Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Asuhan
Keperawatan Pada Lansia Dengan Gangguan Kardiovasculer.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir
kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan
Gangguan Pada Sistem Kardiovasculer ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
1. COVER
2. KATA PENGANTAR
3. DAFTAR ISI
4. BAB I
4.2. Tujuan
5. BAB II PEMBAHASAN
5.1. Pengertian
5.4. Gejala, Tanda dan Diagnosis Penyakit Jantung pada Usia Lanjut
kardiovaskuler
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun makin
menurun. Tak heran bila pada usia lanjut, semakin banyak keluhan yang dilontarkan
karena tubuh tak lagi mau bekerja sama dengan baik seperti kala muda dulu
Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam
RS.Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu
pelatihan di kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah yang
kerap muncul pada usia lanjut , yang disebutnya sebagai a series of I’s. Mulai dari
immobility (imobilisasi), instability (instabilitas dan jatuh), incontinence (inkontinensia),
intellectual impairment (gangguan intelektual), infection (infeksi), impairment of vision
and hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), Inanition
(malnutrisi), insomnia (ganguan tidur), hingga immune deficiency (menurunnya
kekebalan tubuh).
Secara umum, menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat
sebagai gejala-gejala kemuduran fisik, antara lain :
1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang menetap
2. Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik daripada hal-hal yang baru saja
terjadi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui anatomi, fisiologi, dan epidemologi penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Telah lama kita ketahui bahwa elastisitas dinding aorta pada manusia akan
menurun dengan bertambahnya usia, ini disertai dengan bertambahnya caliber aorta yang
pula dapat diperlihatkan in vivo pada angiokardiogravi (Caird, et al, 1985)
a. Jantung (Cor)
Pada daun dan cincin katup aorta perubahan utama terdiri dari berkurangnya
jumlah inti sel dari jaringan fibrosa stroma katup, penumpukan lipid, degenerasi
kolagen dan kalsifikasi jaringan fibrosa katup tersebut. Daun katup menjadi kaku,
perubahan ini menyebabkan terdengarnya bising sistolik ejeksi pada usia lanjut.
Ukuran katup jantung tampak bertambah. Pada orang muda katup antrioventrikular
lebih luas dari katup semilunar. Dengan bertambahnya usia terdapat penambahan
circumferensi katup, katup aorta paling cepat sehingga pada usia lanjut menyamai
katup mitral, juga menyebabkan penebalan katup mitral dan aorta.
Peru¬bahan ini disebabkan degenerasi jaringan kalogen, pengecilan ukuran,
penimbunan lemak dan kalsifikasi. Kalsifikasi sering terjadi pada anulus katup mitral
yang sering ditemukan pada wanita. Perubahan pada katup aorta terjadi pada daun
atau cincin katup. Katup menjadi kaku dan terdengar bising sistolik ejeksi.
b. Pembuluh Darah Otak
Otak mendapat suplai darah utama dari Arteria Karotis Interna dan avertebrali.
Pembentukan plak ateroma sering di¬jumpai didaerah bifurkatio kususnya pada pangkal
arteri karotis interna, Sirkulus willisii dapat pula terganggu dengan adanya plak ateroma
juga arteri-arteri kecil mengalami perubahan ateromatus termasuk fibrosis tunika media
hialinisasi dan kalsifikasi. Walaupun berat otak hanya 2% dari berat badan tetapi
mengkomsumsi 20% dari total kebutuhan oksigen komsumsion. Aliran darah serebral
pada orang dewasa kurang lebih 50cc/100gm/menit pada usia lanjut menurun menjadi
30cc/100gm/menit.Perubahan degeneratif yang dapat mempengaruhi fungsi sistem
vertebrobasiler adalah degenerasi discus veterbralis (kadar air sangat menurun,
fibrokartilago meningkat dan perubahan pada mukopoliskharid). Akibatnya diskus ini
menonjol ke perifer men¬dorong periost yang meliputinya dan lig.intervertebrale
menjauh dari corpus vertebrae. Bagian periost yang terdorong ini akan mengalami
klasifikasi dan membentuk osteofit. Keadaan seperti ini dikenal dengan nama
spondilosis servikalis.
