaian yang sesuai dengan
syariat Islam
Perintah menutup aurat sesungguhnya adalah perintah Allah SWT yang dilakukan secara
bertahap. Perintah menutup aurat bagi kaum perempuan pertama kali diperintahkan kepada istri-istri
Nabi Muhammad SAW agar tidak berbuat seperti kebanyakan perempuan pada waktu itu. Seluruh
perintah tersebut terangkum dalam firman Allah SWT.
1) QS. Al-Ahzab [33]: 32
ِ ِ ِ ‫يا نِساء النَّيِب لَس َّ َكأَح ٍد ِّمن الن‬
‫ض َو ُق ْل َن‬ َ ْ ‫ِّساء ۚ إِ ِن َّات َقيْنُت َّ فَاَل خَت‬
ٌ ‫ض ْع َن بِالْ َق ْو ِل َفيَطْ َم َع الَّذي يِف َق ْلبِه َمَر‬ َ َ َ ‫َ َ َ ِّ ْ نُت‬
‫َق ْواًل َّم ْع ُروفًا‬
Artinya: dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah
laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-
bersihnya.
Setelah itu, Allah SWT memerintahkan kepada istri-istri Nabi SAW agar tidak
berhadapan langsung dengan laki-laki bukan mahramnya (QS. Al-Ahzab [33]: 53). Selanjutnya,
karena istri-istri Nabi SAW juga perlu keluar rumah untuk mencari kebutuhan rumah tangganya,
Allah SWT memerintahkan mereka untuk menutup aurat apabila hendak keluar rumah (QS. Al-
Ahzab [33]: 59). Dalam firman-Nya, Allah SWT memerintahkan untuk memakai jilbab, bukan
hanya kepada istri-istri Nabi Muhammad SAW dan anak-anak perempuannya, tetapi juga kepada
istri-istri orang-orang yang beriman. Dengan demikian, menutup aurat atau berbusana muslimah
adalah wajib hukumnya bagi seluruh wanita yang beriman.
2) QS. Al-Ahzab [33]: 59
ِ
َ ‫ني َعلَْي ِه َّن ِمن َجاَل بِيبِ ِه َّن ۚ َٰذل‬
‫ك أ َْدىَنٰ أَن يُ ْعَرفْ َن‬ ِ ِ‫ك ونِس ِاء الْم ْؤ ِمن‬ِ َ ‫يا أَيُّها النَّيِب قُل أِّل َْزو ِاج‬
َ ‫ني يُ ْدن‬
َ ُ َ َ َ ‫ك َو َبنَات‬ َ ُّ َ َ

