2. Jelaskan masing – masing proses adaptasi sel ? 3. Jelaskan perbedaan hiperplasia dan hipertropi serta berikan gambar ? 4. Jelaskan terjadinya mekanisme terjadinya radang ?
Jawab :
1. Penyebab jejas sel adalah :
a. Hipoksia (pengurangan oksigen) terjadi sebagai akibat dari : 1. Iskemia (kehilangan pasokan darah) Dapat terjadi bila aliran arteri atau aliran vena dihalangi oleh penyakit vaskuler atau bekuan didalam lumen. 2. Oksigenisasi tidak mencukupi karena kegagalan kardiorespirasi. Misalnya pneumonia. 3. Hilangnya kapasitas pembawa oksigen darah misalnya anemia, keracunan karbon monooksida. b. Faktor fisik 1. Trauma 2. Suhu rendah 3. Suhu Tinggi 4. Radiasi 5. Tenaga Listrik c. Bahan kimia dan obat-obatan d. Bahan penginfeksi atau mikroorganisme e. Reaksi imunologik, antigen penyulut dapat eksogen maupun endogen f. Kekacauan genetik misalnya mutasi dapat menyebabkan mengurangi suatu enzim kelangsungan. g. Ketidakseimbangan nutrisi, antara lain : 1. Defisiensi protein-kalori. 2. Avitaminosis. 3. Aterosklerosis, dan obesitas. h. Penuaan. 2. Proses adaptasi sel adalah a. Atrofi Adalah berkurangnya ukuran suatu sel atau jaringan. Atrofi dapat terjadi akibat sel atau jaringan tidak digunakan misalnya, otot individu yang mengalami imobilisasi atau pada keadaan tanpa berat (gravitasi 0). Atrofi juga dapat timbul sebagai akibat penurunan rangsang hormon atau saraf terhadap sel atau jaringan. b. Hipertrofi Adalah bertambahnya ukuran suatu sel atau jaringan. Hipertrofi merupakan suatu respon adaptif yang terjadi apabila terdapat peningkatan beban kerja suatu sel. Terdapat 3 jenis utama hipertrofi yaitu : a. Hipertrofi fisiologis terjadi sebagai akibat dari peningkatan beban kerja suatu sel secara sehat. b. Hipertrofi patologis terjadi sebagai respons terhadap suatu keadaan sakit c. Hipertrofi kompensasi terjadi sewaktu sel tumbuh untuk mengambil alih peran sel lain yang telah mati. c. Hiperplasia Adalah peningkatan jumlah sel yang terjadi pada suatu organ akibat peningkatan mitosis. Hiperplasia dapat terbagi 3 jenis utama yaitu : a) Hiperplasia fisiologis terjadi setiap bulan pada sel endometrium uterus selama stadium folikuler pada siklus mentruasi. b) Hiperplasia patologis dapat terjadi akibat kerangsangan hormon yang berlebihan. c) Hiperplasia kompensasi terjadi ketika sel jaringan bereproduksi untuk mengganti jumlah sel yang sebelumnya mengalami penurunan. d. Metaplasia Adalah berbahan sel dari satu subtipe ke subtipe lainnya. Metaplasia terjadi sebagai respon terhadap cidera atau iritasi continue yang menghasilkan peradangan kronis pada jaringan. e. Displasia Adalah kerusakan pertumbuhan sel yang menyebabkan lahirnya sel yang berbeda ukuran, bentuk dan penampakannya dibandingkan sel asalnya.Displasia tampak terjadi pada sel yang terpajan iritasi dan peradangan kronik. 3. Perbedaan hiperplasia dan hipertropi serta gambar a. Hiperplasia adalah meningkatnya jumlah sel sehingga merubah ukuran dari organ. Contohnya pembesaran dari epitelium sel mamae pada anak remaja putri atau pada ibu hamil. Hiperplasia dapat terjadi hanya pada sel yang mampu mensistesis DNA ( seperti sel epitalia, hematropoletik, dan jaringan ikat ). Sel saraf otot jantung dan otot rangka tidak memiliki kemampuan bertumbuh hiperplastik oleh karenanya sel otot mengalami hipertropi yang hampir murni bila dirangsang dengan penambahan beban secara fungsional atau dengan hormon.
b. Hipertrofi adalah penambahan jumlah organel ( misalnya mioflamen ) dan
ukuran sel serta karena perubahan itu terjadi peningkatan ukuran organ. Hipertrof bersifat fisiologis atau patologis disebabkan oleh : a) Peningkatan kebutuhan fungsional, misalnya hipertrofi otot lurik pada binaragawan ( fisiologis ) atau otot jantung pada penyakit jantung ( patologi ) b) Stimulasi hormonal spesifik misalnya hipertrof uterus selama kehamilan.
Gambar sel hiperplasia dan hipertropi
4. Mekanisme terjadinya radang Mekanisme terjadinya peradangan yakni pada setiap luka pada jaringan akan timbul reaksi inflammasi atau reaksi vaskuler. Mula – mula terjadi dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler sehingga plasma akan merembes keluar. Selanjutnya cairan edema akan terkumpul di daerah sekitar luka. Kemudian fibrin akan membentuk semacam jala. Sruktur ini akan menutupi saluran limfe sehinga penyebaran mikroorganisme dapat dibatasi. Dalam proses inflammasi juga terjadi phagositosis. Mula – mula phagosit membungkus mikroorganisme. Kemudian dimulailah digesti dalam sel. Hal ini akan mengakibatkan perubahan PH menjadi asam. Selanjutnya akan keluar protease selluler yang akan menyebabkan lysis leukosit. Setelah itu makrofag mononuclear besar akan tiba dilokasi infeksi untuk membungkus sisa – sisa leukosit. Dan pada akhirnya terjadilah pencairan ( resolusi ) hasil proses inflammasi lokal. Cairan kaya protein dan sel darah putih yang tertimbun dalam ruang ekstravaskular sehingga akibat reaksi radang disebut eksudat.