1) Osteofit sepanjang pinggir corpus vetebrales dan pada posisi tertentu bahkan dapat
mengakibatkan oklusi pem¬buluh arteri ini.
Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut seperti
telah diuraikan diatas, dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orang tua sangat rentan
terhadap peru¬bahan-perubahan, baik perubahan posisi tubuh maupun fungsi jantung dan
bahkan fungsi otak
c. Pembuluh Darah Perifer.
2) Terdapat fibrosis dan kalsifikasi dari jaringan fibrosa yang menjadi rangka dari
jantung. Selain itu pada katup juga terjadi kalsifikasi dan perubahan sirkumferens
menjadi lebih besar sehingga katup menebal. Bising jantung (murmur) yang disebabkan
dari kekakuan katup sering ditemukan pada lansia.
3) Terdapat penurunan daya kerja dari nodus sino-atrial yang merupakan pengatur irama
jantung. Sel-sel dari nodus SA juga akan berkurang sebanyak 50%-75% sejak manusia
berusia 50 tahun. Jumlah sel dari nodus AV tidak berkurang, tapi akan terjadi fibrosis.
Sedangkan pada berkas His juga akan ditemukan kehilangan pada tingkat selular.
Perubahan ini akan mengakibatkan penurunan denyut jantung.
4) Terjadi penebalan dari dinding jantung, terutama pada ventrikel kiri. Ini menyebabkan
jumlah darah yang dapat ditampung menjadi lebih sedikit walaupun terdapat pembesaran
jantung secara keseluruhan. Pengisian darah ke jantung juga melambat.
D. Gejala, Tanda dan Diagnosis Penyakit Jantung pada Usia Lanjut
Sifat-sifat penyakit pada golongan lanjut usia yang bersifat umum, ialah patologi
multiple, gejala-gejala dan tanda-tanda yang tersembunyi (occult), tidak khas, atipik,
beraneka ragam, seringpula asistomatik, progresif dan sering bersifat kronik sehingga
menimbulkan invaliditas sukup lama sebelum meninggal (Stieglitz, 1954; Boedi
Dharmojo, 1982).
Nyeri dcan sesak napas seringkali dirasa dalam derajad yang biasa ringan. Nyeri
angina pectoris yang khas jarang sekali ditemui. Ini mungkin disebabkan karena orang
usia lanjut daerah-daerah yang iskemik adalah daerah aliran pembuluh koroner kecil,
lagipula usia demikian tua terdapat kehilangan nyata ujung-ujung syaraf sensorik (Caird
dkk, 1985).
Rasa cepat lelah (fantique) yang hebat lebih sering ditemukan dari rasa napas
sesak. Namun sesaak nafas tengah malamlebih sering ditemukan daripada dekompensasi
kordis pada orang yang lebih muda.
Bising sistolik yang sering kali ditemukan pada penderita lanjut usia, ini dapat
ditemukan pada 60% penderita demikian (Bruns, dkk, dikutip oleh Chaird dkk, 1985).
Suatu penemuan lain dilaporkan ditemukan bising sistolik yang asistematik pada 28%
enderita yang berusia 65 tahun keatas (Kotler dkk, 1981).
Pemeriksaan EKG merupakan suaatu alat yang terpercaya untuk diagnosis
aritmia. Kelainan EKG ini sering didapatkan pada penderita-penderita usia lanjut dan
hamper selalu mempunyai prognosis yang buruk (Chaird dkk, 1985). Selain itu
pemeriksaan radiologic mempunyai kegunaan yang kurang disbanding degan
pemeriksaan EKG. Cardiothoracic Ratio (CTR) bertambah dengan naiknya usia,
sehingga harga diatas 50 % tidak usah selalu berarti adanya pembesaran jantung, bila
keadaan ini ditemukan pada penderita lanjut usia.
