Anda di halaman 1dari 9

Perbandingan Teknik Sentrifugasi Cepat dengan Sentrifugasi Konvensional untuk Uji Waktu

Prothrombin (PT) dan Waktu Aktivasi Parsial Tromboplastin (APTT)

Abstrak
Waktu Prothrombin (PT) dan waktu tromboplastin parsial teraktivasi (APTT) sering
dilakukan sebagai tes koagulasi pada pasien dengan gangguan koagulasi terutama pasien di
ruang perawatan intensif dan untuk memantau pasien dengan terapi antikoagulasi. Pemrosesan
sampel terutama sentrifugasi adalah salah satu langkah paling penting yang memengaruhi
Turnaround time (TAT). Penelitian ini dilakukan selama 1 tahun. Tiga ratus sampel berpasangan
dikirim untuk estimasi PT dan APTT. Satu sampel disentrifugasi dalam sentrifus biasa pada
1500g selama 20 menit. Sampel lain dibagi menjadi dua alikuot polipropilen dan disentrifugasi
dalam mikrosentrifus pada 13000g selama 3 menit. Plasma yang diperoleh dari kedua metode
diuji untuk PT dan APTT menggunakan metode otomatis pada STA Compact coagulometer
(Stago) menggunakan tromboplastin komersial STAR-NeoplastineR C1 Plus dan fosfolipid
(sefalin), STAR-CK PERSTR 5. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif, Student T test,
koefisien korelasi dan plot Bland-Altman. Mean dari PT, INR dan APTT untuk kedua metode
sentrifugasi sebanding dengan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik (p>0,05). PT,
INR dan APTT menunjukkan korelasi yang baik (r>0,98) bila dibandingkan antara kedua metode
sentrifus. Perbandingan Bland-Altman antara metode sentrifugasi cepat dan konvensional untuk
PT, INR dan APTT juga menunjukkan hasil yang dapat diterima. Teknik sentrifugasi cepat untuk
pengujian koagulasi rutin dapat digunakan dengan pengurangan TAT yang signifikan. Ini dapat
bermanfaat bagi  pasien dalam perawatan kritis dan pasien rawat jalan yang menjalani terapi
antikoagulan oral. 

Pendahuluan 
Waktu Prothrombin (PT) dan waktu tromboplastin parsial teraktivasi (APTT) sering
dilakukan tes untuk skrining gangguan koagulasi dan pemantauan pasien dengan terapi
antikoagulasi. Turn around time (TAT) untuk hitung darah lengkap telah berkurang secara
signifikan dengan menggunakan analisis hematologi otomatis pada praktik hematologi rutin.
Pemrosesan dan persiapan sampel adalah salah satu langkah paling penting yang mempengaruhi
TAT dalam uji koagulasi.
Sentrifugasi sampel darah selama 15-30 menit adalah langkah utama pra-analitik dalam
pemrosesan sampel yang meningkatkan TAT dari pengujian koagulasi rutin. Sentrifugasi adalah
penyebab keterlambatan dalam perawatan pasien dengan gangguan perdarahan terutama pasien
dalam perawatan kritis seperti ruang operasi, ruang gawat darurat atau unit trauma. Pengambilan
keputusan klinis bisa lebih cepat jika TAT untuk hasil koagulasi dapat dikurangi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengurangi TAT untuk uji koagulasi menggunakan
sentrifugasi dengan gaya sentrifugal yang lebih tinggi dan waktu putaran yang lebih sedikit
mulai dari satu hingga sepuluh menit. Hasilnya telah terbukti sebanding dengan metode
sentrifugasi rutin dengan penurunan 50-85% waktu putaran. Hasil penelitian ini memiliki
keuntungan dalam penanganan pasien dengan perdarahan akut yang meminta pemeriksaan uji
koagulasi dengan mengurangi TAT secara signifikan yang akan menguntungkan pasien rawat
jalan dan rawat inap.
Alat dan Bahan
Penelititan prospektif ini dilaksanakan di bagian hematologi di rumah sakit tersier dalam
waktu satu tahun (2014-2015). Pasien rawat inap dan rawat jalan diambil menjadi sampel
penelitian yaitu sebanyak 300 pasang sampel untuk pemeriksaan PT dan APTT. Sampel yang
berlebih, kurang dan lipemik dieksklusi dari penelitian ini. Pencatatan mengenai informasi
demografi dan diagnosis klinik serta indikasi telah dilakukan dalam penelitian ini.

