Anda di halaman 1dari 5

BAB II : DAFTAR PANDUAN PRAKTIK KLINIS BERDASARKAN MASALAH DAN PENYAKIT

pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika


tersedia
dan Asia Tenggara. Menurut survei kesehatan
4. Kultur sputum jika fasilitas tersedia
nasional (SKN) 2001, 27,6% kematian bayi dan
5. Kultur darah jika fasilitas tersedia
22,8% kematian balita di Indonesia disebabkan
oleh penyakit sistem respiratori, terutama Penegakan Diagnosis (Assessment)
pneumonia. Lima provinsi yang mempunyai
insiden dan prevalensi pneumonia tertinggi Diagnosis Klinis
untuk semua umur adalah Nusa Tenggara Timur Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis
(4,6% dan 10,3%), Papua (2,6% dan 8,2%), dan pemeriksaan fisik. Untuk diagnosis defenitif
Sulawesi Tengah (2,3% dan 5,7%), Sulawesi dilakukan pemeriksaan penunjang.
Barat (3,1% dan 6,1%), dan Sulawesi Selatan
(2,4% dan 4,8%) berdasarkan RISKESDAS 2013. Diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan
jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau
Pneumonia pada Pasien Dewasa infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih
Hasil Anamnesis (Subjective) gejala di bawah ini:

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan : 1. Batuk-batuk bertambah


2. Perubahan karakteristik dahak / purulen
1. Demam, menggigil, suhu tubuh meningkat 3. Suhu tubuh > 38°C (aksila) / riwayat demam
dapat melebihi 40°C 4. Pemeriksaan fisik : ditemukan tanda-tanda
2. Batuk dengan dahak mukoid atau purulen konsolidasi, suara napas bronkial danronki
kadang-kadang disertai darah 5. Leukosit > 10.000 atau < 4500
3. Sesak napas
4. Nyeri dada Komplikasi

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Efusi pleura, Empiema, Abses paru,
Sederhana (Objective) Pneumotoraks, gagal napas, sepsis.

Pemeriksaan fisik Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Temuan pemeriksaan fisik dada tergantung dari Penatalaksanaan


luas lesi di paru. Dalam hal mengobati penderita pneumonia
Inspeksi : dapat terlihat bagian yang sakit perlu diperhatikan keadaan klinisnya. Bila
tertinggal waktu bernapas keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat
Palpasi : fremitus dapat mengeras pada dapat diobati di rumah. Juga diperhatikan ada
bagian yang sakit tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang
dapat meningkatkan risiko infeksi dengan
Perkusi : redup di bagian yang sakit mikroorganisme patogen yang spesifik.
Auskultasi : terdengar suara napas
bronkovesikuler sampai bronkial 1. Pengobatan suportif / simptomatik
yang mungkin disertai ronki a. Istirahat di tempat tidur
basah halus, yang kemudian b. Minum secukupnya untuk mengatasi
menjadi ronki basah kasar pada dehidrasi
stadium resolusi.
c. Bila panas tinggi perlu dikompres atau
Pemeriksaan Penunjang minum obat penurun panas
1. Pewarnaan gram d. Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan
2. Pemeriksaan lekosit ekspektoran
3. Pemeriksaan foto toraks jika fasilitas 2. Terapi definitif dengan pemberian antibiotik
yang harus diberikan kurang dari 8 jam.
Pasien Rawat Jalan a. Pasien yang sebelumnya sehat dan tidak
ada risiko kebal obat ;
PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 1
BAB II : DAFTAR PANDUAN PRAKTIK KLINIS BERDASARKAN MASALAH DAN PENYAKIT

• Makrolid: azitromisin, klaritromisin


Kriteria Rujukan
atau eritromisin (rekomendasi kuat)
• Doksisiklin (rekomendasi lemah) 1. Kriteria CURB
b. Terdapat komorbid seperti penyakit (Conciousness, kadar Ureum, Respiratory
jantung kronik, paru, hati atau penyakit rate>30 x/menit, tekanan darah: sistolik<90
ginjal, diabetes mellitus, alkoholisme, mmHg dan diastolik <60 mmHg; masing
keganasan, kondisi imunosupresif atau masing bila ada kelainan bernilai 1).
penggunaan obat imunosupresif,
antibiotik lebih dari 3 bulan atau faktor Dirujuk bila total nilai 2.
risiko lain infeksi pneumonia : 2. Kriteria PORT (patient outcome research
• Florokuinolon respirasi team)
: moksifloksasisn, atau levofloksasin
(750 mg) (rekomendasi kuat) Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

