Anda di halaman 1dari 2

Nama : Faizal Rizky Pangestu

NIM : 19106010002
Prodi : Matematika

PENYETARAAN HAK BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


YAYASAN SAYAP IBU
Dalam sebuah kunjungan yang diadakan pada hari kamis 12 Desember 2019 ke sebuah Yayasan
yang bernama ‘Yayasan Sayap Ibu’ cabang 3 yang berada di daerah Ngemplak Sleman
Yogyakarta diketahui bahwa di yayasan tersebut dihuni oleh orang-orang yang berkebutuhan
khusus/disabilitas,mulai dari umur belasan tahun hingga umur 30-an.Semua yang ada di yayasan
ini tentunya memiliki kesetaraan hak dalam segala aspek kehidupan,tak terkecuali penyandang
disabilitas itu sendiri.
Pada dasarnya setiap orang punya hak dan kesempatan yang sama untuk turut serta dalam
menjalankan kehidupan.Namun,dalam realitas kehidupan seringkali ditemukan ketidakadilan
atas hak dan kesempatan dalam segala aspek kehidupan oleh beberapa orang,salah satunya
terhadap penyandang disabilitas seperti cacat mental.
Mengangkat salah satu contoh yang terjadi di Yayasan Sayap Ibu cabang 3,saya menilai bahwa
semua terlihat baik-baik saja dengan perhatian khusus yang diberikan oleh pengawas dan
pengampu disana cukup baik.Tapi ada salah satu yang menarik untuk ditelusuri lebih dalam,yaitu
ada anak yang bias dikatakan anak baru yang masuk ke yayasan tersebut sekitar 3 bulan yang
bernama Dayat.yang menarik ialah ketika semua orang yang ada di yayasan tersebut mengikuti
kegiatan yang sedang berlangsung yang penuh dengan candaan dan keceriaan,Dayat justru hanya
mondar mandir disekitaran acara tersebut berlangsung,dan pengawas/pengampu hanya
memperhatikan seraya sesekali memanggil tanpa ada upaya lain untuk mengikutsertakan Dayat
dalam kegiatan tersebut.Banyak orang yang mengatakan bahwa Dayat anak baru di yayasan itu
yang dapat dikatakan butuh penyesuaian karena baru 3 bulan.Ya,memang bisa dikatakan bahwa
anak seperti ini butuh penyesuaian,tapi menurut saya justru dengan mengikutsertakan Dayat
dalam kegiatan tersebut menjadi langkah awal untuk penyesuaian dengan lingkungan.dan justru
dengan mengabaikannya seperti itu seperti terasa ada perbedaan perlakuan yang mencolok antara
Dayat dengan anak anak lain,ditambah lagi Dayat adalah anak baru di tempat itu,menimbulkan
pemikiran bahwa anak-anak lain yang dapat dikatakan senior lebih diperhatikan daripada anak
baru/junior.
Kembali lagi bahwa setiap orang mempunyai hak dan kesempatan dalam segala aspek kehidupan
tak terkecuali penyandang disabilitas.Maka dari itu diperlukan upaya dari seluruh elemen baik
dari pemerintah,elemen masyarakat,dan dari pihak internal itu sendiri yaitu penyandang
disabilitas itu sendiri.
Dari pihak pemerintah sebenarnya sudah dilakukan dengan banyak usaha,salah satunya yaitu
dengan penerbitan Undang-Undang yang menjamin hak orang-orang difabel.Diantara undang-
undangnya yaitu :
 UU no 6 Tahun 1974
 UU no 15 Tahun 1992
 UU no 28 Tahun 2002
 UU no 20 Tahun 2003
 UU no 12 Tahun 2003
Hak-hak yang disebutkan diatas meliputi hak memperoleh transportasi,bangunan
gedung,penyediaan fasilitas,mendapatkan pendidikan,dan partisaipasi dalam pemilu.
Selain dari pihak pemerintah,diperlukan juga dukungan dari seluruh elemen masyarakat
misalnya dengan membentuk organisasi-organisasi yang bergerak di bidang penyetaraan hak
bagi kaum difabel.Dalam rangka pemberdayaan dan meningkatkan kemandirian penyandang
disabilitas,elemen masyarakat bisa dengan mengadakan kegiatan-kegiatan seperti
pembinaan,pendidikan,penelitian,pelatihan langsung kepada penyandang disabilitas dengan cara
turun langsung ke yayasan-yayasan disebilitas seperti salah satunya ke yayasan sayap
ibu,dikarenakan di yayasan tersebut masih banyak penyandang disabilitas yang berusia muda
berkisar belasan tahun hingga 30 tahun.Hal ini dapat dikatakan lebih efektif mengingat di usia
muda memang diperlukan pemupukan yang lebih untukmemberikan pemahaman kepada
penyandang disabilitas.
Sedangkan dari pihak internal yaitu para penyandang disabilitas itu sendiri yaitu perlunya
kesadaran akan hak-haknya,hal ini bisa dilakukan dengan dipelopori oleh penyandang disabilitas
yang mempunyai kelebihan dengan cara mengajak yang lainnya dan menyadarkannya akan
pentingnya hak-hak disabilitas.upaya lainnya yaitu dengan menanamkan kegigihan dan pantang
menyerah dalam diri sendiri serta menghilangkan rasa malu/tidak percaya diri dalam dirinya
sendiri merupakan faktor yang penting.
Anak-anak yang ada di Yayasan Sayap Ibu menurut saya belum sepenuhnya mendapatkan
pembelaan atas hak-haknya,mengambil contohnya saja yaitu Dayat sebagai anak baru yang
justru sebaiknya diperkenalkan dengan kegiatan-kegiatan yang ada justru hanya dibiarkan saja
walau sesekali dipanggil,tetapi tidak ada upaya lain yang benar benar berniat untuk
mengikutsertakannya.Hal ini bisa dipandang bahwa anak baru/junior lebih dikesampingkan
daripada anak lama/senior.
Guna mewujudkan kesetaraan dan pembelaad hak difabel dan orang-orang pada umumnya,maka
diperlukan dukungan dan kesadaran dari banyak pihak yang melipti pemerintah,masyarakat,dan
penyandang disabilitas itu sendiri.Hal ini tidak akan terwujud tanpa adanya campur tangan yang
positif dari elemen-elemen tersebut.
Terlepas dari kisah tentang Dayat di atas,Saya hanya mengungkapkan apa yang saya
pikirkan,jika mungkin memang ada perbedaan cara pandang dan cara berpikir,mungkin dapat
dijadikan referensi dan tambahan pemikiran saja.Namun dari kisah di atas,dapat kita ambil
pelajaran bahwa setiap orang memiliki hak dan kesempatan yang sama,tak peduli itu
kaya,miskin,cacat maupun normal,semua memiliki hak-hak dan kesempatan dalam segala aspek
kehidupan.Dan orang orang yang tertindas justru harus mendapatkan pembelaan HAM.

Anda mungkin juga menyukai