Ukuran Sampel
Pengukuran sampel dilakuukan dengan melihat perkiraan perbedaan dengan penelitian
sebelumnya dengan kekuatan Confidence Interval 80% dan 95%. Ukuran sampel 130 didapatkan
untuk 300 sampel yang berpasangan.

Prosedur
Sampel berpasangan yang telah diisi dengan antikoagulan sodium sitrat 3,2%
diperiksakan PT dan APTT dalam waktu 1 jam setelah pengambilan. Tabung pertama
disentrifugasi denga kecepatan 1500g (2500 rpm) selama 20 menit. Sampel darah dari tabuk
kedua dibagi menjadi dua aliquot polipropilen dan disentrifugasi dalam microtube dengan fixed
angle microcentrifuge, MK5 (Hawksley, Inggris) dengan kecepatan 13000g (11800 rpm) selama
tiga menit. Penghentian tidak dilakukan pada saat sentrifugasi. Pengambilan plasma supernatan
diperoleh dari kedua metode sentrifugasi untuk PT dan APTT menggunakan alat STA Compact
Coagulometer (Stago). Pengujian PT dilakukan dengan menggunakan tromboplastin komersial
STAR-NeoplastineR C1 Plus yang berasal dari derivat otak kelinci dengan menggunakan
International Sensitivity Index (ISI) 1,25. Kalsium klorida (0,025 M) (STAGO) digunakan untuk
pengujian APTT.

Kontrol Kualitas
Pemeriksaan PT dan APTT sudah dilakukan kontrol harian menggunakan plasma
komersial (STA- stago). Hitung trombosit dilakukan untuk melihat keadekuatan platelet poor
plasma (PPP) yang dilakukan random pada 34 sampel dari 300 sampel (satu sampel setiap
minggu) yang dikerjakan setelah dilakukan sentrifugasi cepat. Hasil dari hitung trombosit dinilai
berdasarkan rekomendasi CLSI dengan jumlah sampel yang diperiksa kurang dari 10000/µL.
Hitung trombosit dilakukan pada BC 3000 plus (Mindray). Kontrol kualitas internal rutin untuk
alat analisis otomatis (termasuk untuk hitung trombosit) dilakukan setiap hari menggunakan
kontrol tiga level.

Analisis Data
Perbandingan PT, INR dan APTT dilakukan antara sentrifugasi konvensional dan
sentrifugasi cepat. Perbandingan juga dilakukan antara nilai INR subtherapeutik (< 2,0), rentang
therapeutic (2,0-3,0) dan di atas rentang therapeutic (INR >3.0). Data dianalisis menggunakan
statistik deskriptif, T test, koefisien korelasi (r) dan plot Bland-Altman untuk perbandingan
metode. 

Persetujuan Etis
Penelitian ini telah disetujui oleh institusi penelitian dan komite etik. Semua subjek
penelitian diminta informed consent untuk penelitian ini.
Hasil dan Analisis

