DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
ARMADA, ST., MT
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah k3 dan hukum tenaga kerja ini.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR………………………………………………………..…..i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja...............................................4
2.2 Fungsi Kesehatan dan Keselamatan Kerja.....................................................5
2.3 Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.....................................................5
2.4 Peran Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Perusahaan.........................7
2.5 Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja.......................................7
2.6 Penerapan aturan K3 sesuai UU No. 1 Tahun 1970.......................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam
dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di
beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan
kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering
terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan
pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko
kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah
tersedia. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan
pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan
hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan
faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang
mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri,
keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir
Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja
dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
2
f. Bagaimana penerapan aturan kesehatan dan keselamatan kerja sesuai
UU No. 1 tahun 1970?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah, sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengertian kesehatan dan keselamatan kerja
b. Untuk mengetahui fungsi dari kesehatan dan keselamatan kerja
c. Untuk mengetahui tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja
d. Untuk mengetahui peran kesehatan dan keselamatan kerja dalam
perusahaan
e. Untuk mengetahui ruang lingkup kesehatan dan keselamatan kerja
f. Untuk mengetahui penerapan aturan kesehatan dan keselamatan kerja
sesuai UU No. 1 tahun 1970
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
f. Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis
tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan
oleh perusahaan.
g. Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di
tempat kerja. (Lalu Husni, 2003: 138).
5
Selain itu, K3 juga berfungsi untuk melindungi semua sumber produksi agar
dapat digunakan secara efektif.
Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat
keselamatan kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3
adalah :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar radiasi, suara dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan
dan penyimpanan barang.
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahayakecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
6
Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:
7
c. Metode Kerja
Ini merupakan standar cara kerja yang harus dilakukan oleh pekerja
agar tujuan pekerjaan tersebut tercapai secara efektif dan efisien, serta
keselamatan dan kesehatan kerja terjaga dengan baik. Misalnya,
pengetahuan tentang cara mengoperasikan mesin dan juga alat
pelindung diri yang sesuai standar.
8
penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis
dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
Menurut Permenaker PER.05 / MEN / 1996 Bab I, salah satu upaya dalam
mengimplementasikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah SMK3 (Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja). SMK3 meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. SMK3 merupakan
upaya integratif yang harus dilakukan tidak hanya dilakukan oleh pihak
manajemen tetapi juga para pekerja yang terlibat langsung dengan pekerjaan.
Perundang-undangan yang dihasilkan tentu saja harus selalu diawasi
dalam proses implementasinya. Proses pengawasan tersebut diharapkan bisa
menekan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya menghasilkan angka zero accident yang memang merupakan tujuan
dilaksanakannya SMK3. Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan,
namun pada pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya
karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia yang masih
kurang memilki pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja serta
perusahaan-perusahaan yang ternyata memang belum memenuhi standar
kesehatan dan keselamatan kerja.
Beberapa program yang dilaksanakan pemerintah dalam upaya
mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja diantaranya adalah :
1. Kebijakan, Hukum, dan Peraturan
a. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Indonesia mempunyai kerangka hukum K3 yang ekstensif,
sebagaimana terlihat pada daftar peraturan perundang-undangan K3
yang terdapat dalam Lampiran II. Undang-undang K3 yang terutama di
Indonesia adalah Undang-Undang No. 1/ 1970 tentang Keselamatan
9
Kerja. Undang-undang ini meliputi semua tempat kerja dan
menekankan pentingnya upaya atau tindakan pencegahan primer.
b. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Di antara negara-negara Asia, Indonesia termasuk negara yang
telah memberlakukan undang-undang yang paling komprehensif
(lengkap) tentang sistem manajemen K3 khususnya bagi perusahaan-
perusahaan yang berisiko tinggi. Peraturan tersebut (Pasal 87 UU no
13 Tahun 2003) menyebutkan bahwa “setiap perusahaan yang
mempekerjakan 100 karyawan atau lebih atau yang sifat proses atau
bahan produksinya mengandung bahaya karena dapat menyebabkan
kecelakaan kerja berupa ledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit
akibat kerja diwajibkan menerapkan dan melaksanakan sistem
manajemen K3.
Audit K3 secara sistematis, yang dianjurkan Pemerintah,
diperlukan untuk mengukur praktik sistem manajemen K3. Perusahaan
yang mendapat sertifikat sistem manajemen K3 adalah perusahaan
yang telah mematuhi sekurang-kurangnya 60 persen dari 12 elemen
utama, atau 166 kriteria.
c. Panitia Pembina K3 (P2K3)
Menurut Topobroto (Markkanen, 2004 : 15), Pembentukan Panitia
Pembina K3 dimaksudkan untuk memperbaiki upaya penegakan
ketentuan-ketentuan K3 dan pelaksanaannya di perusahaan-
perusahaan. Semua perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 50
karyawan diwajibkan mempunyai komite K3 dan mendaftarkannya
pada kantor dinas tenaga kerja setempat. Namun, pada kenyataannya
masih ada banyak perusahaan dengan lebih dari 50 karyawan yang
belum membentuk komite K3, dan kalau pun sudah, komite tersebut
sering kali tidak berfungsi sebagaimana seharusnya.
d. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)
Berdasarkan Undang-Undang No 3/ 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja, Pemerintah mendirikan perseroan terbatas PT
10
JAMSOSTEK. Undang-undang tersebut mengatur jaminan yang
berkaitan dengan :
Kecelakaan kerja [JKK]
Hari tua [JHT],
Kematian [JK], dan
Perawatan kesehatan [JPK].