• ß-lactam + makrolid : Amoksisilin Penilaian derajat keparahan penyakit


dosis tinggi (1 gram, 3x1/hari) atau pneumonia komuniti dapat dilakukan dengan
amoksisilin-klavulanat (2 gram, 2x1/ menggunakan sistem skor menurut hasil
hari) (rekomendasi kuat) penelitian Pneumonia Patient Outcome
Research Team (PORT).
Alternatif obat lainnya termasuk ceftriakson,
cefpodoxime dan cefuroxime (500 mg, Tabel 10.8 Sistem skor pada pneumonia
2x1/hari), doksisiklin komuniti berdasarkan PORT

Pasien perawatan, tanpa rawat ICU


1. Florokuinolon respirasi (rekomendasi kuat)
2. ß-laktam+makrolid (rekomendasi kuat)
Agen ß-laktam termasuk sefotaksim,
seftriakson, dan ampisilin; ertapenem untuk
pasien tertentu; dengan doksisiklin sebagai
alternatif untuk makrolid.
Florokuinolon respirasi sebaikanya digunakan
untuk pasien alergi penisilin.
Konseling dan Edukasi
1. Edukasi
Edukasi diberikan kepada individu dan
keluarga mengenai pencegahan infeksi
berulang, pola hidup sehat termasuk tidak
merokok dan sanitasi lingkungan.
2. Pencegahan
Vaksinasi influenza dan pneumokokal,
terutama bagi golongan risiko tinggi (orang
usia lanjut atau penderita penyakit kronis).

Berdasar kesepakatan PDPI, kriteria yang


dipakai untuk indikasi rawat inap pneumonia
komuniti adalah :
1. Skor PORT > 70
2. Bila skor PORT < 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah

2 PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
BAB II : DAFTAR PANDUAN PRAKTIK KLINIS BERDASARKAN MASALAH DAN PENYAKIT

satudari kriteria dibawah ini :


Bronkopneumonia pada Pasien Anak
a. Frekuensi napas > 30/menit
b. Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg Hasil Anamnesis (Subjective)
c. Foto toraks paru menunjukkan kelainan
bilateral Sebagian besar gambaran klinis pneumonia
d. Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus pada anak berkisar antara ringan hingga
e. Tekanan diastolik < 60 mmHg sedang, sehingga dapat berobat jalan saja.
f. Tekanan sistolik < 90 mmHg Hanya sebagian kecil yang berat, mengancam
3. Pneumonia pada pengguna NAPZA kehidupan, dan mungkin terdapat komplikasi
4. Menurut ATS (American Thoracic Society) sehingga memerlukan perawatan di rumah
kriteria pneumonia berat bila dijumpai sakit.
salah satu atau lebih’ kriteria di bawah ini. Beberapa faktor yang memengaruhi gambaran
a. Kriteria minor: klinis pneumonia pada anak adalah:
• Frekuensi napas > 30/menit
1. Imaturitas anatomik dan imunologik
• Pa02/FiO2kurang dari 250 mmHg
• Foto toraks paru menunjukkan 2. Mikroorganisme penyebab yang luas, gejala
klinis yang kadang- kadang tidak khas
kelainan bilateral
terutama pada bayi
• Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
3. Etiologi noninfeksi yang relatif lebih sering
• Tekanan sistolik < 90 mmHg
4. Faktor patogenesis
• Tekanan diastolik < 60 mmHg
5. Kelompok usia pada anak merupakan faktor
b. Kriteria mayor adalah sebagai berikut : penting yang menyebabkan karakteristik
• Membutuhkan ventilasi mekanik penyakit berbeda-beda, sehingga perlu
• Infiltrat bertambah > 50% dipertimbangkan dalam tatalaksana
• Membutuhkan vasopresor > 4 jam pneumonia.
(septik syok)
• Kreatinin serum > 2 mg/dl atau Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
peningkatan > 2 mg/dI, pada Sederhana (Objective)
penderita riwayat penyakit ginjal
Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak
atau gagal ginjal yang membutuhkan
bergantung pada berat-ringannya infeksi, tetapi
dialisis
secara umum adalah sebagai berikut:
Penderita yang memerlukan perawatan di
1. Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit
Ruang Rawat Intensif adalah penderita yang
kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu
mempunyai:
makan, keluhan gastrointestinal seperti
1. Satu dari dua gejala mayor tertentu mual, muntah atau diare; kadang-kadang
(membutuhkan ventalasi mekanik dan ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner.
membutuhkan vasopressor >4 jam [syok
2. Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk,
sptik]) atau
sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas
2. Dua dari tiga gejala minor tertentu (Pa02/
cuping hidung, air hunger, merintih, dan
FiO2 kurang dari 250 mmHg, foto toraks
sianosis.
parumenunjukkan kelainan bilateral, dan
tekanan sistolik < 90 mmHg). Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan
tanda klinis seperti pekak perkusi, suara napas
Kriteria minor dan mayor yang lain bukan
melemah, dan ronki. Akan tetapi pada neonatus
merupakan indikasi untuk perawatan Ruang
dan bayi kecil, gejala dan tanda pneumonia
Rawat Intensif.
lebih beragam dan tidak selalu jelas terlihat.
Pada perkusi dan auskultasi paru umumnya
tidak ditemukan kelainan.
Pemeriksaan Penunjang Pewarnaan gram, pemeriksaan lekosit,
pemeriksaan foto toraks, kultur sputum serta

PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 3
BAB II : DAFTAR PANDUAN PRAKTIK KLINIS BERDASARKAN MASALAH DAN PENYAKIT

kultur darah (bila fasilitas tersedia)


antibiotik.
Penegakan Diagnosis (Assessment) b. Pneumonia
• Tidak ada sesak napas
Diagnosis etiologik berdasarkan pemeriksaan • Ada napas cepat dengan laju napas:
mikrobiologis dan/atau serologis sebagai dasar >50 x/menit untuk anak usia 2
terapi yang optimal. Akan tetapi, penemuan bulan–1 tahun
bakteri penyebab tidak selalu mudah karena >40 x/menit untuk anak >1–5 tahun
memerlukan laboratorium penunjang yang • Tidak perlu dirawat, diberikan
memadai. Oleh karena itu, pneumonia pada antibiotik oral. c. Bukan pneumonia
anak umumnya didiagnosis berdasarkan • Tidak ada napas cepat dan sesak
gambaran klinis yang menunjukkan keterlibatan napas
sistem respiratori, serta gambaran radiologis. • Tidak perlu dirawat dan tidak
Prediktor paling kuat adanya pneumonia adalah perlu antibiotik, hanya diberikan
demam, sianosis, dan lebih dari satu gejala pengobatan simptomatis seperti
respiratori sebagai berikut: takipnea, batuk, penurun panas
napas cuping hidung, retraksi, ronki, dan suara
napas melemah. 2. Bayi berusia di bawah 2 bulan
a. Pneumonia
WHO mengembangkan pedoman diagnosis • Ada napas cepat (>60 x/menit) atau
dan tatalaksana yang sederhana. Pedoman ini sesak napas
terutama ditujukan untuk Pelayanan Kesehatan • Harus dirawat dan diberikan
tingkat pertama, dan sebagai pendidikan antibiotik.
kesehatan untuk masyarakat di negara b. Bukan pneumonia
berkembang. Gejala klinis sederhana tersebut • Tidak ada napas cepat atau sesak
meliputi napas cepat, sesak napas, dan berbagai napas
tanda bahaya agar anak segera dirujuk ke
• Tidak perlu dirawat, cukup
pelayanan kesehatan. Napas cepat dinilai
diberikan pengobatan simptomatis.
dengan menghitung frekuensi napas selama
satu menit penuh ketika bayi dalam keadaan Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
tenang. Sesak napas dinilai dengan melihat
adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke Sebagian besar pneumonia pada anak tidak
dalam ketika menarik napas (retraksi perlu dirawat inap. Indikasi perawatan terutama
epigastrium). Tanda bahaya pada anak berusia 2 berdasarkan berat-ringannya penyakit, misalnya
bulan–5 tahun adalah tidak dapat minum, toksis, distres pernapasan, tidak mau makan/
kejang, kesadaran menurun, stridor, dan gizi minum, atau ada penyakit dasar yang lain,
buruk; tanda bahaya untuk bayi berusia di komplikasi, dan terutama mempertimbangkan
bawah 2 bulan adalah malas minum, kejang, usia pasien. Neonatus dan bayi kecil dengan
kesadaran menurun, stridor, mengi, dan kemungkinan klinis pneumonia harus dirawat
demam/badan terasa dingin. inap.
Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap adalah
Klasifikasi pneumonia berdasarkan pedoman
pengobatan kausal dengan antibiotik yang
WHO adalah:
sesuai dan pengobatan suportif yang meliputi :
1. Bayi dan anak berusia 2 bulan–5 tahun
1. Pemberian cairan intravena, terapi oksigen,
a. Pneumonia berat
koreksi terhadap gangguan keseimbangan
• Ada sesak napas
asam-basa, elektrolit, dan gula darah
• Harus dirawat dan diberikan
2. Untuk nyeri dan demam dapat diberikan
analgetik/antipiretik
3. Suplementasi vitamin A tidak terbukti efektif
4. Penyakit penyerta harus ditanggulangi 5. Komplikasi yang mungkin terjadi harus
dengan adekuat dipantau dan diatasi

