DOSEN PENGAMPU
Yayan Mulyana
DISUSUN OLEH
Isniamah ( 51170013 )
Anggi Nurlita Wulandari ( 51170017 )
Widya Septarita ( 51170024 )
Farhan Zaka ( 51170043 )
Vinanditya Tria R ( 51170074 )
Isnanto Pramudya Wardhana ( 51170083 )
AKADEMI PARIWISATA
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan dengan
baik. Makalah ini membahas tentang “MEMBANGUN KELUARGA
SAKINAH”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan pada masa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta,November 2017
Penulis
2
ABSTRAKSI MAKALAH
Kita bisa melihat keluarga yang tidak sakinah contohnya adalah keluarga
yang didalamnya penuh perkelahian, kecurigaan antar pasangan, bahkan
berpotensi terhadap adanya konflik yang berujung perceraian. Ketidakpercayaan
adalah salah satu aspek yang membuat gagal keluarga sakinah terwujud.
Misalnya saja pasangan saling mencurigai, adanya pihak atau orang yang
mengguncang rumah tangga atau perlawanan istri terhadap suami. Hukum
melawan suami menurut islam tentunya menjadi hal yang harus diketahui pula
oleh istri untuk menjaga sakinah dalam keluarga.
Berikut ini dalam makalah akan dijelaskan beberapa tips yang perlu
diperhatikan untuk menuju keluarga yang sakinah….
Semoga bermanfaat
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................. 1
Kata Pengantar............................................................................................ 2
Abstraksi Makalah...................................................................................... 3
Daftar Isi ................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 5
1.3 Maksud dan Tujuan................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keluarga.................................................................. 7
2.2 Fungsi Keluarga........................................................................ 7
2.3 Pengertian Sakinah.................................................................... 8
2.4 Pengertian Keluarga Sakinah.................................................... 9
2.5 Karakteristik Keluarga Sakinah................................................ 9
2.6 Cara Membangun Keluarga Sakinah........................................ 10
2.7 Faktor yang Berhubungan dengan Pembentukan
Keluarga sakinah....................................................................... 12
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan............................................................................... 15
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.4. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Agama Islam di Bina Sarana Informatika. Sedangkan tujuan
dari penulisan tugas ini adalah :
6
BAB II
PEMBAHASAN
Keluarga atau rumah tangga adalah satu institusi sosial yang berasas karena
keluarga menjadi penentu (determinant) utama tentang apa jenis warga
masyarakat. Keluarga menyuburi (nurture) dan membentuk (cultivate) manusia
yang budiman, keluarga yang sejahtera adalah tiang dalam pembinaan
masyarakat (Sufean Hussin dan Jamaluddin Tubah, 2004 : 1).
Menurut Dr Leha @ Zaleha Muhamat (2005: 2), perkataan ‘keluarga’ ialah
komponen masyarakat yang terdiri daripada suami, istri dan anak-anak atau
suami dan istri saja (sekiranya pasangan masih belum mempunyai anak baik
anak kandung/angkat atau pasangan terus meredhai kehidupan dengan tanpa
dihiasi dengan gelagat kehidupan anak-anak). Pengertian ini hampir sama
dengan pengertian keluarga yang dijelaskan oleh Zakaria Lemat (2003: 71) yaitu,
keluarga merupakan kelompok paling kecil dalam masyarakat, sekurang
kurangnya dianggotai oleh suami dan istri atau ibu bapak dan anak-anak.
William J. Goode menjelaskan keluarga sebagai suatu unit sosial yang
ekspresif atau emosional, ia bertugas sebagai agensi instrumental untuk struktur
sosial yang lebih besar, kesemua institusi dan agensi lain bergantung kepada
sumbangannya. Misalnya, tingkah laku peranan yang dipelajari dalam keluarga
menjadi tingkah laku yang diperlukan dalam segmen masyarakat lain.
7
keluarga mempunyai fungsi produksi, karena keluarga dapat menghasilkan
keturunan secara sah.
2. Fungsi Ekonomi
kesatuan ekonomi mandiri, anggota keluarga mendapatkan dan
membelanjakan harta untuk memenuhi keperluan
3. Fungsi Protektif
keluarga harus senantiasa melindungi anggotanya dari ancaman fisik,
ekonomis dan psiko sosial. Masalah salah satu anggota merupakan masalah
bersama seluruh anggota keluarga.
4. Fungsi Rekreatif
Keluarga merupakan pusat rekreasi bagi para anggotanya. Kejenuhan dapat
dihilangkan ketika sedang berkumpul atau bergurau dengan anggota
keluarganya.
5. Fungsi Afektif
Keluarga memberikan kasih sayang, pengertian dan tolomg menolong
diantara anggota keluarganya, baik antara orang tu terhadap anak-anaknya
maupun sebaliknya.
