Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ABORTUS INSIPIENS
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kegawadaruratan
Maternal Neonatal & Basic Life Support yang diampu
oleh Ni Made Dwi Mahayati, SST., M.Keb

Oleh:

Luh Putu Nita Febiartini (P07124018043)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abortus merupakan keluarnya hasil komsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan
dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau kehamilan yang kurang dari 28 minggu
(Chandranita, 2010). Abortus ialah berakhirnya suatu kehamilan yang diakibatkan oleh faktor –
faktor tertentu pada atau sebelum kehamilan. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut
abortus spontan. Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat
tindakan. Dampak dari abortus jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat akan
menambah angka kematian ibu yang disebabkan oleh komplikasi dari abortus yaitu dapat terjadi
perdarahan, perforasi, infeksi dan syok (Sujiyatini, 2009).Abortus dapat terjadi secara tidak
sengaja maupun disengaja. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan,
sedangkan abortus yang dilakukan dengan sengaja disebut abortus provokatus dan abortus yang
terjadi berulang tiga kali secara berturut-turut disebut habitualis (Prawirohadjo, 2010).
Berdasarkan studi WHO satu dari setiap empat kehamilan berakhir dengan abortus(BBC,
2016). Estimasi kejadian abortus tercatat oleh WHO sebanyak 40-50 juta, sama halnya dengan
125.000 abortus per hari. Hasil studi Abortion Incidence and Service Avaibility in United States
pada tahun 2016 menyatakan tingkat abortus telah menurun secara signifikan sejak tahun 1990 di
negara maju tapi tidak di negara berkembang (Sedgh G et al, 2016). Di Indonesia angka
kematian ibu (AKI) menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun
2007 adalah sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Dari jumlah tersebut, kematian akibat
abortus tercatat mencapai 30 persen. Abortus ini merupakan salah satu faktor penyumbang angka
kematian ibu (AKI) namun lebih sering dilaporkan dalam bentuk perdarahan bukan dalam
bentuk abortus. Bila abortus ini terjadi, maka harus segera ditangani untuk mengatasi perdarahan
karena perdarahan yang banyak dapat menyebabkan kematian ibu (Halim, 2012).
Abortus bisa disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor maternal, faktor paternal dan faktor
fetus (Mochtar, 2011). Faktor maternal dapat dibagi menjadi dua yaitu intrinsik meliputi umur
ibu, tingkat pendidikan, paritas, jarak kehamilan, penyakit dan kelainan uterus dan faktor
ekstrinsik meliputi status pekerjaan (Sinaga, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi abortus?
2. Apa definisi abortus insipiens?
3. Apa penyebab dari abortus insipiens?
4. Apa asuhan yang dapat diberikan pada abortus insipiens?
C. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa paham dan mengetahui dalam Asuhan Kebidanan
Kegawadaruratan Maternal Neonatal & Basic Life Support pada makalah ini diantaranya:
1. Mengetahui definisi dari abortus
2. Mengetahui definisi dari abortus insipiens
3. Mengetahui penyebab dari abortus insipiens
4. Mengetahui asuhan yang da pat diberikan pada abortus insipiens
BAB II
K AJIAN TEORI
A. Definisi Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram (Bantuk Hadijanto,2008). Terdapat dua jenis abortus, iaitu abortus spontan dan abortus
provokatus.Abortus spontan didefinisikan sebagai abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis
atau medis.Dengan kata lain yang luas digunakan adalah keguguran(miscarriage).Sedangkan
abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakandisebut sebagai abortus provokatus
(Cunningham dkk.,2010). Klasifikasi abortus ada 2 yaitu abortus spontan dan abortus provokatus
(Chandranita, 2010). Adapun klasifikasi tersebut yaitu :
1. Abortus Spontan
Terjadi tanpa intervensi dari luar dan hanya disebabkan oleh faktor-faktor
alamiah. Berdasarkan aspek klinis, abortus spontan dibagi menjadi :
a. Abortus iminens
b. Abortus insipiens
c. Abortus kompletus
d. Abortus inkompletus
e. Abortus tertunda
f. Abortus habitualis
g. Abortus infeksius
h. Abortus sepsis
2. Abortus Provokatus
Tindakan abortus yang sengaja dilakukan. Dijumpai dua bentuk abortus buatan
yaitu :
a. Abortus Provokatus Medisinalis
Abortus yang dilakuk an atas dasar indikasi vital. Tindakan ini
harus disetujui oleh tiga orang dokter yang merawat ibu hamil.
b. Abortus Provokatus Kriminalis
Abortus yang dilakukan pada kehamilan yang tidak diingankan.
Dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih sehingga sering menimbulkan
“trias” komplikasi yaitu : perdarahan, trauma alat genetalia atau jalan
lahir, infeksi hingga syok sepsis.