4 PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
BAB II : DAFTAR PANDUAN PRAKTIK KLINIS BERDASARKAN MASALAH DAN PENYAKIT

Pneumonia Rawat Jalan


seperti meningitis purulenta
Pada pneumonia ringan rawat jalan dapat
Peralatan
diberikan antibiotik lini pertama secara oral,
misalnya amoksisilin atau kotrimoksazol. Pada 1. Termometer
pneumonia ringan berobat jalan, dapat 2. Tensimeter
diberikan antibiotik tunggal oral dengan 3. Pulse oxymeter (jika fasilitas tersedia)
efektifitas yang mencapai 90%.Penelitian 4. Pemeriksaan pewarnaan gram
multisenter di Pakistan menemukan bahwa 5. Pemeriksaan darah rutin
pada pneumonia rawat jalan, pemberian 6. Radiologi (jika fasilitas tersedia)
amoksisilin dan kotrimoksazol dua kali sehari 7. Oksigen
mempunyai efektifitas yang sama. Dosis
amoksisilin yang diberikan adalah Prognosis
25 mg/kgBB, sedangkan kotrimoksazol adalah Prognosis tergantung pada beratnya penyakit
4 mg/kgBB TMP − 20 mg/kgBB sulfametoksazol. dan ketepatan penanganan.
Penumonia Rawat Inap Referensi
Pilihan antibiotik lini pertama dapat 1. 1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
menggunakan antibiotik golongan beta- Pneumonia Komuniti. Pedoman Diagnosis
laktam atau kloramfenikol. Pada pneumonia dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta.
yang tidak responsif terhadap beta-laktam dan 2011.(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,
kloramfenikol, dapat diberikan antibiotik lain 2011)
seperti gentamisin, amikasin, atau sefalosporin,
sesuai dengan petunjuk etiologi yang 2. Mandell Al, Wunderink RG, Bartlett JG,
ditemukan. Sebaiknya segera dirujuk jika tidak Campbell GD, Dean NC, Dowell SE, etc.
tersedia antibiotik yang sesuai. Infectious diseases society of America/
American thoracic society consensus
Kriteria Rujukan guidelines on the management of
1. Pneumonia berat community-acquired pneumonia in adults.
2. Pneumonia rawat inap Clinical Infectious Diseases 2007; 44:S27–
72(Mandel, et al., 2007)
Pencegahan
3. Said M. Pneumonia. Rahajoe NN,
1. Pemberian imunisasi Pemberian vitamin A Supriyatno B, Setyanto DB, editor. Buku ajar
2. Menghindari faktor paparan asap rokok dan respirologi anak. Edisi I. Jakarta:
polusi udara IDAI;2011.p.310-33. (Said, 2011)
3. Membiasakan cuci tangan
4. Isolasi penderita
5. Menghindarkan bayi/anak kecil dari tempat
keramaian umum
6. Pemberian ASI
7. Menghindarkan bayi/anak kecil dari
kontak dengan penderita ISPA Komplikasi
Empiema torakis, Perikarditis purulenta,
Pneumotoraks, Infeksi ekstrapulmoner

PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 5

Anda mungkin juga menyukai