Subjek penelitian yang diteliti yaitu anak-anak dan dewasa dengan rentang usia 4-87
tahun dan rata rata usia 48,6±17,6 tahun. Perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 1,4:1.
Indikasi dari permintaan uji koagulasi disajikan dalam Tabel 1.
Pasien dalam terapi antikoagulan berjumlah 48 (16%) dari 300 pasien. Sejumlah 39
pasien (81,2%) mengkonsumsi Acitrom (acenocoumarol) dan sembilan pasien (18,8%)
mengkonsumsi heparin. Nilai untuk PT, INR dan APTT untuk metode konvensional dan
sentrifugasi cepat dapat dibandingkan dengan tidak ada perbedaan signifikan secara statistik (p >
0,05) (Tabel 2). Korelasi yang baik ditunjukkan pada nilai PT (r = 0,993), INR (r = 0,993) dan
APTT (r = 0,985) ketika dibandingkan pada kedua metode (Gambar 1). Perbandingan Bland-
Altman membandingkan sentrifugasi cepat dan metode sentrifugasi konvensional menunjukkan
hasil yang dapat diterima (Fig 2).
Dari 300 pasien, 252 pasien memiliki nilai INR (< 2.0), 30 pasien memiliki nilai INR
antara 2,0 dan 3,0 dan 18 pasieen memeiliki INR diatas rentang therapeutik (>3,0). Perbedaan
nilai INR yang terlihat dari kedua metode sentrifugasi tidak signifikan secara statistik. (Tabel 3,
Gambar 3).
Perbedaan pada INR dari kedua metode sentrifugasi cepat dan sentrifugasi konvensional
terlihat pada empat pasien. Metode konvensional menunjukkan nilai yang lebih tinggi daripada
sentrifugasi konvensional pada tiga pasien (3,0 vs. 2,95, 3,02 vs 1,95 dan 3,01 vs. 2,95).
Nilai INR tidak melewati nilai sub-therapeutik, rentang therapeutik atau diatas rentang
therapeutik pada 296 pasien yang akan mempengaruhi keputusan pengobatan. Tidak ada sampel
penelitian yang hemolisis setelah disentrifugasi.

Diskusi

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hasil dapat diterima untuk nilai PT/INR dan
APTT dengan sentrifugasi cepat selama tiga menit dapat dibandingkan dengan sentrifugasi
konvensional selama 20 menit. Waktu pembekuan rata-rata untuk PT/APTT (p > 0,05) dapat
dibandingkan antara sentrifugasi cepat dan konvensional sentrifugasi. Nilai INR juga dapat
dibandingkan. Korelasi kuat terlihat dari nilai PT (r2 = 0,993), INR (r2 = 0,993) dan APTT (r2 =
0,985) ketika dibandingkan antara konvensional dan sentrifugasi cepat. Metode Bland-Altman
menunjukkan bias dan limit of agreement 95% untuk nilai PT, INR dan APTT. Tidak ditemukan
perbedaan nilai signifikan secara statistik antara PT dan APTT di kedua metode sentrifugasi.
Penelitian di New York pada 146 pasien untuk pemeriksaan koagulasi rutin dengan
membandingkan sentrifugasi rutin selama dua menit dengan kecepatan 11200g dan sepuluh
menit dengan kecepatan 1150g mendapatkan hasil yang sama dengan penelitian saat ini dengan
korelasi yang baik pada nilai PT (r = 0,992) dan APTT (r = 0,971) dengan kedua tipe
sentrifugasi.
Penelitian lain dengan 90 pasang sampel PT dan APTT dinilai dengan sentrifugasi
dengan kecepaan 1400g selama 20 menit dan pada kecepatan 11000g selama dua menit. Nilai
mean dari PT dan APTT dapat dibandingkan diantara dua grup. Penelitian ini melaporkan
korelasi yang baik untuk PT (r = 0,99) dan APTT (r = 0,97) di kedua metode sentrifugasi. Hal ini
sesuai dengan yang dilakukan peneliti pada saat ini.
Penelitian di Taiwan membandingkan nilai PT dari sepuluh sukarelawan ( subjek
penelitian yang sehat) dengan melakukan sentrifugasi pada sampel dengan kecepatan 7000g
selama satu menit dan sentrifugasi dengan kecepatan 1500g selama 15 menit. Tidak ada
perbedaan bermakna antara kedua metode untuk PT (p = 0,192) dan APTT (p = 0,918).

