Anda di halaman 1dari 3

1.

11 Analisis Cairan Pleura

Efusi cairan digolongkan menjadi transudat dan eksudat (Tabel 2.1). Penggolongan ini
berdasarkan kriteria seperti pemeriksaan makroskopis, jumlah leukosit, kadar protein aktivitas
LDH, kadar glukosa (Wirawan, 2015).

Tabel 2.1: Perbedaan cairan Transudat dan Eksudat pada Efusi Pleura
Karakteristik Transudat Eksudat
Warna Kuning Pucat (Serosa) Bermacam warna abnormal
(coklat, krem, hijau, putih
susu, pink, merah, dan
kuning)
Kekeruhan Jernih Merah darah, berawan,
purulent, keruh
Berat Jenis <1,015 >1,015
Jumlah Sel <1.000/µL >1.000/µL
Rasio Amilase Cairan:serum <2,0 >2,0
Rasio Bilirubin cairan:serum <0,6 >0,6
Glukosa Mendekati nilai glukosa 30 mg/dL atau lebih kecil
serum dari kadar glukosa serum
Fibrinogen (Bekuan) Tidak ada (bekuan negatif) Biasanya terdapat fibrinogen
(ada bekuan)
Lactat Dehidrogenase (LDH) <60% dari LDH Serum >60% LDH Serum
Protein <3,0 gram/dL >3,0 g/dL
Rasio Protein cairan:serum <0,5 >0,5
Kadar Kolesterol
Rasio Kolesterol serum: <45 mg/dL >45 g/dL
cairan
<0,3 >0,3
(Wirawan, 2015; Strasinger, 2015)
Test yang paling sering digunakan untuk membedakan transudat dan eksudat berdasarkan
Kriteria Light yaitu analisis cairan dan serum untuk konsentrasi total protein dan Lactat
Dehidrohenase (LDH) (Kjeldsberg, 2015). Cairan pleura diklasifikasikan sebagai eksudat jika
memenuhi satu dari tiga kriteria (Light RW et al, 2011)
1. Rasio protein cairan dan serum >0,5
2. Rasio LDH cairan dan serum >0,6
3. Nilai absolute LDH cairan lebih dari dua pertiga batas atas serum LDH.
Pada kasus gagal jantung kongestif yang memenuhi kriteria eksudat perlu diperiksa
selisih antara kadar protein serum dan cairan pleura; selisih kadar protein >3,1 maka cairan
digolongkan sebagai transudat, dan selisih kadar protein <3,1 maka cairan pleura digolongkan
pada eksudat (Gambar).

Gambar : Alur Analisis Cairan Pleura (Wirawan, 2015)

Kadar kolesterol pada efusi pleura juga direkomedasikan untuk membedakan eksudat dari
transudat (Kjeldsberg, 2015). Peningkatan kadar kolesterol cairan berhubungan dengan
peningkatan permeabilitas kapiler pleura. Kolesterol cairan <45% sesuai dengan transudat, jika
kolesterol >45% susuai dengan eksudat. Wirawan memberikan batasan kolesterol cairan >60
mg/dL atau rasio kolesterol cairan/serum >3 sesuai dengan eksudat (Kjeldeberg, 2015; Dhanpani
et al., 2015).
Efusi digolongkan pada transudat, maka pemeriksaan lebih lanjut tidak dilakukan, efusi
diterapi dengan mengobati penyebab dasar. jika efusi adalah eksudat maka perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut (Gambar) (Dhanpani et al.,2015)
Terapi tapping pleura hanya dibutuhkan jika pasien mengalami gangguan pernapasan
berat. Pada pasien efusi dengan tampilan klinis maupun radiologi yang mengarah pada gagal
jantung kongestif, pemeriksaan lebih lanjut pada efusi tidak perlu dilakukan. Pemberian loop
diuretik digunanakan untuk mengatasi overload cairan (PERKI, 2015).

Anda mungkin juga menyukai