PJK merupakan suatu penyakit jantung yang sering ditemukan pada orang usia
lanjut yaitu pada studi populasi ditemukan pada 20% pria dan 12% wanita yang berusia
65 tahun keatas (Kennedy dkk, 1977).
Angina Pectoris pada usia lanjut biasanya disertai dengan rasa nyeri dengan
derajat lebih ringan disbanding dengan pada usia menengah. Pengelolaan keluhan ini
pada umumnya sama dengan usia dewasa. Hasil operasi pintas koroner-pun pada usia
lanjut menunjukkan keberhasilan sampai 95% (Knapp dkk,dikutip oleh Chaird dkk,
1985).
Infark Miokard Akut (IMA) pada usia lanjut dikatakan banyak yang tidak khas
keluhannya pada usia menengah. Manifestasi yang paling sering ialah : keadaan bingung
akut,episode simkope, hemiplegia, oklusi embolik, gagal ginjal, muntah-muntah dan
kelemahan hebat. Suatu studi oleh Rodstein (dikutipoleh Chaird dkk, 1985) menemukan
hanya 29% kasus miokard yang klinis khas, 40% atipis dan 31% sama sekali silent.
Prevensi usia lanjut Silent Miocardial Ishkemia (SMI) lebih tinggi daripada usisa
muda. Hal ini disebabkan ganggua persesi rasa sakit. Penelitian Framingham melaporkan
25% penderita dengan silent myocardial infarction terutama terdapat pada usia lanjut.
2. Hipertensi dan Penyakit Jantung Hipertensif
Tekanan darah, baik tekanan rerata maupun prevelensi kenaikan tensi naik
dengan bertambahnya usia, kecuali pada kelompok-kelompok primitive tertentu (Boedi-
Dharmojo, 1985).
Yang terpenting untuk diketahui pada golongan lanjut usia inni adalah
kecenderungan labilitas tekanan darah, serta mudahnya terjadi hipotensi postural. Maka
dari itu dianjurkan untuk selalu mengukur tekanan darah pada posisi tidur dan tegak.
Baik pada permulaan pemeriksaan maupun pada waktu control pengobatan. Apabila
hipertensi ini tidak dikontrol dengan seksama dan teratur dengan sendirinya akan terjadi
penyakit jantung hipertensif (PJH) dan komplikasi-komplikasi pada target organ yang
lain yang pada gilirannya nantu akan memberi komplikasi PJK atau gagal jantung
dengan segala konsekuensinya.
Penyakit jantung valvular makin banyak dijumpai pada usia lanjut dengan
manivestasi klinik yang sering berbeda dengan penderita usia muda (Roeland an Meeter,
1933). Katup yang sering terkena yaitu katup mitral dan aorta yang berupa kelainan
degenerative dan klasifikasi. Penyakit jantung valvular merupakan penyebab gagal
jantung usia lanjut setelah PJK dan hipertensi.
Kelainan katup yang sering dijumpai adalah katup aorta dan mitral. Progresivitas
PJR pada usia lanjut sukar diperhitungkan. Stenosis aorta merupakan kelainankatup yang
sering dijumpai pada usia lanjut. Perubahan degenerasi yang dijumpai ialah klasifikasi
dan degenerasi mukoid. Pada umumnya stenosis aorta pada penderita yang berusia
kurang dari 60 tahun disebabkan oleh katup bicuspid dan PJR (Khotler dkk, 1992). Pada
penderita usia 60-70 tahun proses klasifikasi pada katub bicuspid dan degenerative
stenosis aorta disebabkan proses klasifikasi.
