Anda di halaman 1dari 5

Pengembangan Laboratory Information System untuk Memperbaiki Waktu Tunggu Layanan

Development of Laboratory Information System to Improve Services Turnaround Time

Eky Indyanty WL1, Ahas Loekqijana A2, Tri Putri Y3


1
Program Studi Magister Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
2
Rumah Sakit Umum Daerah Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar
3
Instalasi Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain cross-sectional yang bertujuan untuk mencari akar masalah
dan alternatif solusi masalah pemanjangan turnaround time (TAT) layanan laboratorium di Instalasi Patologi Klinik RSUD
Kabupaten Jombang. Pada penelitian ini didapatkan sejumlah subjek 103 orang yang melakukan pemeriksaan darah
lengkap, kimia klinik, serta keduanya. Penentuan akar masalah dengan diagram fishbone. Identifikasi alternatif solusi
masalah dilakukan melalui pohon alternatif solusi sedangkan pemilihan solusi dilakukan melalui teori tapisan Mc Namara
dan pendekatan cost benefit analysis. Data kuantitatif dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menilai
normalitas serta paired t-test untuk menentukan uji beda reratadengan taraf signifikansi p 0,05. Dari hasil penelitian
didapatkan pemanjangan waktu tunggu saat spesimen selesai dikerjakan oleh analyzer sampai hasil dilaporkan karena
proses ini dilakukan secara manual. Alternatif solusi yang dipilih berdasarkan teori tapisan Mc Namara dan cost benefit
analysis adalah penggunaan laboratory information system (LIS). Estimasi TAT dengan pemakaian LIS dapat memendek
secara bermakna pada pasien rawat inap untuk pemeriksaan darah lengkap (103,0077,74 menit; p<0,0001), kimia klinik
(107,3383,32 menit; p<0,0001), dan keduanya (138,4382,65 menit; p<0,0001). Pada pasien rawat jalan hanya pada
pemeriksaan kimia klinik (161,84129,90 menit; p<0,0001) dan keduanya (94,9034,35 menit; p<0,0001). Dapat
dismpulkan laboratory information system dapat mengurangi pemanjangan TAT secara bermakna.
Kata Kunci: Laboratory information system (LIS), pelayanan laboratorium, turnaround time (TAT)

ABSTRACT
This is an observational study with cross-sectional design that aims to find the root cause and alternative solutions for
elongation of laboratory services turnaround time (TAT) in the Clinical Pathology Department of Jombang District Hospital.
In this study, the number of subjects was 103 people who perform a complete blood count, clinical chemistry, and both.
Determination of the root of the problem was done using a fishbone diagram. Identification of alternative solutions to the
problems is done through the use of the alternative solutions trees while the selection is done through a Mc Namara
theoretical solution strainer and cost benefit analysis (CBA) approach. Quantitative data were analyzed using the
Kolmogorov-Smirnov test to assess normality, and paired t-test to determine the mean difference. The results of this study
showed that elongation of the TAT was due to protracted waiting time, from the time specimen was substantially
completed by the analyzer until the results are reported. Due to manually system alternative solutions selected based on
the theory of Mc Namara strainer and CBA is the use of laboratory information system (LIS). With the use of LIS, estimated
TAT for hospitalized patients can be significantly shortened for a complete blood count (103,0077,74 min, p <0,0001),
clinical chemistry (107,3383,32 min, p<0,0001), and both (138,4382,65 min, p<0,0001). The corresponding results for
the outpatient based analysis on clinical chemistry is 161,84129,90 min (p<0,0001) and for both examination
94,9034,35 min (p<0,0001). It can be concluded that laboratory information system can significantly reduce the
elongation of the TAT.
Keywords: Laboratory information system (LIS), laboratory services, turnaround time (TAT)

Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, No. 1, Februari 2014; Korespondensi: Eky Indyanty WL. Program Studi Magister Manajemen
Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; Jl. Veteran Malang (0341) 568989; Email: ekyindyanty@gmail.com