B. Definisi Abortus Insipiens (Inevitable abortion)

Gambar 1.1
Sumber: Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Penerbit: Kedokteran EGC. Jakarta

Abortus insipiens didiagnosis apabila pada wanita hamil ditemukan perdarahan banyak,
kadang-kadang keluar gumpalan darah yang disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan
ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat
teraba. Kadang-kadang perdarahan dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan jaringan yang
tertinggal dapat menyebabkan infeksi sehingga evakuasi harus segera dilakukan. Janin biasanya
sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini merupakan kontraindikasi
(Sastrawinata et al., 2005).
C. Faktor Penyebab Terjadinya Abortus Insipiens
Adapun faktor penyebab terjadinya abortus insipiens yaitu :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat pada janin.
Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda. Beberapa
faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan adalah sebagai berikut :
a. Kelainan kromosom
Kelainan ini sering ditemukan pada abortus spontan adalah trisomi,
poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b. Lingkungan kurang sempurna
Bila lingkungan di endometrium disekitar tempat implantasi
kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi
terganggu.
c. Pengaruh dari luar
Radiasi, virus, obat-obatan dan lainnya yang dapat mempengaruhi
baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh
ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.
2. Kelainan pada plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenasi
plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dn kematian
janin. Keadaaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi
menahun.
3. Penyakit Ibu
Penyakit yang di derita Ibu secara mendadak seperti : pneumonia, tifus
abdominalis, malaria dan lainnya sehingga dapat menyebabkan abortus. Toksin,
bakteri, virus atau plasmodium dapat masuk melalui plasenta ke janin sehingga dapat
menyebabkan kematian pada janin dan kemudian terjadilah abortus.
D. Tanda dan gejala Abortus Insipiens (inevitable abortion)
Ditandai dengan adanya perdarahan dari jalan lahir dan disertai dengan nyeri atau
kontraksi uterus. Jika dilakukan pemeriksaan dalam serviks berdilatasi dan ketuban masih
utuh (kemungkinan menonjol).
BAB III
TINJAUAN KASUS

Hari selasa, pukul 18.00 wita Ny. MA datang ke RS Wangaya dengan keluhan sakit
pada bagian perut dan mengaku keluar darah yang banyak dari jalan lahir sejak pukul 17.00 wita.
Ny. MA mengatakan sempat melakukan tes kehamilan dirumah dan hasilnya positif hamil dan
ini merupakan kehamilan yang pertama. Ny. MA mengatakan tidak ada riwayat abortus. Sudah
sempat melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) sebanyak 2 kali. Ny. MA megatakan hari
pertama haid terakhir (HPHT) pada 25 Januari 2020.

A. Data Subjektif
1. Identitas Pasien
“Ibu” “Suami”
Nama : Ny. MA Tn. AK
Umur : 25 tahun 26 tahun
Suku/bangsa : Bali, Indonesia Bali, Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA (tamat) SI (tamat)
Pekerjaan : Tidak bekerja (IRT) Manager (swasta)
Alamat : Jl. Dewi Uma Gg. Nanas Sari NO. XX Renon Denpasar Timur
No Hp : 081240037xxx 08922334xxx
Jaskes : BPJS (kelas 1) BPJS (kelas 1)

2. Keluhan Pasien
Ny. MA mengatakan sakit pada bagian perut dan mengeluh keluar darah dari
jalan lahir yang banyak sejak pukul 17.00 wita.
3. Riwayat Menstruasi
Ny. MA mengatakan menarche umur 13 tahun, siklus haid teratur. Volume darah
3-4 kali ganti pembalut, lama menstruasi 5-6 hari, sifat darah encer, dan tidak ada
keluhan yang dirasakan saat haid. Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT) pada tanggal 25 Januari 2020 dan dipatkan hasil Tafsiran Persalinannya pada
tanggal 31 Oktober 2020.
4. Riwayat Pernikahan
Ny. MA mengatakan menikah satu kali secara sah dan lama pernikahan 2 tahun.
5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sebelumnya
No. TglPar UmurHamil JenisP Penolong Anak Lakta Keadaan Keteran
tus artus siUm Anak gan/
ur Sekarang Kompli
(Bula kasi
n)

