Anda di halaman 1dari 1

Absorbsi obat merupakan proses senyawa obat dipindahkan dari tempat absorbsinya ke sirkulasi

sistemik. Proses ini tergantung kepada tempat absorbsi itu sendiri, sirkulasi darah di tempat absorbsi
dan sifat fisikokimia obat (Mohammad Aslam, Chik Kaw Tan, 2003).

Terdapat rute yang memungkinkan obat dapat diabsorbsi dan menimbulkan efek melalui
enteral ( melalui saluran cerna ) dan transdermal ( meliputi : oral, bukal atau sublingual,rektal ),
yaitu :

a. Rute oral → Pemberian oral merupakan rute pemberian yang paling mudah dan paling sering
digunakan sehingga absorpsi dalam saluran cerna
mempunyai peran yang besar.
b. Rute bukal atau sublingual → Mukosa yang tervaskularisasi dengan baik pada rongga mulut dan
tenggorokan memiliki sifat absorpsi yang baik untuk
senyawa yang tidak terionisasi (lipofil). Karena permukaan
absorpsi yang relatif kecil, rute bukal dan sublingual
sebaiknya hanya untuk bahan obat yang mudah diabsorpsi.
c. Rute rektum → Absorpsi obat pada rectum terjadi pada 2/3 bagian bawah rectum. Obat yang
diabsorbsi tidak mencapai hati karena langsung masuk ke
vena cava inferior. Proses absorpsi umumnya lebih rendah
jika dibandingkan dengan pemberian oral.
d. Rute nasal ( hidung ) → Mukosa hidung yang memiliki sifat absorpsi yang baik seperti mukosa
mulut, cocok untuk pemakaian obat menurunkan
pembengkakan mukosa secara topikal pada rhinitis.
e. Rute transdermal → Kemampuan absorpsi obat melalui kulit mungkin lebih rendah
dibandingkan melalui mukosa. Zat yang larut dalam lemak pada umumnya diabsorpsi lebih
baik dibandingkan zat hidrofilik. (Nila dan Halim, 2013)

Anda mungkin juga menyukai