53
Perbaikan Waktu Tunggu Layanan Laboratorium 54

PENDAHULUAN Penentuan akar masalah pemanjangan TAT menggunakan


diagram fishbone berdasarkan pada man, machine,
Pelayanan laboratorium mempunyai peranan penting method, money, dan material dari pengamatan/observasi,
dalam pelayanan pasien di rumah sakit, hasil wawancara, dan brainstorming. Identifikasi alternatif
laboratorium diperkirakan memegang peranan sekitar 60- solusi permasalahan dilakukan melalui pohon alternatif
70% dalam hal keputusan rawat inap, pasien pulang, dan solusi dan pemilihan solusi dilakukan melalui teori tapisan
pengobatan (1). Pelayanan laboratorium yang efektif dan Mc Namara dan pendekatan cost benefit analysis (6).
efisien ditandai oleh 3 hal yaitu presisi, akurat, dan
ketepatan waktu yang dinilai dengan turnaround time Rerata TAT, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum
(TAT) (2,3). Turnaround time sering digunakan oleh klinisi (dalam menit) pada masing-masing waktu tunggu
sebagai patokan performa atau indikator kinerja yang dianalisis pada pasien rawat jalan dan rawat inap. Data
utama pada pelayanan laboratorium (2,4). Dilaporkan kuantitatif waktu tunggu pada masing-masing kelompok
bahwa fase pra-analitik dan pasca-analitik merupakan pemeriksaan (darah lengkap, kimia klinik, dan keduanya)
fase yang berkontribusi sekitar 75% dari total TAT, dan dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 19. Uji
keterlambatan dari fase non-analitik ini bertanggung Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan data mempunyai
jawab sekitar 96% dari total TAT (2). distribusi normal sehingga untuk membandingkan TAT
sebelum solusi masalah dan estimasi TAT setelah
Turnaround time didefinisikan oleh para profesional implementasi solusi masalah digunakan uji statistic paired
laboratorium klinik sebagai waktu yang diukur mulai dari t-test dengan taraf signifikansi p0,05.
spesimen diterima dilaboratorium sampai hasil
dilaporkan. Para klinisi memberikan definisi yang berbeda HASIL
yaitu waktu mulai permintaan tes laboratorium sampai Hasil perhitungan waktu tunggu masing-masing tahap
dengan hasil dilaporkan (3,4). Menurut Permenkes pemeriksaan dijelaskan pada Tabel 1-3. Tabel 1
No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan menunjukkan rerata waktu tunggu mulai spesimen
minimal (SPM) rumah sakit, waktu tunggu hasil pelayanan diterima laboratorium sampai dengan selesai dikerjakan
laboratorium untuk pemeriksaan laboratorium adalah oleh analyzer. Pada Tabel 1 terlihat bahwa waktu
tenggang waktu mulai pasien diambil sampel sampai pemeriksaan kimia klinik pada pasien rawat jalan memiliki
dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi, dengan durasi waktu analitik paling panjang (136,4213,17 menit)
standar waktu 140 menit untuk pemeriksaan kimia dibandingkan pemeriksaan lain.
darah dan darah rutin.
Turnaround time di Instalasi Patologi Klinik RSUD
Kabupaten Jombang belum memenuhi standar dengan Tabel 1. Deskripsi rerata waktu tunggu mulai spesimen
pencapaian pada laporan tahun 2012 melebihi waktu
diterima laboratorium sampai dengan selesai dikerjakan oleh
yang ditentukan oleh SPM yaitu 166 menit, meningkat
18% dari standar (5). Pemanjangan waktu tunggu hasil analyzer
layanan laboratorium ini merupakan salah satu masalah
yang harus segera diselesaikan agar tidak menghambat Parameter Jumlah Rerata Standar Minimum-
(orang) (menit) deviasi (menit) Maksimum(menit)
pelayanan di rumah sakit. Kajian ini dilakukan untuk
Rawat DL 2 69,00 36,77 43 95
mencari akar masalah dari pemanjangan TAT sebagai Jalan KK 38 136,42 13,17 114 180
dasar dalam mengembangkanalternatif solusi terbaik. DL dan KK 11 124,82 35,60 39 166
Rawat DL 17 57,59 28,16 4 104
Inap KK 21 117,33 27,22 66 167
METODE
DL dan KK 14 120,57 16,81 79 140
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan Keterangan:
desain cross sectional survey. Waktu tunggu layanan DL: darah lengkap; KK: kimia klinik; DL dan KK: darah lengkap dan kimia
laboratorium dihitung pada pasien yang melakukan klinik
pemeriksaan laboratorium darah lengkap, kimia klinik
atau keduanya di Instalasi Patologi Klinik RSUD Kabupaten
Jombang pada pukul 08.00 sampai dengan 12.00 WIB
dengan cara accidental sampling. Jumlah subjek untuk Tabel 2 menunjukkan rerata waktu tunggu mulai dari
perhitungan TAT terkumpul sebesar 103 orang (51 pasien spesimen selesai dikerjakan oleh analyzer sampai dengan
rawat jalan dan 52 pasien rawat inap) yang melakukan hasil dilaporkan kepada dokter atau pasien. Pada Tabel 2
pemeriksaan darah lengkap, kimia klinik, serta keduanya. terlihat bahwa hasil laboratorium tidak langsung
Besar subjek dihitung dari jumlah 50% kunjungan pasien dilaporkan kepada dokter atau pasien, namun terdapat
rawat inap dan rawat jalan di laboratorium RSUD waktu tunggu yang berlarut-larut sekitar 112,2478,32
Kabupaten Jombang per hari. menit sampai dengan 212,7991,35 menit.
Variabel yang diukur adalah waktu tunggu mulai spesimen
diterima oleh laboratorium sampai dengan hasil
pemeriksaan dilaporkan. Waktu ini dibagi menjadi 3 poin Tabel 2. Deskripsi rerata waktu tunggu mulai dari spesimen
yaitu waktu saat spesimen diterima di laboratorium selesai dikerjakan oleh analyzer sampai dengan hasil
sampai dengan selesai diperiksa di analyzer, waktu saat dilaporkan
spesimen selesai diperiksa di analyzer sampai dengan
hasil dilaporkan, dan total waktu mulai dari spesimen
Parameter Jumlah Rerata Standar Minimum-
diterima di laboratorium sampai dengan hasil dilaporkan. (orang) (menit) deviasi (menit) Maksimum(menit)
Analyzer otomatis yang digunakan untuk pemeriksaan Rawat DL 2 167,00 63,64 122 - 212
darah lengkap adalah Sysmex KX-21 Automated Jalan KK 38 171,84 129,91 38 - 450
Hematology Analyzer (Sysmex Co., Kobe Japan) DL dan KK 11 172,73 38,04 76 - 207
sedangkan analyzer yang digunakan untuk pemeriksaan Rawat DL 17 112,24 78,32 50 - 294
kimia klinik adalah Selectra ProSClinical Chemistry Inap KK 21 117,33 83,31 7 - 253
Analyzer (Vital Scientific, Netherland). DL dan KK 14 212,79 91,35 62 - 357
Perbaikan Waktu Tunggu Layanan Laboratorium 55