Abort Premat Ater Nak N JK BB Hidup Menin


us ur m es on L P L Norm Cac ggal
al at

I. Ini

6. Riwayat hamil ini


Ny. MA mengatakan status imunisasi sudah TT5, terakhir imunisasi waktu SD.
Ny. MA mengatakan mengkonsumsi suplemen/vitamin Ferrous Sulfate (SF) 200 mg
diminum 1 x 1 diberikan sebanyak 30 tablet dan Asam Folat 400 mg diminum 1 x 1
diberikan sebanyak 30 tablet. Ny. MA mengatakan baru 1 kali melakukan
pemeriksaan kehamilan (ANC).
7. Riwayat pemakaian kontrasepsi
Ny. MA mengatakan tidak memakai alat kontrasepsi.
8. Riwayat Psiko Sosial
Ny. MA mengatakan kehamilan ini merupakan kehamilan yang dinanti baik oleh
keluara Ny. MA dan suami serta sangat bahagia atas kehamilan Ny. MA.
9. Riwayat Penyakit
Ny. MA mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular dan turunan seperti
kardiovaskuler, DM, asma, hipertensi, epilepsy, TORCH dan PMS.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis GCS: 15 E:4 V:5 M:6
BB : 60 kg
TB : 165 cm
TD : 105/69 mmHg
RR : 20 x/menit
Suhu aksila :36,50 C
Lila : 30 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak adanya luka
Rambut : bersih
Wajah : Normal
Mata : conjungtiva merah muda dan sklera putih
Hidung : bersih
Mulut : bibir merah muda
Telinga : bersih
Leher : kelenjar limfe normal, kelenjar tiroid normal dan vena jugularis normal
Payudara : bentuk simetris, putting menonjol, pengeluaran tidak ada, kebersihan baik
Dada : simetris
Abdomen : tidak terdapat luka bekas oprasi. Tinggi Fundus Uteri tidak teraba. Tidak
ada nyeri ketika di tekat perut bagian bawah.
3. Pemeriksaan genitalia
Tidak ada luka, varises, benjolan serta pembesaran abnormal di vulva.
Pemeriksaan dalam Tidak ada massa di vagina Portio tebal lunak, pembukaan 2 jari
longgar, tidak teraba jaringan di portio, estimasi perdarahan 50ml.
4. Pemeriksaan penunjang
USG : abosrtus insipiens, usia kehamilan 7-8 minggu.
C. Analisa
Ny. MA umur 25 tahun G1P0000 uk 7 minggu 3 hari dengan abortus insipiens

D. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan dan menjelaskan kepada pasien atau keluarga tentang hasil
pemeriksaan, pasien atau keluarga paham tentang hasil yang telah dijelaskan.
2. Menginformasikan tindakan yang akan diberikan yaitu aspirasi vakum manual
dengan berkolaborasi dengan dokter, pasien dan keluarga bersedia untuk
melakukannya.
3. Melakukan informed consent dengan pasien dan keluarga, pasien dan keluarga
menyetujui tindakan yang akan dilakukan.
4. Mempersiapkan alat untuk tindakan aspirasi vakum manual (AVM), persiapan telah
dilakukan.
5. Memberikan antibiotik sebagai profilaksis sesuai dengan anjuran dokter, antibiotik
telah diberikan berupa Amoxcillin 500 mg
6. Observasi perdarahan pada pasien, observasi telah dilakukan.
7. Meginformasikan kepada pasien tentang kontasepsi pasca abortus, pasien mengerti
dan paham tentang penjelasan yang telah diberikan.
8. Melakukan pendokumentasian, pendokumentasian telah dilakukan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus diatas merupakan abortus insipiens karena dari cirri-ciri yang dikeluhkan oleh
Ny. MA bahwa sakit pada bagian perut dan mengeluh keluar darah dari jalan lahir yang banyak.
Selain itu dari hasil pemeriksaan penunjang yaitu USG hasil yang di dapat Ny. MA mengalami
abortus insipiens yang mengaharuskan untuk diambil tindakan berupa aspirasi vakum manual.
Dimana aspirasi vakum manual tersebut adalah metode pengangkatan janin yang kurang dari 20
minggu dengan menggunakan pompa genggam (jarum suntik 25cc/50cc) untuk membersihkan
rahim.
Adapun cara kerja dari aspirasi vakum manual (AVM) berikut adalah Aspirasi vakum
berlangsung sekitar 15 menit, namun persiapan dan perawatan pasca prosedur ini dapat
berlangsung berjam-jam. Sebelum memulai prosedur ini, spesialis kebidanan dan kandungan
akan memeriksa panggul atau melakukan USG untuk memastikan ukuran, posisi, dan kondisi
rahim pasien. USG juga dapat dilakukan untuk memandu dokter selama proses aspirasi.
Kemudian, dokter akan memasukkan speculum ke dalam vagina untuk membuka dinding vagina.
Sehingga, dokter dapat melihat leher rahim. Pasien mungkin merasakan sedikit tekanan selama
proses ini berlangsung, namun biasanya tidak akan terasa sakit. Dokter dapat mengubah posisi
speculum jika pasien merasa sakit atau tidak nyaman. Leher rahim pasien akan dibaluri dengan
larutan antiseptik sebelum tentakulum dimasukkan untuk melakukan pembukaan. Tentakulum
akan menahan leher rahim dalam posisi yang tepat selama prosedur berlangsung. Dokter akan
menyuntikkan bius lokal pada 2 atau lebih daerah leher rahim pasien untuk mengurangi rasa
sakit dan tidak nyaman selama prosedur. Setelah bius lokal diberikan, dokter akan memasukkan
dilator untuk membuka leher rahim secara bertahap. Langkah ini biasanya dilakukan dalam 2
menit atau kurang. Lalu, sebuah kanula, atau alat yang terhubung dengan perangkat vakum
genggam atau listrik, akan dimasukkan ke dalam pembukaan leher rahim dan kemudian ke dalam
rahim. Tabung yang berbentuk jerami ini akan bergerak maju-mundur untuk menghisap jaringan
yang tersisa dalam rahim pasien. Prosedur aspirasi biasanya berlangsung selama beberapa menit,
tergantung pada jumlah jaringan yang tersisa dalam rahim.
Pasien mungkin merasa kram pada perut bagian bawah ketika rahim berkontraksi dan
dikosongkan. Kontraksi ini merupakan hal yang alami dan berfungsi untuk meremas serta
menutup pembuluh darah dalam rahim. Kram ini dapat terasa ringan hingga parah, dan akan
hilang secara bertahap setelah prosedur selesai. Setelah aspirasi, jaringan akan diangkat dan
diperiksa untuk menentukan apakah rahim sudah bersih.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram (Bantuk Hadijanto,2008). Terdapat dua jenis abortus, iaitu abortus spontan dan abortus
provokatus.Abortus spontan didefinisikan sebagai abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis
atau medis.Dengan kata lain yang luas digunakan adalah keguguran(miscarriage).Sedangkan
abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakandisebut sebagai abortus provokatus
(Cunningham dkk.,2010).
Abortus insipiens didiagnosis apabila pada wanita hamil ditemukan perdarahan banyak,
kadang-kadang keluar gumpalan darah yang disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan
ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat
teraba. Kadang-kadang perdarahan dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan jaringan yang
tertinggal dapat menyebabkan infeksi sehingga evakuasi harus segera dilakukan. Janin biasanya
sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini merupakan kontraindikasi
(Sastrawinata et al., 2005).
DAFTAR PUSTAKA

Darmawati. 2011. “Mengenali Abortus dan Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Abortus”. Jurnal Keperawatan Universitas Syiah Kuala. 2 (1). 12-17

Lisnawati, Lilis. 2018. “Asuhan Kebidanan Terkini Kegawadaruratan Maternal & Neonatal.
Jakarta : Trans Info Media

Mariza, Ana. 2015. “Karakteristik Ibu yang Mengalami Kejadian Abortus Insipiens”. Jurnal
Kebidanan. 1 (2). 140-142

Suprapti. 2016. “Asuhan Kebidanan Kegawadaruratan Maternal Neonatal”. Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai