Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH ( SUPER FAMILY )

DOSEN PENGAMPU
Yayan Mulyana

DISUSUN OLEH

Isniamah ( 51170013 )
Anggi Nurlita Wulandari ( 51170017 )
Widya Septarita ( 51170024 )
Farhan Zaka ( 51170043 )
Vinanditya Tria R ( 51170074 )
Isnanto Pramudya Wardhana ( 51170083 )

AKADEMI PARIWISATA

BINA SARANA INFORMATIKA YOGYAKARTA

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan dengan
baik. Makalah ini membahas tentang “MEMBANGUN KELUARGA
SAKINAH”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan pada masa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta,November 2017

Penulis

2
ABSTRAKSI MAKALAH

Apa itu keluarga sakinah ?

Sakinah berasal dari bahasa arab yang artinya adalah ketenangan,


ketentraman, aman atau damai. Lawan kata dari ketentraman atau ketenangan
adalah keguncangan, keresahan, kehancuran. Sebagaimana arti kata tersebut,
keluarga sakinah berarti keluarga yang didalamnya mengandung ketenangan,
ketentraman, keamanan, dan kedamaian antar anggota keluarganya. Keluarga
yang sakinah berlawanan dengan keluarga yang penuh keresahan, kecurigaan,
dan kehancuran.

Kita bisa melihat keluarga yang tidak sakinah contohnya adalah keluarga
yang didalamnya penuh perkelahian, kecurigaan antar pasangan, bahkan
berpotensi terhadap adanya konflik yang berujung perceraian. Ketidakpercayaan
adalah salah satu aspek yang membuat gagal keluarga sakinah terwujud.
Misalnya saja pasangan saling mencurigai, adanya pihak atau orang yang
mengguncang rumah tangga atau perlawanan istri terhadap suami. Hukum
melawan suami menurut islam tentunya menjadi hal yang harus diketahui pula
oleh istri untuk menjaga sakinah dalam keluarga.

Dengan adanya ketenangan, ketentraman, rasa aman, kedamaian maka


keguncangan di dalam keluarga tidak akan terjadi. Masing-masing anggota
keluarga dapat memikirkan pemecahan masalah secara jernih dan menyentuh
intinya. Tanpa ketenangan maka sulit masing-masing bisa berpikir dengan jernih,
dan mau bermusyawarah, yang ada justru perdebatan, dan perkelahian yang tidak
mampu menyelesaikan masalah. Konflik dalam keluarga akan mudah terjadi
tanpa adanya sakinah dalam keluarga

Berikut ini dalam makalah akan dijelaskan beberapa tips yang perlu
diperhatikan untuk menuju keluarga yang sakinah….
Semoga bermanfaat

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................. 1
Kata Pengantar............................................................................................ 2
Abstraksi Makalah...................................................................................... 3
Daftar Isi ................................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 5
1.3 Maksud dan Tujuan................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keluarga.................................................................. 7
2.2 Fungsi Keluarga........................................................................ 7
2.3 Pengertian Sakinah.................................................................... 8
2.4 Pengertian Keluarga Sakinah.................................................... 9
2.5 Karakteristik Keluarga Sakinah................................................ 9
2.6 Cara Membangun Keluarga Sakinah........................................ 10
2.7 Faktor yang Berhubungan dengan Pembentukan
Keluarga sakinah....................................................................... 12
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan............................................................................... 15

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang


Menurut undang-undang RI nomor 1 tahun 1974 pengertian dan tujuan
perkawinan terdapat dalam satu pasal, yaitu bab 1 pasal 1 menetapkan bahwa
“perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga, keluarga yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dengan demikian
jelas bahwa diantara tujuan pernikahan adalah membentuk sebuah rumah tangga
yang sakinah, mawaddah dan warahmah.
Menikah memang tidaklah sullit, tetapi membangun keluarga sakinah
bukan sesuatu yang mudah. Pekerjaan membangun, pertama harus didahului
dengan adanya gambar yang merupakan konsep dari bangunan yang diinginkan.
Demikian juga membangun keluarga sakinah, terlebih dahulu orang harus
memiliki konsep tentang keluarga sakinah.
.Al-Qur’an membangunkan sebuah keluarga yang sakinah dan kuat untuk
membentuk suatu tatanan masyarakat yang memelihara aturan-aturan Allah
dalam kehidupan. Aturan yang ditawarkan oleh Islam menjamin terbinanya
keluarga bahagia, lantaran nilai kebenaran yang dikandunginya, serta
keselarasannya yang ada dalam kehidupan manusia. Hal demikianlah yang
mendasari kami menulis makalah ini.

