MANAJEMEN
KONSTRUKSI
PERHITUNGAN RENCANA
ANGGARAN BIAYA
08
Fakultas Teknik Teknik Sipil 81004 Oties T. Tsarwan, MT.
Abstract Kompetensi
Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah suatu rencana anggaran Mahasiswa mampu
biaya yang akan dikeluarkan pada suatu proyek, dimana Rencana memahami metode
Anggaran Biaya merupakan salah satu alat untuk mengendalikan perhitungan(analisa biaya)
jumlah biaya penyelesaian pekerjaan secara berurutan sesuai serta dapat menbuat
dengan yang telah direncanakan. Sebagai alat untuk pengendali Rencana Anggaran Biaya
maka RAB harus dibuat dengan baik. (RAB
Pembahasan
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
7.1. Pendahuluan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah suatu rencana anggaran biaya yang akan
dikeluarkan pada suatu proyek, dimana hal itu didasarkan pada gambar kerja. Dalam
aplikasinya di lapangan Rencana Anggaran Biaya merupakan alat untuk mengendalikan
jumlah biaya penyelesaian pekerjaan secara berurutan sesuai dengan yang telah
direncanakan. Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan proyek dibuat berdasarkan
rencana anggaran penawaran yang digunakan sebagai patokan biaya penyelesaian
proyek yang harus diikuti oleh setiap unit.
Tujuan pembuatan RAB adalah :
1. Agar biaya pembangunan yang dibutuhkan dapat diketahui sebelumnya.
2. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kemacetan dalam proses
pembangunan.
3. Untuk mencegah terjadinya pemborosan dalam penggunaan sumber daya Cost
Estimate (estimasi biaya) atau dalam istilah populer yang disebut dengan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebelumnya harus dipahami sebagai Rencana
Anggaran Biaya yang diserahkan kontraktor sebagai harga penawaran dan
diserahkan pada waktu mengikuti pelelangan.
Jenis satuan pekerjaan yang biasa digunakan dalam perhitungan RAB konstruksi
antara lain:
Sumber: Standarisasi Harga Satuan Pekerjaan Konstruksi Prov. DKI Jakarta Jnauari – Juni 2014
1. Persyaratan Umum
2. Persyaratan Teknis
- Jam kerja efektif untuk tenaga kerja diperhitungkan 5 jam per hari.
3
Tabel 7.3 Menggali tanah 1m tanah biasa sedalam < 1 meter
3
Table 7.4 Membuang 1m tanah sejauh 15 meter
1. Pekerjaan Persiapan
p : Panjang lahan
l : Lebar lahan
b. Pemasangan Bouwplank
Setelah dilakukan pembersihan dan pengukuran pada luas tanah yang akan
dibangun rumah, maka dibuatlah bouplank yang digunakan untuk membantu
menentukan As atau letak titik dari bangunan, dengan cara membuat pagar
menggunakan papan 2/20 dipaku pada kayu ukuran 5/7 sebagai tiang, dibuat
dengan jarak 1 meter dari as bangunan dipasang keliling bangunan. Misal rumah
ukuran panjang = 6 dan lebar = 7, maka ukuran bowplank adalah K = (6 + 2) x 2
+ (7 + 2) x 2 = 34m.
Keterngan:
p : Panjang bangunan
l : Lebar bangunan
Tahap pekerjaan tanah ini sebagai tahap dari sebelum pembuatan pondasi dari
pembangunan rumah. Ditahap ini pekerjaan yang lakukan penggalian dan
pengurukan sebagai infrastruktur pembangunan. Dalam pekerjaan tanah ini meliputi:
a. Galian Tanah Pondasi
Rumus yang digunakan untuk menghitung galian tanah untuk pondasi ini yaitu:
Keterangan:
Pb : Panjang bangunan
Lb : Lebar bangunan
Pb : Panjang bangunan
Lb : Lebar bangunan
Pasir urug berada di atas permukaan tanah asli yang berfungsi menstabilkan
permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Lapisan pertama dalam
pekerjaan pondasi adalah pasir urug yang didapatkan dengan tebal 5 -10 cm
sesuai dengan kondisi tanah.