Gejala yang paling sering adalah rasa terbakar, kram, atau nyeri sangat yang
terjadi pada saat aktivitas fisik dan menghilang pada saat istirahat. Ketika penyakit
semakin berkembang, nyeri tidak lagi dapat hilang dengan istirahat. Jika klien
mempertahankan gaya hidup yang kurang gerak, penyakit ini mungkin telah berlanjut
ketika nyeri pertama muncul. Tanda dan gejala lain yaitu ekstremitas dingin, perubahan
trofik (misalnya kehilangan rambut yang tidak seimbang, deformitas kuku, atrofi jari-jari
dari anggota gerak yang terkena), tidak terabanya denyut nadi, dan mati rasa.
Manifestasi klinis dari penyakit katup jantung bervariasi dari fase kompensasi
sampai pada fase pascakompensasi. Selama fase kompensasi tubuh menyesuaikan
perubahan pada struktur dan fungsi katup, menghasilkan sedikit tanda dan gejala yang
muncul. Lnsia dapat turut berperan dalam fase ini melalui peningkatan gaya hidup yang
menghabiskan sebagian besar waktunya dengan kurang gerak yang menempatkan
tuntutan kebutuhan yang lebih kecil pada jantung untuk curah jantungnya.Bila fase
pascakompensasi dicapai, biasanya mengindikasikan disfungsi yang berat pada katup
yang terpengaruh. Gejalanya bervariasi bergantung pada katup yang terlibat tetapi
secara umum terdiri atas dispnea pada saat beraktivitas, nyeri dada tipe agina, dan gejala-
gejala jantung kanan atau kiri atau keduanya. Murmur secara khas tedengar pada saat
auskultasi
F. Konsep Asuhan Keperawatan pada lansia dengan gangguan system kardiovaskuler
A.RIWAYAT KESEHATAN/KEPERAWATAN
Keluhan Utama:
- Nyeri dada
- Sesak nafas
- Edema
Riwayat Perkembangan :
Struktur system kardiovaskuler berubah sesuai usia.
B. PENGKAJIAN FISIK
1. JANTUNG
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum dan khusus pada jantung. Sebelum
melakukan pemeriksaan fisik khusus pada jantung, maka penting terlebih dahulu melihat
pasien secara keseluruhan/keadaan umum termasuk mengukur tekanan darah, denyut nadi,
suhu badan dan frekuensi pernafasan.
Pada pasien khususnya penyakit jantung amat penting melakukan pemeriksaan nadi
adalah:
- Kecepatan/menit
- Kuat/lemah(besar/kecil)
- Teratur atau tidak
- Isi setiap denyut sama kuat atau tidak.
INSPEKSI
Lihat dan perhatikan impuls dari iktus kordis
Mudah terlihat pada pasien yang kurus dan tidak terlihat pada pasien yang gemuk
atau emfisema pulmonum. Yang perlu diperhatikan adalah Titik
Impuls.Maksimum (Point of Maximum Impulse). Normalnya berada pada ruang
intercostals V pada garis midklavikular kiri. Apabila impuls maksimum ini bergeser ke
kiri berarti ada pembesaran jantung kiri atau jantung terdorong atau tertarik kekiri.
Toraks/dada
Pasien berbaring dengan dasar yang rata. Pada bentuk dada “Veussure Cardiac”dinding
totaks di bagian jantung menonjolm menandakan penyekit jantung congenital. Benjolan
ini dapat dipastikan dengan perabaan.Vena Jugularis Eksterna (dileher kiridankanan)
Teknik: :
PERKUSI
Dengan posisi pasien tetap berbaring/terlentang kita lakukan pemeriksaan perkusi.
Tujuannya adalah untuk menentukan batas jantung (batas atas kanan kiri). Teknik
perkusi menuntut penguasaan teknik dan pengalaman, diperlukan keterampilan khusus.
Pemeriksa harus mengetahui tentang apa yang disebut sonor,redup dan timpani.
AUSKULTASI
Puncak : kecepatan aliran darah melalui katup dapat berupa rendah, medium
dan tinggi. Kualitas : mengalir, bersiul, keras/kasar, musical, gaduh atau serak.
