Anda di halaman 1dari 5

Data isian peserta ( tulis dengan huruf balok tegak,/Kavital ( LIHAT CONTOH )

Nama lengkap
LUH PUTU NITA FEBIARTINI
Nim P07124222134

No. Absen 16

Prodi AFILIASI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

Mata Kuliah ASUHAN KEBIDANAN BERBASIS BUDAYA LOKAL DAN


KESEHATAN PARIWISATA
Semester dan Kls SEMESTER VIII KLS B

Tanggal pengisian
19 JANUARI 2023
Tanda tangan Mhs.

I. ( PT )Penugasan terstruktur
Petunjuk :Simak materi tulisan di bawah ini,kemudian setelah disimak jawab
pertanyaan yang ada di bawahnya.

Makna Tri Hita Karana Bagi Kehidupan Masyarakat Bali .


Istilah Tri Hita Karana pertama kali muncul pada tanggal 11 Nopember 1966, saat
penyelenggarakan Konferensi Daerah Badan Perjuangan Umat Hindu Bali di Perguruan Dwijendra
Denpasar. Tri Hita Karana merupakan sebuah konsep spiritual, kearifan lokal, sekaligus falsafah
hidup masyarakat Hindu Bali yang bertujuan untuk membentuk keselasaran hidup manusia.Tri hita
karana berasal dari bahasa sanskerta yang terbentuk dari tiga kata, yaitu Tri artinya tiga, Hita
artinya kebahagiaan atau sejahtera dan Karana artinya sebab atau penyebab. Pada hakikatnya
falsafah ini mengandung pengertian tiga penyebab kebahagiaan itu bersumber pada keharmonisan
tiga hubungan itu. Yang mengajarkan bagaimana agar manusia mencapai keseimbangan dan
keselarasan hidup. Konsep ini menggambarkan keseimbangan dan keselarasan hidup akan tercapai
jika manusia menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan, menjalin hubungan baik dengan sesama
manusia, dan menjalin hubungan baik dengan lingkungan atau alam.Tri Hita Karana terdiri dari 3
bagian yaitu : 1. Parhyangan (Hubungan Manusia Dengan Tuhan) Parhyangan merupakan
hubungan Manusia dengan Tuhan, yang menegaskan bahwa kita harus selalu sujud bakti kepada
Tuhan, Sang Pencipta Alam Semesta beserta isinya2. Palemahan (Hubungan Manusia Dengan
Alam) Palemahan merupakan hubungan manusia dengan lingkungan/alam. Lingkungan/alam ini
mencangkup tumbuh-tumbuhan, binatang dan hal-hal lain.3. Pawongan (Hubungan Manusia
Dengan Manusia) Pawongan merupakan hubungan manusia dengan sesamanya, manusia
diharuskan membentuk hubungan yang selaras dengan manusia lainnya. Hubungan yang selaras
tersebut dapat diwujudkan dalam hubungan dalam keluarga, hubungan dalam persahabatan, dan
hubungan dalam pekerjaan. Pawongan mempunyai makna kita harus bisa menjaga keharmonisan
hubungan dengan keluarga, teman dan masyarakat.
PERTANYAAN TUGAS PENUGASAN TERSTRUKTUR ( PT )
Setelah saudara menyimak tulisan tersebut di atas,maka jawablah
pertanyaannya dengan langsung mengisi titik titik di bawah ini.

1. Buatlah 1 ( satu ) kesimpulan dari artikel tulisan tersebut di atas.


( Batasan jawaban kalimat, sampai batas Kurung terakhir atau
boleh kurang,kalau keluar dari tanda kurung , tidak dinilai “ )

Kesimpulannya adalah :

Tiga hubungan penyebab kesejahteraan atau kebahagiaan bagi umat hindu


(_______________________________________________________)

2. Apa makna Hubungan harmonis dengan Tuhan(parahyangan)?.


( Batasan jawaban kalimat, sampai batas Kurung terakhir atau
boleh kurang,kalau keluar dari tanda kurung , tidak dinilai “ )

Maknanya adalah :

Umat manusia wajib sujut bakti dan bersyukur atas karunia Ida sang Hyang Widhi
(_______________________________________________________)

Catatan:
Bekerja secara mandiri,bila nanti ada jawaban yang persis sama dengan
jawaban temannya,maka keduanya tidak akan dinilai.

