Anda di halaman 1dari 4

Nama : Febrina Aulia

Kls : S1 keperawatan tk.1B

NIM : 1912142010031

Tugas. : Ilmu Dasar Keperawatan ( II )

Soal :

1. Apa saja penyebab jejas sel ?


2. Jelaskan masing – masing proses adaptasi sel ?
3. Jelaskan perbedaan hiperplasia dan hipertropi serta berikan gambar ?
4. Jelaskan terjadinya mekanisme terjadinya radang ?

Jawab :

1. Penyebab jejas sel adalah :


a. Hipoksia (pengurangan oksigen) terjadi sebagai akibat dari :
1. Iskemia (kehilangan pasokan darah)
Dapat terjadi bila aliran arteri atau aliran vena dihalangi oleh penyakit
vaskuler atau bekuan didalam lumen.
2. Oksigenisasi tidak mencukupi karena kegagalan kardiorespirasi.
Misalnya pneumonia.
3. Hilangnya kapasitas pembawa oksigen darah misalnya anemia,
keracunan karbon monooksida.
b. Faktor fisik
1. Trauma
2. Suhu rendah
3. Suhu Tinggi
4. Radiasi
5. Tenaga Listrik
c. Bahan kimia dan obat-obatan
d. Bahan penginfeksi atau mikroorganisme
e. Reaksi imunologik, antigen penyulut dapat eksogen maupun endogen
f. Kekacauan genetik misalnya mutasi dapat menyebabkan mengurangi suatu
enzim kelangsungan.
g. Ketidakseimbangan nutrisi, antara lain :
1. Defisiensi protein-kalori.
2. Avitaminosis.
3. Aterosklerosis, dan obesitas.
h. Penuaan.
2. Proses adaptasi sel adalah
a. Atrofi
Adalah berkurangnya ukuran suatu sel atau jaringan. Atrofi dapat terjadi akibat sel
atau jaringan tidak digunakan misalnya, otot individu yang mengalami imobilisasi
atau pada keadaan tanpa berat (gravitasi 0). Atrofi juga dapat timbul sebagai
akibat penurunan rangsang hormon atau saraf terhadap sel atau jaringan.
b. Hipertrofi
Adalah bertambahnya ukuran suatu sel atau jaringan. Hipertrofi merupakan suatu
respon adaptif yang terjadi apabila terdapat peningkatan beban kerja suatu sel.
Terdapat 3 jenis utama hipertrofi yaitu :
a. Hipertrofi fisiologis terjadi sebagai akibat dari peningkatan beban kerja
suatu sel secara sehat.
b. Hipertrofi patologis terjadi sebagai respons terhadap suatu keadaan
sakit
c. Hipertrofi kompensasi terjadi sewaktu sel tumbuh untuk mengambil
alih peran sel lain yang telah mati.
c. Hiperplasia
Adalah peningkatan jumlah sel yang terjadi pada suatu organ akibat peningkatan
mitosis. Hiperplasia dapat terbagi 3 jenis utama yaitu :
a) Hiperplasia fisiologis terjadi setiap bulan pada sel endometrium uterus
selama stadium folikuler pada siklus mentruasi.
b) Hiperplasia patologis dapat terjadi akibat kerangsangan hormon yang
berlebihan.
c) Hiperplasia kompensasi terjadi ketika sel jaringan bereproduksi untuk
mengganti jumlah sel yang sebelumnya mengalami penurunan.
d. Metaplasia
Adalah berbahan sel dari satu subtipe ke subtipe lainnya. Metaplasia terjadi
sebagai respon terhadap cidera atau iritasi continue yang menghasilkan
peradangan kronis pada jaringan.
e. Displasia
Adalah kerusakan pertumbuhan sel yang menyebabkan lahirnya sel yang berbeda
ukuran, bentuk dan penampakannya dibandingkan sel asalnya.Displasia tampak
terjadi pada sel yang terpajan iritasi dan peradangan kronik.
3. Perbedaan hiperplasia dan hipertropi serta gambar
a. Hiperplasia adalah meningkatnya jumlah sel sehingga merubah ukuran dari
organ. Contohnya pembesaran dari epitelium sel mamae pada anak remaja
putri atau pada ibu hamil.
Hiperplasia dapat terjadi hanya pada sel yang mampu mensistesis DNA
( seperti sel epitalia, hematropoletik, dan jaringan ikat ). Sel saraf otot jantung
dan otot rangka tidak memiliki kemampuan bertumbuh hiperplastik oleh
karenanya sel otot mengalami hipertropi yang hampir murni bila dirangsang
dengan penambahan beban secara fungsional atau dengan hormon.

b. Hipertrofi adalah penambahan jumlah organel ( misalnya mioflamen ) dan


ukuran sel serta karena perubahan itu terjadi peningkatan ukuran organ.
Hipertrof bersifat fisiologis atau patologis disebabkan oleh :
a) Peningkatan kebutuhan fungsional, misalnya hipertrofi otot lurik pada
binaragawan ( fisiologis ) atau otot jantung pada penyakit jantung
( patologi )
b) Stimulasi hormonal spesifik misalnya hipertrof uterus selama
kehamilan.

Gambar sel hiperplasia dan hipertropi


4. Mekanisme terjadinya radang
Mekanisme terjadinya peradangan yakni pada setiap luka pada jaringan akan
timbul reaksi inflammasi atau reaksi vaskuler. Mula – mula terjadi dilatasi lokal dari
arteriole dan kapiler sehingga plasma akan merembes keluar. Selanjutnya cairan
edema akan terkumpul di daerah sekitar luka. Kemudian fibrin akan membentuk
semacam jala. Sruktur ini akan menutupi saluran limfe sehinga penyebaran
mikroorganisme dapat dibatasi.
Dalam proses inflammasi juga terjadi phagositosis. Mula – mula phagosit
membungkus mikroorganisme. Kemudian dimulailah digesti dalam sel. Hal ini akan
mengakibatkan perubahan PH menjadi asam. Selanjutnya akan keluar protease
selluler yang akan menyebabkan lysis leukosit. Setelah itu makrofag mononuclear
besar akan tiba dilokasi infeksi untuk membungkus sisa – sisa leukosit.
Dan pada akhirnya terjadilah pencairan ( resolusi ) hasil proses inflammasi
lokal. Cairan kaya protein dan sel darah putih yang tertimbun dalam ruang
ekstravaskular sehingga akibat reaksi radang disebut eksudat.

Anda mungkin juga menyukai