DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
2019/2020
i
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-NYAlah dan usaha dari penyusun sehingga dapat
menyelesaikan makalah fisiologi tumbuhan ini tepat pada waktunya.
Ada pun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah fisiologi tumbuhan ini
adalah untuk menyelesaikan tugas kuliah fisiologi tumbuhan yaitu fisiologi tumbuhan
dan sel tumbuhan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
fisiologi tumbuhan ini.
Harapan yang kami inginkan semoga makalah fisiologi tumbuhan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan kami juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas
segala kekurangan dalam makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................2
BAB II HASIL dan PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dasar Fisiologi Tumbuhan dan Sel Tumbuhan.................3
2.2 Perbedaan Sel Prokariot (Bakteri dan Gangga Hijau – Biru) dan
Sel Eukariot (Protista, Cendawan, dan Tumbuhan) ............................4
2.3 Komponen – Komponen Pada Sel Tumbuhan.....................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan...........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang ini
maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mengetahui Pengertian Dasar Fisiologi Tumbuhan dan Sel Tumbuhan
1.4.2 Untuk Mengetahui Perbedaan Sel Prokariot (Bakteri dan Ganggang Hijau –
Biru) dan Sel Eukariot (Protista, Cendawan, dan Tumbuhan)
1.4.3 Untuk Mengetahui Komponen – Komponen Pada Sel Tumbuhan
2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
3
kehidupan; semua organisme hidup terdiri dari sel yang memiliki nukleus (inti) yang
terbungkus membran atau struktur mirip tapi tanpa membran, Tak ada kehidupan
dalam unit yang lebih kecil dari sel. Sel hanya terjadi dari pémbelahan sel
sebeluminya, Ketiga pemyataan tersebut di atas dikenal sebagai teori sel
2.2 Perbedaan Sel Prokariot (Bakteri dan Ganggang Hijau – Biru) dan Sel
Eukariot (Protista, Cendawan, dan Tumbuhan)
4
Selain mengendalikan semua bahan yang masuk dan keluar sel, membran nempunyai
fungsi lain yang penting.
Sel eukariot: Protista, cendawan, dan tumbuhan
Struktur utama sel prokariot juga terdapat pada sel eukariot, namun eukariot
memiliki struktur utama sel prokariot juga termasuk dalam beberapa struktur
tambahan yang disediakan sebagian besar terbungkus oleh membran. Sel parenkima
yang umumnya berdinding tipis dan berdiameter sama di seluruh bagian (sebagian
besar, namun permukaannya agak pipih) memiliki sebagian besar keistimewaan sel
tumbuhan khas itu. Sel parenkima terdapał di empulur, korteks, mesofil, dan jaringan
lain. Pemahaman kita tentang sel.
5
bercabang itu ikut membentuk serat-serat silindris panjang yang disebut
mikrofibil (serat mikro). Dinding primer mulai terbentuk pada sel yang selesai
pembelahan. Sebuah lempeng sel (atau fragmoplas) membentuk kompilasi
dinding sel-baru akan membagi sel menjadi dua sel anak. Lempeng sel ini terjadi
dari mikrotubul yang berbeda dengan mikrotubul yang membuat gelondong
kompilasi terjadi dapat dilihat kromatid. Bahan pembangun lempeng sel menjadi
lamela tengah kaya akan pektin, yang berada di antara kedua dinding sel-sel
anak. Pada banyak sel yang sedang menianjang, serat mikro-selulosa melapisl
bagian luar tepat setelah plasmalema; kira-kira tegak lurus terhadap poros
panjang sel kemudian menyudut ke kanan atau ke kiri şehingga tērbentuk sebuah
heliks pendek, membentuk benang pendek-pendek yang melapisi silinder
(protoplas). Karena mikrofibril yang baru diendapkan diletakkan searah (tapi
tegak lurus terhadap mikrofibril yang lebih dulu diendapkan), maka lapisan
mikrofibril yang baru dan yang lama saling bersilangan, hampir seperti susunan
benang pada kain (tapi tidak terjalin seperti bahan hasil tenunan. Dinding primer
mengandung 25-50% hemiselulosa. Bahan lain yang dekat membuatnya terdiri
dari komposisi yang menyusun 10-35% dinding primer dan besar terhidrasi.