1.2.       Rumusan Masalah


1.             Apa pengertian keluarga?
2.             Apa saja fungsi keluarga?
3.             Apa pengertian keluarga sakinah?
4.             Bagaimana cirri-ciri keluarga sakinah?
5.             Bagaimana cara membangun keluarga sakinah?
6.             Faktor apa saja yang berhubungan dengan pembentukan keluarga
sakinah?

5
1.4.       Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Agama Islam di Bina Sarana Informatika. Sedangkan tujuan
dari penulisan tugas ini adalah :

1. Memahami hakekat keluarga


2. Memahami fungsi-fungsi keluarga
3. Memberikan uraian tentang konsep dan bagaimana cara membangun keluarga
sakinah.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Keluarga

Keluarga atau rumah tangga adalah satu institusi sosial yang berasas karena
keluarga menjadi penentu (determinant) utama tentang apa jenis warga
masyarakat. Keluarga menyuburi (nurture) dan membentuk (cultivate) manusia
yang budiman, keluarga yang sejahtera adalah tiang dalam pembinaan
masyarakat (Sufean Hussin dan Jamaluddin Tubah, 2004 : 1).
Menurut Dr Leha @ Zaleha Muhamat (2005: 2), perkataan ‘keluarga’ ialah
komponen masyarakat yang terdiri daripada suami, istri dan anak-anak atau
suami dan istri saja (sekiranya pasangan masih belum mempunyai anak baik
anak kandung/angkat atau pasangan terus meredhai kehidupan dengan tanpa
dihiasi dengan gelagat kehidupan anak-anak). Pengertian ini hampir sama
dengan pengertian keluarga yang dijelaskan oleh Zakaria Lemat (2003: 71) yaitu,
keluarga merupakan kelompok paling kecil dalam masyarakat, sekurang
kurangnya dianggotai oleh suami dan istri atau ibu bapak dan anak-anak.
William J. Goode menjelaskan keluarga sebagai suatu unit sosial yang
ekspresif atau emosional, ia bertugas sebagai agensi instrumental untuk struktur
sosial yang lebih besar, kesemua institusi dan agensi lain bergantung kepada
sumbangannya. Misalnya, tingkah laku peranan yang dipelajari dalam keluarga
menjadi tingkah laku yang diperlukan dalam segmen masyarakat lain.

2.2 Fungsi Keluarga


Masyarakat adalah cerminan kondisi keluarga, jika keluarga sehat berarti
masyarakatnya juga sehat. Jika keluarga bahagia berarti masyarakatnya juga
bahagia. Selain sebagai penentu kondisi masyarakat tersebut, keluarga juga
mempunyai beberapa fungsi lain dari sudut pandang yang berbeda, yaitu :
1. Fungsi Reproduksi

7
keluarga mempunyai fungsi produksi, karena keluarga dapat menghasilkan
keturunan secara sah.

2. Fungsi Ekonomi
kesatuan ekonomi mandiri, anggota keluarga mendapatkan dan
membelanjakan harta untuk memenuhi keperluan
3. Fungsi Protektif
keluarga harus senantiasa melindungi anggotanya dari ancaman fisik,
ekonomis dan psiko sosial. Masalah salah satu anggota merupakan masalah
bersama seluruh anggota keluarga.
4. Fungsi Rekreatif
Keluarga merupakan pusat rekreasi bagi para anggotanya. Kejenuhan dapat
dihilangkan ketika sedang berkumpul atau bergurau dengan anggota
keluarganya.
5. Fungsi Afektif
Keluarga memberikan kasih sayang, pengertian dan tolomg menolong
diantara anggota keluarganya, baik antara orang tu terhadap anak-anaknya
maupun sebaliknya.
6. Fungsi Edukatif
Keluarga memberikan pendidikan kepada anggotanya, terutama kepada
anak-anak agar anak-anak tumbuh menjadi anak yang mempunyai budi pekerti
luhur. Sehingga keluarga merupakan tempat pendidikan yang paling utama.