6. Fungsi Edukatif
Keluarga memberikan pendidikan kepada anggotanya, terutama kepada
anak-anak agar anak-anak tumbuh menjadi anak yang mempunyai budi pekerti
luhur. Sehingga keluarga merupakan tempat pendidikan yang paling utama.
8
2.4 Pengertian Keluarga Sakinah
Yaitu keluarga yang selalu diberikan kedamaian hati, dilapisi dengan kasih
sayang, dan mendapat rahmat dari Allah SWT. Keluarga adalah tempat kita
berteduh dari masalah - masalah kehidupan. Rumah yang diisi dengan keluarga
sakinah maka akan menjadi rumah yang sangat dirindukan karena sebagai
penyejuk hati dari segala permasalahan yang ada. Allah SWT. menciptakan
perjodohan agar manusia bisa tentram dengan yang lain, berbagi kasih sayang,
bahagia, keamanan, perlindungan, dan lainnya.
1. Terdapat cinta, kasih sayang, dan rasa saling memiliki yang terjaga satu sama
lain
2. Terdapat ketenangan dan ketentraman yang terjaga, bukan konflik atau
mengarah pada perceraian
3. Keikhlasan dan ketulusan peran yang diberikan masing-masing anggota
keluarga, baik peran dari suami sebagai kepala rumah tangga, istri sebagai ibu
juga megelola amanah suami, serta anak anak yang menjadi amanah dari Allah
untuk diberikan pendidikan yang baik .
4. Kecintaan yang mengarahkan kepada cinta Illahiah dan Nilai Agama, bukan
hanya kecintaan terhadap makhluk atau hawa nafsu semata
5. Jauh dari ketidakpercayaan, kecurigaan, dan perasaan was-was antar
pasangan
6. Mampu menjaga satu sama lain dalam aspek keimanan dan ibadah, bukan
saling menjerumuskan atau saling menghancurkan satu sama lain
7. Mampu menjaga pergaulan dalam islam, tidak melakukan penyelewengan
apalagi pengkhianatan sesama pasangan
8. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam keluarga
mulai dari rezeki, kebutuhan dorongan sexual, dan rasa memiliki satu sama lain
9
Mendukung karir, profesi satu sama lain yang diwujudkan untuk sama-sama
membangun keluarga dan membangun ummat sebagai amanah dari Allah SWT
10
4. Menjalankan Kewajiban dan Hak Sebagai Suami Dan Istri Dengan Baik
Dalam Islam telah banyak diajarkan bagaimana hak seorang istri, kewajiban
seorang istri. Apa saja yang menjadi bagian dari sebuah kewajiban seorang
suami, apa hak-hak suami dalam rumah tangga.
6. Bersyukur
Kehidupan rumah tangga atau Sakinah dapat dicapai dengan cara kita
senantiasa selalu Bersyukur kepada Allah SWT, Bersyukur atas segala nikmat
dan karunia-Nya. Bersyukur atas segala pemberian rezeki-Nya yang kita dapati
dalam kehidupan sehari-hari. Dan yang terpenting kita tidak lupa untuk selalu
membelanjakan rezeki-rezeki tersebut ke jalan yang benar dan Diridhoi Allah
SWT. Dengan menyisihkan sebagian uang dalam berShadaqah, menyantuni anak
yatim dan fakir miskin. Sungguh Allah SWT akan selalu melimpahkan
rezekiNya kepada mereka yang senang berbagi.
11
Sebagaimana anjuran Baginda Rasulullah Muhammad SAW :
”Jika kalian “para suami” tidak menasehati mereka (para istri), maka
mereka tetap dalam keadaan bengkok”
Pada hadits di atas ini menerangkan bahwa seorang istri tanpa bimbingan
dari suami akan tetap dalam keadaan yang keliru atau salah, sebagaimana kita
ketahui bersama bahwa hakikat wanita yang diciptakan dari tulang rusuk yang
tak lurus (bengkok) maka harus diluruskan dengan perlahan dan penuh
keikhlasan yang dibarengi dengan kasih sayang. Perlakuan terhadap Perempuan
tidak boleh terlalu dikerasi karena ia akan patah, sedangkan apabila dibiarkan
tanpa ada bimbingan sama sekali maka ia pun akan rapuh.
12
menghormati di antara satu sama lain karena anak-anak akan mudah terpengaruh
dengan tingkah laku mereka.
Walaupun ketenteraman rumahtangga tanpa krisis dan kesepahaman
merupakan ateri penyumbang kepada kebahagiaan rumahtangga, tetapi tanggung
jawab suami istri seharusnya tidak ditepikan. Suami istri perlu menjalankan
tanggungjawab sebagai suami, istri, dan tanggung jawab bersama.