ُ‫فَاَل يُ ْؤ َذيْ َن ۗ َو َكا َن اللَّه‬


Artinya: Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka".
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Kandungan dalam ayat ini, Rasulullah SAW diperintahkan untuk menyampaikan kepada
para istrinya dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau untuk
memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan membedakan dengan perempuan
nonmukminah. Hikmah lain adalah agar mereka tidak diganggu. Karena dengan mengenakan
jilbab, orang lain mengetahui bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik. Pesan Al-Qur’an
ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy terhadap para mukminah terutama para
istri Nabi Muhammad SAW yang menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu,
budak tidak mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi kehormatan dan
kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan kenyamanan
mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena seorang individu itu sendiri yang tidak
menyambut ajakan Al-Qur’an untuk berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka
yang mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal Rasulullah
SAW bersabda, “Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat keduaduanya” (Hadits Sahih berdasarkan
syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
3) QS. An-Nur [24]: 31
ۖ ‫ين ِزينََت ُه َّن إِاَّل َما ظَ َهَر ِمْن َها‬ ِ ِ ‫ضن ِمن أَب‬ ِ ِ
َ ‫صا ِره َّن َوحَيْ َفظْ َن ُفُر‬
َ ‫وج ُه َّن َواَل يُْبد‬ ُ ‫َوقُل لِّْل ُم ْؤمنَات َي ْغ‬
َ ْ ْ َْ ‫ض‬
‫ين ِزينََت ُه َّن إِاَّل لُِبعُولَتِ ِه َّن أ َْو آبَائِ ِه َّن أ َْو آبَ ِاء بُعُولَتِ ِه َّن أ َْو أ َْبنَائِ ِه َّن‬ ِ ِ‫هِب‬ ِ ‫ولْي ْ خِب‬
َ ‫ض ِربْ َن ُ ُم ِره َّن َعلَ ٰى ُجيُو َّن ۖ َواَل يُْبد‬ََ
ِ ِ ِ‫أَو أَبنَ ِاء بعولَتِ ِه َّن أَو إِخواهِنِ َّن أَو بيِن إِخواهِنِ َّن أَو بيِن أ هِت‬
ْ ‫َخ َوا َّن أ َْو ن َسائ ِه َّن أ َْو َما َملَ َك‬
‫ت أَمْيَانُ ُه َّن أَ ِو‬ َ َ ْ َْ َ ْ َْ ْ ُُ ْ ْ
ِ ‫ات الن‬
ِ ‫الرج ِال أَ ِو الطِّْف ِل الَّ ِذين مَل يظْهروا علَى عور‬ ِِ ِ
‫ض ِربْ َن‬
ْ َ‫ِّساء ۖ َواَل ي‬
َ َ َْ ٰ َ َُ َ ْ َ َ ‫التَّابِع‬
َ ِّ ‫ني َغرْيِ أُويِل اإْلِ ْربَة م َن‬
‫ني ِمن ِزينَتِ ِه َّن ۚ َوتُوبُوا إِىَل اللَّ ِه مَجِ ًيعا أَيُّهَ الْ ُم ْؤ ِمنُو َن لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُحو َن‬ ِ ِ ِ
َ ‫بِأ َْر ُجل ِه َّن لُي ْعلَ َم َما خُيْف‬
Artinya: Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-
laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki,
atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)
atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung.
Kandungan dalam ayat ini, Allah SWT berfirman kepada seluruh hamba-Nya yang
mukminah agar menjaga kehormatan diri mereka dengan cara menjaga pandangan, menjaga
kemaluan, dan menjaga aurat. Dengan menjaga ketiga hal tersebut, dipastikan kehormatan
mukminah akan terjaga. Ayat ini merupakan kelanjutan dari perintah Allah SWT kepada hamba-
Nya yang mukmin untuk menjaga pandangan dan menjaga kemaluan. Ayat ini Allah SWT
khususkan untuk hamba-Nya yang beriman, berikut penjelasannya:
a) Menjaga pandangan. Pandangan diibaratkan “panah setan” yang siap ditembakkan kepada
siapa saja. “Panah setan” ini adalah panah yang jahat yang merusakan dua pihak sekaligus, si
pemanah dan yang terkena panah. Rasulullah SAW juga bersabda pada hadits yang lain,
“Pandangan mata itu merupakan anak panah yang beracun yang terlepas dari busur iblis,
barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan
memberinya ganti dengan manisnya iman di dalam hatinya” (Lafal hadits yang disebutkan
tercantum dalam kitab Ad-Da’wa Dawa’ karya Ibnul Qayyim). Panah yang dimaksud adalah
pandangan liar yang tidak menghargai kehormatan diri sendiri dan orang lain. Zina mata
adalah pandangan haram. Al-Qur’an memerintahkan agar menjaga pandangan ini agar tidak
merusak keimanan karena mata adalah jendela hati. Jika matanya banyak melihat maksiat
yang dilarang, hasilnya akan langsung masuk ke hati dan merusak hati. Dalam hal
ketidaksengajaan memandang sesuatu yang haram, Rasulullah SAW bersabda kepada Ali ra.,
“Wahai Ali, janganlah engkau mengikuti pandangan (pertama yang tidak sengaja) dengan
pandangan (berikutnya), karena bagi engkau pandangan yang pertama dan tidak boleh
bagimu pandangan yang terakhir (pandangan yang kedua)” (HR. Abu Dawud dan At-
Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al-Albani).
b) Menjaga kemaluan. Orang yang tidak bisa menjaga kemaluannya pasti tidak bisa menjaga
pandangannya. Hal ini karena menjaga kemaluan tidak akan bisa dilakukan jika seseorang
tidak bisa menjaga pandangannya. Menjaga kemaluan dari zina adalah hal yang sangat
penting dalam menjaga kehormatan. Karena dengan terjerumusnya ke dalam zina, bukan
hanya harga dirinya yang rusak, orang terdekat di sekitarnya seperti orang tua, istri/suami, dan
anak akan ikut tercemar. “Dan, orang-orang yang memelihara kemaluannya. Kecuali
terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki. Maka sesungguhnya,
mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang sebaliknya, mereka itulah
orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-Ma’arij [70]: 29-31). Allah SWT sangat
melaknat orang yang berbuat zina, dan menyamaratakannya dengan orang yang berbuat syirik
dan membunuh. Sungguh, tiga perbuatan dosa besar yang amat sangat dibenci oleh Allah
SWT Firman-Nya: “Dan, janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya, zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al-Isra’ [17]: 32).
c) Menjaga batasan aurat yang telah dijelaskan dengan rinci dalam hadits-hadits Nabi. Allah
SWT memerintahkan kepada setiap mukminah untuk menutup auratnya kepada mereka yang
bukan muhrim, kecuali yang biasa tampak dengan memberikan penjelasan siapa saja boleh
melihat. Di antaranya adalah suami, mertua, saudara laki-laki, anaknya, saudara perempuan,
anaknya yang laki-laki, hamba sahaya, dan pelayan tua yang tidak ada hasrat terhadap wanita.
Di samping ketiga hal di atas, Allah SWT menegaskan bahwa walaupun auratnya sudah
ditutup namun jika berusaha untuk ditampakkan dengan berbagai cara termasuk dengan
menghentakkan kaki supaya gemerincing perhiasannya terdengar, hal itu sama saja dengan
membuka aurat. Oleh karena itu, ayat ini ditutup dengan perintah untuk bertaubat karena
hanya dengan taubat dari kesalahan yang dilakukan dan berjanji untuk mengubah sikap, kita
akan beruntung.
4) Hadits dari Ummu ‘Atiyyah
Dari Ummu ‘Atiyyah, ia berkata, “Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk keluar pada hari
Fitri dan Adha, baik gadis yang menginjak akhil baligh, wanita-wanita yang sedang haid,
maupun wanita-wanita pingitan. Wanita yang sedang haid tetap meninggalkan salat, namun
mereka dapat menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum muslim. Aku bertanya, ‘Wahai
Rasulullah SAW salah seorang di antara kami ada yang tidak memiliki jilbab?’ Rasulullah SAW
menjawab, ‘Hendaklah saudari Nya meminjamkan jilbabnya kepadanya” (HR. Muslim).
Kandungan hadits di atas adalah perintah Allah SWT kepada para wanita untuk
menghadiri prosesi salat Idul Fitri dan Idul Adha, walaupun dia sedang haid, sedang dipingit,
atau tidak memiliki Jilbab. Bagi yang sedang haid, maka cukup mendengarkan khutbah tanpa
perlu melakukan salat berjama’ah seperti yang lain. Wanita yang tidak punya jilbab pun bisa
meminjamnya dari wanita lain. Hal ini menunjukkan pentingnya dakwah/khutbah kedua salat
‘idain.
3. Hikmah berpakaian yang sesuai dengan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari
a. Menghindarkan diri dari dosa akibat mengumbar aurat,
b. Menghindari fitnah dan pandangan negatif,
c. Menutupi aib dan rahasia yang ada dalam diri seseorang,
d. Mencegah timbulnya hawa nafsu dari lawan jenis,
e. Menunjukkan identitas diri.

