Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. BAHASAN
1. Topik : Kanker Payudara
2. Sub Topik : Deteksi dini adanya kanker payudara dengan cara SADARI
3. Sasaran : Siswi kelas XI
4. Tempat : SMAN 01 Cigombong
5. Waktu : 09.00 – 10.00 WIB
6. Hari/Tanggal : Senin, 2 April 2019
7. Penyuluh : Dinda Cahyani Meilawati

B. TUJUAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit diharapkan para siswi dapat memahami
tentang kanker payudara.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TIK)
Setelah dilakukan peyuluhan selama 45 menit diharapkan siswi dapat :
a. Menjelaskan pengertian penyakit Kanker Payudara
b. Menjelaskan penyebab kanker payudara
c. Menjelaskan tanda dan gejala apa saja yang timbul pada kanker payudara
d. Menjelaskan agar siswi bisa memahami cara pencegahan sendiri kanker payudara.

C. MATERI
Terlampir

D. SUMBER MATERI/PUSTAKA
Lincon Jackie, wilensky. 2008. Kanker Payudara Dan Diagnosanya. Jakarta.

E. METODE DAN MEDIA


1. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
2. Media : Power Point (slide) dan leaflet

F. KEGIATAN
No Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluh sasaran Waktu
1. Pembukaan 1. Membuka acara 1. Menjawab salam. 5 menit
dengan 2. Mendengarkan dan
mengucapkan memperhatikan
salam pada 3. Mendengarkan dan
sasaran. memperhatikan
2. Memperkenalkan penyuluh
diri menyampaikan
3. Menyampaikan topik topik dan tujuan.
dan tujuan PENKES 4. Menyetujui
pada sasaran. kesepakatan
4. Kontrak waktu waktu pelaksanaan
untuk kesepakatan PENKES.
pelaksanaan 5. Menyampaikan
PENKES dengan pengetahuan nya
sasaran. tentang kanker
5. Apersepsi tentang payudara.
penyakit kanker
payudara
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan materi 1. Sasaran Menyimak, 25 menit
penyuluhan tenatng mendengarkan dan
pengertian Kanker memperhatikan
Payudara. penyuluhan.
2. Menjelaskan faktor-
faktor penyebab
kanker payudara.
3. Menjelaskan materi
penyuluhan tentang
tanda dan gejala
yang bisa di sadari
sendiri pada kanker
payudara.
4. Menjelaskan strategi
pencegahan pada
kanker payudara.
Demonstrasi
Cara pemerikasaan
payudara sendiri
3 Penutup 1. Penyaji memberikan 1. Menjawab 15 menit
pertanyaan kepada peratanyaan yang
sasaran tentang diajukan penyuluh.
materi yang sudah 2. Mendengarkan dam
disampaikan. memperhatikan.
2. Menyimpulkan maeri 3. Peserta
penyuluhan yang mengajukan
telah disampaikan pertanyaan.
pada sasarn. 4. Mendengarkan
penyuluh menutup
3. Penyaji memberikan acara dan
kesempatan peserta menjawab salam.
untuk bertanya.
4. Menjawab pertayaan
dari peserta.
5. Menyimpulkan hasil
dari penyuluhan
6. Menutup sesi acara
dengan
mengucapkan salam.

G. EVALUASI
Memberikan pertanyaan kepada siswa XI tentang :
1. Sebutkan pengertian penyakit Kanker Payudara
2. Sebutkan tanda dan gejala apa saja yang timbul pada kanker payudara
3. Bagaimana cara pencegahan sendiri kanker payudara.