Keterangan:
h : tebal urugan
b : lebar urugan
p : panjang urugan
3. Pekerjaan Struktur Beton dan Pondasi
Beberapa jenis pondasi yang dapat digunakan dalam setiap pembangunan dari
mulai yang tradisional sampai yang modern. Berikut merupakan beberapa jenis
Pondasi yang beredar di dunia konstruksi:
- Pondasi Tapak atau Cakar Ayam (untuk Bangunan bertingkat 2-4 Lantai)
Pondasi batu kali merupakan pondasi penahan dinding yang digunakan pada
bangunan sederhana. Pondasi ini terdiri dari batu kali dan perekat yang berupa
campuran pasir dan semen. Biasanya campuran agregat untuk merekatkan batu
kali ini menggunakan perbangingan 1:3 karena batu kali akan selalu menerima
rembesan air yang berasal dari tanah. Sehingga sehingga membutuhkan
campuran yang lebih kuat menahan rembesan.
Keterangan:
P : Panjang pondasi
L : Lebar pondasi
T : Tinggi pondasi
Pb : Panjang bangunan
Lb : Lebar bangunan
b. Pondasi Tapak atau Ceker Ayam (Baik Untuk Bangunan bertingkat 2-3 Lantai)
Keterangan:
P : Panjang pondasi
L : Lebar pondasi
T : Tinggi pondasi
Pb : Panjang bangunan
Lb : Lebar bangunan
Keterangan:
d : diameter pondasi
t : Tinggi pondasi
Pb : Panjang bangunan
Lb : Lebar bangunan
Pondasi Bored pile digunakan untuk banguna berlantai banyak seperti rumah
susun yang memiliki lantai 4-8 lantai. Pondasi ini berbentuk seperti paku yang
kemudian di tancapkan kedalam tanah dengan menggunakan alat berat.
Dalam pemasangan pondasi Bored Pile atau Strauss pile ini dapat dirumuskan
dengan:
Keterangan:
d : diameter pondasi
t : Tinggi pondasi
Pb : Panjang bangunan
Lb : Lebar bangunan
e. Sloof
Sloof merupakan struktur bangunan yang terletak diatas pondasi bangunan yang
pada umumnya berbentuk empat persegi panjang. Sloof berfungsi sebagai
perata beban yang diterima oleh pondasi. Selain itu, sloof juga berfungsi sebagai
pengunci dinding agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan tanah seperti
gempa bumi.
Sloof berada di atas pondasi dengan ukuran standar 15/20 cm, yang terbuat dari
campuran material semen, pasir pasang, kerikil(split) dengan tulangan besi
beton. Cara meghitung volume pembuatan sloof yaitu:
Keterangan:
p : panjang bangunan
l : lebar bangunan
f. Kolom
Kolom adalah tiang (pilar) penyangga yang terbuat dari beton yang bertulang
besi. Kolom merupakan elemen tekan yang menumpu / menahan balok yang
memikul beban-beban pada lantai. Kolom merupakan suatu elemen struktur
tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga
keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur dengan satuan m3.
Keterangan:
p: Panjang kolom
b: lebar kolom
t: Tinggi kolom
Dinding pasangan bata ada 2 cara menghitung yaitu dengan cara perhitungan
luas dan dengan cara perhitungan isi, untuk perhitungan isi jarang sekali
digunakan. Akan tetapi bila suatu saat dibutuhkan dengan cara perhitungan isi,
caranya adalah luas x tebal, untuk tebal tergantung jenis pasangan bata,
pasangan 1 bata atau ½ bata, untuk ukuran 1 bata yaitu 30 cm sedangkan
ukuran ½ bata 15 cm. Cara menghitung luas pasangan bata adalah sebagai
berikut, pertama hitung keliling dari dinding, kalikan dengan tinggi dinding.
V=PxT
Keterangan:
T : Tinggi bangunan
b. Plesteran Halus 1 Pc : 3 Ps
Plesteran adalah suatu lapisan sebagai penutup permukaan dinding baik luar
atau dalam bangunan dari pasangan bata merah atau batu cetak, yang
berfungsi sebagai perata permukaan, memperindah dan memperkedap dinding.