2.3 Pengertian Sakinah


Dalam bahasa arab sakinah berarti ketenangan, ketentraman dalam hati,
kedamaian dalam berkeluarga. Dalam sebuah keluarga sakinah berarti membina
rumah tangga dengan penuh kedamaian, kasih sayang dan lainnya.

8
2.4 Pengertian Keluarga Sakinah

Yaitu keluarga yang selalu diberikan kedamaian hati, dilapisi dengan kasih
sayang, dan mendapat rahmat dari Allah SWT. Keluarga adalah tempat kita
berteduh dari masalah - masalah kehidupan. Rumah yang diisi dengan keluarga
sakinah maka akan menjadi rumah yang sangat dirindukan karena sebagai
penyejuk hati dari segala permasalahan yang ada. Allah SWT. menciptakan
perjodohan agar manusia bisa tentram dengan yang lain, berbagi kasih sayang,
bahagia, keamanan, perlindungan, dan lainnya.

2.5 Karakteristik Keluarga  Sakinah

1. Terdapat cinta, kasih sayang, dan rasa saling memiliki yang terjaga satu sama
lain
2. Terdapat ketenangan dan ketentraman yang terjaga, bukan konflik atau
mengarah pada perceraian
3. Keikhlasan dan ketulusan peran yang diberikan masing-masing anggota
keluarga, baik peran dari suami sebagai kepala rumah tangga, istri sebagai ibu
juga megelola amanah suami, serta anak anak yang menjadi amanah dari Allah
untuk diberikan pendidikan yang baik .
4. Kecintaan yang mengarahkan kepada cinta Illahiah dan Nilai Agama, bukan
hanya kecintaan terhadap makhluk atau hawa nafsu semata
5. Jauh dari ketidakpercayaan, kecurigaan, dan perasaan was-was antar
pasangan
6. Mampu menjaga satu sama lain dalam aspek keimanan dan ibadah, bukan
saling menjerumuskan atau saling menghancurkan satu sama lain
7. Mampu menjaga pergaulan dalam islam, tidak melakukan penyelewengan
apalagi pengkhianatan sesama pasangan
8. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam keluarga
mulai dari rezeki, kebutuhan dorongan sexual, dan rasa memiliki satu sama lain

9
Mendukung karir, profesi satu sama lain yang diwujudkan untuk sama-sama
membangun keluarga dan membangun ummat sebagai amanah dari Allah SWT

2.6        Cara Membangun Keluarga Sakinah

1. Rumah Tangga Keluarga Dibangun Dan Didirikan Berlandaskan Al


Quran Dan Sunnah Nabi
Asas serta niat awal ketika merintis sebuah keluarga dalam bentuk pernikahan
yang syah baik dalam agama maupun sah di dalam aturan negara dalam rangka
pembentukan sebuah keluarga sakinah ialah rumah tangga yang dibina atas
landasan taqwa, berpandukan Al-Quran dan Sunnah dan bukannya atas dasar
cinta semata-mata.

2. Membentuk Rumah Tangga Untuk Menciptakan Kasih Sayang


(Mawaddah Warahmah)
Ini adalah merupakan cara membina keluarga bahagia dan sakinah
selanjutnya. Tanpa adanya 'al-mawaddah' serta 'al-Rahmah', maka sebuah
masyarakat tidak akan dapat hidup dengan tenang dan aman terutamanya dalam
lingkup kecil sebuah keluarga.
Dua hal ini merupakan pilar penting yang diperlukan karena sifat kasih
sayang yang wujud dalam sebuah rumah tangga dapat melahirkan sebuah
masyarakat yang bahagia, saling menghormati, saling mempercayai dan saling
tolong-menolong dalam kebaikan.