Tabel 3 menunjukkan rerata total waktu tunggu mulai didapatkan total keuntungan dalam 10 tahun berjalan
spesimen diterima di laboratorium sampai dengan hasil lebih besar dari total biaya yang dikeluarkan, dengan rasio
dilaporkan kepada dokter atau pasien. Pada Tabel 3 benefit: cost sama dengan 3, selisih benefit dibandingkan
terlihat bahwa total waktu tunggu yang dikenal sebagai cost yang positif dan internal rate return (IRR) sebesar
turnaround time pelayanan laboratorium sangat 218%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemakaian LIS,
memanjang. Pemeriksaan kimia klinik pada pasien rawat manfaat yang didapatkan lebih besar daripada biaya yang
jalan mencapai waktu tertinggi yaitu 308,26133,59 dikeluarkan dengan laju pengembalian (rate to return)
menit. yang cukup besar.
Tabel 4 menunjukkan rerata estimasi total waktu tunggu
mulai spesimen diterima di laboratorum sampai hasil
Tabel 3. Deskripsi rerata total waktu tunggu mulai spesimen dilaporkan jika digunakan LIS. Estimasi total waktu tunggu
diterima di laboratroium sampai dengan hasil dilaporkan
didapatkan dari jumlah waktu tunggu mulai spesimen
diterima di laboratorium sampai dengan spesimen selesai
dikerjakan oleh analyzer ditambahkan 10 menit.
Parameter Jumlah Rerata Standar Minimum-
Penambahan 10 menit pada estimasi waktu ini didasarkan
(orang) (menit) deviasi (menit) Maksimum(menit)
Rawat DL 2 236,00 100,41 165 307
pada rerata waktu tunggu yang dibutuhkan mulai
Jalan KK 38 308,26 133,59 159 595 spesimen selesai dikerjakan analyzer dan diverifikasi oleh
DL dan KK 11 229,73 17,21 207 262 dokter Spesialis Patologi Klinik berdasarkan pengalaman
Rawat DL 17 170,59 76,68 65 323 rumah sakit dengan tipe sama yang sudah menerapkan LIS.
Inap KK 21 234,67 83,16 123 382
DL dan KK 14 269,00 79,49 159 - 388
Keterangan:
DL: darah lengkap; KK: kimia klinik; DL dan KK: darah lengkap dan kimia Tabel 4. Deskripsi rerata estimasi total waktu tunggu mulai
klinik spesimen diterima di laboratorium sampai hasil dilaporkan
dengan pemakaian laboratory information system