Kontrol Kualitas 
INR antara 2.0 dan 3.0 dan 18 pasien memiliki INR di luar kisaran terapeutik ([3.0). Perbedaan
INR terlihat Kontrol harian dijalankan untuk PT dan APTT menggunakan kombinasi 
antara dua teknik sentrifugasi untuk plasma cial ini (STA-stago). Untuk mengkonfirmasi
kecukupan 
subkelompok tidak signifikan secara statistik (Tabel 3, Gambar. 3). platelet poor plasma (PPP),
jumlah trombosit dilakukan pada 
Hanya empat pasien yang menunjukkan perbedaan INR antara plasma yang diperoleh dari 34
sampel acak dari 300 
subkelompok bila dibandingkan antara sampel cepat dan konvensional yang dimasukkan (sekali
setiap minggu), setelah sentrifugal cepat 
teknik sentrifugasi. Pada tiga pasien, pertemuan. Hasil sisa platelet dinilai dalamakor- 
metodetional menunjukkan nilai yang sedikit lebih tinggi dibandingkan tarian dengan
rekomendasi CLSI [3] dan kurang 
dari sentrifugasi konvensional (3,0 vs 2,95, 3,02 vs 1,95 
Indian J Hematol Transfus Darah 
Tabel 1 Menunjukkan berbagai indikasi untuk koagulasi 
Indikasi Jumlahpersentase 
Pengujiandalam penelitian (n = 300) 
Gangguan kardiovaskular dan tromboemboli 69 23 Gangguan hepatobiliary dan gastrointestinal
67 22.4 Gangguan ginjal dan genitourinari 54 18 Penyakit hematologis 31 10.3 Keganasan 25 25
8.3 Kondisi infeksi 22 7.3 Gangguan serebrovaskular 19 6.3 Gangguan pernapasan 8 2.7
Gangguan lain-lain 5 1.7 
Tabel 2 Menunjukkan perbandingan Waktu Prothrombin (PT), 
Parameter Sentrifugasi konvensional Sentrifugasi cepat p nilai 
rasio normalisasi internasional 
Rentang 95% CI Berarti ± SD Rentang 95% CI Berarti ± SD (INR) dan waktu tromboplastin
parsial yang diaktifkan (APTT ) 
PT 10.6–82.1 17.4–19.4 18.4 ± 8.6 10.9–81.4 17.5–19.4 18.4 ± 8.4 0 0,9999 antara kelompok
sentrifugasi konvensional dan cepat 
INR 0,7–10,7 1,40–1,62 1,5 ± 1,1 0,7–10,6 1,38–1,62 1,5 ± 1,1 0,9999 APTT (s) 20,6–129,3
33,2-35,9 34,6 ± 11,8 20,3-125,2 33,4-36,0 34,7 ± 11.7 0,9170 
Gambar. 1 Menunjukkan korelasi yang baik untuk nilai-nilai PT (r = 0,993), INR (r = 0,993) dan
APTT (r = 0,985) bila dibandingkan antara metode sentrifugasi cepat dan konvensional 
dan 3,01 vs 2,97). Pada satu pasien, INR sedikit lebih tinggi dengan metode cepat bila
dibandingkan dengan metode konvensional (3,02 vs 2,95). 
Dalam semua 296 pasien lainnya, INR tidak menunjukkan perubahan lintas sub-terapeutik,
kisaran terapeutik atau di atas rentang terapi yang berpotensi mempengaruhi keputusan
manajemen. Tidak ada sampel dalam penelitian ini yang menunjukkan hemolisis setelah
sentrifugasi. 
Diskusi 
Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil yang dapat diterima dapat diperoleh untuk PT / INR dan
APTT dengan sentrifugasi sampel yang cepat selama 3 menit, yang sebanding dengan yang
diperoleh dengan sentrifugasi konvensional selama 20 menit. Waktu pembekuan rata-rata untuk
PT dan APTT sebanding (p [0,05) antara sentrifugasi cepat dan 
123 
kelompok sentrifugasi konvensional. Nilai INR juga sebanding. Korelasi yang kuat terlihat untuk
PT (r2 = 0,993), INR (r2 = 0,993) dan APTT (r2 = 0,985) bila dibandingkan antara metode
sentrifugasi konvensional dan cepat. Metode Bland – Altman menunjukkan bias yang dapat
diterima dan batas persetujuan 95% untuk nilai-nilai PT, INR dan APTT. Tidak ada perbedaan
yang signifikan secara statistik atau klinis antara nilai-nilai PT dan APTT untuk kedua jenis
sentrifugasi. 
Sebuah studi dari New York pada 146 pasien untuk pengujian koagulasi rutin membandingkan
sentrifugasi sampel cepat selama 2 menit pada 11200g dengan pada 10 menit pada 1150g. Mirip
dengan penelitian kami, korelasi yang baik terlihat untuk PT (r = 0,992) dan APTT (r = 0,971)
dengan kedua kecepatan sentrifugasi [7]. Studi lain pada 90 sampel koagulasi berpasangan
membandingkan nilai-nilai PT dan APTT dengan sentrifugasi sampel pada 1400g selama 20
menit dan pada 11000g selama 2 menit. Nilai rata-rata PT dan APTT sebanding antara kedua
kelompok. 
Indian J Hematol Blood
Transfus 