3. Memilih Kriteria Suami atau Istri Yang Tepat


Agar terciptanya keluarga yang sakinah, maka dalam menentukan kriteria
suami maupun istri haruslah tepat. Diantara kriteria tersebut misalnya beragama
islam dan shaleh maupun shalehah, berasal dari keturunan dan keluarga yang
kita percayai yang baik-baik.
Mempunyai akhlak mulia, sopan santun dan bertutur kata yang baik. Ini juga
yang harus dilakukan dalam rangka untuk sebagai cara menciptakan keluarga
sakinah mawaddah warahmah pertama kalinya.

10
4. Menjalankan Kewajiban dan Hak Sebagai Suami Dan Istri Dengan Baik
Dalam Islam telah banyak diajarkan bagaimana hak seorang istri, kewajiban
seorang istri. Apa saja yang menjadi bagian dari sebuah kewajiban seorang
suami, apa hak-hak suami dalam rumah tangga.

5. Selalu bersyukur atas apa yang terjadi


Mensyukuri ini juga artinya kita siap dengan kelebihan dan kekurangan
pasangan hidup kita. Apapun itu.

6. Bersyukur
Kehidupan rumah tangga atau Sakinah dapat dicapai dengan cara kita
senantiasa selalu Bersyukur kepada Allah SWT, Bersyukur atas segala nikmat
dan karunia-Nya. Bersyukur atas segala pemberian rezeki-Nya yang kita dapati
dalam kehidupan sehari-hari. Dan yang terpenting kita tidak lupa untuk selalu
membelanjakan rezeki-rezeki tersebut ke jalan yang benar dan Diridhoi Allah
SWT. Dengan menyisihkan sebagian uang dalam berShadaqah, menyantuni anak
yatim dan fakir miskin. Sungguh Allah SWT akan selalu melimpahkan
rezekiNya kepada mereka yang senang berbagi.

7. Tanamkan Selalu Cinta dan Kasih Sayang


Belajar dari cara baginda Rasulullah SAW yang selalu menyertakan cinta dan
kasih sayang beliau kepada istri dan juga anak-anak beliau. Keluarga sakinah
Mawaddah Warahmah selalu dilandasi dengan cinta dan kasih sayang yang tak
kan pernah lekang oleh waktu

8. Suami yang selalu dan Senantiasa Membimbing Istri


Terbentuknya rumah tangga atau keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah
juga tak lepas dari peran utama seorang suami sebagai pemimpin atau imam
keluarga. Suami yang baik adalah suami yang mampu membimbing istri dan
anak-anaknya untuk selalu berada di jalan Allah SWT.

11
Sebagaimana anjuran Baginda Rasulullah Muhammad SAW :
”Jika kalian “para suami” tidak menasehati mereka (para istri), maka
mereka tetap dalam keadaan bengkok”
Pada hadits di atas ini menerangkan bahwa seorang istri tanpa bimbingan
dari suami akan tetap dalam keadaan yang keliru atau salah, sebagaimana kita
ketahui bersama bahwa hakikat wanita yang diciptakan dari tulang rusuk yang
tak lurus (bengkok) maka harus diluruskan dengan perlahan dan penuh
keikhlasan yang dibarengi dengan kasih sayang. Perlakuan terhadap Perempuan
tidak boleh terlalu dikerasi karena ia akan patah, sedangkan apabila dibiarkan
tanpa ada bimbingan sama sekali maka ia pun akan rapuh.

8. Istri Yang Sabar


Seorang istri juga turut berperan dalam menempuh dan membangun Keluarga
Sakinah Mawaddah Warahmah. Istri hendaknya harus senantiasa bersikap sabar
dalam melayanani dan berbakti kepada suaminya. Seorang istri juga sangat
dianjurkan dalam menasehati sang imam (suami) ketika ia berada di jalan yang
salah.

