ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain cross-sectional yang bertujuan untuk mencari akar masalah
dan alternatif solusi masalah pemanjangan turnaround time (TAT) layanan laboratorium di Instalasi Patologi Klinik RSUD
Kabupaten Jombang. Pada penelitian ini didapatkan sejumlah subjek 103 orang yang melakukan pemeriksaan darah
lengkap, kimia klinik, serta keduanya. Penentuan akar masalah dengan diagram fishbone. Identifikasi alternatif solusi
masalah dilakukan melalui pohon alternatif solusi sedangkan pemilihan solusi dilakukan melalui teori tapisan Mc Namara
dan pendekatan cost benefit analysis. Data kuantitatif dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menilai
normalitas serta paired t-test untuk menentukan uji beda reratadengan taraf signifikansi p 0,05. Dari hasil penelitian
didapatkan pemanjangan waktu tunggu saat spesimen selesai dikerjakan oleh analyzer sampai hasil dilaporkan karena
proses ini dilakukan secara manual. Alternatif solusi yang dipilih berdasarkan teori tapisan Mc Namara dan cost benefit
analysis adalah penggunaan laboratory information system (LIS). Estimasi TAT dengan pemakaian LIS dapat memendek
secara bermakna pada pasien rawat inap untuk pemeriksaan darah lengkap (103,0077,74 menit; p<0,0001), kimia klinik
(107,3383,32 menit; p<0,0001), dan keduanya (138,4382,65 menit; p<0,0001). Pada pasien rawat jalan hanya pada
pemeriksaan kimia klinik (161,84129,90 menit; p<0,0001) dan keduanya (94,9034,35 menit; p<0,0001). Dapat
dismpulkan laboratory information system dapat mengurangi pemanjangan TAT secara bermakna.
Kata Kunci: Laboratory information system (LIS), pelayanan laboratorium, turnaround time (TAT)
ABSTRACT
This is an observational study with cross-sectional design that aims to find the root cause and alternative solutions for
elongation of laboratory services turnaround time (TAT) in the Clinical Pathology Department of Jombang District Hospital.
In this study, the number of subjects was 103 people who perform a complete blood count, clinical chemistry, and both.
Determination of the root of the problem was done using a fishbone diagram. Identification of alternative solutions to the
problems is done through the use of the alternative solutions trees while the selection is done through a Mc Namara
theoretical solution strainer and cost benefit analysis (CBA) approach. Quantitative data were analyzed using the
Kolmogorov-Smirnov test to assess normality, and paired t-test to determine the mean difference. The results of this study
showed that elongation of the TAT was due to protracted waiting time, from the time specimen was substantially
completed by the analyzer until the results are reported. Due to manually system alternative solutions selected based on
the theory of Mc Namara strainer and CBA is the use of laboratory information system (LIS). With the use of LIS, estimated
TAT for hospitalized patients can be significantly shortened for a complete blood count (103,0077,74 min, p <0,0001),
clinical chemistry (107,3383,32 min, p<0,0001), and both (138,4382,65 min, p<0,0001). The corresponding results for
the outpatient based analysis on clinical chemistry is 161,84129,90 min (p<0,0001) and for both examination
94,9034,35 min (p<0,0001). It can be concluded that laboratory information system can significantly reduce the
elongation of the TAT.
Keywords: Laboratory information system (LIS), laboratory services, turnaround time (TAT)
Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, No. 1, Februari 2014; Korespondensi: Eky Indyanty WL. Program Studi Magister Manajemen
Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; Jl. Veteran Malang (0341) 568989; Email: ekyindyanty@gmail.com
53
Perbaikan Waktu Tunggu Layanan Laboratorium 54
Tabel 3 menunjukkan rerata total waktu tunggu mulai didapatkan total keuntungan dalam 10 tahun berjalan
spesimen diterima di laboratorium sampai dengan hasil lebih besar dari total biaya yang dikeluarkan, dengan rasio
dilaporkan kepada dokter atau pasien. Pada Tabel 3 benefit: cost sama dengan 3, selisih benefit dibandingkan
terlihat bahwa total waktu tunggu yang dikenal sebagai cost yang positif dan internal rate return (IRR) sebesar
turnaround time pelayanan laboratorium sangat 218%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemakaian LIS,
memanjang. Pemeriksaan kimia klinik pada pasien rawat manfaat yang didapatkan lebih besar daripada biaya yang
jalan mencapai waktu tertinggi yaitu 308,26133,59 dikeluarkan dengan laju pengembalian (rate to return)
menit. yang cukup besar.