Suami merupakan ketua keluarga yang memainkan peranan paling penting
untuk membentuk sebuah keluarga bahagia. Suami yang bahagia ialah suami yang
sanggup berkorban dan berusaha untuk kepentingan keluarga dan rumah tangga
yaitu memberi makan makanan yang baik untuk anak-anak dan istri, menjaga hak
istri, memberi pakaian yang bersesuaian dengan pakaian Islam, mendidik anak-
anak dan istri dengan didikan Islam yang benar serta memberi tempat
perlindungan.
Istri solehah ialah istri yang tahu menjaga hak suami, harta suami, anak-
anak, menjaga maruah diri dan juga maruah suami serta membantu menjalankan
urusan keluarga dengan sifat ikhlas, jujur, bertimbang rasa, amanah, dan
bertanggungjawab. Tanggungjawab istri terhadap ahli keluarganya amatlah besar
dan ia hendaklah taat terhadap segala perintah suaminya selagi tidak bertentangan
dengan larangan Allah.
2. Faktor Keilmuan
Membentuk sebuah keluarga bahagia bukanlah bergantung kepada
pengalaman semata-mata. Setiap pasangan hendaklah mempunyai ilmu
pengetahuan yang kukuh dalam semua aspek dan bukannya hanya mengutamakan
ilmu perkawinan semata-mata. Pasangan perlu memahirkan diri dalam pelbagai
bidang ilmu antaranya ilmu ekonomi, ateri, akhlak, ibadah dan sebagainya. Ilmu
pengetahuan mampu menyelesaikan segala masalah yang melanda dalam
rumahtangga secara rasionalnya.
Membina sebuah keluarga bahagia dengan asas yang kukuh terutamanya
dengan pengetahuan keagamaan dapat menjadikan individu berfikir, dan bertindak
sesuai dengan fitrah insaniah yang diberikan oleh Allah SWT. Keluarga Islam
13
harus selalu meningkatkan kualiti pemikiran Islam yang sebenarnya sesuai dengan
perubahan zaman.
4. Faktor Ekonomi
Pengurusan ekonomi dalam rumahtangga seharusnya tidak dipandang remeh
oleh setiap pasangan. Menurut Dr. Johari bin Mat (1998: 12), kedudukan ekonomi
yang tidak stabil menyebabkan masalah yang akan timbul dalam rumahtangga.
Masalah akan terjadi jika suami tidak dapat ateri nafkah yang secukupnya, atau
istri terlalu mementingkan aspek material di luar kemampuan suami atau keluarga.
Sebaiknya, setiap keluarga harus mengukur kemampuan masing-masing agar
jangan sampai aspek ekonomi rumahtangga sebagai sebab bergolaknya keluarga
dan penghalang untuk membentuk sebuah keluarga bahagia.
Suami istri sepatutnya bijak dalam menyusun, mengatur, dan merancang
keuangan keluarga. Oleh karena itu, pasangan perlu merancang setiap
perbelanjaan dan bukannya hanya mengikut tuntutan nafsu yang ingin memenuhi
kehidupan aterial. Perbelanjaan tanpa perancangan menyebabkan kehidupan
sentiasa terasa terhimpit.
14
BAB III
KESIMPULAN
Keluarga adalah satu institusi sosial karena keluarga menjadi penentu utama
tentang apa jenis warga masyarakat. Apabila keluarga kukuh, maka masyarakat
akan bersih dan kukuh. Namun apabila rapuh, maka rapuhlah masyarakat. Begitu
pentingnya keluarga dalam menentukan kualitas masyarakat, sehingga dalam
pembentukan sebuah keluarga harus benar-benar mengetahui pilar-pilar
membangun sebuah keluarga.
Mewujudkan keluarga sakinah adalah dambaan setiap manusia. keluarga
sakinah ialah kondisi keluarga yang sangat ideal yang terbentuk berlandaskan Al-
Quran dan Sunnah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Kebendaan bukanlah sebagai ukuran untuk membentuk keluarga bahagia.
Membangun keluarga sakinah tidaklah mudah, banyak yang mengalami kesulitan.
Dasarnya, mereka harus mengetahui konsep-konsep membangun keluarga
sakinah, yaitu :
1. Memilih kriteria calon suami atau istri dengan tepat
2. Dalam keluarga harus ada mawaddah dan rahmah
3. Saling mengerti antara suami-istri
4. Saling menerima
5. Saling menghargai
6. Saling mempercayai
7. Suami-istri harus menjalankan kewajibanya masing-masing
8. Suami istri harus menghindari pertikaian
9. hubungan antara suami istri harus atas dasar saling membutuhkan
10. Suami istri harus senantiasa menjaga makanan yang halal
11. Suami istri harus menjaga aqidah yang benar
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17