V= P x T x 0.02
Keterangan:
P : Panjang dinding
T : Tinggi dinding
c. Plamir Tembok
Plamir merupakan pelapis dari dinding yang telah di lakukan pemlesteran pada
dinding, plamir digunakan untuk menutup pori pada permukaan. Setelah
melakukan pekerjaan plamir, baru dinding dapat di cat dengan baik.
Maka dapat dihitung dengan untuk mendapatkan volume pengerjaaan plamir ini
yaitu:
V=PxT
Keterangan:
P : Panjang dinding
T : Tinggi dinding
d. Ring Balk
Ring balk atau yang disebuat ring balok adalah salah satu bagian dari struktur
bangunan yang terletak diatas dinding bata. Ring balk berfungsi sebagai
pengikat pasangan bata dan meratakan beban dari struktur diatasnya.
Keterangan:
p : Panjang
l : Lebar
a. Kuda-kuda
Menghitung kebutuhan kuda-kuda, untuk yang menggunakan kayu dibutuhkan
2 kuda-kuda. Dan untuk penggunaan galvalume mengunakan kuda-kuda
disetiap 3 meter, dan dapat dihitung dengan rumus:
V= (2 x (2 x (p + l)) x cos30) x (p / 3)
Kemudian dicari berapa banyak jumlah batang galvalume(6m per batang) yang
dibutuhkan:
J= K / 6
Keterangan:
P : Panjang bangunan
L : Lebar bangunan
Reng berfungsi sebagai penahan penutup atap dari genteng dan lainnya.
Fungsi reng dan usuk adalah sebagai pengatur jarak tiap genteng agar rapi
dan lebih terikat. Jarak antar reng tergantung pada ukuran genteng yang akan
dipakai, semakin besar dimensi genteng.
l = (Lb / 2 / cos30) x 2
V = (2 x (p + l)) x 2
Keterangan:
d. Listplank
Lisptlank berfungsi untuk mengunci susunan usuk, agar tetap berada pada
tempatnya.
V= 2 x (Pb + Lb)
Keterangan:
Pb : Panjang bangunan
Lb : Lebar bangunan
e. Pemasangan Genteng
Ada berbagai pilihan penutup atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang
berbeda, berikut merupakan rumus untuk menghitung kebutuhan genting atap:
L = Pb x (Lb / 2 / cos30) x 2
Keterangan:
Pb : Panjang bangunan
Lb : Lebar bangunan
a. Lantai Keramik
Lantai keramik atau ubin yang digunakan untuk bahan penutup atau finishing
dalam pekerjaan lantai.
L= Pb x Lb
Keterangan:
Pb : Panjang bangunan
Lb : Lebar bangunan
b. Keramik Dinding
L= p x t
Keterangan:
P : Panjang bangunan
T : Tinggi bangunan
Setelah menghitung analisis harga satuan (AHS) dan volume pekerjaan, langkah
selanjutnya adalah menyusun Bill of Quantity (BOQ) atau rencana anggaran biaya. BOQ
merupakan hasil kali antara volume dan harga satuan. Format BOQ dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai Operasional) Jilid 1 dan 2, Iman Soeharto, Edis
Kedua, Erlangga, Jakarta, 1999.
Construction Management, Woodhead, R. W., Halpin D/ W., 2nd Edition, John Wiley and Son,
1996
Project Management for Construction, Chris Hendrickson and Tung Au, 2nd Edition Prepared
for World Wide Web Publication in 2000
A Guide to The Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) 5th Edition. Project
Management Institute, 2013
Manajemen Konstruksi, Soegeng Djojowirono, Biro Penerbit Teknik Sipil – UGM, Edisi IV, 2005
Husein, Abrar. MT. Penerbit Andi. 2011. Manajemen Proyek. Perencanaan, Penjadwalan dan
Pengendalian Proyek Edisi Revisi.
Biro Prasarana dan Sarana Kota Setda Provinsi DKI Jakarta. Standarisasi Harga Satuan
Pekerjaan Konstruksi Prov. DKI Jakarta Jnauari – Juni 2014