Tabel 4 menunjukkan rerata estimasi total waktu tunggu
mulai spesimen diterima di laboratorum sampai hasil
Tabel 3. Deskripsi rerata total waktu tunggu mulai spesimen dilaporkan jika digunakan LIS. Estimasi total waktu tunggu
diterima di laboratroium sampai dengan hasil dilaporkan
didapatkan dari jumlah waktu tunggu mulai spesimen
diterima di laboratorium sampai dengan spesimen selesai
dikerjakan oleh analyzer ditambahkan 10 menit.
Parameter Jumlah Rerata Standar Minimum-
Penambahan 10 menit pada estimasi waktu ini didasarkan
(orang) (menit) deviasi (menit) Maksimum(menit)
Rawat DL 2 236,00 100,41 165 307
pada rerata waktu tunggu yang dibutuhkan mulai
Jalan KK 38 308,26 133,59 159 595 spesimen selesai dikerjakan analyzer dan diverifikasi oleh
DL dan KK 11 229,73 17,21 207 262 dokter Spesialis Patologi Klinik berdasarkan pengalaman
Rawat DL 17 170,59 76,68 65 323 rumah sakit dengan tipe sama yang sudah menerapkan LIS.
Inap KK 21 234,67 83,16 123 382
DL dan KK 14 269,00 79,49 159 - 388
Keterangan:
DL: darah lengkap; KK: kimia klinik; DL dan KK: darah lengkap dan kimia Tabel 4. Deskripsi rerata estimasi total waktu tunggu mulai
klinik spesimen diterima di laboratorium sampai hasil dilaporkan
dengan pemakaian laboratory information system
bermakna pada pasien rawat inap untuk pemeriksaan 13,94,1 menit, dan 0,020,13 menit (4). Penelitian Chung
laboratorium darah lengkap (103,0077,74 menit; 95%CI et al ini menunjukkan bahwa terdapat efisiensi waktu
63,03-142,97; p<0,0001), kimia klinik (107,3383,32 tunggu jika diimplemetasikan LIS.
menit; 95%CI 69,41-145,26 p<0,0001), dan keduanya
(138,4382,65 menit; 95%CI 90,71-186,15; p<0,0001). Penelitian yang dilakukan oleh Ricos et al melaporkan
Pada pasien rawat jalan pemakaian LIS dapat mengurangi bahwa 11% dari spesimen yang diperiksa di laboratorium
pemanjangan TAT secara signifikan pada pemeriksaan tidak selesai sesuai dengan batas waktu yang telah
kimia klinik (161,84129,90 menit; 95%CI 119,14204,54; ditentukan (7). Ketepatan waktu sangat penting bagi klinisi
p<0,0001) dan keduanya (94,9034,35 menit; 95%CI yang mungkin dapat mengorbankan kualitas analisis untuk
71,83117,99; p<0,0001), namun pada pemeriksaan TAT yang cepat, namun para profesional laboratorium
laboratorium darah lengkap di rawat jalan tidak terdapat lebih memilih menjaga kualitas analisis sama baiknya
perbedaan bermakna (157,0063,64 menit; 95%CI - dengan mengurangi TAT (3). Pengurangan TAT seharusnya
414,78728,78; p=0,178). dapat meningkatkan kualitas pelayanan. Implementasi
teknologi informasi dalam hal ini LIS dapat memperbaiki
keterlambatan dalam pelaporan di laboratorium dan
DISKUSI
menguramgi pemanjangan dari TAT tanpa mengurangi
Rerata waktu tunggu mulai spesimen diterima di kualitas pelayanan itu sendiri (8).
laboratorium sampai dengan spesimen selesai dikerjakan
Pada penelitian ini terdapat pengurangan waktu tunggu
oleh analyzer telah memenuhi standar, namun terjadi
yang bermakna jika dilakukan implementasi LIS pada
pemanjangan rerata total waktu tunggu mulai dari
pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium darah
spesimen diterima di laboratorium sampai dengan hasil
lengkap, kimia klinik, dan keduanya pada pasien rawat inap
dilaporkan. Hal ini dikarenakan terdapat pemanjangan
dan rawat jalan. Estimasi rerata penghematan waktu
waktu tunggu pada saat spesimen selesai dikerjakan di
tunggu yang didapatkan dari implemetasi LIS sekitar
analyzer sampai hasil dilaporkan. Hasil temuan penelitian
94,9034,35 menit sampai dengan 161,84129,90 menit.