Dinding primer mengandung protein 10% yang berperan penting dalaim
pertumbuhan sel (protein eksternal) dan dalam peningkatan molekul asing
(protein lektin). Dinding primer dipertimbangkan terhadap pertumbuhan. Dalam
responsnya terhadap berbagai molekul pengatur tumbuh, ia 'melunak' dengan
cara serat mikronya meregang di arah membujurya dan saling menggeser ke
dalam matriks berisi air. Hal ini terjadi karena protoplas menyerap udara lalu
mengembang seperti balon dan menimbulkan tekanan ke dinding sel. Jadi,
dinding meregang (melar) lebih banyak dari plastik, seperti balon dari permen
karet, seperti karet elastis, kompilasi sel tumbuh. Dinding primer bisa bertambah
luas hingga -20 kali lipat selama pertumbuhan. Banyak bahan-baru ditambahkan
sehingga dinding itu tidak menjadi semakin tipis. Pada saat sel tidak tumbuh,
diriding primer pun tahan regangan karena daya tahan tahan regang yang tinggi
6
pada serat mikro-selulosa, dan karena keterkaitan dengan molekul dengan
molekul dan di dalam jaringan protein.
3.1.2 Protoplas Eukariot
Kandungan protoplas dapat dibagi menjadi tiga bagian utama
yaitu,sitoplasma, nukleus, dan vakuola (Ada pula bahan ergastik dan bergerak).
Semua sel eukariot memiliki organ untuk sitoplasma dan paling tidak satu
nukleus pad sel mudanya. Seluruh protoplas hilang dari unsur xilem dewasa
(trakeid dan kapal). Vakuola yang besar (dan bahan ergastik) itu unik untuk sel
tumbuhan dan sei Seperti pada prokariot, sitoplasma eukariot merupakan matriks
berair yang kompleks yang mengandung banyak molekul, sebagian besar sesuai
bentuk suspensi koloid. Organel yang terbungkus pun banyak ditemui.
Awalnya, istilah sitoplasma digunakan untuk matriks yang diterjemahkan
nukleus. Dengan perkembangan mikroskopi elektron dan penemuan organel,
konsep sitoplasma bergeser dan tidak tepat lagi. Sel tumbuh dewasa dan sel
cendawan -kecil (diameter 1,0 mm) ditemui pada sel hewan dan protista tertentu,
namun jarang yang merupakan vakuola yang khas pada sel tumbuhan dan sel
cendawan Itu. Beberapa sel tumbuhan juga menumpuk sejumlah bahan murni
seperti kalsium oksalat, butiran protein, permen karet, minyak, dan resin, yang
bersama-sama disebut bahan ergastik. Bahan ini dapat berada di vakuola,
dinding sel, atau di bagian lain dalam sel. Tiap jenis organel dalam sitoplasma
merupakan tempat berlangsungnya proses kimia yang khas. Beberapa organ
bertumbuh, membelah, berubuh bentuk, mengandung enzim untuk mengkatalisis
reaksi metabolisme, dan mensekresikan berbagai bahan melalui membran ke
dinding luar atau ke dunia luar. Organ ikut serta dalam pertumbuhan dan
spesialisasi sel, serta, dalam banyak sekali aktivitas vital. Pada banyak sel
tumbuhan, sitoplasma dapat dilihat dengan mikroskop cahaya: mengalir alokasi
sel sebelah dalam (aliran sitoplasma). Sel adalah satuan kehidupan, dan seperti
semua benda hidup, sel bergetar dan berubah-ubah.