G. Metode Pembelajaran
1. Example non Example
2. Make a Match
3. Silaturahmi Activities
4. Picture Commnent
5. Diskusi

H. Media, Alat, dan Sumber Belajar


1. Al-Qur’an dan terjemahnya, Depag RI
2. Buku teks peserta didik PAI dan Budi Pekerti SMA Kelas X
3. Kitab Tafsir (al-Maraghi, Jalalain, dll).
4. Kitab Hadits
5. PPT
6. HP, Internet (www.youtube.com/...)
7. LCD dan proyektor
8. Kertas
1.
I. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
HOTS/4C/
Alokasi
NO Kegiatan Pembelajaran Karakter/
Waktu
Literasi

1. Pendahuluan

1 Memberi Salam Pembinaan Karakter


2 Mengabsen, mengecek kerapihan Pembinaan Karakter
berpakaian, kebersihan kelas
3 Meminta pesera didik memimpin doa Pembinaan Karakter 10 menit
4 Membaca ayat Al-Qur’an
5 Menyampaikan penjelasan tentang tujuan Literasi
pembelajaran yang akan dicapai:
6 Memberikan penjelasan tentang tahapan
kegiatan pembelajaran
7 Melakukan motivasi dan appersepsi foto
tentang berpakaian yang sesuai dengan
syariat Islam
8 Mengajukan pertanyaan bagaimana HOTS
hubungan antara tayangan foto dengan Literasi
materi berpakaian yang sesuai dengan
syariat Islam