Gesekan (rub) adalah bunyi yang dihasilkan oleh parietal dan visceral oleh
perikarditis. Bunyi kasar, intensitas, durasi dan lokasi tergantung posisi klien.
2. PEMBULUH DARAH
INSPEKSI
Pada pemeriksaan ini untuk mengobservasi warna, ukuran dan sirkulasi perifer.
PALPASI
Untuk mengetahui suhu, edema dan denyutan. Pemeriksa dapat menekan tempat
tersebutm dengan ketentuan:
+ 1 = cekung sedikit yang cepat hilang.
+ 2 = cekung menghilang dalam waktu 10-15 detik.
+ 3 = cekung dalam yang menghilang dalam waktu 1-2 menit.
+ 4 = bebas cekungan hilang dalam waktu 5 menit atau lebih.
AUSKULTASI
Pada pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendengar bunyi arteri.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. RENCANA INTERVENSI
Kriteria hasil:
-CRT normal
Intervensi Rasional
· Kaji frekuensi nadi, RR, TD · Memonitor adanya perubahan sirkulasi
secara teratur setiap 4 jam. jantung sedini mungkin.
Tujuan: Respon fisiologis terhadap aktivitas yang membutuhkan tenaga meningkat dalam
waktu 3 x 24 jam.
Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
· Identifikasi pola istirahat pasien, · Menghindari gangguan pada istirahat tidur
hindari pemberian intervensi pada pasien sehingga kebutuhan energi dapat
saat istirahat. dibatasi untuk aktifitas lain yang lebih
penting.
· Lakukan perawatan dengan
cepat, hindari pengeluaran energi · Meningkatkan kebutuhan istirahat pasien
berlebih dari pasien. dan menghemat energi paisen.
Tujuan: Kemampuan untuk berkembang dan bertumbuh sesuai dengan kelompok usia
membaik dalam waktu 3 x 24 jam
Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
a. Berikan kebutuhan nutrisi a. Menunjang kebutuhan nutrisi pada
adekuat masa pertumbuhan dan
b. Monitor BB/TB, buat perkembangan serta meningkatkan
catatan khusus sebagai daya tahan tubuh.
monitor. b. Sebagai monitor terhadap keadaan
c. Kolaborasi intake Fe dalam pertumbuhan dan keadaan gizi
nutrisi. pasien selama dirawat.
c. Mencegah terjadinya anemia sedini
mungkin sebagi akibat penurunan
kardiak output.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit kardiovaskuler merupakan masalah penting pada usia lanjut, maka dengan
adanya peningkatan populasi golongan ini akan terjadi pula peningkatan penyakit
kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler merupakan sebab utama kematian dan disabilitas pada
usia lanjut.
B. SARAN
Diharapkan perawat lebih mengerti tentang konsep hipertensi pada lansia dan disarankan
perawat lebih banyak lagi mencari informasi tentang hipertensipada lansia sehingga bisa
menambah wawasan yang lebih maksimal dan dapat melaksanakan asuhan keperawatan
pada lansia dengan baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA
Martono, Hadi.,&Dharmojo, Boedhi.(1999).Geriatri.Jakarta:Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Kurniadi,Rizki(2013).Asuhan Keperawatan Aplikasi Nanda, diunduh pada tanggal 26
September 2014 di http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/09/gangguan-
sistem-kardiovaskuler-pada_2872.html
Amien(2013).Askep Lansia dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler, diunduh pada
tanggal 26 September 2014 di http://amienselalutersenyum.blogspot.com/2013/06/askep-
lansia-dengan-gagngguan-sistem.html
Healty(2013).Askep Gangguan System Kardiovaskuler, diunduh pada tanggal 26
September 2014 di http://healthyusandart.blogspot.com/2013/01/askep-gangguan-sistem-
kardiovaskuler.html