7
3.1.3 Komponen Sitoplasma
8
produksi organel sitoplasma, dalam pengendapan berbagai bahan organel
tersebut, dalam biosintesis, serta pengangkutan bahan yang akan disekresikan
ke luar sel. Seluruh sitoplasma sel eukariot terlihat berisi suatu sistem yang
terdiri dari dua membrane sejajar yaitu Reticulum Endoplasma atau ER. Pada
banyak sel, ER menyerupai kantung kempis yang berlapis-lapis, yang
dinamakan sisterna. Pada sel lain terdapat ribuan tabung kecil yang disebut
tubul. Tabung-tabung itu berhubungan dengan sisterna dan ratusan tabung
meruak keluar dari sisterna, ER yang ditempeli banyak ribosom disebut ER
kasar. ER halus tak beribosom dan sering berbentuk pipa. Bentuk pipa lebih
banyak terdapat pada sel berfungsi mengangkut atau mensekresikan lipid atau
gula, sedangkan bentuk sisterna dengan ribosomnya sering berperan dalam
sistesis protein. ER adalah komponen sitoplasma yang sangat dinamis, dan
mungkin pula mempunyai beberapa fungsi yang belum diketahui secara
lengkap. Misalnya, organel sel yang bergabung dengan benang-benang aktin,
terlihat bergerak hanya disepanjang lintasan yang sejajar dengan proses
tabung ER (Allen dan Brown, 1988). Fungsi lain dari ER ialah mengangkut
enzim tertentu dan protein lain menembus membrane plasma dan keluar dari
sitoplasma dalam proses sekresi. Fungsi sekresi ini terjadi terutama karena
ER berperan dalam pembentukan diktiosom.
Inti (nucleus) dikelilingi oleh dua membrane unit yang sejajar yang
disebut selimut inti. Tebal seluruh selimut inti ialah 25-57 nm. ER kerap
berhubungan dengan selimut inti, dan ruang perinukleus bersambungan
dengan ruang diantara membrane sejajar ER, dan dengan melalui
plasmodesmata yang bersambungan dari sel ke sel. Ketika inti membelah,
selimut inti akan rusak dan menghilang.
Membrane vakuola atau tanoplas merupakan membrane tunggal yang
sanagt penting pada sel tumbuhan dan sel cendawan ialah membrane yang
menyelimuti vakuola. Ia menyerupai plasmalema namun berbeda
fungsinyadan agak lebih tipis (7,5 nm). Plasmalema mengendalikan keluar
masuknya linarut di sitoplasma, sedangkan tanoplas mengangkut linarut
9
keluar masuk vakuola, mengendalikan potensial air sel. Potensial air
khususnya penting pada sek penjaga dari perangkat stomata. Kaliaum dan ion
lain dipompa ke dalam dan keluar vakuola sel penjaga, air mengikutinya
secara osmotic sehingga sel itu menggembung atau mengempis. Hasilnya,
stomata membuka atau menutup. Pada dasarnya, tanoplas berasal dari ER,
tetapi diduga melalui perangkat Golgi seperti halnya plasmalema. Kadang ER
menggembung langsung membentuk vakuola.
Perangkat golgi merupakan tumpukan piring pipih yang berongga di
dalamnya dengan tepian yang menggelembung dan dikelilingi oleh benda-
benda bulat-bulat. Piring pipih tersebut dinamakan sisterna. Benda bulat yang
disekelilingnya yang nampak terlepas dari sisterna disebut kantung golgi
atau kantung diktiosom. Diktiosom sangat polar, dan ketebalan serta warna
khas membrannya berubah-ubah dari satu ujung ke ujung yang lain. Satu sisi
permukaannya tumbuh ketika kantung kecil bermembran tipis berwarna
terang dari ER melebur dengan sisterna di permukaan tersebut. Peleburan ini
menambah ukuran tiap sisterna, dan isisnya sedikit berubah sebab membrane
ER tidak serupa dengan membrane benda golgi. Di dalam rongga sisterna,
senyawa yang baru diserap atau diangkut dapat diubah menjadi senyawa lain.
Benda mikro adalah organel bulat yang terbungkus hanya satu
membrane unit. Benda ini berasal dari ER juga dank arena itu merupakan
bagian dari sistem endomembrane. Dua jenis benda mikro yang penting ialah
peroksisom dan glioksisom yang masing-masing berperan khusus dalam
aktivitas kimia sel tumbuhan. Peroksisom menguraikan asam glikoliat yang
dihasilkan dari fotosintesis, mendaur ulang molekul lain kembali ke
kloroplas. Glioksisom mengurai lemak menjadi karbohidrat selama dan
sesudah perkecambahan biji.