2. Kegiatan Inti:
Model Pembelajaran “Kajian Nilai
Lintas Kelompok” (Cross Over Groups
Investigation of Value) dengan metode
EXAMPLE NON EXAMPLE, MAKE
A MATCH DAN SILATURAHMI
ACTIVITIES

1 Peserta didik duduk menjadi 5 kelompok Kolaborasi


2 Peserta didik mengamati gambar-gambar
yang berkaitan dengan berpakaian yang
guru tampilkan di layar monitor 30 menit
3 Peserta didik mengeskplorasi fitur-fitur
dalam berpakaian yang sesuai dengan Berfikir kritis
syariat Islam
4 Peserta didik mengidentifikasi masalah
dengan bimbingan guru dan masalah
tersebut ditulis di kertas plano (opinion
making)
5 Peserta didik diberi kesempatan untuk
curah pendapat dalam membentuk Kreatif
hipotesis/pernyataan/pertanyaan (decision HOTS
making)
6 Setiap kelompok memilih satu
hipotesa/pernyataan/pertanyaan terbaik
HOTS/4C/
Alokasi
NO Kegiatan Pembelajaran Karakter/
Waktu
Literasi
(action)
7 Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menentukan langkah-
langkah yang sesuai dengan masalah yang Berpikir Kritis
akan didiskusikan di kelompok masing- Kolaborasi
masing Literasi
8 Setiap kelompok membuat kartu
berpasangan kriteria berbusana Islami
yang sesuai dengan syariat Islam dan
maknanya dalam potongan kertas Kolaborasi
9 Guru mendemonstrasikan cara
menggunakan kartu berpasangan
Secara berkelompok, peserta didik
melakukan kegiatan make a match dengan
bantuan kartu berpasangan yang sudah
dibuat.
10 Guru meminta perwakilan kelompok untuk
tampil kedepan guna beradu cepat dalam
memasangkan kartu criteria berpakaian
yang sesuai dengan syariat Islam
11 Peserta didik membuat bagan/rangkuman
poin-poin penting dalam kertas plano dan
menempelkan di tempat yang telah
disediakan
12 Perwakilan kelompok bersilaturahmi ke Komunikasi
kelompok-kelompok lain untuk menggali,
bertukar informasi, menemukan contoh
perilaku yang mencerminkan berpakaian
yang sesuai dengan syariat Islam serta
pengalaman hidup yang berkaitan dengan
cara berpakaian yang sesuai dengan syariat HOTS
Islam
Informasi atau materi yang didapatkan dari
kelompok lain disampaikan kepada anggota
kelompoknya masing-masing
13 Peserta didik bersama guru menyimpulkan
hasil diskusi (depending value)

3. Kegiatan Penutup

1 Peserta didik menemukan manfaat 5 menit


langsung maupun tidak langsung dalam
proses pembelajaran melalui kegiatan
refleksi
2 Peserta didik menerima umpan balik
yang berkaitan dengan proses dan hasil
pembelajaran
HOTS/4C/
Alokasi
NO Kegiatan Pembelajaran Karakter/
Waktu
Literasi
3 Peserta didik menerima informasi
tentang materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
4 Peserta didik menerima informasi
tentang tugas kelompok membuat puisi
akrostik, pantun bermakna
5 Peserta didik mengakhiri kegiatan Pembinaan Karakter
pembelajaran dengan berdoa bersama-
sama
6 Penutup

Pertemuan Kedua:
HOTS/4C/
Alokasi
NO Kegiatan Pembelajaran Karakter/
Waktu
Literasi

1. Pendahuluan

1 Memberi Salam
2 Mengabsen, mengecek kerapihan
berpakaian, kebersihan kelas. Pembinaan Karakter
3 Meminta pesera didik memimpin doa
4 Membaca ayat Al-Qur’an
5 menit
5 Menyampaikan penjelasan tentang tujuan Literasi
pembelajaran yang akan dicapai:
6 Memberikan penjelasan tentang tahapan
kegiatan pembelajaran
Melakukan appersepsi:

2. Kegiatan Inti:
Model Pembelajaran “Kajian Nilai
Lintas Kelompok” (Cross Over Groups
Investigation of Value) dengan metode
PUISI AKROSTIK dan PANTUN
BERMAKNA

1 Peserta didik duduk menjadi 5 kelompok Kolaborasi


2 Guru menayangkan gambar yang berkaitan
dengan berpakaian yang sesuai dengan
syariat Islam (opinion making) 35 menit
3 Setiap kelompok melakukan diskusi untuk
menemukan kaitan gambar dengan
berpakaian yang sesuai dengan syariat Kolaborasi
Islam (decision making) Komunikasi
4 Setiap kelompok menentukan dan
mempresentasikan kaitan gambar tentang
berpakaian yang sesuai dengan syariat
HOTS/4C/
Alokasi
NO Kegiatan Pembelajaran Karakter/
Waktu
Literasi
Islam (action)
5 Setiap kelompok menampilkan puisi
akrostik dan pantun bermakna yang
menjadi tugasnya secara bergiliran Kreatif
6 Peserta didik menempelkan karya Puisi Komunikasi
akrostik dan pantun bermakna ditempat HOTS
yang telah disediakan
7 Perwakilan kelompok memberikan
apresiasi dengan cara membubuhkan tanda
bintang diatas karya tersebut. (empat
bintang: sangat baik, tiga bintang: baik, dua
bintang: cukup baik, satu bintang: kurang).
8 Karya yang paling banyak mendapatkan
tanda bintang dikukuhkan sebagai karya
terbaik.
9 Peserta didik bersama guru menyimpulkan Kritik
hasil diskusi (depending value), guru mem-
berikan penguatan dengan menanamkan
nilai-nilai karakter seperti adil, tanggung Pembinaan Karakter
jawab, kerjasama, nasionalisme

3. Kegiatan Penutup

1 Refleksi
2 Menyampaikan rencana untuk
pembelajaran pertemuan yang akan Pembinaan Karakter 5 menit
datang
3 Doa dan penutup

J. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Sikap
Teknik penilaian : Penilaian diri

Instrumen Penilaian:
Nama Siswa : ..........................................
Kelas / Semester : X / Gasal
Teknik Penilaian : Penilaian diri
Penilai : Diri sendiri
Pilihan Jawaban
No Pernyataan Sangat Tidak Skor
Setuju
Setuju setuju
Meyakini bahwa menghormati hak
1 dan kewajiban orang lain merupakan
perintah Allah SWT
2 Meyakini bahwa Allah SWT
mencintai manusia yang memiliki
perilaku keluhuran budi
Meyakini bahwa Allah SWT
3 mencintai manusia yang memiliki
perilaku kokoh pendirian
Meyakini bahwa Allah SWT
4 mencintai manusia yang memiliki
perilaku pemberi rasa aman
Meyakini bahwa Allah SWT
5 mencintai manusia yang memiliki
perilaku tawakal
Meyakini bahwa Allah SWT
6. mencintai manusia yang memiliki
perilaku adil
Jumlah Skor
Keterangan Nilai Nilai Akhir
Sangat Setuju = Skor 3 Skor yang
Setuju = Skor 2 diperoleh
Ragu-Ragu = Skor 1 ------- X 100 = ----
Skor maksimal
Catatan:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………..

Sikap ( observasi)

Format Penilaian menggunakan panduan observasi


Satuan pendidikan : SMK Negeri 2 Sragen
Tahun pelajaran : 2020/2021
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

No. Hari/tg Nama Siswa Kejadian Butir Sikap Tindak


l lanjut

Tes Tertulis
Kisi-kisi Soal
No
Kompetensi Dasar IndikatorSoal Ket
soal
Berpakaian yang 1
sesuai dengan Disajikan ilustrasi kisah nyata kehidupan 2
syariat Islam seseorang, peserta didik dapat menemukan
cara yang akan dilakukan apabila kasus
tersebut menimpa dirinya.

Soal-soal:
1. Yang akan saya lakukan:
1) Ikut saran dokter untuk operasi bedah usus
2) Memperbanyak dzikir, sedekah, dan baca qur’an
3) Memanjatkan doa kepada Allah SWT terus menerus
4) Minta doa mertua, orang tua, saudara, tetangga dan teman

Pedoman Penskoran
No Kunci jawaban Skor
1 Jawaban Benar dan lengkap 10
2 Jawaban benar tidak lengkap 5
3 Jawaban salah 0

Keterampilan
Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam pengamatan pada saat pelaksanaan diskusi.
Nama Aspek yang Skor Ketuntasan Skor Tindak
No Siswa dinilai maks Nilai maks lanjut
1 2 3 T TT R P
1
2
3
dst
Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai (disesuaikan dengan nilai KKM )
TT : Tidak tuntas bila di lihat dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan

Aspek dan rubik penilaian:


1. Kejelasan dan kedalaman informasi.
a. Jika kelompok tersebut bisa memberikan kejelasan dan pedalaman informasi lengkap dan
sempurna, skor 30.
b. Jika kelompok tersebut bisa memberikan penjelasan dan pedalaman informasi lengkap dan
kurang sempurna, skor 20.
c. Jika kelompok tersebut bisa memberikan penjelasan dan pendalaman informasi kurang lengkap
dan kurang sempurna, skor 10.
2. Keaktipan dalam diskusi.
a. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30.
b. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20.
c. Jika kelompok kurang aktif dalam diskusi diberi, skor 10.
3. Kejelasan dan kerapian persentasi.
a. Jika kelompok tersebut dapat mempersentasikan dengan jelas dan rapi, skor 40.
b. Jika kelompok tersebut dapat mempersentasikan dengan sangat jelas dan kurang rapi, skor 30.
c. Jika kelompok tersebut dapat mempersentasikan dengan kurang jelas dan tidak rapi, skor 20.
4. a. Media Pembelajaran :
1. Laptop dan LCD Projector
2. MPI (Multimedia Pembelajaran Interaktif)
3. Video
4. Plano
5. Spidol
6. Lem
7. Gambar
8. Gunting
9. Bagan
10. Lembar hasil silaturahmi
b. Sumber belajar
1. Al-Qur’an dan terjemahnya, Depag RI
2. Buku teks pesera didik PAI dan Budi Pekerti SMA Kelas X
3. Kitab Tafsir (al-Maraghi, Jalalain, dll).
4. Kitab Hadits
5. Internet (www.youtube.com/...)

Mengetahui, Sragen, Februari 2020


Guru Mapel Mahasiswa

Ibdaul Latifah., M. Si Cynthia Eka Candra Kirana


NIP. NIM. 23010170349
Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA Negeri 2 Sragen Kelas/Semester : X / Gasal
Mapel : PAI-BP Alokasi Waktu : 2 JP (6 x 45 menit)
Materi : Berpakaian Sesuai Syariat Islam Metode : Ceramah

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan mampu menghayati cara berpakaian sesuai dengan syariat Islam, memahami
ketentuan-ketentuan menutup aurat sesuai dalil dan perintah yg Allah tetapkan, kemudian mengambil
ibrahnya sehingga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media/Alat/Bahan: Spidol dan papan tulis, kertas folio dan alat tulis
2. Sumber Belajar: Buku Paket Guru kels X PAI-BP Kemendikbud 2017, dan buku lain yang relevan.

C. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Guru membuka pelajaran di kelas dengan mnegucapkan salam, berdoa, menanyakan kabar, lalu
mengecek kehadiran.
b. Guru memberikan review singkat terkait pelajaran pekan lalu.
c. Guru menjelaskan tujuan, manfaat, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menyampaikan materi di kelas secara lengkap menggunakan metode ceramah sesuai
prosedur yang ada di dalam buku paket guru.
b. Siswa diminta menyimak dan mencatat poin-poin penting dari materi yang disampaikan oleh guru.
c. Setelah guru selesai menyampaikan materi, guru bertanya terkait pemahaman siswa terhadap
materi yang telah disampaikan. Lalu guru memberikan tugas (soal) kepada siswa yang ditulis di
papan tulis.
d. Di sela-sela siswa mengerjakan tugas, guru berkeliling kelas untuk membimbing siswa yang belum
paham.
e. Setelah semua selesai, guru membimbing siswa menyimpulkan materi tentang adab berpakaian
sesuai syariat Islam.
3. Penutup
a. Guru membuat kesimpualan pembelajaran.
b. Guru mengingatkan siswa agar senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan diri sendiri serta
bumi.
c. Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa dan salam.

D. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan: Siswa mengerjakan tugas pada kertas folio.
2. Penilaian Keterampilan: Siswa mencatat poin-poin penting dalam materi (berfikir kreatif).
3. Penilaian Sikap: Mengucap salam dan doa (spiritual), aktif dalam pembelajaran (disiplin), pembiasaan
menjaga kebersihan dan kesehatan (sosial).

Sragen, Februari 2020

Mengetahui,
Guru PAI-BP Mahasiswa

Ibdaul Latifah., M.Pd Cynthia Eka Candra Kirana


NIP. NIM. 23010170349

Anda mungkin juga menyukai