TATA CARA PENGUMPULAN TUGAS PT, BM dan ULANGAN ( POST TEST )


1. Setelah di-frint out, lakukan pengisian dan penulisan pada data identitas dan jawaban
soal,setelah itu dikacip/steples dalam 1 berkas), selanjutnya kumpulkan kepada
SIEPEND atau KORTInya. Naskah jawaban Post Tes (ulangan) dijadikan satu berkas
dengan berkas PT + BM.

2. Tgl 20 Pebruari 2023 pukul, 08.00 wita ,Bapak akan mengambil seluruh berkas
tugas tersebut untuk dinilai, di Kantor Kampus pada SIEPEND atau Kortinya.
II. ( BM )Belajar Mandiri )
Petunjuk. : BACA contoh ARTIKEL ILMIAH dibawah ini kemudian jawab pertanyaan
yang ada di bawahnya.

Kajian tentang spiritualitas dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan sebagian besar hanya
membahas tentang spiritualitas pada akhir kehidupan, sedangkan aspek spiritualitas sendiri juga melekat
pada praktik dan peran bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan (kebidanan), dan termasuk di
dalamnya adalah proses kelahiran. Fatma Sylvana Dewi Harahap (2018) dalam penelitiannya berjudul
“Keseimbangan Fisik, Psikis, dan Spiritual Islam pada Masa Kehamilan dan Persalinan” memaparkan
tentang pentingnya keseimbangan fisik, psikis dan spiritual dalam asuhan kebidanan. Dalam penelitian
tersebut disebutkan bahwa Indonesia merupakan negara yang menganut budaya ketimuran dalam tatanan
kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Keberagaman agama dan budaya merupakan entitas yang mendasari
pentingnya pemenuhan kebutuhan spiritual ibu hamil dengan mempertemukan kedua komponen tersebut.
Hingga saat ini masih terjadi perdebatan terkait definisi spiritualitas. Donia Baldacchino (2015) dalam
publikasinya yang berjudul Spiritual Care Education of Health Care Professionals menyebutkan bahwa
spiritualitas dapat diartikan sebagai sebuah kekuatan yang menyatukan semua aspek manusia, termasuk
komponen agama, memberikan dorongan kepada seseorang untuk menemukan arti, tujuan, dan pemenuhan
dalam kehidupan, serta dan menumbuhkan semangat untuk hidup.
Dalam publikasi yang sama, Fatma Sylvana Dewi Harahap (2018) dengan mengutip dari
berbagai sumber menyebutkan efek positif dari pemenuhan kebutuhan spiritualitas dalam asuhan kebidanan,
baik saat kehamilan, persalinan, maupun nifas yang dikutip dari berbagai sumber. Dalam kehamilan, asuhan
kebidanan yang diberikan secara seimbang, baik aspek fisik, psikis, dan spiritual akan meningkatkan derajat
kesehatan, serta menghindarkan kecemasan. Kondisi ini jika dijaga, dapat meningkatkan keyakinan ibu
hamil serta menghindarkan ibu dari persoalan psikologis saat menghadapi dan menjalani proses persalinan,
disebabkan spiritualitas sendiri merupakan bentuk coping dalam menghadapi persalinan. Dalam masa setelah
melahirkan, spiritualitas membantu proses penyembuhan dan mengurangi depresi postpartum.
Asuhan kebidanan yang dilakukan secara holistik pada masa kehamilan berdampak positif pada
hasil persalinan. Pengabaian terhadap aspek spiritual dapat menyebabkan klien akan mengalami tekanan
secara spiritual. Dalam melakukan asuhan kebidanan yang holistik, pemenuhan kebutuhan spiritual klien
dilakukan dengan pemberian spiritual care. Aspek penghormatan, menghargai martabat dan memberikan
asuhan dengan penuh kasih sayang merupakan bagian dari asuhan ini. Donia Baldacchino (2015) dalam
publikasinya yang berjudul Spiritual Care Education of Health Care Professionals menyebutkan bahwa
dalam memberikan spiritual care, tenaga kesehatan (bidan) berperan dalam upaya mengenali dan memenuhi
kebutuhan spiritual klien dengan memperhatikan aspek penghormatan pada klien. Bidan juga berperan
memfasilitasi klien dalam melakukan kegiatan ritual keagamaan. Selain itu, membangun komunikasi,
memberikan perhatian, dukungan, menunjukkan empati, serta membantu klien untuk menemukan makna dan
tujuan dari hidup, termasuk berkaitan dengan kondisi yang sedang mereka hadapi. Spiritual care dapat
membantu klien untuk dapat bersyukur dalam kehidupan mereka, mendapatkan ketenangan dalam diri, dan
menemukan strategi dalam menghadapi rasa sakit maupun ketidaknyamanan yang dialami, baik dalam masa
kehamilan, maupun persalinan. Selain itu, hal ini juga akan membantu klien dalam memperbaiki konsep diri
bahwa kondisi sakit ataupun tidak nyaman yang dialami juga bentuk lain dari cinta yang diberikan oleh
Tuhan.
Kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa transformatif dalam kehidupan seorang wanita. Pemberian
asuhan kebidanan dengan tidak mengabaikan aspek spiritual merupakan hal yang sangat penting dalam
menunjang kebutuhan klien. Ibu dan bayi yang sehat, fase tumbuh kembang anak yang sehat, serta menjadi
manusia yang berhasil dan berkontribusi positif bagi masyarakat merupakan harapan bersama. Bidan sebagai
tenaga kesehatan yang berperan dalam kesehatan ibu dan anak diharapkan agar dapat memberikan asuhan
dengan pemahaman holistik terhadap wanita. Mengutip dari Fatma Sylvana Dewi Harahap (2018)
"merekonstruksi bangunan keseimbangan kesehatan dengan sinergitas fisik, psikis, dan spiritualitas perlu
dilakukan melalui pendidikan dan pelayanan kebidanan".
Kata Kunci/Key Word :
a. Tugas ( BM ).
Setelah saudara membaca dengan seksma artikel di atas,:
1. Buatlah JUDUL TULISAN yang tepat untuk menggambarkan
keseluruhan isi artikel tersebut di atas. ( hanya 1 baris kalimat
pendek, dan langsung ditulis pada titik titik di bawah ini ).
( Batasan jawaban kalimat, sampai batas Kurung terakhir atau
boleh kurang,kalau keluar dari tanda kurung , tidak dinilai “ )
Judulnya yang tepat artikel di atas menurut saya adalah :………