Oleosom dan butir protein, oleosom sendiri berbentuk bulat dan
diselimuti oleh setengan membrane unit yang mungkin berasal dari ER. Butir
lipid terbentuk ketika lipid menumpuk dibagian lipid lapisan rangkap
membrane unit ER, mengakibatkan terjadinya membrane setengah unit yang
10
menyelimuti butir lipid. Ada juga butiran atau tetesan lipid tanpa selimut
membrane. Terutama pada butir sel penyimpanan dalam biji yang sedang
berkembang, protein menumpuk dalam organel terbungkus membrane yang
dinamakan butir protein. Butir protein itu diselimuti membrane unit yang
mungkin berasal dari ER.
c. Rangka sel
Mikrotubul, mikrofilamen aktin, dan benang-benangpenghubung
membentuk tiga sistem rangka sel yang berlainan tapi terintegrasi dengan
baik, masing-masing dengan penyebaran khasnya sendiri di dalam sel dan
masing-masing membantu menentukan bentuk sel. Dinding sel menyangga
protoplas tumbuhan, maka kepentingan rangka sel dipertanyakan. Adanya
dinding sel mengaburkan penelitian tentang rangka sel tumbuhan. Namun,
struktur yang serupa diisolasi dari beberapa spesies dikotil dan monokotil.
Proses yang ditempuh meliputi pelarutan dinding sel dengan enzim untuk
mendapatkan protoplas, kemudian dengan menggunakan larutan detergen
kuat membrane serta bahan sitoplasma disingkirkan sehingga tersisa rangka
sel yang berbentuk serat-serat.
Mikrotubul berupa silinder panjang yang berongga . mikrotubul terdiri
dari molekul bulat-bulat protein yang disebut tubulin yang secara spontan
saling bergabung pada kondisi tertentu membentuk silinder panjang
berongga.mikrotubul mempunyai polaritas yang berperan penting dalam
pembentukan dan fungsi mikrotubul. Mikrotubul dikelilingi oleh ruang
terbuka yang terang dan sempit. Menunjukkan suatu daerah tempat
mikrotubul berinteraksi dengan komponen lain dari sel. Pada sel hewan,
mikrotubul sering disebut pusat organisasi mikrotubul. Pada tumbuhan, pusat
itu lain dengan sel hewan, dan tampak sebagai bahan terbentuk di kedua
kutub gelendong, di fragmoplas sesudah proses pembelahan sel, dan disudut
sel yang sedang tumbuh. Fungsi mikrotubul yang paling penting berkenaan
dengan gerak yang mengarah, khususnya di kromosom saat sel membelah
11
atau di organel sel. Gerak itu meliputi pengendalian arah mikrofibril atau
gerak flagella.
Mikrofilamen merupakan struktur padat yang lebih kecil berdiameter
5-7 nm yang bertindak sendiri atau bekerja sama dengan mikrotubul untuk
menggerakkan sel. Mikrofilamen terdiri dari protein, khususnya protein aktin
yang juga menjadi kandungan utama jaringan otot hewan. Aktivitas
mikrofilamen tampaknya menyebabkan pergerakan seperti kontraksi otot
aliran sitoplasma dan gerak ameboid (gerak sel tunggal Protista, cendawan
dan hewan yang menggunakan protoplasmanya yang mengalir keluar dari sel
untuk membentuk semacam kaki semu atau pseudopod. Kemudian, bagian
sel yang tertinggal maju kea rah pseudopod hingga menghasilkan gerak sel di
suatu permukaan). Fungsi lain mikrofilamen yang didasarkan pada arahnya
adalah mengatur arah aliran sitoplasma. Jika arah mikrofilamen berubah,
maka berubah pula arah aliran itu. Mikrofilamen serta mikrotubuln berperan
juga dalam pergerakan dan pengaturan posisi organel seperti kloroplas,
mitokondria, amiloplas, dan nucleus.
d. Ribosom
Sintesis protein merupakan fungsi sel yang vital yang berlangsung di
ribuan ribosom. Ribosom tersebar di sitoplasma atau bergabung dengan ER
kasar di dalam sel, dan selalu di membrane rangkap ER di sisi sitosol.
Ribosom juga menempel di membran sebelah luar selimut inti di sisi sitosol.
Ribosom sering membentuk rantai seperti untaian, tapi khususnya dalam pola
spiral. Struktur ini dinamakan poliribosom atau polisom, dan masing-masing
diikat menjadi satu oleh benang-benang mRNA. Ribosom yang lebih kecil
ada di mitokondria dan kloroplas. Ribosom ini mensintesis sebagian protein
yang terdapat di organel tersebut. Protein kloroplas dan protein mitokondria
lain dibuat di ribosom sitoplasma dan diangkut ke organel tersebut.
e. Mitokondria
Mitokondria pertama kali dilihat sekitar tahun 1900. Kebanyakan sel
memiliki ratusan sampai ribuan mitokondria. Mitokondria membelah seperti
12
bakteri, dan semuanya bermula dari mitokondria dalam zigot. Oleh karena
itu, membrannya tidak berisi sistem endomembran. Mitokondria mempunyai
DNA dan ribosom kesil di dalam matriksnya. Jadi, mitokondia mensintesis
sebagian proteinnya sendiri, dan sebagian lagi masih bergantung pada protein
yang disintesis di sitoplasma di bawah kendali nucleus. Ribosom-mitokondria
menunjukkan pola kepekaan terhadap penghambat protein. Mitokondria
memiliki sistem membrane-dalam yang berlipat-lipat, diselimuti oleh
membrane luar yang halus. Membrane-dalam dan membrane-luar sangat
berbeda, keduanya tidak dapat dikatakan termasuk struktur rangkap khas
(membrane unit) tertentu seperti kebanyakan membrane lain.membran-luar
yang halus memiliki bagian lipid yang besar dan permeabel terhadap banyak
senyawa yang masuk-keluar mitokondria. Membrane-dalam yang berlipat-
lipat mempunyai beberapa bentuk diantaranya tonjolan pipih atau membulat
panjangyang disebut krista. Membrane-dalam membungkus matriks, dan
banyak enzim yang mengendalikan berbagai tahap dalam respirasi sel
khususnya dan metabolisme umumnya, ditemukan pada membrane-dalam
atau pada matriks.
f. Plastid
Plastid merupakan struktur khusus, diselimuti oleh sistem membrane
rangkap, ditemukan hanya pada tumbuhan dan beberapa Protista. Membran
dalamnya tidak berlipat-lipat seperti pada mitokondria, tapi membrane yang
tersusun dengan cara lain sering ditemui pada plastid. Plastid mengandung
DNA dan ribosom, yang terbenam (bersama membrannya) dalam matriks
cair yang disebut stroma.plastid membentuk dirinya sendiri dank arena
itutidak bergantung pada sistem endomembrane. ada dua macam plastid
berwarna : kloroplas yang mengandung klorofil dan berbagai pigmen, dan
kromoplas yang mengandung pigmen lain contohnya pigmen merah pada
kulit tomat. Kloroplas mengandung suatu sistem membrane yang bernama
tilakoid, yang sering sambung-menyambungkan membentuk tumpukan
13
membrane yang disebut grana. Grana terbenam dalam stroma. Enzim yang
mengendalikan fotosintesis terdapat di membrane tilakoid dan di stroma.
3.1.4 Nukleus
Nukleus merupakan pusat kendali pada sel eukariot. Tetapi nukleus
bukanlah organel yang berdiri sendiri dan harus mendapatkan proteinnya
dari sitoplasma. Nukleus mengendalikan seluruh fungsi sel dengan cara
menentukan macam enzim (melalui mRNA) yang dibuat dalam sel dan
ini menentukan juga struktur dan fungsi sel. Kendali itu terletak pada
struktur yang sama, yakni informasi genetik atau factor keturunan yang
terkandung dalam serat panjang DNA yang bergabung dengan protein
membentuk bahan yang disebut kromatin.