Gambar. 2 Bland Altman


plot menunjukkan
kesepakatan yang dapat
diterima untuk nilai-nilai
PT (a), INR (b) dan
APTT (c) bila
dibandingkan antara
metode sentrifugasi yang
cepat dan konvensional. 
Tabel 3 Menunjukkan perbandingan rasio dinormalisasi internasional (INR) ) untuk pasien dengan INR \
2.0, antara 2.0 dan 3.0 dan mereka dengan INR [3.0 antara kelompok sentrifugasi konvensional dan cepat.
Kelompok 
INR Jumlah pasien Sentrifugasi konvensional Sentrifugasi cepat p nilai 
rata-rata ± SD Mean ± SD 

\ 2.0 252 1.17 ± 0.29 1.18 ± 0.29 0.6989 2.0–3.0 30 2.39 ± 0.31 2.38 ± 0.33 0.9041 [3.0 18 4.60 ± 2.47
4.52 ± 2.31 0.9206 

Serupa dengan penelitian kami, penelitian ini melaporkan korelasi yang baik untuk PT (r = 0.99) dan
APTT (r = 0.97) antara keduanya metode sentrifugasi [10]. 
Nelson et al. [11] menggunakan sentrifugasi rutin pada 1800g selama 15 menit dan sentrifugasi
cepat pada 11000g selama 2 menit untuk membandingkan PT dan APTT. Mereka juga melaporkan
korelasi yang baik untuk PT (r = 0,99) dan APTT (r = 0,96) [11].Sebuah studi berbasis di Taiwan membandingkan nilai-nilai PT dari
10 sukarelawan (subyek sehat) dengan sentrifugasi sampel pada 7000g selama 1 menit dan dengan
sentrifugasi pada 1500g selama 15 menit. Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara
kedua metode untuk PT (p = 0,192) dan APTT (p = 0,918). 
Baik PT dan APTT juga menunjukkan korelasi yang baik (r = 0,996 r = 0,984) masing-masing.
Nilai INR juga menunjukkan 

123 
korelasi yang baik (p = 0,224, r = 0,996) [9]. Studi lain pada 152 sampel PT dan 146 APTT juga korelasi
yang baik untuk PT (r = 0,992) dan APTT (r = 0,971) dengan sentrifugasi konvensional dan konvensional
[12]. Sultan et al. sementara membandingkan teknik konvensional dan cepat melaporkan rata-rata 1,01 ±
0,05 dan 1,01 ± 0,05 masing-masing untuk INR mirip dengan penelitian ini. Para penulis tidak
menemukan perbedaan statistik antara INR (p [0,05) menggunakan sentrifugasi konvensional dan cepat.
Namun, tidak seperti penelitian ini, penelitian ini hanya melibatkan subyek sehat [13].Studi lain juga melaporkan
korelasi yang baik untuk pengujian koagulasi antara sentrifugasi konvensional dan cepat [8, 14-16]. 