H. MATERI PEYULUHAN
1. Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara adaah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kaker paling umum
yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun
kemungkinannya lebih kecil dari 1:1000. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan
pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi. Kanker adalah
satu kondisi dimana sel telah kehlangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga
mengalami perumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Selain itu, kanker
payudara didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari
parenchyma. Penyakit ini oleh word health organization dimasukan ke dalam international
classification of diseases dengan kode nomor 17
2. Faktor-faktor penyebab
a. Faktor resiko
Menurut moningkey dan kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum
diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh
terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya.
1) Faktor reproduksi
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan resiko terjadinya kanker
payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada
umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Resiko utama kanker
payudara adalah bertambahnya umur.
2) Penggunaan hormon
Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan
dari Harvard School Of Publick Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan
kanker payudara yang signifikan pada para pengguan terapi estrogen
replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat
risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang
menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk
mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive
terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi
jinak atau menjadi ganas.
3) Penyakit fibrokistik:
Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan
risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit
meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat
hingga 5 kali.
4) Obesitas:
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan
kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan
sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dietterhadap
terjadinya keganasan ini.
5) Konsumsi lemak:
Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker
payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang
konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara
pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
6) Radiasi:
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan
disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier
dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
7) Riwayat keluarga dan faktor genetik:
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita
yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan
risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara.
Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan
dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu genkerentanan
terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar
60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia
sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun.
Resiko terbesar usia 75 tahun.
8) Faktor Genetik
Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang
diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah
adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan
kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang
bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor. Gen pensupresi
tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya
adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.
9) Faktor Terkait Gaya Hidup & Resiko Kanker Payudara.
a) Tidak memiliki anak atau hamil diusia tua
Wanita yang tidak memiliki anak atau memiliki anak pertama diatas usia 30
tahun memiliki resiko terkena kanker payudara sedikit lebih tinggi daripada
yang bukan. Sering hamil pada usia muda, menurunkan resiko terkena
kanker payudara. Mengapa ? Karena kehamilan menurunkan jumlah total
siklus menstruasi wanita dalam hidupnya, inilah alasannya.
b) Pengunaan Pil KB
Studi menemukan bahwa wanita yang menggunakan pil KB dalam jangka
panjang memiliki resiko agak lebih besar terkena kanker payudara daripada
yang bukan. Resiko ini kelihatannya menurun ke normal ketika penggunaan
Pil KB tersebut dihentikan.
c) Menggunakan Terapi Hormon pasca Menopause
Terapi hormon pasca menopause (PHT) atau dikenal sebagai terapi
pengganti hormone (HRT) dan terapi hormone menopause(MHT), telah
banyak digunakan dalam kurun waktu lama untuk membantu meringankan
gejala menopause dan mencegah timbulnya osteoporosis.
Pada dasarnya ada 2 jenis utama terapi hormone.
Untuk wanita yang masih memiliki rahim, biasanya dokter meresepkan
hormone estrogen dan progresteron (PHT). Untuk yang sudah diangkat
rahimnya, dokter meresepkan hanya estrogen (ERT).
Penggunaan kombinasi hormone (PHT) diatas dapat meningkatkan resiko
terkena kanker payudara maupun resiko kematian akibat kanker payudara
tersebut. Peningkatan resiko ini dapat terjadi secepat 2 tahun sesudah
penggunaan terapi hormone tersebut. Selain itu, biasanya kanker payudara
ini juga cenderung ditemukan pada stadium lanjut. Penggunaan terapi
estrogen sendiri agaknya tidak meningkatkan resiko terkena kanker
payudara secara signifikan (bila digunakan dalam jangka pendek), tetapi
penggunaan dalam jangka panjang (diatas 10 tahun), ditemukan dapat
meningkatkan resiko terkena kanker ovarium dan payudara. replacement
therapy is the same for "bioidentical" and "natural" hormones as it is for
synthetic hormones.
d) Tidak Menyusui Anak
Beberapa studi menemukan bahwa menyusui anak dalam jangka panjang
(1.5-2 tahun), terutama dapat agak menurunkan resiko terkena kanker
payudara. Penjelasan yang mungkin adalah karena menyusui menurunkan
jumlah total siklus menstruasi wanita.
e) Alkohol
Penggunaan minuman berallohol amat jelas terkait dengan meningkatnya
resiko terkena kanker payudara. Resiko semakin meningkat dengan jumlah
allohol yang dikonsumsi. Wanita yang minum 2 hingga 5 gelas minuman
beralkohol setiap harinya memiliki resiko 1.5 kali lipat lebih tinggi daripada
yang bukan. Penggunaan alkohol secara berlebihan juga dapat meningkatkan
resiko terkena kanker mulut, kerongkongan, esophagus dan liver. Minuman
beralkohol yang disarankan hanya 1 gelas saja sehari.
f) Kurangnya Aktivitas Fisik
Berolahraga dapat mengurangi resiko kanker payudara. Pertanyaannya
adalah berapa banyak latihan yang diperlukan ? Dalam sebuah penelitian
dari Women's Health Initiative (WHI), sedikitnya jalan cepat 1.25 -2.5 jam per
minggu dapat mengurangi 18% resiko terkena kanker payudara. Berjalan 10
jam seminggu dapat mengurangi lebih sedikit lagi resiko tersebut. Olahraga
fisik yang disarankan adalah selama 45-60 menit, minimum 5 hari dalam
seminggu.
3. Tanda dan Gejala Kanker Payudara
a. Tanda kanker payudara
Tanda paling umum kanker payudara adalah benjolan atau massa baru. Benjolan yang
tidak menyakitkan, keras, dan memiliki batas tepi tidak merata lebih cenderung kanker.
Tetapi beberapa kanker lunak, lembut, dan bulat. Jadi, penting untuk segera
memeriksakan diri ke dokter bila Anda menemukan sesuatu gejala yang tidak biasa di
payudara Anda. Tanda-tanda lain dari kanker payudara adalah sebagai berikut:
1) Bengkak pada seluruh atau sebagian payudara
2) Kulit iritasi
3) Payudara terasa nyeri
4) Puting susu nyeri atau putting melesak ke dalam
5) Kulit pada payudara atau putting susu berwarna : kemerahan, kulit bersisik, atau
menebal
6) Keluarnya cairan/darah dari puting (selain ASI)
Kadang-kadang kanker payudara dapat menyebar ke kelenjar getah bening di bawah
lengan dan menyebabkan benjolan atau pembengkakan di daerah ketiak, bahkan
sebelum tumor/benjolan pada payudara jelas terlihat/teraba.
b. Gejala Klinis
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:
1) Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-
mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau
menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
2) Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi),
berwarna merah muda atau kecoklat-coklatansampai menjadi oedema hingga
kulit kelihatan seperti kulitjeruk (peau d'orange), mengkerut, atau
timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar
dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau
busuk, dan mudah berdarah.
3) Pendarahan pada puting susu.
4) Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar,
sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
5) Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema)
pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
4. Pencegahan Kanker Payudara
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu
pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, danmilestone. Hampir setiap epidemiolog
sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah
promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang
dilakukan antara lain berupa:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri
dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara
sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena
kanker payudara ini[5]
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena
kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal
merupakan populasi at riskdari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan
dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami
perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua
penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi
pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa
pertimbangan antara lain:
1) Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
2) Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk
dilakukan mammografi setiap tahun.
3) Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai
usia 50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit
pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker
payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas
mendeteksi secara dini menjadi 75%.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita
serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan
pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahananhidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan
kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan
hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
Dalam pemeriksaan ini, seorang dokter/ perawat profesional akan melihat payudara Anda
untuk mengidentifikasi adanya abnormalitas dalam ukuran atau bentuk, atau perubahan kulit
atau puting payudara. Kemudian, dengan menggunakan bantalan jari-jari, dilakukan
pemeriksaan/rabaan secara mendetail pada payudara Anda. Perhatian khusus akan
diberikan pada bentuk dan tekstur dari payudara, benjolan apapun, dan apakah benjolan
tersebut melekat pada kulit atau jaringan yang lebih dalam. Daerah di bawah kedua lengan
juga akan diperiksa.
a. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Pada wanita normal, wanita yang berusia diatas umur 20 tahun amat disarankan untuk
melakukan SADARI setiap tiga bulan. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan
SADARI:
Langkah 1: Mulai dengan melihat payudara anda di cermin dengan posisi pundak tegap dan
kedua tangan di pinggang. Anda harus melihat :
Payudara, dari ukuran, bentuk, dan warna yang biasa anda ketahui.
Payudara dengan bentuk sempurna tanpa perubahan bentuk dan pembekalan.
Jika anda melihat perubahan berikut ini, segera ke dokter untuk berkunsultasi :
1. Kulit mengkerut, terjadi lipatan, ada tonjolan.
2. Puting berubah posisi biasanya seperti tertarik ke dalam.
3. Kemerahan, nyeri, ruam-ruam, atau bengkak.

Langkah 2: Sekarang, angkat tangan anda dan amati jika ada perubahan-perubahan yang
telah disebut pada langkah pertama.

Langkah 3: Saat anda bercermin, anda cermati apakah ada cairan yang keluar dari kedua
putting (baik itu cairan bening, seperti susu, berwarna kuning, atau bercampur darah).

Langkah 4: Berikutnya, rasakan payudara anda dengan cara berbaring. Gunakan pijatan
pelan namun mantap (tapi bukan keras) dengan tiga ujung anda (telunjuk, tengah, dan
manis). Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara. Gunakan gerakan
memutar, Pijat seluruh payudara anda dari atas sampai bawah, kiri kanan, dari tulang
pundak sampai bagian atas perut dan dari ketiak sampai belahan payudara. Anda juga
dapat membuat gerak naik turun. Gunakan pijatan ringan untuk kulit dan jaringan tepat
dibawah kulit, pijatan sedang untuk bagian tengah payudara, dan pijatan kuat untuk
jaringan bagian dalam. Saat anda mencapai jaringan bagian dalam, anda harus dapat
merasakan tulang iga anda.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DETEKSI DINI ADANYA KANKER PAYUDARA DENGAN CARA SADARI
PADA SISWI XI DI SMU NEGERI 1 CIBOMBONG

Dosen pengampu : Herlina Lidiyawati, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Penyusun :
Dinda Cahyani Meilawati
C1AA17040
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2019

Anda mungkin juga menyukai