11
2. Penegakan Hukum
Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan peraturan hukum
terkait K3 kemudian membentuk lembaga-lembaga penunjang
diantaranya :
a. Direktorat Pengawasan Norma K3 di DEPNAKERTRANS
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, pengawasan/
inspeksi keselamatan kerja telah didesentralisasikan dan
tanggung jawab untuk pengawasan tersebut telah dialihkan ke
pemerintah provinsi sejak tahun 1984. Di Direktorat Jenderal
Pengawasan Ketenagakerjaan DEPNAKERTRANS, sekitar
1,400 pengawas dilibatkan dalam pengawasan ketenagakerjaan
secara nasional. Sekitar 400 pengawas ketenagakerjaan
memenuhi kualifikasi untuk melakukan pengawasan K3 di
bawah yurisdiksi Direktorat Pengawasan Norma K3 (PNKK).
b. Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan
Pelayanan kesehatan kerja adalah tanggung jawab Pusat
Kesehatan Kerja di bawah Sekretariat Jenderal Departemen
Kesehatan. Pusat ini dibagi menjadi (i) Seksi Pelayanan
Kesehatan Kerja, (ii) Seksi Kesehatan dan Lingkungan Kerja,
dan (iii) Unit Administrasi.
Pusat ini sudah menyusun Rencana Strategis Program
Kesehatan Kerja untuk melaksanakan upaya nasional. K3
merupakan salah satu program dalam mencapai Visi Indonesia
Sehat 2010, yang merupakan kebijakan Departemen Kesehatan
saat ini. Visi Indonesia Sehat 2010 dibentuk untuk mendorong
pembangunan kesehatan nasional, meningkatkan pelayanan
kesehatan yang merata dan terjangkau untuk perorangan,
keluarga, dan masyarakat .
c. Dewan Tripartit National Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(DK3N)
12
Dewan K3 Nasional (DK3N) dibentuk oleh
DEPNAKERTRANS pada tahun 1982 sebagai badan tripartit
untuk memberikan rekomendasi dan nasihat kepada Pemerintah
di tingkat nasional. Anggota Dewan ini terdiri dari semua
instansi pemerintah yang terkait dengan K3, wakil-wakil
pengusaha dan pekerja dan organisasi profesi. Tugasnya adalah
mengumpulkan dan menganalisa data K3 di tingkat nasional
dan provinsi, membantu DEPNAKERTRANS dalam
membimbing dan mengawasi dewan-dewan K3 provinsi,
melakukan kegiatan-kegiatan penelitian, dan
menyelenggarakan program-program pelatihan dan pendidikan.
Selama periode 1998-2002, DK3N telah menyelenggarakan
sekurangkurangnya 27 lokakarya dan seminar mengenai
berbagai subyek di sektor-sektor industri terkait. DK3N juga
telah menerbitkan sejumlah buku dan majalah triwulan.
Pada hakikatnya kita memang tidak akan menemukan
konsep dan realita yang berjalan bersamaan, begitu pula
dengan implementasi dari K3 yang belum bisa berjalan
maksimal apabila belum ada komitmen yang tegas dari
berbagai pihak baik pmerintah, pengusaha dan lembaga terkait
lainnya dalam melaksanakan K3.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya
baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak
melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis
dan emosional.
Pada intinya Keselamaan dan kesehatan kerja wajib diikuti oleh setiap
orang yang terlibat dalam suatu pekerjaan maupun aktifitas yang bisa
menimbulkan suatu kecelakaan kerja, Perusahaan-perusahan di Indonesia pun
sudah menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), karena sangat
penting peran K3 ini dalam perusahaan yang untuk perlindungan kepada
pekerja dan mencegah atau menurunkan terjadinya kecelakan pekerja,
bagaimana pun pekerja adalah aset perusahaan yang sangat penting. K3 juga
bermanfaat sebagai Meningkatkan derajat kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja pada perusahaan, dengan adanya sistem K3 di perusahan akan
meminimalisir biaya anggaran akibat kecelakaan kerja.
3.2 Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan
karena sakit d a n kecelakaan kerja akan menimbulkan
kerugian ekonomi ( lost benefit ) suatu perusahaan atau
negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara
maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat
14
DAFTAR PUSTAKA
https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/keselamatan-dan-kesehatan
kerja/pertanyaan-mengenai-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-di-indonesia-1,
diakses pada hari sabtu, 21 Maret 2020 pukul 20.30 WIB.
http://benderak3.blogspot.com/2015/11/makalah-undang-undang-no-1-th-
1970.html, diakses pada hari sabtu, 21 Maret 2020 pukul 21.34 WIB.
https://www.academia.edu/35198252/MAKALAH_UNDANG-
UNDANG_NO_1_TH_1970, diakses pada hari minggu, 22 Maret 2020 pukul
11.03 WIB.
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/makalah-keselamatan-dan-kesehatan-
kerja.html, diakses pada hari minggu, 22 Maret 2020 pukul 11.05 WIB.
http://ardisukma.blogspot.com/2013/07/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-
kerja.html, diakses pada hari minggu, 22 Maret 2020 pukul 11.52 WIB.
15