Parameter Jumlah Rerata Standar Minimum-


Diagram fishbone digunakan untuk menentukan akar (orang) (menit) deviasi (menit) Maksimum(menit)
masalah pemanjangan TAT. Pada faktorman, jumlah Rawat DL 2 79,00 36,77 50 105
sumber daya manusia (SDM) terutama analis kesehatan Jalan KK 38 146,42 13,17 124 190
terpenuhi sesuai dengan analisis beban kerja serta DL dan KK 11 134,82 35,60 49 176
standar pendidikan minimal yang telah ditetapkan. Rawat DL 17 67,59 28,17 14 114
Jumlah dan ketelitian tenaga administrasi masih kurang.
Inap KK 21 127,33 27,22 76 177
DL dan KK 14 130,57 16,8 89 150
Pada method didapatkan sistem billing yang masih kurang
sempurna (terdapat beberapa item yang belum berfungsi
dengan benar) serta sistem input pelaporan hasil yang
masih dikerjakan secara manual (hasil dari alat ditulis Rerata total waktu tunggu mulai dari spesimen diterima di
manual di buku dan formulir permintaan serta diketik laboratorium sampai dengan hasil dilaporkan dengan
secara manual ke komputer hasil). menggunakan LIS telah memenuhi standar dan tidak
Pada material, terdapat standar prosedur operasional terdapat pemanjangan waktu tunggu yang berlarut-larut
(SPO) yang jelas tentang pelayanan pemeriksaan dengan rerata antara 79,0036,77 menit sampai dengan
laboratorium. Sarana dan prasarana pencatatan pasien 146,4213,17 menit (Tabel 4).
serta hasil laboratorium sudah berbasis komputer Uji normalitas (uji K-S) pada data masing-masing waktu
meskipun sistemnya belum sempurna. Pada machine, menunjukkan distribusi data tersebut adalah normal.
terdapat alat analyzer yang cukup canggih dengan jumlah Perbedaan reratatotal waktu tunggu dari mulai spesimen
yang memadai. Pada money, terdapat anggaran yang diterima di laboratorium sampai dengan hasil dilaporkan
cukup untuk pengembangan program serta pendapatan secara manual dan estimasi total waktu tunggu dengan
laboratorium yang cukup besar. Pada environment pemakaian LIS digunakan uji statistik paired t-test (Tabel 5).
didapatkan tempat kerja yang cukup luas dan kondusif
serta budaya kerja karyawan yang sudah cukup baik. Pada
diagram fishbone terlihat adanya gap nyata pada method Tabel 5. Perbedaan rerata total waktu tunggu layanan
sehingga ditentukan akar masalah pemanjangan TAT laoratorium antara secara manual dan pemakaian LIS
adalah sistem billing yang masih belum sempurna dan
sistem pencatatan hasil yang dilakukan secara manual. Hasil Uji
Mean Differences
Parameter 95% Confidence
Metode untuk menemukan alternatif solusi pada SD (menit) t p
Interval (menit)
penelitian ini adalah metode pohon alternatif. Dari pohon Rawat DL 157,00 63,64 3,489 0,178 -414,78 728,78
alternatif, alternatif solusi masalah sistem pencatatan Jalan KK 161,84 129,90 7,680 < 0,0001 119,14 204,54
yang dilakukan secara manual untuk mengurangi DL dan KK 94,90 34,35 9,164 < 0,0001 71,83 117,99
pemanjangan TAT antara lain penambahan tenaga Rawat DL 103,00 77,74 5,463 < 0,0001 63,03 142,97
administrasi dan pemakaian laboratory information Inap KK 107,33 83,32 5,904 < 0,0001 69,41 145,26
system (LIS). Dari alternatif solusi tersebut ditentukan DL dan KK 138,43 82,65 6,267 < 0,0001 90,71 186,15
pemilihan alternatif terbaik yang dilakukan dalam rangka Keterangan:
memilih alternatif yang paling menguntungkan bagi DL: darah lengkap; KK: kimia klinik; DL dan KK: darah lengkap dan kimia
rumah sakit. Pemilihan alternatif solusi dilakukan melalui klinik
tapisan Mc Namara dan didapatkan alternatif solusi yang
dipilih adalah pemakaian LIS.
Pada perhitungan cost benefit analysis pemakaian LIS Pemakaian LIS dapat mengurangi pemanjangan TAT secara
Perbaikan Waktu Tunggu Layanan Laboratorium 56