Dalam penelitian kami, hanya pasien yang menunjukkan perbedaan INR antara subkelompok bila
dibandingkan antaracepat dan 

Transfus Darah
HematolIndia 
. Gambar 3 Plot Bland Altman menunjukkan kesepakatan yang dapat diterima untuk nilai INR untuk
subkelompok yang berbeda bila dibandingkan antara metode cepat dan 

konvensional sentrifugasi teknik sentrifugasi konvensional. Namun ini marjinal dan tidak akan berpotensi
mempengaruhi keputusan dosis pada pasien yang menggunakan terapi antikoagulan. 
Studi kami tidak menunjukkan adanya hemolisis yang signifikan karena sentrifugasi yang cepat.
Tidak ada rem yang digunakan pada centrifuge yang bisa menjadi alasan sentrifugasi cepat yang lancar.
Juga waktu sampel disentrifugasi sangat singkat (3 menit). 
Hemolisis sampel darah dapat mempengaruhi kualitas sampel untuk pengujian koagulasi dengan
gangguan dalam penentuan otomatis terutama dalam koagolometer optik [17, 18]. Masalah yang
diantisipasi dengan kecepatan sentrifugasi sampel darah yang tinggi untuk tes koagulasi termasuk risiko
hemolisis, hilangnya aktivitas faktor koagulasi karena pembentukan panas dan pengenalan kesalahan
praanalitik dengan membagi sampel dalam alikuot. Juga, laboratorium perlu berinvestasi dalam
sentrifugal kecepatan tinggi yang lebih mahal. Sebuah studi tentang efek hemolisis pada PT dan APTT
menunjukkan hasil tidak terpengaruh secara signifikan dan generasi panas tampaknya tidak
mempengaruhi aktivitas faktor buruk karena waktu untuk spin sangat singkat [19]. 

123 
Temuan dari penelitian ini memiliki potensi untuk secara signifikan mengurangi TAT untuk
pengujian PT / APTT rutin selama 17 menit, pengurangan 85% dalam waktu sentrifugasi yang ada
selama 20 menit. Dalam pengujian koagulasi yang memiliki TAT 45-60 menit, ini adalah pengurangan
yang signifikan dan dapat berdampak positif terhadap keputusan manajemen pada pasien terutama
mereka yang berada dalam pengaturan perawatan kritis seperti unit trauma dan ruang operasi. Ini juga
akan mengurangi waktu tunggu pasien rawat jalan pada pemantauan antikoagulan oral. Meskipun
penelitian ini dilakukan pada pasien yang membutuhkan pengujian PT dan APTT rutin, hasilnya mungkin
memiliki implikasi untuk mengurangi TAT bahkan untuk pengujian koagulasi khusus seperti kadar
fibrinogen dan uji faktor yang memerlukan lebih banyak penelitian yang harus dilakukan. 

Kesimpulan 

Penelitian ini menunjukkan hasil yang sebanding antara teknik sentrifugasi konvensional dan cepat untuk
estimasi PT dan APTT dengan pengurangan TAT yang signifikan. Ini dapat bermanfaat bagi pasien
dalam pengaturan perawatan kritis dan mereka yang menjalani terapi antikoagulan oral rawat jalan. 
Transfus Darah J India Hematol 

Kami berterima kasih kepada teknisi laboratorium dari laboratorium Hematologi Klinik atas bantuan
mereka selama penelitian. 

Kepatuhan dengan Standar Etika 

Konflik kepentingan. Para penulis menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kepentingan yang bersaing. 

Persetujuan Etis Semua prosedur yang dilakukan dalam studi yang melibatkan partisipan manusia sesuai
dengan standar etika dari institusi dan / atau komite penelitian nasional dan dengan deklarasi Helsinki
1964 dan amandemennya yang kemudian atau standar etika yang sebanding. Tidak ada informasi
identitas pasien / subjek yang telah diungkapkan dalam naskah. Tidak ada intervensi pasien / subjek yang
dilakukan dan subjek tidak terkena risiko selama penelitian. 

Informed Consent Informed consent diambil dari pasien yang dimasukkan dalam penelitian. 