3.1.5 Vakuola
Vakuola dianggap sebagai bagian dari sistem endomembrane dan telah
dibahas pula bahwa membrane vakuola atau tonoplas merupakan bagian
dari sistem tersebut. Vakuola mengerjakan beberapa fungsi, dan banyak
diantaranya telah menjadi perhatian walaupun informais yang memang
langka itu baru tersedia dari penelitian 1970an. Informasi itu berasal dari
oenelitian terhadap vakuola yang diisolasi dari sel tumbuhan tingkat
tinggi.
a. Peran vakuola dalam turgiditas dan bentuk sel
Tumbuhan perlu menyerap cukup banyak air, unsur mineral, karbon
dioksida, dan cahaya matahari untuk mempertahankan hidupnya.
Tumbuhan mempunyai volume cukup besar karena vakuolanya terisi
air dengan jumlah lebih besardaripada yang dimiliki protoplasma sel
lain.
b. Vakuola untuk penyimpanan dan penimbunan
Sejumlah vakuola mengandung pigmen dalam konsentrasi tinggi yang
menghasilkan warna pada bunga. Pada beberapa bagian tumbuhan,
vakuola mengandung bahan yang bisa meracuni sitoplasma, misalnya
14
hasil metabolism sekunder. Vakuola mengandung Kristal, Kristal
kalsium oksalat lazim didapatkan pada beberapa spesies. Vakuola
merupakan suatu tempat untuk menampung hasil buangan sel dan
kelebihan mineral yang diambil oleh tumbuhan.
c. Vakuola sebagai lisosom
Enzim pada vakuola mencerna berbagai macam bahan yang diserap ke
dalam vakuola, termasuk mencerna sitoplasma ketika sel mati dan
kloroplas pecah. Vakuola berlaku sebagailisosom yaitu organel sel
yang umum didapati di sel hewan, beberapa cendawan dan Protista.
d. Peran pada homeotstasis
Vakuola memegang peran penting dalam mempertahankan Ph sitosol
yang konstan itu. Kelebihan ion hydrogen di sitosol akan dipompa
masuk ke vakuola. Kebanyakan vakuola bersifat asam (Ph = 5-6). Ca 2+
dan ion fosfat akan meracuni sitoplasma bila konsentrasinya tinggi.
e. Proses metabolik dalam vakuola
Beberap reaksi kimia pada sel hidup terjadi di vakuola. Misalnya,
tahap akhir sintesis etilen (suatu pengatur tumbuh berbentuk gas)
sebagian besar berlangsung pada tonoplas vakuola, dan perubahan
bentuk gula juga terjadi disana.
f. Asal mula vakuola
Sel muda yang aktif membelah dititik tumbuh batang dan akar
mempunyai vakuola sangat kecil. Sel dewasa sering memiliki vakuola
yang menguasai sampai 80-90% atau lebih volume sel, dan
protoplasmanya tersisih hingga hanya berupa lapisan tipis di antara
tonoplas dan plasmalema.
15
kelamin pada tumbuhan tingkat rendah tertentu serta pada gymnosperma. Flagela
dan silia sering menjadi alat penggerak sel (satu atau beberapa flagela tiap sel),
silia dapat menutupi permukaan sel yang bersebelahan. Flagela dan silia bakteri
tidak mempunyai mikrotubul). Flagela dan silia muncul dari badan dasar di
sitoplasma. Sewaktu sel berflagela membelah, flagella sering menghilang, dan
flagella baru akan tumbuh dari badan dasar.
Ada tiga keistimewaan yang khas pada sel tumbuhan dibandingkan sel
hewan yaitu dinding sel dengan selulosanya, vakuola yang memberi tekanan dan
memperbesar volume serta luas permukaan meskipun dengan protoplasma
sedikit, dan plastid, khususnya kloroplas. Kloroplas hanya terdapat pada
tumbuhan dan beberapa Protista (bergantung pada golongannya). Misalnya
ganggang hijau biru (sianobakteri) mempunyai struktur mirip dengan kloroplas.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Hasyim, Adriani. 2014. Fisiologi Tumbuhan New. Diakses pada 12 Februari 2020.
https://www.slideshare.net/adrianihasyim/fisiologi-tumbuhan-new.
Marlis, Asnaini, 2016. Fisiologi Tumbuhan. Diakses pada tanggal 12 Februari 2010.
https://www.slideshare.net/asnainimarlis/makalah-fisiologi-tumbuhan.
18