2.7         Faktor yang Berhubungan dengan pembentukan Keluarga Sakinah


Membina sebuah keluarga bahagia dalam rumahtangga bukanlah
suatuperkara yang mudah. Terdapat banyak faktor yang mendorong pasangan
suami istri boleh membentuk keluarga bahagia yang diredhai Allah SWT. Antara
faktor-faktor yang dinyatakan dalam kajian ini ialah faktor suami istri, faktor
keilmuan, faktor hubungan ahli kerabat, dan faktor ekonomi.

1. Faktor Suami Istri


Suami istri merupakan tunjang utama dalam pembentukan sebuah keluarga
bahagia. Damainya sebuah institusi perkawinan itu bergantung kepada hubungan
dan peranan suami istri untuk membentuk keluarga masing-masing. Ibu bapak
atau ketua keluarga perlu memainkan peranan terutamanya saling hormat-

12
menghormati di antara satu sama lain karena anak-anak akan mudah terpengaruh
dengan tingkah laku mereka.
Walaupun ketenteraman rumahtangga tanpa krisis dan kesepahaman
merupakan ateri penyumbang kepada kebahagiaan rumahtangga, tetapi tanggung
jawab suami istri seharusnya tidak ditepikan. Suami istri perlu menjalankan
tanggungjawab sebagai suami, istri, dan tanggung jawab bersama.
Suami merupakan ketua keluarga yang memainkan peranan paling penting
untuk membentuk sebuah keluarga bahagia. Suami yang bahagia ialah suami yang
sanggup berkorban dan berusaha untuk kepentingan keluarga dan rumah tangga
yaitu memberi makan makanan yang baik untuk anak-anak dan istri, menjaga hak
istri, memberi pakaian yang bersesuaian dengan pakaian Islam, mendidik anak-
anak dan istri dengan didikan Islam yang benar serta memberi tempat
perlindungan.
Istri solehah ialah istri yang tahu menjaga hak suami, harta suami, anak-
anak, menjaga maruah diri dan juga maruah suami serta membantu menjalankan
urusan keluarga dengan sifat ikhlas, jujur, bertimbang rasa, amanah, dan
bertanggungjawab. Tanggungjawab istri terhadap ahli keluarganya amatlah besar
dan ia hendaklah taat terhadap segala perintah suaminya selagi tidak bertentangan
dengan larangan Allah.

2. Faktor Keilmuan
Membentuk sebuah keluarga bahagia bukanlah bergantung kepada
pengalaman semata-mata. Setiap pasangan hendaklah mempunyai ilmu
pengetahuan yang kukuh dalam semua aspek dan bukannya hanya mengutamakan
ilmu perkawinan semata-mata. Pasangan perlu memahirkan diri dalam pelbagai
bidang ilmu antaranya ilmu ekonomi, ateri, akhlak, ibadah dan sebagainya. Ilmu
pengetahuan mampu menyelesaikan segala masalah yang melanda dalam
rumahtangga secara rasionalnya.
Membina sebuah keluarga bahagia dengan asas yang kukuh terutamanya
dengan pengetahuan keagamaan dapat menjadikan individu berfikir, dan bertindak
sesuai dengan fitrah insaniah yang diberikan oleh Allah SWT. Keluarga Islam

13
harus selalu meningkatkan kualiti pemikiran Islam yang sebenarnya sesuai dengan
perubahan zaman.

3. Faktor Ahli Kerabat


Setiap pasangan yang telah berkahwin perlu menyesuaikan diri dengan
keadaan ahli keluarga pasangan masing-masing. Perkara ini sangat penting supaya
tidak berlaku salah faham yang boleh mengeruhkan keharmonian rumahtangga
yang baru ingin dibina. Asas yang paling utama ialah mengadakan hubungan yang
erat dengan ibu bapa kedua-dua belah pihak.
Al-Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa selain ibu bapak, seorang anak
juga perlu menjaga hubungan kekeluargaan dengan kerabat-kerabat sebelah ibu
dan bapak. Al-Nawawi menjelaskan bahwa seorang anak berbakti kepada ibu
bapaknya jika dia menjaga hubungan yang baik dengan kerabat-kerabat mereka
(Kamarul Azmi Jasmi, 2004 : 11). Islam juga turut menggalakkan supaya
diutamakan kaum kerabat terlebih dahulu sekiranya ingin memberikan sedekah
kerana melalui cara ini ia akan dapat membantu mengeratkan hubungan
kekeluargaan disamping mendapat ganjaran pahala bersedekah.