ini menunjukkan terdapat pemanjangan TAT layanan
Oleh karena itu implementasi LIS pada laboratorium dapat
laboratorium di RSUD Kabupaten Jombang disebabkan
menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah
oleh sistem pencatatan yang dilakukan secara manual.
pemanjangan TAT, tidak hanya di RSUD Kabupaten
Pada fase analitik, waktu tunggu yang dibutuhkan untuk Jombang namun juga dapat diimplementasikan pada
melakukan pemeriksaan darah lengkap, kimia klinik dan laboratorium RS lain.
keduanya dalam analyzer masih sesuai dengan standar
Keterbatasan penelitian ini, TAT pasien rawat jalan yang
yaitu 140 menit yaitu dengan rerata 69,0036,77 menit
melakukan pemeriksaan darah lengkap tidak terdapat
sampai dengan 136,4213,17 menit. Terjadi pemanjangan
perbedaan bermakna antara waktu tunggu manual dan
waktu pada fase pasca-analitik yaitu kegiatan pencatatan
menggunakan implementasi LIS. Hal ini dapat disebabkan
hasil dari analyzer ke dalam buku pemeriksaan dan
oleh jumlah subjek pasien rawat jalan yang melakukan
formulir permintaan pemeriksaan dengan rerata
pemeriksaan darah lengkap terlalu kecil. Selain itu,
167,0063,64 menit sampai dengan 212,79 91,35 menit.
pengambilan data primer pada penelitian ini dilakukan
Dengan demikian total waktu tunggu dari spesimen pada hari Jumat dan Sabtu selama 3 minggu berturut-turut
diterima di laboratorium sampai dengan hasil dilaporkan dalam 1 bulan, sehingga belum dapat menggambarkan
semakin memanjang yaitu dengan rerata 170,5976,68 keadaan pada pelayanan laboratorium dihari kerja yang
menit sampai dengan 308,26133,59 menit. Oleh karena lain (Senin-Kamis) yang mungkin dapat ditemukan hasil
itu pemanjangan waktu berlarut-larut yang disebabkan yang berbeda.
oleh sistem pencatatan hasil pada fase pasca-analitik
Rerata waktu tunggu pemeriksaan darah lengkap, kimia
seharusnya dapat dihilangkan. Berdasarkan analisis
klinik, serta keduanya di RSUD Kabupaten Jombang adalah
menggunakan teori tapisan Mc Namara didapatkan
170,5976,68 menit sampai dengan 308,26133,59 menit.
bahwa implementasi LIS merupakan solusi terbaik untuk
Hal ini tidak memenuhi standar SPM yaitu 140 menit,
mengurangi pemanjangan TAT tersebut.
sehingga pemanjangan waktu tunggu ini dapat berdampak
Chung et al melaporkan hasil penelitian analisis TAT pada 3 besar terhadap pelayanan pasien terutama dalam hal
fase pemeriksaan di laboratorium yang telah keputusan terapi pasien. Pemanjangan waktu tunggu hasil
mengimplementasikan LIS didapatkan bahwa rerata TAT layanan laboratorium di Instalasi Patologi Klinik RSUD
untuk pemeriksaan kimia klinik adalah 43,67,7 menit. Kabupaten Jombang disebabkan oleh sistem pencatatan
Sebanyak 98% dari spesimen diselesaikan dalam waktu 60 hasil yang masih dilakukan secara manual. Implementasi
menit. Chung et al juga melaporkan waktu penyelesaian laboratory information system (LIS) mempunyai potensi
masing-masing fase mulai dari fase pra-analitik, analitik mengurangi secara signifikan pemanjangan waktu tunggu
dan pasca-analitik berturut-turut 29,76,9 menit, layanan laboratorium.
Manajemen. Di dalam: Sianipar JPG, Entang HM (Eds). Chemistry and Laboratory Medicine. 2004; 42(6): 576-
Macam-macam Cara Analisis Manajemen. Jakarta: 577.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia; 8. Piva E, Sciacovelli L, Zaninotto M, Laposata M, and
2001; hal. 22-49. Plebani M. Evaluation of Effectiveness of
7. Ricos C, Garcia-Victoria M, and de la Fuente B. Quality Computerized Notifocation System for Reporting
Indicators and Specifications for the Extra-Analytical Critical Values. American Journal of Clinical Pathology.
Phases in Clinical Laboratory Management. Clinical 2009; 131(3): 432-441.