Referensi 

1. Laffan MA, Manning R (2012) Investigasi hemostasis. Dalam: Bain BJ, Bates I, Laffan M, Lewis SM
(eds) Dacie dan hematologi praktis Lewis, edisi ke-11. Churchill Livingstone, London, hlm 393–445 2.
Magnet A, Chatelain M, Chatelain B, Ten Cate H, Mullier F (2016) Masalah pra-analitis di laboratorium
haemostasis: pedoman laboratorium klinis. Thromb J 14:49 3. Adcock DM, Hoefner DM, Kottke-
Marchant K, Marlar RA, Szamosi DI, Warunek DJ (2008) Klinik dan Laboratorium Standar Institute:
pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan spesimen darah untuk pengujian berbasis plasma uji
koagulasi dan uji hemostasis molekuler; Pedoman yang disetujui - H21-A5, edisi ke-5. NCCLS, Wayne
4. Hilborne LH, Oye RK, McArdle JE, Repinski JA, Rodgerson DO (1989) Evaluasi waktu stat dan
waktu penyelesaian rutin sebagai komponen kualitas laboratorium. Am J Clin Pathol 91: 331-335 5.
Steindel SJ, Howanitz PJ (2001) Kepuasan dokter dan waktu uji laboratorium departemen darurat. Arch
Pathol Lab Med 125: 863–871 6. Callum JL, Rizoli S, Pendergrast J (2010) Tes laboratorium cepat
untuk pasien trauma: di mana hasil yang sempurna mungkin tidak dalam kepentingan terbaik pasien.
Transfusi 50: 2529-2532 

123 
7. Hope E, Mayorga SR, Robinson S, Goldberg L, Leveson JE, Marengo-Rowe AJ et al (1991) Persiapan
plasma untuk pengujian koagulasi: evaluasiStatSpin® kecepatan tinggicentrifuge. Lab Med 22: 190–193
8. Boudaoud L, Divaret G, Marie P, Bezeaud A (2006) Sentrifugasi cepat untuk pengujian koagulasi
rutin. Ann Biol Clin 64: 315-317 9. Kao CH, Shu LC, Yen WH (2010) Evaluasi centrifuge berkecepatan
tinggi dengan persiapan cepat plasma untuk pengujian koagulasi untuk meningkatkan waktu
penyelesaian. J Biomed Lab Sci 22: 23-27 10. Pappas AA, Palmer SK, Meece D, Fink LM (1991)
Persiapan cepat plasma untuk pengujian koagulasi. Arch Pathol Lab Med 115: 816–817 11. Nelson S,
Pritt A, Marlar RA (1994) Persiapan cepat plasma untuk pengujian koagulasi 'Stat'. Arch Pathol Lab Med
118: 175–176 12. Hope E, Mayorga SR, Robinson S, Goldberg L, Leveson JE, Marengo-Rowe AJ et al
(1991) Persiapan plasma untuk pengujian koagulasi: evaluasiStatSpin® tinggicentrifuge kecepatan Lab
Med 22: 190–193 13. Sultan A (2010) Persiapan lima menit plasma miskin trombosit untuk pengujian
koagulasi rutin. East Mediterr Health J 16: 233-236 14. Azlin I, Hafiza A, Azma RZ, Aidifitrina RK,
Hamidah NH (2011) Pengaruh kecepatan sentrifugasi yang lebih tinggi dan waktu sentrifugasi yang lebih
pendek pada protrombin dan waktu tromboplastin teraktivasi. Kesehatan Med 6: 68-72 15. Boissier E, Se
́vin-Allouet M, Le Thuaut A, De Gaalon S, Tros- sae Mrt, Rozec B et al (2017) A 2-menit pada 4500g
daripada 15- min pada 2200g sentrifugasi tidak memengaruhi keandalan 10 pengujian koagulasi kritis.
Clin Chem Lab Med 55: e118 – e121 16. Suchsland J, Friedrich N, Grotevendt A, Kallner A, Lu ̈demann
J, Nauck M et al (2014) Mengoptimalkan sentrifugasi sampel koagulasi dalam otomasi laboratorium. Clin
Chem Lab Med 52: 1187-1191 17. Lawrence JB (2003) Variabel praanalitik dikoagulasi 
laboratorium. Lab Med 34: 49–57 18. Lippi G, Salvagno GL, Montagnana M, Lima-Oliveira G,
Guidi GC, Favaloro EJ (2012) Standar kualitas untuk pengumpulan sampel dalam pengujian koagulasi.
Semin Thromb Hemost 38: 565-575 19. Laga AC, Cheves TA, Sweeney JD (2006) Pengaruh spesimen
hemolisis pada hasil tes koagulasi. Am J Clin Pathol 126: 748–755 

Anda mungkin juga menyukai