4. Faktor Ekonomi
Pengurusan ekonomi dalam rumahtangga seharusnya tidak dipandang remeh
oleh setiap pasangan. Menurut Dr. Johari bin Mat (1998: 12), kedudukan ekonomi
yang tidak stabil menyebabkan masalah yang akan timbul dalam rumahtangga.
Masalah akan terjadi jika suami tidak dapat ateri nafkah yang secukupnya, atau
istri terlalu mementingkan aspek material di luar kemampuan suami atau keluarga.
Sebaiknya, setiap keluarga harus mengukur kemampuan masing-masing agar
jangan sampai aspek ekonomi rumahtangga sebagai sebab bergolaknya keluarga
dan penghalang untuk membentuk sebuah keluarga bahagia.
Suami istri sepatutnya bijak dalam menyusun, mengatur, dan merancang
keuangan keluarga. Oleh karena itu, pasangan perlu merancang setiap
perbelanjaan dan bukannya hanya mengikut tuntutan nafsu yang ingin memenuhi
kehidupan aterial. Perbelanjaan tanpa perancangan menyebabkan kehidupan
sentiasa terasa terhimpit.

14
BAB III
KESIMPULAN

Keluarga adalah satu institusi sosial karena keluarga menjadi penentu utama
tentang apa jenis warga masyarakat. Apabila keluarga kukuh, maka masyarakat
akan bersih dan kukuh. Namun apabila rapuh, maka rapuhlah masyarakat. Begitu
pentingnya keluarga dalam menentukan kualitas masyarakat, sehingga dalam
pembentukan sebuah keluarga harus benar-benar mengetahui pilar-pilar
membangun sebuah keluarga.
Mewujudkan keluarga sakinah adalah dambaan setiap manusia. keluarga
sakinah ialah kondisi keluarga yang sangat ideal yang terbentuk berlandaskan Al-
Quran dan Sunnah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Kebendaan bukanlah sebagai ukuran untuk membentuk keluarga bahagia.
Membangun keluarga sakinah tidaklah mudah, banyak yang mengalami kesulitan.
Dasarnya, mereka harus mengetahui konsep-konsep membangun keluarga
sakinah, yaitu :
1. Memilih kriteria calon suami atau istri dengan tepat
2. Dalam keluarga harus ada mawaddah dan rahmah
3. Saling mengerti antara suami-istri
4. Saling menerima
5. Saling menghargai
6. Saling mempercayai
7. Suami-istri harus menjalankan kewajibanya masing-masing
8. Suami istri harus menghindari pertikaian
9. hubungan antara suami istri harus atas dasar saling membutuhkan
10. Suami istri harus senantiasa menjaga makanan yang halal
11. Suami istri harus menjaga aqidah yang benar

15
DAFTAR PUSTAKA

Rifai, Syamsuri. 2008. “Membangun Keluarga Sakinah”,


http://syamsuri149.wordpress.com/2008/02/06/membangun-keluarga-sakinah/,
(diakses pada 18 November 2017)
http://www.scribd.com/doc/3742938/LIMA-SYARAT-KELUARGA-SAKINAH
http://www.slideshare.net/road_to_khilafah/menuju-keluarga-sakinah
http://www.tentang-pernikahan.com/article/articleindex.php?aid=883
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1835163-tips-keluarga-sakinah/
http://blog.belajarmenulis.com/memaknai-artikeluarga
http://gusuwik.info/2009/03/11/training-keluarga-sakinah-mawaddah-wa-rahmah-
samara/
http://mujahid.wordpress.com/2006/11/02/sakinah-mawaddah-wa-rahmah/
http://utheyabdullah.multiply.com/journal/item/31
http://mubarok-institute.blogspot.com/

16
17

Anda mungkin juga menyukai