(_______________________________________________________)
Spiritual Care Dalam Aspek Ilmu Kebidanan

2. Buatlah Key Word ( kata kunci ) yang tepat untuk menggambarkan


keseluruhan isi artikel tersebut di atas.
(kata-kata pada Key Word yang dibuat wajib : Ringkas dan tepat.)
( maksimal 3 kata,dan langsung ditulis pada titik titik dibawah ini ).
( Batasan jawaban kalimat, sampai batas Kurung terakhir atau
boleh kurang,kalau keluar dari tanda kurung , tidak dinilai “ )
Key Word atau kata kunci yang tepat menurut saya adalah :

1.(_________________)
Spiritual care 2.(_____________)
Efek positif spritual Aspek penghormatan3.
(_______________)
3. Buatlah (dua) 2 Kesimpulan dari seluruh isi artikel tersebut dg
singkat,padat,ringkas (hanya 1 baris kalimat dan langsung diisi pada
titik titik di bawah ini)
( Batasan jawaban kalimat, sampai batas Kurung terakhir atau
boleh kurang,kalau keluar dari tanda kurung , tidak dinilai “ )
(Dua ) 2 Kesimpulan artikel di atas yang tepat menurut saya
adalah

Adanya dampak positif Spiritual care di dalam Kesehatan khususnya kebidanan


1). (____________________________________________________)

Bidan berperan aktif dalam memberikan spitual care


2). (____________________________________________________)
Catatan:
1. Karna dibaca oleh setiap individu dan soalnya sama dalam 1
kelas,,maka hasil yang dikirimkan wajib berbeda satu dengan
yang lainnya.
2. Jika sama Persis jawaban yang dikirim dengan teman lainnya,
maka jawaban yang saudara kirim ,tidak akan diperiksa atau
tidak dinilai.

Anda mungkin juga menyukai