bermakna pada pasien rawat inap untuk pemeriksaan 13,94,1 menit, dan 0,020,13 menit (4). Penelitian Chung
laboratorium darah lengkap (103,0077,74 menit; 95%CI et al ini menunjukkan bahwa terdapat efisiensi waktu
63,03-142,97; p<0,0001), kimia klinik (107,3383,32 tunggu jika diimplemetasikan LIS.
menit; 95%CI 69,41-145,26 p<0,0001), dan keduanya
(138,4382,65 menit; 95%CI 90,71-186,15; p<0,0001). Penelitian yang dilakukan oleh Ricos et al melaporkan
Pada pasien rawat jalan pemakaian LIS dapat mengurangi bahwa 11% dari spesimen yang diperiksa di laboratorium
pemanjangan TAT secara signifikan pada pemeriksaan tidak selesai sesuai dengan batas waktu yang telah
kimia klinik (161,84129,90 menit; 95%CI 119,14204,54; ditentukan (7). Ketepatan waktu sangat penting bagi klinisi
p<0,0001) dan keduanya (94,9034,35 menit; 95%CI yang mungkin dapat mengorbankan kualitas analisis untuk
71,83117,99; p<0,0001), namun pada pemeriksaan TAT yang cepat, namun para profesional laboratorium
laboratorium darah lengkap di rawat jalan tidak terdapat lebih memilih menjaga kualitas analisis sama baiknya
perbedaan bermakna (157,0063,64 menit; 95%CI - dengan mengurangi TAT (3). Pengurangan TAT seharusnya
414,78728,78; p=0,178). dapat meningkatkan kualitas pelayanan. Implementasi
teknologi informasi dalam hal ini LIS dapat memperbaiki
keterlambatan dalam pelaporan di laboratorium dan
DISKUSI
menguramgi pemanjangan dari TAT tanpa mengurangi
Rerata waktu tunggu mulai spesimen diterima di kualitas pelayanan itu sendiri (8).
laboratorium sampai dengan spesimen selesai dikerjakan
Pada penelitian ini terdapat pengurangan waktu tunggu
oleh analyzer telah memenuhi standar, namun terjadi
yang bermakna jika dilakukan implementasi LIS pada
pemanjangan rerata total waktu tunggu mulai dari
pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium darah
spesimen diterima di laboratorium sampai dengan hasil
lengkap, kimia klinik, dan keduanya pada pasien rawat inap
dilaporkan. Hal ini dikarenakan terdapat pemanjangan
dan rawat jalan. Estimasi rerata penghematan waktu
waktu tunggu pada saat spesimen selesai dikerjakan di
tunggu yang didapatkan dari implemetasi LIS sekitar
analyzer sampai hasil dilaporkan. Hasil temuan penelitian
94,9034,35 menit sampai dengan 161,84129,90 menit.
ini menunjukkan terdapat pemanjangan TAT layanan
Oleh karena itu implementasi LIS pada laboratorium dapat
laboratorium di RSUD Kabupaten Jombang disebabkan
menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah
oleh sistem pencatatan yang dilakukan secara manual.
pemanjangan TAT, tidak hanya di RSUD Kabupaten
Pada fase analitik, waktu tunggu yang dibutuhkan untuk Jombang namun juga dapat diimplementasikan pada
melakukan pemeriksaan darah lengkap, kimia klinik dan laboratorium RS lain.
keduanya dalam analyzer masih sesuai dengan standar
Keterbatasan penelitian ini, TAT pasien rawat jalan yang
yaitu 140 menit yaitu dengan rerata 69,0036,77 menit
melakukan pemeriksaan darah lengkap tidak terdapat
sampai dengan 136,4213,17 menit. Terjadi pemanjangan
perbedaan bermakna antara waktu tunggu manual dan
waktu pada fase pasca-analitik yaitu kegiatan pencatatan
menggunakan implementasi LIS. Hal ini dapat disebabkan
hasil dari analyzer ke dalam buku pemeriksaan dan
oleh jumlah subjek pasien rawat jalan yang melakukan
formulir permintaan pemeriksaan dengan rerata
pemeriksaan darah lengkap terlalu kecil. Selain itu,
167,0063,64 menit sampai dengan 212,79 91,35 menit.
pengambilan data primer pada penelitian ini dilakukan
Dengan demikian total waktu tunggu dari spesimen pada hari Jumat dan Sabtu selama 3 minggu berturut-turut
diterima di laboratorium sampai dengan hasil dilaporkan dalam 1 bulan, sehingga belum dapat menggambarkan
semakin memanjang yaitu dengan rerata 170,5976,68 keadaan pada pelayanan laboratorium dihari kerja yang
menit sampai dengan 308,26133,59 menit. Oleh karena lain (Senin-Kamis) yang mungkin dapat ditemukan hasil
itu pemanjangan waktu berlarut-larut yang disebabkan yang berbeda.
oleh sistem pencatatan hasil pada fase pasca-analitik
Rerata waktu tunggu pemeriksaan darah lengkap, kimia
seharusnya dapat dihilangkan. Berdasarkan analisis
klinik, serta keduanya di RSUD Kabupaten Jombang adalah
menggunakan teori tapisan Mc Namara didapatkan
170,5976,68 menit sampai dengan 308,26133,59 menit.
bahwa implementasi LIS merupakan solusi terbaik untuk
Hal ini tidak memenuhi standar SPM yaitu 140 menit,
mengurangi pemanjangan TAT tersebut.
sehingga pemanjangan waktu tunggu ini dapat berdampak
Chung et al melaporkan hasil penelitian analisis TAT pada 3 besar terhadap pelayanan pasien terutama dalam hal
fase pemeriksaan di laboratorium yang telah keputusan terapi pasien. Pemanjangan waktu tunggu hasil
mengimplementasikan LIS didapatkan bahwa rerata TAT layanan laboratorium di Instalasi Patologi Klinik RSUD
untuk pemeriksaan kimia klinik adalah 43,67,7 menit. Kabupaten Jombang disebabkan oleh sistem pencatatan
Sebanyak 98% dari spesimen diselesaikan dalam waktu 60 hasil yang masih dilakukan secara manual. Implementasi
menit. Chung et al juga melaporkan waktu penyelesaian laboratory information system (LIS) mempunyai potensi
masing-masing fase mulai dari fase pra-analitik, analitik mengurangi secara signifikan pemanjangan waktu tunggu
dan pasca-analitik berturut-turut 29,76,9 menit, layanan laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA Year Experience. Clinical Chemistry and Laboratory


Medicine. 2010; 48(1): 63-66.
1. Da Rin G. Pre-Analytical Workstations: A Tool for
Reducing Laboratory Errors. Clinica Chimica Acta. 4. Chung H-J, Lee W, Chun S, Park H-I, and Min W-K.
2009; 404(1): 68-74. Analysis of Turnaround Time by Subdividing Three
Phases for Outpatient Chemistry Specimens. Annals of
2. Goswami B, Singh B, Chawla R, Gupta VK, and Mallika
Clinical & Laboratory Science. 2009; 39(2): 144-149.
V. Turn Around Time (TAT) as a Benchmark of
Laboratory Performance. The Indian Journal of 5. RSUD Kabupaten Jombang. Laporan Tahunan Rumah
Clinical Biochemistry. 2010; 25(4): 376-379. Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang Tahun 2012.
Jombang: RSUD Kabupaten Jombang; 2012.
3. Goswami B, Singh B, Chawla R, and Mallika V.
Evaluation of Error in a Clinical Laboratory: A One- 6. Sianipar JPG dan Entang HM. Teknik-Teknik Analisis
Perbaikan Waktu Tunggu Layanan Laboratorium 57

Manajemen. Di dalam: Sianipar JPG, Entang HM (Eds). Chemistry and Laboratory Medicine. 2004; 42(6): 576-
Macam-macam Cara Analisis Manajemen. Jakarta: 577.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia; 8. Piva E, Sciacovelli L, Zaninotto M, Laposata M, and
2001; hal. 22-49. Plebani M. Evaluation of Effectiveness of
7. Ricos C, Garcia-Victoria M, and de la Fuente B. Quality Computerized Notifocation System for Reporting
Indicators and Specifications for the Extra-Analytical Critical Values. American Journal of Clinical Pathology.
Phases in Clinical Laboratory Management. Clinical 2009; 131(3): 432-441.

Anda mungkin juga menyukai